Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2018

FILSAFAT ILMU (S2)

HARI/TGL : Kamis/13 Desember 2018


DOSEN : DR. ZIPORA SEMBIRING, M.Si

Nama Mahasiswa: Denis Prasetia


NPM : 192711002

Soal:

1. Uraikan persamaan dan perbedaan antara filsafat dan ilmu!

2. Alur berfikir tercakup dalam metode ilmiah yang dapat dijabarkan dalam beberapa
langkah. Uraikan langkah- langkah tersebut!

3. A. Apakah yang dimaksud dengan logika, metafisika, epistemology dan etika dalam
Filsafat?
B. Penalaran logika tidak pernah sempurna secara mutlak, karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Sebutkan faktor tersebut!

4. A. Bagaimanakah prosedur metode analisis yang digunakan dalam filsafat!

B. Bagaimanakah cara memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat?

5. Dalam filsafat terdapat beberapa aliran yang cukup berpengaruh. Sebutkan!


Jawab: Aliran yang terdapat dalam filsafat yaitu Rasionalisme, Empirisme,
Positivisme, dan Kritisisme

6. Bahaslah teori falsifikasi dari Propper. Berdasarkan falsafah sains dari popper ini
bagaimana sebetulnya yang dimaksud kebenaran dalam science.

7. Bahaslah mengenai Ockham Razor’s principle of simplicity. Apakah menurut sdr. ini
berarti kebenaran itu selalu sederhana? Bisakah memberikan contoh-contoh.

8. Bahaslah mengenai peranan ilmu kimia dalam perkembangan modernisasi peradaban


manusia khususnya pada peranan sumber daya energi terbarukan dalam peradaban
modernisasi yang terjadi sekarang. Apakah ada pendapat lain mengenai keterbatasan
sumber daya energi terbarukan ini.

Catatan: Jawaban di emal paling lambat Kamis 12 Desember 2019 jam 20.00 wib

====================== SELAMAT UJIAN =====================


JAWAB
1. A. Persamaan antara Filsafat dan Ilmu
 Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-
lengkapnya sampai ke-akar-akarnya
 Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara
kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya
 Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan
 Keduanya mempunyai metode dan sistem
 Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari
hasrat manusia [obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih mendasar.

B. Perbedaan antara Filsafat dengan Ilmu


 Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu
yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat
khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing
secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu
Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari
pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar.
Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek
formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita
 Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi,
kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial
and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan
kegunaan filsafat timbul dari nilainnya
 Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan
secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu
 Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan mendalam sampai
mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak
begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder [secondary cause]

2. Langkah- langkah alur berfikir yang tercakup dalam metode ilmiah yaitu:
 Perumusan Masalah merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas
batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
 Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis merupakan
argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai
faktor yang saling mengkait dan membentuk kontelasi ilmiah
 Perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang
diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang
dikembangkan.
 Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak
 Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan,
diterima, atau ditolak.
3. A * Logika adalah hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah ilmu pengetahuandan kecakapan untuk berpikir
lurus(tepat) (Alex Lanur, 1983, 7) atau ‘ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan
tepat’ (Poespoprojo, 2011: 13). Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang objek
materialnya adalah berpikir dengan penalaran, dan objek formal logika adalah penalaran
yang ditinjau dari segi ketepatannya. Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis.
Praktis di sini berarti logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas hakikat
fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya. Kajian mengenai
metafisika umumnya berporos pada pertanyaan mendasar mengenai keberadaan dan
sifat-sifat yang meliputi realitas yang dikaji.
 Epistomologi adalah cabang dari filsafat yang berkaitan dengan teori pengetahuan.
Epistemologi mempelajari tentang hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan
rasionalitas keyakinan, epistomologi merupakan cabang filsafat yag mengkaji sumber-
sumber, watak, dan kebenaran pengetahuan. Banyak perdebatan dalam epistemologi
berpusat pada empat bidang: analisis filsafat terkait hakikat dari pengetahuan dan
bagaimana hal ini berkaitan dengan konsep-konsep seperti kebenaran, keyakinan, dan
justifikasi, berbagai masalah skeptisisme, sumber-sumber dan ruang lingkup
pengetahuan dan justifikasi atas keyakinan, dan kriteria bagi pengetahuan dan
justifikasi. Epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa yang
membuat kebenaran yang terjustifikasi dapat dijustifikasi?" Apa artinya apabila
mengatakan bahwa seseorang mengetahui sesuatu? dan pertanyaan yang mendasar,
Bagaimana kita tahu bahwa kita tahu?
 Etika adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab, perbincangan moralitas yakni apa yang benar dan salah
sebagaimana dipersepsi manusia.
Sebagai cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku manusia, etika memberikan
standar atau penilaian terhadap perilaku tersebut. Oleh karena itu, etika terbagi
menjadi empat klasifikasi yaitu: Etika Deskriptif: Etika yang hanya menerangkan apa
adanya tanpa memberikan penilaian terhadap objek yang diamati. Etika Normatif:
Etika yang mengemukakan suatu penilaian mana yang baik dan buruk, dan apa yang
sebaiknya dilakukan oleh manusia. Etika Individual: Etika yang objeknya manusia
sebagai individualis. Berkaitan dengan makna dan tujuan hidp manusia Etika Sosial:
Etika yang membicarakan tingkah laku manusia sebagai makhluk sosial dan
hubungan interaksinya dengan manusia lain. Baik dalam lingkup terkecil, keluarga,
hingga yang terbesar bernegara.

B. Faktor yang mempengaruhi penalaran logika adalah:

 Manusia yang tidak sempurna selalu ada kemungkinan keliru dalam mengamati
fakta serta dalam melaksanakan proses rasional
 Instrumen yang digunakan yang mungkin tidak memiliki validitas dan reabilitas
yang memadai
 Proses analisis data yang tidak tepat
 Bidang kajian yang kompleks dan terus berubah
4. A. Prosedur metode analisis yang digunakan dalam filsafat
 Berangkat dari keragu- raguan metodis maka diyakini tidak ada yang diyakini benar.
Karena itu kita tidak boleh tergesa-gesa dan berprasangka. Kita hanya menerima
kebenaran yang betul- betul sejalan dengan akal.
 Urailah materi yang telah ditelaah itu menjadi beberapa bagian untuk membantu
memecahkan persoalan
 Berfikir dengan memahami sesuatu atau bagian yang mudah dan sederhana terus
bergerak memahami sesuatu yang lebih kompleks dan relatif. Maka sampailah pada
sesuatu yang bersifat universal sebagai suatu kepastian.
B. Cara memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat para filosof memunculkan
pemikirannya berdasarkan logikanya sendiri sehingga muncullah beberapa aliran- aliran,
sedikitnya 5 aliran yaitu: Empirisme, Rasionalisme, Intusionisme, Skeptisme, Kritisisme
atau Transendentalisme.
5. Aliran yang terdapat dalam filsafat yaitu Rasionalisme, Empirisme, Positivisme, dan
Kritisisme.
a. Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting untuk memperoleh pengetahuan.
b. Empirise adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.
c. Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan
metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
d. Kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dulu
menyelidiki kemampuan rasio dan batas-batasnya. Filsafat kritisisme adalah faham
yang mengkritik terhadap faham Rasionalisme dan faham Empirisme

6. Teori Fasifikasi Popper


 Setiap penelitian ilmiah dituntun oleh teori tertentu yang mendahuluinya. Teori
merupakan hasil rekayasa intelek manusia yang kreatif dan bebas untuk mengatasi
problem-problem sehari-hari. Teori-teori itu kemudian diuji dengan eksperimen-
eksperimen atau observasi-observasi. Teori yang tidak dapat bertahan terhadap suatu
eksperimen harus dinyatakan gagal dan digantikan oleh teori spekulatif lain. Itu
berarti, ilmu pengetahuan berkembang melalui kesalahan dan kekeliruan, melalui
hipotesis dan reputasi.
 Menurut teori falsifikasi, ada teori yang dapat dibuktikan salah berdasarkan hasil
observasi dan eksperimen. Ilmu pengetahuan tidak lain dari rangkaian hipotesis-
hipotesis yang dikemukakan secara tentatif untuk menjelaskan tingkah laku manusia
atau kenyataan dalam alam semesta. Tetapi tidak setiap hipotesis dapat begitu saja
diklasifikasikan di bawah ilmu pengetahuan. Hipotesis yang layak disebut sebagai
teori atau hukum ilmiah harus memenuhi syarat fundamental berikut: hipotesis itu
harus terbuka terhadap kemungkinan falsifikasi.
 Contoh konsep falsifikasi: Tidak pernah turun hujan pada hari-hari Rabu. Dapat
difalsifikasikan karena dengan suatu observasi kita dapat menunjukkan bahwa pada
hari Rabu terntentu ada hujan. Semua substansi akan memuai jika dipanaskan.
 Dapat difalsifikasi karena melalui observasi kita dapat memperlihatkan bahwa ada
substansi tertentu tidak memuai jika dipanaskan. Falsifikasi merupakan metode yang
digunakan oleh Popper untuk menolak gagasan dari lingkaran Wina tentang metode
verifikasi induktif. Beberapa kritik yang dikemukakan Popper terhadap prinsip
verifikasi: Pertama, prinsip verifikasi tidak pernah mungkin untuk menyatakan
kebenaran hukum-hukum umum. Menurut Popper, hukum-hukum umum dan ilmu
pengetahuan tidak pernah dapat diverifikasi. Kedua, sejarah membuktikan bahwa
ilmu pengetahuan juga lahir dari pandangan-pandangan metafisis. Karena itu Popper
menegaskan bahwa suatu ucapan metafisis bukan saja dapat bermakna tetapi dapat
benar juga, walaupun baru menjadi ilmiah setelah diuji. Ketiga, untuk menyelidiki
bermakna atau tidaknya suatu ucapan atau teori, lebih dulu harus kita mengerti ucapan
atau teori itu.

Kebenara dalam Sains menurut Popper


 Sifat kebenaran suatu teori yang dicapai melalui metodologi Popper hanya berupa
keserupaan dengan kebenaran atau “truthlikeness atau yang sering dia istilahkan
verisimilitude, bukan kebenaran final, atau lebih tepatnya lebih dekat kepada
kebenaran daripada lainnya. Verisimilitude atau truthlikeness ini terjadi ketika ada
beberapa teori yang pernah di falsifikasi atau diuji atau dites lalu lolos dari tes
tersebut. Verisimilitude juga menunjukkan bahwa kebenaran teori adalah relative dan
dinamis.
 Karl Popper berpendapat bahwa kita tidak dapat membuktikan bahwa suatu teori ilmu
pengetahuan itu benar hanya dengan menambahkan bukti – bukti empiris yang baru.
Sebaliknya, jika suatu bukti telah berhasil menunjukan kesalahan suatu teori, hal itu
sudahlah cukup menunjukan bahwa teori tersebut tidak tepat. Kemudian, ia
menunjukan bahwa suatu teori ilmiah tidak dapat selalu cocok dengan bukti – bukti
yang ada. Bahkan, jika suatu teori mau dianggap sebagai teori ilmiah, teori tersebut
justru haruslah dapat difalsifikasi. Tentu saja, didalam prakteknya, suatu teori tidak
otomatis dinilai tidak memadai, hanya karena ada satu bukti yang berlawanan dengant
teori tersebut. Mungkin saja, bukti-bukti yang diajukan untuk memfalsifikasi suatu
teori itulah yang justru tidak tepat.
 Popper berpendapat bahwa suatu teori ilmu pengetahuan yang memadai adalah teori
yang bersifat konsisten, koheren serta selalu dapat difalsifikasi. Tidak ada teori ilmiah
yang selalu dapat cocok secara logis dengan bukti – bukti yang ada. Dengan kata lain,
teori yang tidak dapat ditolak bukanlah teori ilmu pengetahuan.

7. Ockham Razor’s principle of simplicity


Salah satu prinsip yang terkenal dalam ilmu pengetahuan (atau lebih khususnya dalam
sains) adalah prinsip gunting Ockham (Ockham’s razor principle). Prinsip ini
menyatakan kita sebaiknya membuat asumsi tidak melebihi kebutuhan minimum. Jika
terdapat lebih dari satu penjelasan untuk satu keadaan maka penjelasan yang paling
sederhana yang biasanya yang paling baik, tapi tentunya semua penjelasan yang ada
yang kemudian dibandingkan adalah penjelasan-penjelasan yang telah memenuhi
kecukupan dalam mewakili eksperimen yang ada.
Prinsip gunting Ockham ini tidak melulu diterapkan hanya dalam sains. Dalam bidang
matematika, esensi prinsip gunting Ockham dapat dilihat pada sifat syarat cukup pada
premis yang digunakan oleh matematikawan untuk membuktikan sebuah pernyataan.
Dalam bahasa matematika terdapat pernyataan “Jika A maka B.” Pernyataan A yang
seringkali disebut premis memuat pernyataan yang minimal atau memuat hal-hal yang
sudah mencukupi untuk mendapatkan kesimpulan yang tertera di B. Tidak ada tempat
untuk lebay dalam pernyataan matematika. Pemilihan simbol, kata, atau konsep yang
akan dinyatakan dalam premis harus dipilih dan ditata sedemikian sehingga tidak ada
ketidakkonsistenan, ambigu, dan perulangan.
Prinsip gunting Ockham dapat diaplikasikan oleh mahasiswa dalam melakukan kegiatan
penelitian dan proyek sains atau ilmu pengetahuan selama pendidikan akademisnya di
perguruan tinggi. Pada tahap-tahap berfikir ilmiah yang sudah dikenal selama ini,
mahasiswa harus melakukan satu tahap yaitu menetapkan hipotesis. Selama ini jarang
dibahas bagaimana hipotesis diformulasikan. Tentu saja hipotesis dibuat atas
pengamatan, perkiraan, perkembangan dari teori-teori sebelumnya dan hal-hal itu sangat
terkait dengan bidang ilmu yang sedang diteliti. Tapi bagaimana hal-hal diatas
dirumuskan sehingga menghasilkan penjelasan dan teori yang baik jarang untuk dilatih.

Apakah menurut sdr. Ini berarti kebenaran itu selalu sederhana? Bisakah
memberikan contoh-contoh.
Kebenaran tidak selalu sederhana, sebagai contoh untuk mendapatkan hasil penelitian
pada bidang ilmu kimia harus dilalui dengan beberapa tahapan dan metode yaitu:

1. Observasi untuk menemukan masalah.


2. Merumuskan masalah.
3. Mengajukan hipotesis.
4. Merencanakan pemecahan masalah (melalui eksperimen atau cara lain)
5. Melakukan pengamatan dan pengumpulan data.
6. Analisis data.
7. Penarikan kesimpulan dan penemuan.

8. peranan ilmu kimia dalam perkembangan modernisasi peradaban manusia


khususnya pada peranan sumber daya energi terbarukan.
Dalam bidang energi, ilmu kimia digunakan dalam pengolahan minyak bumi mentah
menjadi senyawa yang berguna dalam keperluan sehari-hari seperti bensin, aspal, dan
solar. Pengolahan ini menggunakan diatilasi yang memanfaatkan perbedaan suhu didih
senyawa yang terkandung di minyak mentah.
Penggunaan lain ilmu kimia adalah dalam meneliti dan menemukan bahan bakar alternati.
Misalnya adalah pengembangan biofuel dan biodiesel dari tanaman seperti tanaman gula
dan gandum. Dengan ilmu kimia, bagian-bagian tanaman ini diolah menjadi bahan yang
bisa digunalan sebagai bahan bakar seperti ethanol. Ethanol dapat digunalan langsung atau
dicampur dengan bahan bakar lain untuk menggantikan bahan bakar fosil seperti diesel
dan bensin.
Sumber energi di dunia saat ini adalah minyak bumi dan batu bara (energi fosil) yang
diperkirakan akan habis antara 50 – 100 tahun yang akan datang. hal ini menjadi tugas dari
para ahli kimia untuk menemukan sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi
yang mungkin terjadi di waktu yang akan datang.
Penggunaan sumber energi fosil oleh manusia telah mengakibatkan semakin banyaknya
emisi gas efek rumah kaca ke lingkungan yang menyebabkan pemanasan global (global
warming), pencemaran lingkungan serta berkurangnya cadangan sumber energi fosil
tersebut. Hal ini mengakibatkan penuntutan pencarian sumber energi yang lebih ramah
lingkungan (renewable energy). Salah satunya dengan pemanfaatan limbah yang ada di
sekitar kita seperti limbah peternakan sapi yang terdiri dari feses, urine dan sisa pakan.
Dengan sebuah perlakuan proses fermentasi (anaerobik) dalam sebuah digester
terhadap limbah peternakan akan menghasilkan satu sumber energi yang ramah
lingkungan yaitu biogas yang mengandung gas metan yang bagus untuk proses
pembakaran karena menghasilkan api berwarna biru dan tidak berbau. Proses
pembentukan gas metan ini terdiri dari proses hidrolisis, pengasaman dan metagonik.
Proses anaerobik ini memerlukan kondisi C/N 20-25, temperatur 32– 35oC atau 50 -55oC,
pH antara 6,8 – 8 serta air yang banyak. Lumpur sisa pengolahan limbah peternakan sapi
tadi mampu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile solid, nitrogen nitrat
dan nitrogen organik, bakteri coliform dan patogen lainnya, telur insek, parasit, juga
menghilangkan atau menurunkan bau.

Anda mungkin juga menyukai