Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TEORI HUKUM

ARTIKEL TENTANG TEORI HUKUM MENGENAI


KEADILAN

DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Sigit Irianto, S.H., M.Hum.

NAMA : MARSHA FIRSTYA .A


NPM : 231003741011280
KELAS : PASCASARJANA SEMESTER 1
MATKUL : TEORI HUKUM
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kajian sebuah hukum, tentu kita telah sering mendengar bahwa

salah satu tujuan sebuah hukum adalah untuk mewujudkan suatu keadilan.

Keadilan sudah menjadi nilai ideal yang selalu diperjuangkan oleh umat

manusia terutama dalam aktifitas penegakkan hukum. Hubungan antara

hukum dengan keadilan memang sering berkaitan satu sama lain dalam

sebuah teori hukum.

Teori Hukum merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengertian-

pengertian pokok dan sistem dari hukum. Pengertian-pengertian pokok itu

seperti misalnya subjek hukum, perbuatan hukum, dan lain-lain yang

memiliki pengertian yang bersifat umum dan teknis.

Keadilan secara leksikal memiliki arti sama atau menyamakan, maupun

setara. Menurut pandangan umum, keadilan merupakan suatu ukuran

keabsahan suatu tatanan kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara.

Keadilan juga berarti menjaga hak-hak orang lain. Dalam definisinya

keadilan ialah memberikan hak kepada yang berhak menerimanya. Keadilan

merupakan cita-cita dan tujuan hukum yang menjangkau wilayah filsafat ilmu

hukum dengan memberikan perspektif bahwa keadilan diwujudkan melalui

hukum. Maka, keadilan dalam hukum adalah prinsip atau konsep yang
mengacu pada keseimbangan, kesetaraan, dan perlakuan yang adil bagi semua

individu dalam sistem hukum.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Teori Keadilan menurut pendapat para ahli yang terdapat

dalam Hukum? Jelaskan!

2. Apa hubungan antara Hukum dan Keadilan? Jelaskan!


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Keadilan Menurut Pendapat Para Ahli yang Terdapat

dalam Hukum

setidaknya terdapat 8 (delapan) pendapat tentang makna atau arti dari

Keadilan dalam sebuah teori keadilan oleh para ahli filsuf sebagai berikut :

1. Teori Keadilan menurut Plato

Menurut Plato, keadilan adalah emansipasi dan partisipasi warga polis

atau Negara dalam memberikan gagasan tentang kebaikan untuk Negara.

Hal tersebut kemudian dijadikan pertimbangan filsafat bagi suatu undang-

undang.

2. Teori Keadilan menurut Aristoteles

Menurut Aristoteles, keadilan dimaknai sebagai keseimbangan. Adapun

ukuran keseimbangan menurut Aristoteles adalah kesamaan numerik dan

kesamaan proporsional.

a. Kesamaan Numerik dimaknai bahwa setiap manusia disamakan dalam

satu unit. Misalnya setiap orang sama di hadapan hukum.

b. Kesamaan Proporsional adalah memberikan setiap orang apa yang

menjadi haknya, sesuai kemampuan dan prestasinya.

Aristoteles membagi keadilan menjadi dua, yaitu :


a. Keadilan Distributif, yaitu keadilan yang berlaku dalam ranah hukum

publik, yaitu fokus pada distribusi kekayaan dan barang lain yang

diperoleh masyarakat.

b. Keadilan Korektif, yaitu berhubungan dengan membetulkan atau

membenarkan sesuatu yang salah, memberikan kompensasi bagi pihak

yang dirugikan atau memberikan hukuman yang pantas bagi pelaku

kejahatan.

3. Teori Keadilan menurut Derrida

Keadilan dalam hukum menurut Derrida justru tidak diperoleh dari

sumber-sumber dalam tatanan hukum, melainkan dari sesuatu yang

melampaui hukum itu sendiri. Menurutnya, keadilan tidak berarti

kesesuaian dengan undang-undang, karena kesesuaian dengan undang-

undang belum memastikan adanya keadilan.

4. Teori Keadilan menurut Thomas Aquinas

Pendapat Thomas Aquinas tentang keadilan adalah apa yang sepatutnya

bagi orang lain menurut suatu kesamaan proporsional. Uraian pembagian

keadilan menurut Thomas Aquinas adalah sebagai berikut:

a. Keadilan Distributif (iustitia distributive)

Adalah keadilan yang berkenaan dengan pembagian jabatan,

pembayaran pajak, dan lain sebagainya.

b. Keadilan Legal (iustitia legalis)

Adalah menyangkut pelaksanaan hukum, atau keadilan umum atau

keadilan menurut undang-undang yang sesuai dengan lex naturalis.


c. Keadilan Komutatif atau Keadilan Tukar Menukar (iustitia

commutative)

Adalah berkenaan dengan transaksi jual beli.

d. Keadilan Balas Dendam (iustitia vindicativa)

Adalah yang masa itu berkenaan dengan hukum pidana.

5. Teori Keadilan menurut Reinhold Zippelius

Dalam mengemukakan teorinya, Zippelius membagi keadilan menjadi

lima bentuk yaitu:

a. Keadilan Komutatif

Adalah keadilan timbal balik yang terjadi ketika warga masyarakat

melakukan transaksi kontraktual. Keadilan terjadi pada saat pemulihan

dari keadaan cidera hak, misalnya pemberian ganti rugi bagi pihak

yang dirugikan.

b. Keadilan Distributif

Adalah keadilan dalam pembagian. Misalnya dalam lapangan hukum

perdata, jika ada orang memecahkan barang di toko, ia harus

menggantinya tanpa melihat latar belakang sosial ekonominya.

Keadilan distributive ini juga relevan dalam kerangka keadilan sosial.

c. Keadilan Pidana

Adalah yang dijadikan dasar dan tujuan pengenaan hukum pidana.

d. Keadilan hukum acara

Adalah ditentukan oleh kesempatan yang sama bagi semua pihak

untuk menegaskan posisinya dan hakim yang tidak berat sebelah.


e. Keadilan Konstitusional

Adalah berkaitan dengan penentuan syarat-syarat pemangkuan jabatan

kenegaraan misalnya dalam pemilu.

6. Teori Keadilan menurut Gustav Radbruch

Menurut Gustav Radbruch, keadilan memiliki beberapa arti, yaitu:

a. Keadilan dimaknai sebagai sifat atau kualitas pribadi. Keadilan

subjektif sebagai keadilan sekunder adalah pendirian atau sikap,

pandangan dan keyakinan yang diarahkan kepada terwujudnya

keadilan objektif sebagai keadilan yang primer.

b. Sumber keadilan berasal dari hukum positif dan cita hukum

(rechtsidee).

c. Inti dari keadilan adalah kesamaan. Dalam hal ini Radbruch mengikuti

pandangan Aristoteles dan membagi keadilan menjadi keadilan

distributif dan keadilan komutatif.

7. Teori Keadilan menurut Jeremy Bentham dan John Stuart Mill

Jeremy Bentham dan John Stuart Mill mewakili pandangan utilitarianisme

yang memaknai keadilan adalah manfaat atau kebahagiaan sebesar-

besarnya untuk sebanyak mungkin orang.

8. Teori Keadilan menurut John Rawls

John Rawls terkenal dengan gagasan teori keadilan substantif dan

membagi prinsip keadilan menjadi dua, yaitu:


a. Prinsip kebebasan setara, bahwa setiap pribadi memiliki hak yang

setara terhadap kebebasan-kebebasan dasar yang sistemnya sama

dengan kebebasan untuk semua (Liberty of All).

b. Prinsip perbedaan menyangkut sosial ekonomi yaitu prinsip

ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang disusun agar memberi

keuntungan terbesar bagi pihak yang tidak beruntung.

Berdasarkan kedua prinsip tersebut, John Rawls merumuskan keadilan

dalam konsep umum adalah nilai-nilai sosial didistribusikan dengan setara

kecuali distribusi tidak setara itu membawa keuntungan bagi semua

orang. Artinya setiap orang harus mengambil manfaat dari

ketidaksetaraan sosial apapun.

Keadilan menurut Hukum atau yang sering disebut dengan hukum

(Legal Justice) adalah keadilan yang telah dirumuskan oleh hukum dalam

bentuk hak dan kewajiban, dimana pelanggaran terhadap keadilan ini akan

ditegaskan lewat proses hukum.

2.2 Hubungan antara Hukum dan Keadilan

Hubungan antara Hukum dan Keadilan sangatlah erat kaitannya.

Keadilan dengan Hukum berhubungan secara vertical yakni kedudukan

keadilan berada diatas hukum, artinya keadilan dicapai dengan dasar hukum

sebab jika tanpa didasari dengan adanya hukum maka keadilan akan sulit

untuk diwujudkan, dikarenakan hukum merupakan sarana untuk mencapai

keadilan.
Hubungan yang lain adalah bahwa konsep keadilan sangat penting bagi

negara hukum untuk menjadi landasan bagi semua pihak, baik warga Negara

maupun pemimpin negara, sebagai suatu kepastian dalam menyelesaikan

berbagai persoalan hukum yang dihadapi.

Berikut merupakan pengertian-pengertian secara lebih mendalam

mengenai hukum dan keadilan sebagai berikut :

a. Pengertian Hukum

Hukum secara etimologi atau bahasa berarti “memutuskan,

menetapkan, dan menyelesaikan”. Secara istilah, Hukum merupakan

seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang ditetapkan dan

diakui oleh suatu negara atau sekelompok masyarakat, berlaku dan

bersifat mengikat untuk seluruh anggota masyarakatnya.

Pengertian Hukum adalah sekumpulan himpunan dari beberapa

peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan dibuat oleh lembaga

berwenang yang harus ditaati oleh masyarakat dengan memuat ancaman

dan hukuman apabila dilanggar.

Hukum adalah undang-undang yang dibuat dan ditegakkan melalui

lembaga sosial atau pemerintah untuk mengatur perilaku masyarakat.

Hukum yang ditegakkan oleh negara dapat dibuat oleh legislatif

kelompok atau oleh seorang legislator tunggal yang menghasilkan

undang-undang, oleh eksekutif melalui keputusan dan peraturan, atau

ditetapkan oleh hakim melalui presiden.

Adapun pengertian-pengertian hukum menurut beberapa ahli :


1. Aristoteles

Menurut Aristoteles, hukum terbagi menjadi 2 (dua) yaitu hukum

tertentu dan hukum universal. Hukum tertentu adalah aturan-aturan

yang menetapkan dan melarang beberapa tindakan. Sementara,

Hukum universal adalah hukum alam, ia memiliki aturan dan

pengarahannya tersendiri.

2. Ernst Utrecht

Menurut Ernst Utrecht, Hukum adalah himpunan yang menjadi

petunjuk hidup berupa perintah atau larangan yang bertujuan

mengatur tata tertib di dalam masyarakat yang harus ditaati oleh

masyarakat.

3. Immanuel Kant

Menurut Immanuel Kant, Hukum adalah syarat yang secara

keseluruhan memiliki kehendak bebas untuk bisa menyesuaikan dan

mengikuti peraturan.

4. Mochtar Kusumaatmadja

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, Hukum adalah sebuah kaidah dan

asas yang berguna dalam mengatur hubungan masyarakat yang dibuat

dengan keadilan. Menurutnya, Hukum merupakan alat untuk

melindungi, memelihara, dan menertibkan masyarakat.

5. Thomas Hobbes

Menurut Thomas Hobbes, Hukum adalah suatu aturan yang

menguasai kehidupan masyarakat baik secara paksa atau memerintah


dan dibuat oleh pihak-pihak yang berkuasa dalam lingkungan

masyarakat tersebut. Menurutnya, hukum juga merupakan alat perekat

yang formal, memiliki kegunaan dalam menyatukan masyarakat yang

pada awalnya tidak terorganisir.

6. Hans Kelsen

Menurut Hans Kelsen, Hukum merupakan norma yang berisi tentang

kondisi dan konsekuensi dalam tindakan tertentu.

b. Pengertian Keadilan

Keadilan berasal dari kata “adil”, yang menurut kamus bahasa

Indonesia adil adalah tidak sewenang-wenang, tidak memihak, tidak berat

sebelah. Pengertian keadilan secara leksikal memiliki makna ‘sama atau

menyamakan, maupun setara’. Dalam pengertian secara umum, keadilan

merupakan suatu ukuran keabsahan suatu tatanan kehidupan berbangsa,

bermasyarakat, dan bernegara. Keadilan juga berarti menjaga hak-hak

pada diri orang lain.

Keadilan ialah memberikan hak kepada yang berhak menerimanya.

Keadilan juga merupakan cita-cita dan tujuan hukum yang menjangkau

wilayah filsafat ilmu hukum dengan memberikan perspektif bahwa

keadilan diwujudkan melalui hukum. Dari pengertian-pengertian tersebut,

maka secara ringkas, keadilan dalam hukum adalah prinsip atau konsep

yang mengacu pada keseimbangan, kesetaraan, dan perlakuan yang adil

bagi semua individu dalam sistem hukum.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. inti dari Teori Keadilan dalam hukum jika digabung adalah sebagai prinsip

atau konsep yang mengacu pada kesamaan, keseimbangan, kesetaraan ,

dan perlakuan yang adil bagi semua individu dalam sistem hukum.

Keadilan menurut hukum atau yang sering dimaksud dengan keadilan

hukum adalah keadilan yang telah dirumuskan oleh hukum dalam bentuk

hak dan kewajiban, dimana pelanggaran terhadap keadilan ini akan

ditegaskan lewat proses hukum.

2. Hubungan hukum dengan keadilan dalam pelaksanaannya adalah hukum

merupakan sarana untuk mencapai keadilan. Selain itu, hubungan antara

hukum dan keadilan yang lain adalah bahwa konsep keadilan sangat

penting bagi negara hukum untuk menjadi landasan bagi semua pihak,

baik warga negara maupun pemimpin negara, sebagai suatu kepastian

dalam menyelesaikan berbagai persoalan hukum yang dihadapi

3.2 Saran

1. Diharapkan bahwa dalam setiap pelaksanaan penegakkan hukum maupun

pelaksanaan-pelaksanaan di bidang lainnya, unsur keadilan akan selalu

diandalkan dan menjadi pedoman yang kuat, karena dengan adanya

keadilan, sebuah keputusan memiliki nilai kesamaan, kesetaraan,

keseimbangan, dan pembagian yang adil dalam jalannya sistem hukum.

Anda mungkin juga menyukai