Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahaditya Reza Christianto

N.I.M : 17040704065
Kelas : 2017A

HUBUNGAN ANTINOMI, KEADILAN DAN KEPASTIAN


HUKUM

Antinomi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), merupakan


kenyataan yang kontroversial. Sedangkan dalam Kamus Hukum, Antinomi
diartikan sebagai kesimpulan-kesimpulan yang saling bertentangan dimana
masing-masing dapat dibuktikan secara deduktif tetapi keduanya tidak dapat
dianggap benar, atau sederhananya dua pernyataan yang saliang bertentangan.
Antinomi lahir dari sebuah pertentangan klasik cara berpikir Immanuel Kant yang
dituliskan dalam Critique of Pure Reason, tentang pertentangan fundamental antara
akal dan alam.
Pertentangan itu kemudian memberikan pengaruh yang besar kepada cara
berpikir hukum yang mencari kesetimbangan di antara berbagai hal yang
berlawanan, tetapi harus tetap dijaga. Dari situlah konsep antinomi dalam hukum
lahir, sebagai sebuah ”konsep pertentangan” yang menjadi pijakan dalam
melakukan proses analitis terhadap norma-norma dan nilai-nilai di dalam suatu
aturan hukum.1
Antinomi sendiri dibagi dua yakni, anrinomi horizontal dan antinomi
vertical. Antinomi horizontal yaitu antinomi yang terjadi antara pasal dalam sebuah
undang-undang dan atau peraturan perundangan lainnya misalkan adanya
ketidakselarasan atau ketidakharmonisan antara pasal yang satu dengan pasal yang
lain dalam sebuah undang-undang. Antinomi vertikal yaitu antinomi yang terjadi
antara dua hukum dengan kedudukan berbeda misalkan pertentangan antara
peraturan yang lebih tinggi dan rendah.
Keadilan dalam KBBI, merupakan sebuah kata sifat berupa perbuatan,
perlakuan, dan sebagainya yang adil. Dalam konteks hukum, keadilan merupakan
salah satu tujuan hukum. Ulpianus (200 M) menggambarkan keadilan sebagai
justitia constans et perpetua voluntas ius suum cuique tribuendi (keadilan adalah
kehendak yang terus menerus dan tetap memberikan kepada masing-masing apa
yang menjadi haknya), atau tribuere cuique suum to give everybody his own,
keadilan memberikan kepada setiap orang yang menjadi haknya. Perumusan ini
dengan tegas mengakui hak masing-masing person terhadap lainnya, serta apa yang
seharusnya menjadi bagiannya, demikian pula sebaliknya.

1
Zainal Arifin Mochtar, Antinomi Hukum, diakses dari
https://regional.kompas.com/read/2011/01/12/03295076/antinomi.hukum.?page=all, pada tanggal 3
September 2019 pukul 20.43
Kepastian dalam KBBI, merupakan perihal/ keadaan pasti, ketentuan,
ketetapan. Sedangkan dalam konteks hukum, merupakan perangkat hukum suatu
negara yang mampu menjamin hak dan kewajiban setiap warga negara. Maka dapat
dikatakan bahwa kepastian hukum adalah sicherkeit des Rechts selbst (kepastian
tentang hukum itu sendiri).
Ada empat hal yang berhubungan dengan makna kepastian hukum. Pertama,
bahwa hukum itu positif, artinya bahwa ia adalah perundang-undangan
(gesetzliches Recht). Kedua, bahwa hukum itu didasarkan pada fakta (Tatsachen),
bukan suatu rumusan tentang penilaian yang nanti akan dilakukan oleh hakim,
seperti “kemauan baik”, ”kesopanan”. Ketiga, bahwa fakta itu harus dirumuskan
dengan cara yang jelas sehingga menghindari kekeliruan dalam pemaknaan, di
samping juga mudah dijalankan. Keempat, hukum positif itu tidak boleh sering
diubah-ubah.2
Tujuan utama penegakan hukum adalah untuk mewujudkan adanya rasa
keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan dalam masyarakat. Dalam proses
tersebut, maka harus mencerminkan aspek kepastian dan ketertiban hukum.3 Dari
poin inilah dapat menjelaskan hubungan antara antinomi, keadilan dan kepastian
hukum.
Ketika adanya suatu antinomi hukum yang mengakibatkan tidak
terwujudnya tujuan hukum itu. Karena dengan adanya pertentangan antar peraturan
mengakibatkan konflik yang menyebabkan tidak bisa diputuskannya suatu perkara.
Hal ini juga menimbulkan ketidakadilan dan kepastian hukum bagi kedua belah
pihak/ lebih. Oleh karena ini bila suatu antinomi hukum dapat diselesaikan maka
tercapailah tujuan dari hukum tersebut.

2
Satjipto Rahardjo,Hukum Dalam Jagat Ketertiban, ( Jakarta: UKI Press, 2006), hlm 135-136.
3
Komisi Yudisial, Penegakan Hukum Wujudkan Keadilan, Kepastian, dan Kemanfaatan Hukum,
diakses dari http://www.komisiyudisial.go.id/frontend/news_detail/514/penegakan-hukum-
wujudkan-keadilan-kepastian-dan-kemanfaatan-hukum, pada tanggal 4 September 2019 pukul
19.47

Anda mungkin juga menyukai