Anda di halaman 1dari 15

TEORI HUKUM

BAB 4 HUKUM DAN PARADIGMA

HUKUM DAN PARDIGMA


DEFINISI PARADIGMA
Paradigma dalam bahasa inggris paradigm, dari bahasa yunani para deigma,dari para (disamping,
disebelah) dan dekynai (memperlihatkan; yang berarti; model contoh, arketipe, ideal). Menurut Oxfor
English Dictionary, paradigm atau paradigma adalah contoh atau pola. Dalam komunitas ilmiah
paradigma dipahami sebagai sesuatu yang lebih konseptual dan signifikan, meskipun bukan sesuatu yang
tabu untuk diperdebatkan. Ordering belief frame work, begitu dikatakan oleh Liek Wilardjo, ketika
berbicara tentang paradigma, yaitu suatu kerangka keyakinan dan komitmen para intelektual.
Paradigma juga di jelaskan menurut Thomas Khun, dalam gagasannya tidak di temukan secara teknis apa
yang dimaksud dengan paradigma itu, Namun sesuai dengan pandangan atau teori yang
dikembangkannnya, paradigma selalu berkaitan dengan revolusi keilmuan. Menurut Thomas Kuhn,
aktifitas yang terpisah-pisah dan tidak terorganisasi yang mengawali pembentukan suatu ilmu akhirnya
menjadi tersusun dan terarah pada saat suatu paradigma tunggal telah dianut oleh suatu masyarakat
ilmiah. Suatu paradigma terdiri dari asumsi-asumsi teoretis yang umum dan hukum-hukum serta teknikteknik untuk penerapannya yang diterima oleh para anggota suatu masyarakat ilmiah.
Pekerjaan didalam suatu ilmu (ilmuan) mempraktekan apa yang disebut Kuhn dengan ilmu biasa (normal
science). Para ilmuwan akan menjelaskan dan mengembangkan paradigma dalam usaha untuk
mempertanggung jawabkan dan menjabarkan perilaku beberapa aspek yang relevan dengan dunia nyata
ini.

Beberapa hal yang dapat diambil dari pandangan Thomas Khun

Pandangan dilihat sebagai model, percontohan, representatif, tipikal, karakteristik atau ilustrasi dari
solusi permasalahan atau pencapaian dalam suatu bidang ilmu pengetahuan. Pemahaman
paradigma berkembang luas meliputi buku-buku klasik dimana model atau percontohan yang
telah diterima tersebut pertama kali muncul;
Paradigma tidak hanya terbentuk oleh teori-teori semata, tetapi merupakan suatu masterpiece yang
mencakup semua unsur praktek-praktek ilmiah/ilmu pengetahuan didalam sejumlah area of
inquiry ata bidang studi/penelitian yang terspesialisasi. Paradigma akan menggariskan parameterparameter penting mana yang akan diukur, mendefinisikan standar ketepatan yang dibutuhkan,
menunjukan cara bagaimana (hasil) observasi akan diinterpretasi, serta mode eksperimen ana yang
akan dipilih untuk diterapkan;
Makna paradigma meliputi keseluruhan koleksi, kelompok, kombinasi, paduan, campuran dari
komitmen yang diterima, diakui dan diyakini, dianut, dipegang, dipakai atau diterapan bersama
oleh anggota-anggota komunitas ilmu pengetahuan tertentu. Lebih luas paradigma oleh Kuhn
disebutkan sebagai disciplinary matrix, yakni sudut pangkal, wadah, tempat,cetakan, sumber atau
kandungan di/dari mana suatu disiplin ilmu pengetahuan bermula. Bagi Kuhn paradigma sebagai
suatu disciplinary matrix menempati posisi yang betul-betul sentral didalam operasi kognitif dari
komunitas ilmiah tersebut.

Karakteristik Paradigma menurut Chalmers :

Tersusun oleh hukum-hukum paradigma dimaksud dan asumsi-asumsi teoritis yang dinyatakan

secara eksplisit;
Mencakup cara-cara standar bagi penerapan hukum-hukum tersebut kedalam beragam situasi dan

kondisi;
Mempunyai instrumentasi dan teknik-teknik instrumentasi yang diperlukan guna menjadikan

hukum-hukum tersebut berjaya didunia nyata ;


Terdiri dari beberapa prinsip metafisika yang memandu segala karya dan karsa didalam lingkup

paradigma dimaksud; dan


Mengandung beberapa ketentuan metodologis.

PENGERTIAN PARADIGMA

1.

2.

3.

4.
5.

6.

Menurut Gregory dikatakan bahwa, paradigma adalah berbagai work-ing assumption,


prosedur, dan temuan yang secara rutin diterima atau diakui oleh sekelompok scholar, yang
keseluruhannya mendefinisikan suatu pola aktivitas ilmiah/ilmu pengetahuan yang stabil,
sebaliknya pola ini pada giliranya akan mendefinisikan komunitas (tadi) yang berbagi
(memakai) paradigma (yang sama) tersebut.
Menurut Patton, paradigma adalah, suatu set proposisis yang menjabarkan bagaimana
dunia ini dilihat/dipahami. Paradigma mengandung suatu worldview, yakni suatu cara melalui
mana kompleksitas dunia ini dipecah/dipilih agar mudah dimengerti. Secara umum paradigma
menggariskan bagi research apa yang penting, apa yang legitimate dan apa yang reasonable.
Menurut Neuman, paradigma sesungguhnya serupa dengan pendekatan atau approach
maupun tradisi, dalam kaitannya dengan ini, Neuman menjelaskan paradigm sebagai suatu
orientasi dasar terhadap teori dan research. Yaitu keseluruhan system berfikir atau system of
thingking yang meliputi; asumsi dasar, pertanyaan yang harus dijawab atau teka-teki (ilmiah
yang hendak dipecahkan, berbagai teknik atau metode penelitian yang akan diterapkan serta
beraneka contoh bagaimana sebenarnya penelitian ilmiah yang baik dilakukan.
Menurut Sarantakos paradigma dipadankan dengan perspektif.
Menurut Masterman, dikatakan paradigma Thomas Kuhn kurang lebih memiliki dua puluh satu
cara yang berbeda yang olehnya kemudian dibagi menjadi tiga tipe yaitu : paradigma
metafisik (metaphysical paradigm), paradigma yang bersifat sosiologis (sociological
paradigm), dan paradigm konstrak (construct paradigm).
Robert K. Merton, memandang paradigma lebih kepada kode etik profesi (keilmuan), yang
terdiri dari 4 (empat) kategori imperatif yaitu universalisme, komunalisme, detachment dan
skeptisisme terorganisasi.

PENGERTIAN PARADIGMA

Dari sekian banyak paradigma paling tidak dapat dijelaskan ada tiga
paradigma yang dominan. Ketiga paradigma utama/dominan tersebut
adalah positivisme, interpretivisme dan critical studies. Namun demikian
mendampingi paradigma itu, ada dua paradigma besar lainnya, yaitu
fenisme dan post modernisme. Neuman menguraikan tiga yang paling
dominan.

TABLE PARADIGMA NEUMAN


TOPIK
PERTANYAAN

POSITIVISME

INTERPRETIVE

CRITICAL

Alasan Penelitian

Menemukan hukum-hukum alam, sehingga


manusia dapat memprediksi dan mengontrol
berbagai peristiwa kejadian.

Memahami dan menggambarkan tindakan


yang berkenan dengan (ke) masyarakat (an)
yang bermakna atau mempunyai makna.

Menghancurkan dan mendobrak, atau


membongkar mitos dan
memberdayakan rakyat orang-orang
untuk merubah masyarakat.

Realitas Sosial

Pola-pola atau tatanan yang stabil dan yang


dapat ditemukan.

Definisi yang (bersifat) cair tentang suatu


situasi; berbagai definis tersebut
diciptakan/tercipta oleh interaksi manusia.

Konflik yang diisi/dipenuhi dan diatur


oleh struktur-struktur dasar yang
tersembunyi.

Makhluk hidup

Individu yang mempunyai atau


mendahulukan kepentingannya sendiri dan
yang dibentuk oleh kekuatan dari luar
dirinya.

Makhluk sosial yang mencipta arti/makna


dan yang secara terus menerus memaki
dunia mereka.

Rakyat/orang-orang yang (bersifat)


adaptif dan kreatif dengan potensi yang
tidak disadari mereka terjebak di dalam
ilusi dan eksploitasi.

Nalar atau akal


sehat

Berbeda nyata dari serta kurang valid bila


dibandingkan dengan sains.

Teori sehari-hari (everyday theories) yang


kuat/penuh daya yang digunakan oleh
rakyat/orang-orang biasa (ordinary people).

Keyakinan yang salah (false belief)


yang menyembunyikan daya/kekuatan
(power) serta kondisi objektif

Teori

Suatu sistem yang terbangun oleh interaksi


antara berbagai definisi, aksioma dan
hukum yang bersifat deduktif dan logis

Suatu deskripsi tentang cara bagaimana


sistem makna (meaning system) dibangun
(generated) dan dilestarikan (sustainable).

Suatu kritik yang mengungkap kondisi


sebenarnya dan yang membantu
rakyat/orang-orang (people) untuk
melihat jalan menuju dunia yang lebih
baik.

Ukuran kebenaran
dari suatu
Penelitian
Ukuran keabsahan
dari suatu data,
informasi atau
bukti
Keberadaan nilai
(value)

Bila terkait dengan hukum dann didasarkan


pada fakta

Bila menggema (resonable) di antara atau


terasa benar/tepat (right) bagi mereka yang
diteliti.

Bila memasok rakyat/orang-orang


dengan alat-alat (tools) yang
dibutuhkan untuk merubah dunia.

Bila didasarkan pada observasi yang akurat


dan dapat diulang kembali (oleh peneliti
lain)

Bila tertanam (embedded) di dalam konteks


dari interaksi sosial yang (bersifat) cair
(fluid).

Bila melek informasi (informed) oleh


teori yang membuka/menyibak
selubung (unvei) ilusi.

Sains bersifat bebas nilai (value free),


sehingga tidak ada tempat bagi nilai,
kecuali di dalam pemilihan suatu topik
(penelitian)

Nilai merupakan bagian integral dari


kehidupan sosial;tidak ada nilai (yang ada
pada) kelompok (manusia) yang salah, yang
ada hanya berbeda.

Semua sains harus memulai dengan


suatu posisi nilai (value positon)
sebagian posisi (inilah) benar sebagian
posisi (nilai) salah

PARADIGMA MENURUT SARANTAKOS

TUJUAN PENELITIAN
POSITIVISME
1)

Menjelaskan fakta dan sebab akibat

2)

Memprediksi.

INTERPRETIVISME
1)

Menginterpretasi dunia;

2)

Memahami kehidupan dunia;

3)

Memberi tekanan pada makna;

4)

Mengedepankan atau memberi tekanan pada pemahaman.

CRITICAL PRESPECTIVE
1.

Menuju kebawah permukaan fakta yang sebenarnya;

2.

Membuka atau menyikap mitos dan ilusi;

3.

Mengedepankan atau memberi tekanan pada emansipasi atau pemberdayaan


serta menyingkirkan berbagai keyakinan dan pemikiran yang salah.

PARADIGMA GUBA DAN


LINCON
ASPEKASPEK

ONTOLOGIS

EPISTEMOLOG
IS

METODOLOGI

POSITIVISME

POSTPOSITI
VISME

CRITICAL
THEORY

KONSTUTIVI
SME

Realitas yang diatur


oleh UU yang berlaku
yang kebenarannya di
capai
dengan
asas
probabilistik

Terdapat realitas tetapi


tidak dapat sepenuhnya
diperoleh,
karena
dikontrol oleh hukum
alam
yang
dapat
dipahami
sebahagian
saja

Realitas semu yang


telah terbentuk oleh
proses sejarah dan
kekuatan-kekuatan
sosial, budaya,ekonomi
dan politik.

Konstruksi sosial yang


merupakan kebenaran
suatu
realitas
merupakan suatu yang
bersifat relatif, dengan
koteks spesifik yang
dinilai relevan oleh
pelaku sosial.

Adalah realis yang


objektif sebagai suatu
realitas yang external
diluar peneliti, peneliti
harus membuat jarak
dengan
objek
penelitiannya

Interaktif
netral,
objektivitas hanya dapat
diperkirakan tergantung
terhadap kritik.

Hubungan
antara
peneliti dan yang diteliti
dijembatani oleh nilainilai tertentu dan juga
pemahaman terhadap
suatu realitas.

Pemahaman
tentang
suatu realitas yang
merupakan
produk
interaksi antara peneliti
dengan yang diteliti.

Uji
empiris
verifikasi

Modifikasi/eksperiment
al/manipulatif/falsifikas
i

dialogis/dialektikal.

dialektikal

dan

PARADIGMA HUKUM
DALAM
HUKUM
APABILA
DIPILAH
SECARA
KETAT
TENTANG
KONSEP
BESERTA
TIPE
KAJIANNY
A MAKA
DAPAT DI
LIHAT
SEBAGAI
BERIKUT.

KONSEP HUKUM

TIPE KAJIAN

SEBAGAI ASAS
KEBENARAN DAN
KEADILAN YANG
BERSIFAT KODRATI.

FILSAFAT HUKUM

NORMA POSITIF
DALAM PERUNDANGUNDANGAN.

AJARAN HUKUM
MURNI

SESUATU YANG
DIPUTUSKAN HAKIM
INKONKRETO DAN
TERSISTEMATISI.

DENCE

POLA PERILAKU
SOSIAL YANG
TERLEMBAGAKAN.

SOSIOLOGI HUKUM

MANIFESTASI MAKNAMAKNA SIMBOLIK


DARI PARA PELAKU

SOSIOLOG ATAU
ANTHROPOLOGI
HUKUM.

PARADIGMA
Soetandyo.
W
menjeleska
n tentang
paradigma
penting
dalam
hukum
yang
dijelaskan
sebagai
antara
lain :

PARADIGMA POSITIVISTIK;
PARADIGMA PASCAPOSITIVISTIK;
PARADIGMA HERMENEUTIK.

PARADIGMA POSITIVISTIK

Merupakan aliran filsafat yang berkembang di


Eropa kontinental khususnya Perancis dengan
beberapa eksponen yang terkenal khususnya Henri
Saint Simon ( 1760-1825 ) dan August Comte
( 1798-1857 ), Positivisme merupakan paham yang
menuntut agar setiap metodologi yang dipikirkan
untuk
menemukan
kebenaran
hendaklah
memperlakukan realitas sebagai sesuatu yang eksis
sebagai suatu objek, yang terlepas dari segala
macam Pra-konsepsi metafisis yang subjektif
sifatnya.

PARADIGMA PASCAPOSITIVISTIK

Melepaskan diri dari cara berfikir kaum


positivistik, yang dikenal dengan kaum
social contructicist yang mendefenisikan
ulang dari makna realitas sosial.

PARADIGMA HERMENEUTIK

Paradigma yang secara tegas menolak


paham universalisme dalam ilmu hukum,
khususnya ilmu yang berkenaan dengan
objek manusia atau pun masyarakat dan
sebagai pengganti diakuinya paham
relativisme, pardigma ini memberikan
kesempatan kepada para pengkaji
hukum untuk tidak berkutat deme
kepentingan profesi semata

Anda mungkin juga menyukai