Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KEJANG DEMAM PADA BALITA

Disusun Oleh:

MADE KRISNA YUDA PRASETYA


NIM.021021192

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEJANG DEMAM PADA BALITA

Pokok Bahasan : Mengatasi Kejang Demam Pada Balita


Hari / Tanggal : Desember 2021
Sasaran : Ibu-ibu yang memiliki balita
Waktu : 30 menit
Tempat : Dusun Pondok Buak, Desa Batu Kumbung

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan pembuatan SAP ini supaya ibu dan keluarga mampu Mengatasi
Kejang Demam Pada Balita
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu menjelaskan pengertian kejang demam
b. Mampu menjelaskan penyebab terjadinya kejang demam
c. Mampu menjelaskan tanda dan gejala dari kejang demam
d. Mampu menjelaskan cara pencegahan terhadap kejang demam
e.
B. Materi
Terlampir

C.      Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D.       Media
Leaflet/ lembar balik
E. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA

1. Pembukaan 5 menit o Salam perkenalan


o Menjelaskan kontrak
dan tujuan
pertemuan
2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang : Leaflet
 pengertian kejang
demam
 penyebab
terjadinya kejang
demam
 tanda dan gejala
dari kejang
demam
 cara pencegahan
terhadap kejang
demam
3. Penutup 5 menit Menutup pembelajaran
dengan salam

F. Evaluasi
1. Standar Evaluasi
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian kejang demam pada balita
b. Peserta dapat menyebutkan penyebab kejang demam pada balita
c. Peserta dapat menyebutkan tanda gejala demam pada balita
2. Pertanyaan Evaluasi
a. Sebutkan pengertian kejang demam pada balita
d. Jelaskan penyebab kejang demam pada balita
b. Sebutkan tanda gejala demam pada balita

G. Sumber Kepustakaan
Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan
Tenaga
Kesehatan.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba
Lumbantobing, SM. 1989. Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.
Jakarta : FKUI
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta
KEJANG DEMAM PADA BALITA

A. PENGERTIAN
Kejang demam atau febrile convusion ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38’c) yang disebabkan oleh
proses ekstrakranium.(Ngastiyah, 2005). Kejang demam merupakan kelainan
neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan
anak pada umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari yang berumur
dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Pada percobaan binatang,
suhu yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.
Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang terjadi
pada saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat.
Tidak ada nilai ambang batas suhu yang dapat menimbulkan terjadinya kejang
demam. Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan
kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki atau justru disertai dengan
kekakuan tubuhnya. Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan
istrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan
serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau
gangguan fenomena sensori. (Doenges, 2000).

B. PENYEBAB KEJANG DEMAM


Penyebab dari Kejang Demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu :
1. Obat – obatan
Racun, alkhohol, obat yang diminum terlalu berlebihan.
2. Ketidakseimbangan kimiawi
Hiperkalemia, hipoglikemia dan asidosis.
3. Demam
Paling sering terjadi pada anak balita.
4. Patologis otak
Akibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan TIK.
5. Eklampsia
Hipertensi prenatal, toksemia gravidarum.
6. Idiopatik
Penyebab tidak diketahui.

C. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM


1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal 
berikut ini :
 Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan atau salah satu
sisi tubuh umumnya gerakan setiap kejang sama.
 Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka merah,
dilatasi pupil.
 Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik, merasa
seakan jatuh dari udara.
 Gejala psikis, rasa takut
b. Kejang Parsial Kompleks
- Terdapat gangguan kesadaran
- Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik, mengecap-
ngecap bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-
ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.
- Tatapan terpaku.
( Natsiyah : 2004 )
2. Kejang Umum.
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan
rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi
dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu
berupa pergerakan tonik satu ekstremitas atau pergerakan tonik
umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai
deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan
bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai
deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang
disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau
kernikteru.
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan
pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis
kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan
baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti
oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio
cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau
oleh ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi
lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya
cepat. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat
yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada
bayi tidak spesifik.

D. TANDA GEJALA KEJANG DEMAM


Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam,
berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik,
klonik, fokal, atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang
berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah beberapa
detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis.
Kejang dapat diikuti oleh hemiparesis sementara (Hemiparesis Todd) yang
berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama
diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung
lama sering terjadi pada kejang demam yang pertama.
Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai lebih
dari 30 menit, tergantung pada jenis kejang demam tersebut. Sedangkan
frekuensinya dapat kurang dari 4 kali dalam 1 tahun sampai lebih dari 2 kali
sehari. Pada kejang demam kompleks, frekuensi dapat sampai lebih dari 4 kali
sehari dan kejangnya berlangsung lebih dari 30 menit. 
Gejalanya berupa:
1. Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang tejradi
secara tiba-tiba)
2. Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu
terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam)
3. Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya
berlangsung selama 10-20 detik)
4. Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,
biasanya berlangsung selama 1-2 menit)
5. Lidah atau pipinya tergigit
6. Gigi atau rahangnya terkatup rapat
7. Inkontinensia (mengompol)
8. Gangguan pernafasan
9. Apneu (henti nafas)
10. Kulitnya kebiruan
Setelah mengalami kejang, biasanya:
1. Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama
1 jam atau lebih
2. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi)-sakit kepala
3. Mengantuk
4. Linglung (sementara dan sifatnya ringan

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang, yaitu :
1. Kejang berulang
2. Epilepsi

3. Hemiparese

4. Gangguan mental dan belajar


F. UPAYA PENANGANAN KEJANG DEMAM ANAK

1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh anak
diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang mengandung
parasetamol.

2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ).

3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak untuk
mencegah cedera bila anak sedang kejang.

4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk menghindari


tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernafasan.

5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang dimasukkan
ke dubur.

6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti


kejang, tunggu beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk
menghindari anak tersedak.

7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan lebih
lanjut. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan usahakan untuk
mencari dokter atau klinik yang terdekat dengan rumah untuk menghindari
resiko yang lebih berbahaya akibat terlambat mendapat pertolongan
pertama.

 Pertolongan pertama pada kejang demam


Sikap saat menghadapi anak yang terserang kejang demam ialah :
- Tidak panik
- Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan anak
pada dasar yang lembut

- Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring

- Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi

- Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak


- Jangan memberi obat ke mulut anak

- Jangan membasahi badan anak dengan air dingin

- Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke Rumah
Sakit

- Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk


mencari pemicu damam dankejang serta mendapat saran dan obat
untuk pencegahan kejang demam di masa yang akan datang.

 Mencegah Terjadinya Kejang Demam


Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang timbul mendadak,
maka bila anak menderia demam , usahakan segera menurunkan demam
dengan :
- Kompres kepala dan seka badan dengan air
- Jangan memakai baju tebal

- Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal

- Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol atau Ibuprofen secara


teratur sesuai saran dokter

- Minum atau beri obat dubur pencegah kejang misalnya diazepam


sesuai saran dokter
DOKUMENTASI
......................, .................... , ..............

Mahasiswa Program Pembelajaran Tahap Profesi


Pembimbing Lahan Keperawatan Komunitas

( ) ( )
NIP. NPM.

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

( )
CHEK LIST PENILAIAN PENYULUHAN KESEHATAN
Nama Mahasiswa : …………………………………………………………..
NPM : …………………………………………………………..
Tempat Penyuluhan : …………………………………………………………..
No Indikator Nilai Keterangan

0 1 2 3 4

Satuan Acara Penyuluhan

1. Kesesuaian materi dengan sasaran

2. Ketepatan pengaturan waktu

3. Kesesuaian materi yang digunakan

4. Kesesuaian metode yang digunakan

5. Kesesuaian tehnik evaluasi yang digunakan

Tehnik Penyuluhan

6. Megucapkan salam & memperkenalkan diri

7. Melakukan apersepsi/ menggambarkan latar


belakang penyuluhan
8. Menjelaskan tujuan penyuluhan

9. Menggunakan nada suara yang sesuai

10. Gerak dan sikap yang menunjang penjelasan


yang diberikan
11. Menggunakan tehnik bertanya dan menjawab
secara tepat dan sesuai
12. Menggunakan tehnik reinforcement positif
secara tepat dan sesuai
13. Melakukan tehnik penguasaan sasaran

14. Penggunaan selingan humor secara tepat dan


sesuai
15. Melaksanakan tehnik pengucapan kata-kata
dengan ucapan yang jelas
16. Menggunakan pilihan kata yang jelas dan
sederhana, mudah dipahami sasaran
17. Penggunaan alat bantu/ media secara benar

18. Melakukan evaluasi

19. Melakukan penyimpulan terhadap materi

20. Mengucapan salam penutup

JUMLAH NILAI

Rata-rata (Jumlah nilai : 20)

Keterangan : Mataram, ...................................


0 : tidak ada/ tidak dilakukan Pembimbing
1 : ada/ dilakukan, nilai kurang
2 : ada/ dilakukan, nilai cukup
3 : ada/ dilakukan, nilai baik
4 : ada/ dilakukan, nilai baik sekali ( ........................................... )
Nilai minimal kelulusan : 2.75

Anda mungkin juga menyukai