Anda di halaman 1dari 4

Soal Ujian Tengah Semester

Magister Administrasi Kesehatan


Mata Kuliah: Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: 1. Dr. Lalu Abdul Khalik, M.Hum.

Jawablah dengan jelas pertanyaan berikut ini dengan bahasa saudara sendiri.

1. Apa sumbangan Filsafat Ilmu dalam proses pengembangan Ilmu Pengetahuan?


2. Kemukakan perbedaan Paradigma Positivistik (Kuantitatif ) dengan Postpositivistik
(Kualitatif) dalam memahami ilmu Sosial dan Kemanusiaan!
3. Jelaskan kerangka berpikir ilmiah melalui proses Logico-hypothetico-verifikatif.
4. Mengapa faktor aksiologi penting dalam pengembangan ilmu?
5. Kemukakan argumen anda tentang berpikir kritis melalui lingkaran dialektika
pengembangan ilmu!

Good luck!

Nama : Made Krisna Yuda Prasetya


NIM : 1316321022
Kelas : Pascasarjana 3B

Jawaban Soal

1. Peranan filaafat dalam ilmu pengetahuan adalah filsafat memberikan penilaian tentang
sumbangan ilmu.ilmu pada pada perkembangan pengetahuan manusia guna mencapai
kebenaran.antara ilmu pengetahuan dan ilmu filsafat ada persamaan dan perbedaanya,ilmu
pengetahuan bersifat posterior sedangkan filsafat bersifat priori. Filsafat ilmu merupakan
kelanjutan dari pada epistimologi,epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas
sifat dasar sumber dan falidasi pengetahuan. Secara garis besar mengenai perkembangan
ilmu pengetahuan pada gilirannya melahirkan suatu cabang filsafat ilmu yang
membuktikan bahwa filsafat ilmu bukan hanya sekedar metode atau tata cara penulisan
karya ilmiah ataupun penelitian namun filsafat ilmu juga berperan dalam refleksi yang
tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajah kawasan ilmiah untuk mencapai
kebemaran, kenyataan,sesuatu yang tiada hentinya urnuk difikirkan dan tidak pernah akan
selesai diterangkan. bahwa betapa pentingnya kedudukan filsafat ilmu dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat ilmu mampu berperan sebagai mitra dialog yang
kritis,penegas nilai moral, aksiologis, dan masih banyak lagi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
2. a. Paradigma penelitian kualitatif dilakukan melalui proses induktif yaitu berawal dari
konsep khusus ke konsep yang umum, meliputi konseptualisasi, kateorisasi, dan deskripsi
berdaasarkan masalah yang terjadi di lapangan. metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik atau
utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Penelitian
kualitatif memandang kehidupan sosial sebagai kreativitas bersama individu-individu dan
kebersamaan tersebut dapat menghasilkan suatu realitas yang dipandang secara ojektif dan
dapat diketahui oleh semua peserta yang melakukan interaksi sosial. Cirinya ialah
fenomenologis, induktif, inner behavior, holistic.
b. Penelitian kualitatif memfokuskan dirinya pada makna subjektif, pendefinisian,
metapora, dan deskripsi pada kasus-kasus yang spesifik. Peneliti kualitatif berusaha
menjangkau berbagai aspek dari duia sosial. Sedangkan penelitian kuantitatif
menggunakan asumsi-asumsi mekanis an statis dari aliran positivisme ilmu kealaman
dalam memandang kehidupan sosial. Dengan mengamati tingkah laku manusia yang
tampak dan kata-kata yang terucap saja sudah cukup untuk menghasilkan pengetahuan
tentang manusia dan dunianya. Cirinya ialah positivistic, hipotetik, deduktif, surface,
behavior, dan particularistic.

3. Logico Hypotetico Verifikasi adalah  cara mendapatkan pengetahuan dengan langkah-


langkah tertentu yang terdiri dari:
a. Pengajuan masalah : Masalah adalah perbedaan antara  kondisi yang diinginkan (das
sollen) dengan kondisi yang dialami (das sein). Pengajuan masalah dilakukan dengan
memaparkan teori, prinsip, hukum, peraturan perundangan dan standar lainnya atau
melakukan deduksi. Paparan teori tersebut kemudian dibandingkan dengan keadaan real,
hasil penelitian, fenomena dan fakta lain atau melakukan induksi. Faktor-faktor yang
terkait dengan variabel dependent diidentifikasi sehingga terjadi proses deduksi dan
induksi. Pembatasan masalah dilakukan agar pemaparan variabel dependent lebih fokus
pada variabel independent tertentu. Setelah dilakukan pembatasan masalah dengan alasan
tertentu dibuatlah rumusan masalah dengan kalimat yang bersifat korelatif interogatif,
b. Menyusun kerangka teori : Kerangka teori disusun untuk menjawab permasalahan
secara rasional sehingga terjadi proses deduksi. Masing-masing varibel dijabarkan dalam
sebuah kerangka teori. Penjabaran dimulai dari variabel dependent, kemudian diikuti
variabel independent. Variabel independent adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya
gejala, sedangkan variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi. Penjabaran
variabel dependent mengarah kepada variabel independent sehingga terlihat jelas
keterkaitan kedua variable
c. Perumusan hipotesis : Rumuskan keterkaitan variabel independent dengan
variabel dependent menjadi hipotesis. Hipotesis adalah dugaan logis yang dijadikan
sebagai kemungkinan pemecahan masalah. Hipotesis dirumuskan dalam kalimat deklaratif
yang mengekspresikan hubungan antar variabel.
d. Pengujian hipotesis : Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan berlaku
setelah diuji dengan fakta dan terbukti kebenarannya. Hipotesis yang akan diuji
dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik yang terdiri dari hipotesis nol (Ho) dan
hipotesis alternatif (H1). Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengumpulkan fakta yang
relevan menggunakan instrumen penelitian. Dalam pengujian harus terjadi penolakan
terhadap Ho dan menerima H1 yang menjadi hipotesis penelitian. Penerimaan Ho
menunjukkan adanya kekeliruan dalam penarikan kesimpulan
e. Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpulan merupakan penilaian terhadap
proses pengujian hipotesis. Penarikan kesimpulan bermuara kepada pernyataan diterima
atau ditolaknya hipotesis penelitian, Hipotesis penelitian diterima jika pengujian hipotesis
didukung oleh fakta atau terjadi penolakan Ho. Hipotesis penelitian ditolak jika pengujian
hipotesis tidak didukung oleh fakta (Ho gagal ditolak). Hipotesis penelitian yang diterima
menjadi bagian pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori, prinsip atau hukum.

4. Aksiologi merupakan salah satu bagian dari kajian filsafat ilmu yang membahas tentang
kegunaan atau manfaat dari ilmu pengetahuan. Kajian terhadap ilmu pengetahuan telah
menjadi bagian terpenting dari kehidupan sosial manusia. Maju mundurnya suatu bangsa
atau masyarakat tertentu sangat dipengaruhi oleh sejauh mana bangsa atau masyarakat itu
menguasi ilmu pengetahuan. Semakin sempurna ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka
semakin modern pula kehidupan masyarakat yang bersangkutan, baik modernisasi
ekonomi, politik, agama, ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun sosial budaya.
Sebaliknya, rendahnya semangat mempelajari ilmu pengetahuan telah menjadi penyebab
rendahnya kualitas masyarakat itu dan telah mendorong pula kehidupan mereka menjadi
masyarakat yang miskin dan marginal. Karena itulah Islam mendorong umatnya untuk
mencari ilmu pengetahuan secara sungguh-sungguh. Secara umum para ahli filsafat
sepakat mengelompokkan studi filsafat ilmu pengetahuan itu menjadi 3 (tiga  aspek utama,
yaitu aspek Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Ontologi lebih memfokuskan
pembahasannya disekitar hakikat dari suatu ilmu pengetahuan, epistemology menekankan
pentingnya cara atau metodologi ilmu pengetahuan dan aksiologi lebih banyak membahas
tentang aspek manfaat atau nilai guna dari ilmu itu sendiri.
Aksiologi yang merupakan teori nilai, erat kaitannya dengan etika atau ada pula yang
menyebutnya dengan filsafat moral. Aksiologi sangat erat kaitannya dengan ilmu
pengetahuan, karena aksiologi merupakan salah satu cabang dari filsafat ilmu yang
membahas tentang nilai yaitu nilai sesuatu yang berharga dalam kehidupan manusia. Ilmu
berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya (das sein), sedang moral pada
dasarnya adalah petunjuk-petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
(das sollen). Ilmu dikatakan bermanfaat apabila dapat memberikan informasi tentang
kebenaran, baik kebenaran indrawi, kebenaran ilmiah maupun kebenaran agama serta
dapat memberikan/ mendatangkan kesejahteraan, kemaslahatan dan kemudahan bagi
kehidupan manusia.
5. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi sehingga senantiasa mencari jawaban
atas pertanyaan yang timbul dalam kehidupannya. Dalam mencari ilmu pengetahuan,
manusia melakukan telaah yang mencakup 3 hal, antara lain objek yang dikaji, proses
menemukan ilmu dan manfaat atau kegunaan ilmu tersebut. Untuk itu, manusia akan
selalu berpikir kritis, dengan berpikir kritis akan muncul pertanyaan, dan dengan
bertanya maka akan ditemukan jawaban yang mana jawaban tersebut adalah suatu
kebenaran. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan tidak terlepas
dari filsafat. Filsafat mengajarkan manusia untuk berfikir kritis yang menuntut mereka
untuk membuat metode secara empiris sehingga diperoleh suatu kebenaran ilmu
pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai