Pandangan dilihat sebagai model, percontohan, representatif, tipikal, karakteristik atau ilustrasi dari
solusi permasalahan atau pencapaian dalam suatu bidang ilmu pengetahuan. Pemahaman
paradigma berkembang luas meliputi buku-buku klasik dimana model atau percontohan yang
telah diterima tersebut pertama kali muncul;
Paradigma tidak hanya terbentuk oleh teori-teori semata, tetapi merupakan suatu masterpiece yang
mencakup semua unsur praktek-praktek ilmiah/ilmu pengetahuan didalam sejumlah area of
inquiry ata bidang studi/penelitian yang terspesialisasi. Paradigma akan menggariskan parameterparameter penting mana yang akan diukur, mendefinisikan standar ketepatan yang dibutuhkan,
menunjukan cara bagaimana (hasil) observasi akan diinterpretasi, serta mode eksperimen ana yang
akan dipilih untuk diterapkan;
Makna paradigma meliputi keseluruhan koleksi, kelompok, kombinasi, paduan, campuran dari
komitmen yang diterima, diakui dan diyakini, dianut, dipegang, dipakai atau diterapan bersama
oleh anggota-anggota komunitas ilmu pengetahuan tertentu. Lebih luas paradigma oleh Kuhn
disebutkan sebagai disciplinary matrix, yakni sudut pangkal, wadah, tempat,cetakan, sumber atau
kandungan di/dari mana suatu disiplin ilmu pengetahuan bermula. Bagi Kuhn paradigma sebagai
suatu disciplinary matrix menempati posisi yang betul-betul sentral didalam operasi kognitif dari
komunitas ilmiah tersebut.
Tersusun oleh hukum-hukum paradigma dimaksud dan asumsi-asumsi teoritis yang dinyatakan
secara eksplisit;
Mencakup cara-cara standar bagi penerapan hukum-hukum tersebut kedalam beragam situasi dan
kondisi;
Mempunyai instrumentasi dan teknik-teknik instrumentasi yang diperlukan guna menjadikan
PENGERTIAN PARADIGMA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PENGERTIAN PARADIGMA
Dari sekian banyak paradigma paling tidak dapat dijelaskan ada tiga
paradigma yang dominan. Ketiga paradigma utama/dominan tersebut
adalah positivisme, interpretivisme dan critical studies. Namun demikian
mendampingi paradigma itu, ada dua paradigma besar lainnya, yaitu
fenisme dan post modernisme. Neuman menguraikan tiga yang paling
dominan.
POSITIVISME
INTERPRETIVE
CRITICAL
Alasan Penelitian
Realitas Sosial
Makhluk hidup
Teori
Ukuran kebenaran
dari suatu
Penelitian
Ukuran keabsahan
dari suatu data,
informasi atau
bukti
Keberadaan nilai
(value)
TUJUAN PENELITIAN
POSITIVISME
1)
2)
Memprediksi.
INTERPRETIVISME
1)
Menginterpretasi dunia;
2)
3)
4)
CRITICAL PRESPECTIVE
1.
2.
3.
ONTOLOGIS
EPISTEMOLOG
IS
METODOLOGI
POSITIVISME
POSTPOSITI
VISME
CRITICAL
THEORY
KONSTUTIVI
SME
Interaktif
netral,
objektivitas hanya dapat
diperkirakan tergantung
terhadap kritik.
Hubungan
antara
peneliti dan yang diteliti
dijembatani oleh nilainilai tertentu dan juga
pemahaman terhadap
suatu realitas.
Pemahaman
tentang
suatu realitas yang
merupakan
produk
interaksi antara peneliti
dengan yang diteliti.
Uji
empiris
verifikasi
Modifikasi/eksperiment
al/manipulatif/falsifikas
i
dialogis/dialektikal.
dialektikal
dan
PARADIGMA HUKUM
DALAM
HUKUM
APABILA
DIPILAH
SECARA
KETAT
TENTANG
KONSEP
BESERTA
TIPE
KAJIANNY
A MAKA
DAPAT DI
LIHAT
SEBAGAI
BERIKUT.
KONSEP HUKUM
TIPE KAJIAN
SEBAGAI ASAS
KEBENARAN DAN
KEADILAN YANG
BERSIFAT KODRATI.
FILSAFAT HUKUM
NORMA POSITIF
DALAM PERUNDANGUNDANGAN.
AJARAN HUKUM
MURNI
SESUATU YANG
DIPUTUSKAN HAKIM
INKONKRETO DAN
TERSISTEMATISI.
DENCE
POLA PERILAKU
SOSIAL YANG
TERLEMBAGAKAN.
SOSIOLOGI HUKUM
SOSIOLOG ATAU
ANTHROPOLOGI
HUKUM.
PARADIGMA
Soetandyo.
W
menjeleska
n tentang
paradigma
penting
dalam
hukum
yang
dijelaskan
sebagai
antara
lain :
PARADIGMA POSITIVISTIK;
PARADIGMA PASCAPOSITIVISTIK;
PARADIGMA HERMENEUTIK.
PARADIGMA POSITIVISTIK
PARADIGMA PASCAPOSITIVISTIK
PARADIGMA HERMENEUTIK