Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah Filsafat Hukum

KELAS DD (GABUNGAN)

Oleh :
Adriannisa Alfaina Maharani
11000118130211

STRATA-1 ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Setelah pengertian paradigma yang disampaikan oleh Kuhn (1962) muncul berbagai macam
teori paradigma yang disampaikan oleh para pakar (penulis), diantaranya :
1. Chalmers (1976), paradigma adalah suatu framework of beliefs and standard, dimana
mendefinisikan suatu batas cakupan hasil karya dan karsa manusia yang legitimate dari
suatu bidang, disiplin, atau cabang ilmu pengetahuan dimana paradigma tersebut
diterapkan.
2. Gregory (1986), paradigma mencakup berbagai working asumptions, prosedur, dan
temuan, yang secara rutin diterima atau diakui oleh kelompok sarjana yang mana
seluruhnya mendefinisikan suatu pola aktivitas ilmiah/ilmu pengetahuan yang stabil dan
pada saat gilirannya akan mendefinisikan mengenai komunitas sarjana tersebut.
3. Patton (1990), paradigma adalah suatu proposisi yang menjabarkan bagaimana dunia ini
dipahami, mengandung suatu worldview, yakni suatu perangkat melalui kompleksitas
dunia yang dipilah agar mudah dimengerti. menurut Patton, secara umum menggariskan
paradigma bagi researcher sebagai 'apa yang penting', ' apa yang legitimate ' dan 'apa yang
reasonable'.
4. Neuman (1991), paradigma serupa dengan pendekatan maupun tradisi dimana hal ini
merupakan suatu orientasi dasar terhadap teori dan research yang merupakan keseluruhan
sistem berpikir yang meliputi asumsi dasar, research question, berbagai metode
pengumpulan dan analisis data, serta contoh penelitian yang baik
5. Sarantakos (1993), paradigma dapat dipadankan atau disetarakan dengan "perspektif".
tetapi, berdasarkan pengertian paradigma menurut sarantakos tersebut, Denzin dan Lincoln
tidak sependapat. menurut Denzin dan Lincoln (1994), perspektif pada dasarnya berderajat
dibawah paradigma karena ia adalah suatu sistem belief yang kurang atau belum terlalu
berkembang sebagaimana halnya paradigma, dimana tidak akan terlalu bermasalah apabila
komponen-komponen penyusun suatu perspektif saling dipertukarkan dengan komponen-
komponen lainnya.
6. Denzin & Lincoln (1994), paradigma adalah suatu sistem filosofis utama, induk, atau
'payung' yang meliputi ontologi, epistemologi, dan metodologi tettentu yang tidak dapat
ditukarkan begitu saja. Denzin dan Lincoln mempresentasikan suatu belief system tertentu
yang menyodorkan cara bagaimana dunia dilihat, dipelajari, dan dipahami. Dengan kata
lain mengaitkan penganutnya dengan worldview tertentu.
7. Guba & Lincoln (1994), mengartikan bahwa paradigma terbangun atau tersusun dari
jarungan premise (yaitu pernyataan darimana sebuah kesimpulan dapat diambil secara
logis) ontologis, epistemologis, dan metodologis, yang merupakan suatu kumpulan/sistem
belief dasar yang berkenaan dengan prinsip utama dan/atau pertama yang memandu
tindakan para penganutnya. Selain itu, juga mempresentasikan suatu worldview yang
mendefinisikan bagi penganutnya sifat dan ciri dunia serta rentang hubungan yang mungkin
antara mereka dengan dunia serta bagian-bagiannya.

Pengertian umum paradigma (pengertian pertama), yaitu bahwa paradigma lebih


mengedepankan makna luas dan yang mencakup dari paradigma itu sendiri, serta dapat
disejaharkan dengan matriks disiplin atau bidang ilmu. Pengertian ini cenderung bersifat
merengkuh semua komitmen bersama yang berlaku di dalam suatu masyarakat ilmiah, dan
hanya akan ada beberapa paradigma besar yang diakui untuk dipilih salah satunya. Pengertian
paradigma pada pengertian pertama dimungkinkan adanya mix-method, dengan paradigma
sering di asumsikan begitu saja dan oleh suatu masyarakat. Ilmiah dapat melihat dan
memahami dunia berikut bagian-bagiannya secara lebih rinci, jelas dan komprehensif.
paradigma digunakan sebagai mental tools untuk memahami berbagai sikon yang telah, akan
dan sedang dihadapi. selain itu merupakan konsensus suatu komunitas ilmiah dan satu set
pemecahan masalah yang kongkrit dalam bidang hukum, hakikat, asas, nilai, dan norma hukum
yang dengan demikian tidak pernah terlepas dari paradigma yang telah membentuk dan
membangunnya.
Pengertian Kedua, yaitu melihat paradigma secara lebih sempit serta cenderung
mengisolasi komitmen tertentu yang dianggap penting dalam sebuah masyarakat ilmiah yang
mana tergabung dalam kelompok ini cenderung merujuk pada paradigma sebagai semacam
eksemplar. Pemahaman ini dianggap sebagai bagian dari pengertian pertama yang bisa jadi
dikatakan bahwa paradigma sebenarnya adalah cara pandang/aliran sehingga jumlahnya adalah
sebanyak jumlah manusia yang berfikir

Anda mungkin juga menyukai