Anda di halaman 1dari 9

ABORSI

KELOMPOK 1
Nurdin
H. Rasiatun
Anika Rizka Maisaroh
Desi Paramita
Huniza Fitriani
Fahmi Abu Rizal Muhajirin
Muh,safii
Made Krisna Yuda Prasetya
Bambang fardiman
Understanding
Aborsi adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu
hidup di luar rahim jika beratnya kurang dari 500 g atau usia
kehamilan kurang dari 20 minggu karena pada saat ini proses
plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang
mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya
janin dalam rahim.
Aborsi Diatur Dalam Undang-
Undang Hukum Pidana
• 1) Pengeluaran hasil konsepsi pada stadium
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai (38-40 minggu);
• 2) Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari
20 minggu).
• 3) Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara
tersirat pada pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992
disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya
untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu. Maksud dari ‘tindakan
medis tertentu, yaitu aborsi.
Penyebab Aborsi
1. Alasan Medis
• Kadang kondisi rahim perempuan hamil yang tidak kondusif
untuk perkembangan janin. Dalam kasus ini aborsi bisa
dilakukan.
• Dalam beberapa kasus medis, ada perempuan yang
mengalami kerusakan atau kelainan pada organ reproduksi
sehingga berbahaya bagi janin. Jika dokter mendiagnosis
ada kerusakan maka aborsi bisa dilakukan.
• Kelainan genetik yang akan memnyebabkan kelainan pada
anak setelah lahir juga merupakan alasan mengapa banyak
perempuan memilih aborsi. Kelainan genetik ini dapat
diketahui dengan bantuan tes darah. Jika hasilnya tidak
memuaskan maka aborsi dapat dilakukan.
2. Alasan Pribadi
•Sebuah kehamilan yang terjadi akibat perkosaan dapat
digugurkan karena si perempuan ingin menghilangkan trauma.
Anak yang dikandungnya dapat menjadi pengingat pengalaman
mengerikan di masa lalu.
•Kadang seorang perempuan merasa tidak yakin secara finansial
untuk merawat dirinya dan bayi yang dikandungnya. Belum lagi
si suami tidak mau bertanggung jawab dengan meninggalkan si
istri atau mengganggur. Karena alasan ekonomi sangat mungkin
si perempuan melakukan aborsi.
•Banyak perempuan menikah memilih aborsi karena si suami
tidak mau membesarkan anak bersama sebagai orangtua. Si
perempuan kemudian tidak merasa aman secara finansial dan
takut si suami akan meninggalkannya.
Resiko Aborsi
1. Resiko Kesehatan
• Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
• Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
• Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
• Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
• Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
• Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen
pada wanita).
• Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
• Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
• Kanker hati (Liver Cancer).
2. Resiko Psikologis
•Kehilangan harga diri
•Berteriak-teriak histeris
•Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
•Ingin melakukan bunuh diri
•Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
•Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
Prinsip Etis
• Kejujuran (Veracity)
• Tidak merugikan (Nonmaleficience)
• Keadilan (Justice)
• Berbuat baik/asas manfaat (Beneficience)
• Otonomi (Autonomy)
• Menepati janji (Fidelity)
• Kerahasiaan (Confidentiality)
• Akuntabilitas (Accountability)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai