DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh:
SUNOTO (201960068)
Metode diartikan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Methodos. Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa yunani,
yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi metode adalah suatu ilmu tentang cara atau
langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut istilah "Metodologi" berasal dari bahasa yunani yakni methodos dan logos,
methodos berarti cara, kiat dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya menyelesaikan
sesuatu, sementara logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan wawasan. Dengan
demikian metodelogi adalah metode atau cara yang berlaku dalam kajian atau penelitian.
Metodologi adalah masalah yang sangat penting dalam sejarah pertumbuhan ilmu. Louay
Safi mendefinisikan metodologi sebagai bidang penelitian ilmiah yang berhubungan dengan
pembahsan tentang metode-metode yang digunakan dalam kajian fenomena alam dan
manusia atau dengan kata lain metodologi adalah bidang penelitian ilmiah yang
membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-aturan, prosedur-prosedur sebagai
metode ilmiah.
Unsur - unsur metodologi sebagaiamana telah dirumuskan oleh Anton Bakker dan
Achmad Zubair dalm buku Metodeologi Penelitian Filsafat (1994), antara lain sebagai berikut
: Interpretasi, induksi dan deduksi, Koherensi Intern, holistis, historis, deskripsi, analogikal ,
heoristika, komparasi dan idealisasi.
Metodologi adalah pegkajian mengenai model atau bentuk metode- metode, aturan-aturan
yang hanrus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan. Jika dibandingkan antara metode
dengan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat khusus.
Metode ilmiah yang digunakan mempunyai latar belakang yaitu pengetahuan.
Dengan adanya latar belakang yang demikian itu, maka metode ilmiah juga cenderung
bermacam-macam, tergantung kepada watak bahan atau problem yang diselidiki. Diantara
beberapa jenis, metode observasi adalah yang paling sedikit dipakai oleh jenis ilmu
pengetahuan apapun. Dengan metode obeservasi, pengamatan yang tepat dan objektif adalah
mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan metode ilmiah akan diperoleh pengetahuan yang
kebenarannya dapat diandalkan, sebab metode ilmiah menuntut urutan kerja yang objektif,
sistematik, dan rasional.
Metode ilmiah sendiri harus berdasarkan fakta, bebas dari prasangka,
mengembangkan analisa, menghasilkan solusi untuk menyelesaikan masalah, dan
menghasilkan keputusan yang objektif.
Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yang dilakukan ilmu
dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Metode ilmiah berperan dalam tataran transformasi dari wujud pengetahuan menjadi
ilmu pengetahuan. Bisa tidaknya pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan sangat bergantung
pada metode ilmiah. Dengan demikian metode ilmiah selalu disokong oleh dua pilar
pengetahuan, yaitu rasio dan fakta secara integratif. Pengetahuan yang diperoleh oleh
manusia melalui akal, indera mempunyai metode tersendiri dalam teori
pengetahuan,diantaranya adalah:
A. Metode Induktif
Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan pernyataan hasil
observasi dalam suatu pernyataan yang lebih umum dan menurut suatu pandangan yang
luas diterima, ilmu-ilrnu empiris ditandai oleh metode induktif, disebut induktif bila
bertolak dari pernyataan tunggal seperti gambaran mengenai hasil pengamatan dan
penelitian orang sampai pada pernyataan pernyataan universal.
B. Metode Deduktif
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpan bahwa data-data empirik diolah
lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang harus ada dalam metode deduktif ialah
adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada bentuk logis
teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada
perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan rnenerapkan
secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
C. Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh August Comte. Metode ini berpangkal dari apa yang
diketahui yang faktual yang positif. Dia menyampingkan segala uraian persoalan di luar
yang ada sebagai fakta oleh karena itu, ia menolak metafisika yang diketahui positif,
adalah segala yang nampak dan segala efode ini dalam bidang filsafat dan ilmu
pengetahuan diatasi kepada bidang gejala-gejala saja.
D. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indra dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda,
harusnya dikembangkan satu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Pengetahuan
yang diperoleh lewat intuisi ini bias diperoleh dengan cara berkontemplasi seperti yang
dilakukan oleh Al-Ghazali.
E. Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai
kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun, Plato mengartikannya
diskusi logika. Kini dialektika berarti tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan
metode-metode penuturan, juga analisis sistematis tentang ide-ide untuk mencapai apa
yang terkandung dalam pandangan.
B. PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
Paradigma membantu ilmuan untuk merumuskan tentang apa yang harus dipelajari,
persoalan-persoalan yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawab, serta aturan-
aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam
rangka menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi. Satu paradigma tertentu terdapat satu
kesamaan pandangan tentang apa yang menjadi pokok persoalan dari cabang ilmu tersebut
serta metode dan instrumen sebagai alat analisa. Paradigma merupakan konsensus terluas
yang terdapat dalam cabang ilmu pengetahuan tertentu yang membedakan dengan cabang
keilmuan yang lain.
1. Rasionalisme
Sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal (rasio), pengalaman (empiri)
berfungsi meneguhkan pengetahuan yang diperoleh oleh akal. Akal dapat menurunkan
kebenaran bagi dirinya sendiri.
2. Empirisme
Dunia merupakan keselurahan sebab akibat, perkembangan akal ditentukan oleh
pengalaman empiris (sensual) sumber pengetahuan adalah kebenaran nyata. Pengetahuan
dating dari pengalaman (rasion pasif pada saat pertama pengetahuan didapatkan).
3. Kritisme
Menjembatani faham rasionalisme dan empirisme, pengetahuan diperoleh berasal dari
pengalaman (empiri) yang berupa impresi (kesan) kemudian diolah oleh akal. Pengetahuan
terdapat hubungan sebab akibat sebagai hasil pemikiran manusia
4. Positivisme
Menolak metafisika dan teologi, ilmu pengetahuan harus nyata dan tidak boleh abstrak,
bermanfaat dan diarahkan untuk mencapai kemajuan (suatu zaman yang diatur oleh
cendekiawan dan industry). Menuju generalisasi fakta dengan bersandar pada pengetahuan
nyata dan pandangan – pandangan ilmiah serta membatasi pada hokum – hokum objektif.
1. Tahap pertama Paradigma disini membimbing dan mengarahkan aktifitas ilmiah dalam
masa ilmu normal (normal science). Disini para ilmuan berkesempatan menjabarkan dan
mengembangkan paradigma sebagai model ilmiah yang di gelutinya secara rinci dan
mendalam. Dalam tahapan ini para ilmuan tidak bersikap kritis terhadap paradigma yang
membimbing aktifitas ilmiahnya selama menjalankan aktifitas para ilmuan menjumpai
berbagai fenomena yang tidak dapat di terangkan dengan paradigma yang digunakan sebagai
bimbingan atau arahan aktifitas/anomalinya, Anomaly merupakan suatu keadaan yang
menunjukkan ketidak cocokan antara kenyataan dan paradigma yang di pakai.
3. Tahap ke tiga Para ilmuan bisa kembali lagi ke jalan ilmiah yang sama dengan memperluas
dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan masalah
dan membimbing aktifitas ilmiah berikutnya. Proses perubahan atau peralihan paradigm lama
ke paradigma baru inilah dinamakan revolusi ilmiah. Macam macam paradigma ilmu
pengetahuan
• Piramida berlapis, yang menunjukkan semakin ke atas berarti tujuan semakin tercapai yaitu
ditemukannya teori baru
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 tahap dalam paradigma
ilmu pengetahuan yaitu tahap pertama, tahap ke dua, dan tahap ke tiga. Macam macam
paradigm ilmu pengetahuan ada 5 yaitu paradigma kualitatif, deduktif dan induktif,
piramida,siklus empiris dan paradigma rekonstruksi teori.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/lilis26868/5df4bb15097f363cb24de042/metodologi-ilmu-
pengetahuan
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/PEMAS/article/view/5609
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/modul/article/download/1448/1215
http://journal.umpo.ac.id/index.php/muaddib/article/download/119/106
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/download/1246/1008/