Anda di halaman 1dari 2

Jumadi Subur Setiap Karyawan/Pegawai Harus Baca Buku Ini !

Begini Harusnya Karyawan


Ada fenomena menarik tentang profesi karyawan. Pada satu sisi, sebagian
orang mendambakan pekerjaan atau status sebagai karyawan agar mempunyai
penghasilan tetap dan bisa hidup stabil setiap bulannya. Bisa bekerja di suatu
perusahaan bagi mereka sudah dianggap sebagai sebuah keberuntungan
mengingat perbandingan jumlah pencari kerja dan lowongan yang tersedia
terpaut jauh. Ditambah lagi bahwa kondisi perekonomian yang makin sulit dan
terasa menyesakkan dada, semakin menguatkan orang untuk menjadi karyawan.

Pada sisi yang lain, ada sebagian orang yang sudah bekerja memandang status
sebagai karyawan sebatas “apa adanya”. Karyawan, ya begitulah, yang penting
punya penghasilan tetap, daripada menjadi pengangguran yang belum tentu
setiap bulan mendapatkan penghasilan. Hanya sebagian kecil yang memandang
profesi karyawan sebagai sesuatu yang berarti, bernilai lebih.

Di sinilah sesungguhnya yang menjadi menarik. Tanpa sadar, ada


kecenderungan dari para karyawan sendiri untuk menilai rendah statusnya. “Ah,
kita ‘kan cuma karyawan!” Ungkapan-ungkapan pesimis dan rendah diri
semacam itu justru yang sering terdengar.

Tapi baiklah, secara prinsip nyaris semuanya terjebak pada sebuah mindset,
paradigma, bahwa karyawan semata-mata sebagai ‘orang gajian’. Orang yang
menjual tenaga, pikiran, atau ketrampilannya dan mendapatkan gaji sebagai
imbalan. Mindset inilah yang membuat kebanyakan karyawan tetap menjadi
‘karyawan apa adanya’ seumur hidup mereka. Paradigma ini pula yang sering
tanpa sadar melahirkan berbagai pernyataan dan sikap pesimis serta rendah diri
dari para karyawan sendiri.

Dalam berbagai forum dan observasi saya nyaris smeua karyawan mempunyai
yang relatif senada. Ketika dibenturkan pada pertanyaan:
“What is employee? Apakah karyawan itu?” Ratusan, bahkan ribuan jawaban
rata-rata:
 Orang yang bekerja ada sebuah perusahaan dan medanpat gaji
 Orang upahan;
 Orang yang dipekerjakan pada jabatan tertentu dan mendapat upah;
 Orang yang mengabdikan hidupanya pada perusahaan;
 Orang yang menjual jasanya dan mendapatkan bayaran atas jasanya;
 Dan seterusnya.

Sekian banyak jawaban masih bisa dirinci, namun hampir semuanya bermuara
pada jawaban yang senada: orang yang bekerja untuk orang lain/ perusahaan
dan mendapat kompensasi (upah, gaji, dll). Inilah paradigma, mindset, yang
membelenggu serta menjajah sekian juta karyawan di Indonesia, termasuk para
calon karyawan. Jujur saja, paradigma seperti itu telah sekian lama menjajah
para karyawan sendiri. Paradigma negatif, minimalis, bahkan jahat yang

1 www.SekolahBisnisIndonesia.com
Jumadi Subur Setiap Karyawan/Pegawai Harus Baca Buku Ini !

membuat para karyawan itu hanya menjadi ‘karyawan’ biasa-biasa saja seumur
hidupnya.

Karyawan, sesungguhnya jauh lebih luhur dan luar biasa dari semua pendapat
yang terjaring. Itu sebabnya saya memakai kata ‘profesi’ untuk karyawan –
sebagaimana halnya profesi lain semacam dokter, pengacara dan lainnya.
Karyawan, artinya orang yang membuat atau melahirkan sebuah ‘karya’. Dalam
kata “karya” (apapun) mengandung sebuah proses kreatif, proses penciptaan.
Setara esensinya dengan proses penciptaan manusia sendiri, sebagai hasil
karya Tuhan Yang Maha Angung.

Jadi tegasnya, karyawan bukanlah melulu orang gajian, orang yang bekerja dan
lalu mendapatkan imbalan dari perusahaan atau majikannya. Bukan! Paradigma
karyawan sebagai “manusia yang menghasilkan karya” inilah yang harus ada di
benak dan sanubari di setiap karyawan di level dan jabatan apapun, di
perusahaan apapun – di segenap belahan bumi nusantara ini.

Lewat paradigma baru itulah, setiap karyawan akan jauh lebih menghargai dan
menghormati status dan profesinya sebagai karyawan. Bukan sekedar orang
gajian, orang upahan. Dengan paradigma ini pula, seornag karyawan
mempunyai nilai setara (bahkan bisa lebih) dengan berbagai profesi “bergengsi”
lainnya – termasuk pengusaha yang mempekerjakan dirinya. Bahkan amat
sangat mungkin, karyawan bisa melahirkan berbgai keajaiban melalui karyanya.

Karyawan, sungguh sebuah status profesi yang mulia. Ada nilai lebih dan luhur
pada diri seorang karyawan, yang termanifestasikan lewat berbagai karyanya
sehari-hari. Yang membedakan seorang karyawan biasa-biasa saja (di level dan
jabatan apapun) dengan karyawan yang ‘luar biasa’, yang menakjubkan serta
dikejar-kejar berbagai perusahaan untuk dibajak dan yang disegani oleh
masyarakat – adalah pada perbedaan penghayatan terhadap paradigma
tersebut.[]

2 www.SekolahBisnisIndonesia.com

Anda mungkin juga menyukai