PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menggunakan metode yang sama. Jika ada perbedaan, maka hal itu
tergantung pada jenis, sifat, dan bentuk objek material dan objek formal
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
metodologi?
C. Tujuan
metodologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metodologi
benda hodos (jalan, perjalanan, cara, arah) kata methodos sendiri lalu
ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. (Anton Bakker, 1994,
hlm 10).
filsafat ilmu dari suatu metode, atau dasar dari langkah praktis penelitian.
Metode bisa dirumuskan suatu proses atau prosedur yang
antara metode dan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan
metode lebih bersifat khusus. Dengan kata lain dapat dipahami bahwa
secara sistematik menuut metodoogi itu, agar tercapai suatu tujuan, yaitu
kebenaran ilmiah.
B. Unsur-unsur Metodologi
1. Interpretasi
dipelajari.
3. Koherensi Intern
itu tidak boleh bertentangan satu sama lain. Dengan demikian akan
4. Holistis
5. Kesinambungan Historis
6. Idealisasi
objek penelitian sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam.
sangat strategis.
8. Heuristika
9. Analogikal
dalam fakta dan data. Dengan demikian, akan dilihat analogi antara
situasi atau kasus yang lebih terbatas dengan yang lebih luas.
10. Deskripsi
1. Rene Descartes
itu perlu dibenahi. Satu hal yang diperlukan dalam menuntut ilmu
dosen, mengerahkan diri untuk belajar dari “buku alam raya” dan
Mustansyir,dkk.,2001).
pasti.
kanak.
tatanan dunia.
atas dua substansi, yaitu res cogitans (jiwa bernalar), dan res
lebih baik.
penguasa alam.
secara jelas bahwa konsep “Rang dan waktu yang absolut” dari Fisika
Peristiwa semacam itu terlihat dalam kalimat protokol dan inilah yang
dalam prinsip pntasdikan yang diajukan Schlick itu. Oleh karena itu
Ayer memperluas prinsip verifikasi dalam pengertian berikut:
verifikasi ini tidak hanya kalimat yang teruji secara empirik saja yang
Hal ini ditegaskan Ayer dalam pernyataan berikut: “Suatu cara yang
Ayer adalah sebagai berikut: “verifiable dalam arti yang ketat yaitu,
tepat.
b. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari
pengamatan empiris.
4. Michael Polanyi
Positivisme tidak hanya pada sikapnya yang menolak cita rasa estetis,
masyarakat tidak dapat dibangun atas dasar yang berakar pada prinsip
ilmiah.
melibatkan dua hal atau dapat disebut dua term ilmu pengetahuan
term pertama dengan term proksimal, yaitu term yang lebih dekat, dan
term kedua adalah term distai, yaitu term yang lebih jauh. Hubungan
PENUTUP
A. Kesimpulan
penelitian.
asumsi yang diajukan oleh para filsuf memasuki wilayah a priori, dugaan
pokok perhatian ilmu-ilmu, menurut Polanyi justru terletak pada segi tidak
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Rizal Mustansyir, M. Hum, dkk. (2004). Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Popper,http://arali2008.files.wordpress.com/2008/08/suatu-ringkasan-pola-pikir-
[1] Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 90.
[4] Drs. Rizal Mustansyir, M. Hum, dkk, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka