BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai manusia kita sangat membutuhkan Agama dalam kehidupan
kita, baik sebagai aturan maupun pandangan hidup oleh karna itu makalah ini
kami buat selain untuk memenuhi tugas Agama, juga untuk menambah wawasan
kita mengenai Agama dan nilai-nilai di dalam nya.
Dan salah satunya yaitu pandangan Agama mengenai aborsi yang akan
di bahas dalam makalah ini Semoga dapat menjadi pertimbangan tingkah laku dan
pemikiran kita tentang apa itu aborsi?.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah tentang Aborsi ini, khususnya adalah untuk
Menambah wawasan kami yang menulis dan umumnya bagi semua orang yang
membaca makalah tentang aborsi ini bisa mengetahui apa akibat dari aborsi itu
sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
I. A. Definisi Aborsi
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia medis dikenal dengan istilah
“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Dalam dunia medis dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1. Aborsi Spontan / Alamiah
2. Aborsi Buatan / Sengaja
3. Aborsi Terapeutik / Medis
C. Pelaku Aborsi
Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika.
Akan tetapi gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk
dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam buku “Facts of Life” oleh Brian Clowes,
Phd:
Para wanita pelaku aborsi adalah:
Wanita Muda
Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang
berusia dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia
dibawah 19 tahun.
Usia Jumlah %
Dibawah 15 tahun 14.200 0.9%
15-17 tahun 154.500 9.9%
18-19 tahun 224.000 14.4%
20-24 tahun 527.700 33.9%
25-29 tahun 334.900 21.5%
30-34 tahun 188.500 12.1%
35-39 tahun 90.400 5.8%
40 tahun keatas 23.800 1.5%
Belum Menikah
Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan
aborsi. Jadi, para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah
akan memilih membunuh anaknya sendiri.
Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat
Timur, kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu
tragedi yang sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga.
Waktu Aborsi
Proses aborsi dilakukan pada berbagai tahap kehamilan. Menurut data
statistik yang ada di Amerika, aborsi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi pada
berbagai usia janin.
Usia Janin Kasus Aborsi
13-15 minggu 90.000 kasus
16-20 minggu 60.000 kasus
21-26 minggu 15.000 kasus
Setelah 26 minggu 600 kasus
D. Tindakan Aborsi
Ada 2 macam tindakan aborsi, yaitu:
1. Aborsi dilakukan sendiri
2. Aborsi dilakukan orang lain
Menurut BBC, beberapa mazhab hukum Muslim mengizinkan aborsi dalam periode
enam belas minggu pertama kehamilan, sementara yang lain hanya mengizinkannya
dalam periode tujuh minggu pertama kehamilan. Semakin jauh perkembangan janin
dalam kehamilan, semakin besar kesalahannya. Al-Qur'an tidak secara khusus
membahas tentang aborsi, tetapi melingkupi isu ini dengan mengutuk pembunuhan
yang disengaja. BBC juga menuliskan bahwa semua mazhab memperbolehkan
aborsi sebagai sarana untuk menyelamatkan kehidupan sang ibu.
Beberapa konsili awal Gereja menghukum wanita pelaku aborsi yang juga
melakukan kejahatan seksual lainnya, dan para pembuat obat abortifasien tetapi,
sebagaimana posisi para Bapa Gereja awal seperti Basilius Agung, tidak
membedakan antara janin yang "berbentuk" dan "belum berbentuk". Gregorius dari
Nyssa dan Maximus sang Pengaku Iman berkeyakinan bahwa kehidupan manusia
telah dimulai sejak saat pembuahan, sementara Agustinus dari Hippo meyakini
konsep Aristoteles tentang pemerolehan jiwa yang terjadi dalam kurun waktu
tertentu setelah pembuahan, yang setelah titik tersebut aborsi harus dipandang
sebagai pembunuhan, meski tetap mengutuk aborsi pada tahapan apapun sejak
pembuahan. Thomas Aquinas mengulangi kembali pandangan Aristoteles tentang
tahapan perkembangan jiwa: vegetatif, sensitif/animalia, dan rasional. Ini dikatakan
menjadi posisi Gereja Katolik sampai tahun 1869, ketika ekskomunikasi otomatis
tidak lagi terbatas hanya pada tindakan aborsi janin berbentuk, suatu perubahan
yang diinterpretasikan sebagai pernyataan implisit bahwa pembuahan adalah
momen pemerolehan jiwa. Kebanyakan aturan penitensial awal mengenakan silih
yang setara atas tindakan aborsi fase-awal maupun fase-akhir, tetapi penitensi-
penitensi setelah itu pada Abad Pertengahan biasanya membedakan keduanya,
memberlakukan silih yang lebih berat atas tindakan aborsi fase-akhir dan silih yang
lebih ringan diberlakukan atas dosa aborsi "sebelum memiliki hidup".
Denominasi Kristen masa kini memiliki beragam posisi, pemikiran, dan ajaran
mengenai aborsi, terutama dalam keadaankeadaan khusus. Gereja Katolik, Gereja
Ortodoks Timur, Ortodoksi Oriental, dan kebanyakan Protestan Injili menentang
aborsi yang disengaja sebagai perbuatan tak bermoral, meski juga mengizinkan apa
yang terkadang disebut aborsi tidak langsung, yaitu tindakan yang tidak
menghendaki kematian janin sebagai suatu tujuan ataupun sarana tetapi tindakan itu
mengakibatkan kematian janin sebagai efek samping. Beberapa denominasi
Protestan garis utama seperti Gereja Metodis, Gereja Kristus Bersatu, dan Gereja
Evangelis Lutheran di Amerika lebih bersikap liberal dalam hal aborsi. Secara lebih
umum, sejumlah denominasi Kristen dapat dipandang sebagai pro kehidupan
sementara yang lainnya mungkin dipandang sebagai propilihan. Selain itu, dalam
beberapa denominasi, terdapat kelompok minoritas yang tidak setuju dengan sikap
denominasi mereka mengenai aborsi.
Dalai Lama ke-14 mengatakan bahwa aborsi adalah "negatif", tetapi ada
pengecualian-pengecualian. Ia mengatakan, "Saya piker aborsi seharusnya disetujui
ataupun ditolak berdasarkan keadaan masing-masing."
Menginduksi atau cara lain yang mengakibatkan aborsi dipandang sebagai suatu hal
serius dalam peraturan membiara (monastik) yang dianut oleh para rahib Theravāda
maupun Wajrayana; para rahib dan rubiah tidak diperkenankan untuk membantu
seorang wanita dalam melakukan aborsi. Sumber-sumber dalam tradisi Buddhis
tidak mengenal perbedaan antara aborsi fase-awal dan fase-akhir, tetapi, di Sri
Lanka dan Thailand, "stigma moral" terkait aborsi bertambah seiring dengan
perkembangan fetus atau janin. Sementara sumber-sumber dalam tradisi tampaknya
tidak melihat kemungkinan keterkaitan aborsi dengan kesehatan sang ibu, para guru
Buddhis modern dari banyak tradisi – dan hukum aborsi di banyak negara Buddhis –
mengakui kalau ancaman bagi kehidupan atau kesehatan fisik sang ibu dapat
dijadikan suatu pembenaran yang dapat diterima untuk melakukan aborsi sebagai
suatu hal praktis, kendati hal itu dapat dipandang sebagai suatu perbuatan dengan
konsekuensi karma atau moral negatif.
Beberapa teolog Hindu dan Brahma Kumaris meyakini bahwa keberadaan pribadi
manusia dimulai dalam periode tiga bulan kehamilan dan berkembang dalam
periode lima bulan, yang mungkin menyiratkan diizinkannya aborsi hingga bulan
ketiga dan menganggap aborsi setelah bulan ketiga sebagai penghancuran tubuh
yang sedang menjelma yang dimiliki sang jiwa.
C. Solusi
Solusi untuk seorang wanita
Jika anda sedang memikirkan untuk melakukan aborsi, tenangkan pikiran
anda. Aborsi bukanlah suatu solusi sama sekali. Aborsi akan membuahkan
masalah-masalah baru yang bahkan lebih besar lagi bagi anda – di dunia dan di
akhirat.
Ada beberapa pihak yang dapat diminta bantuannya dalam hal menangani
masalah aborsi ini, yaitu:
1. Keluarga dekat atau anggota keluarga lain.
2. Saudara-saudara seiman
3. Gereja-gereja, khususnya gereja Katolik
4. Organisasi-organisasi pelayanan Gereja
5. Orang-orang lain yang bersedia membantu secara pribadi
Pertama-tama, hubungi keluarga terlebih dahulu. Orang tua, kakak, om,
tante atau saudara-saudara dekat lainnya. Minta bantuan mereka untuk
mendampingi di saat-saat yang sukar ini.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-pandangan-agama-
terhadap-kasus.html
https://www.academia.edu/9024380/ANALISIS_HUKUM_ISLAM_TERHADA
P_ABORSI_KTD
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_dan_aborsi