“BIRRUL WALIDAIN”
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Akhlakul Karimah
DOSEN PENGAMPU :
Cintia, M.Pd
DISUSUN OLEH :
1. Suci Ningtias 200105030
2. Salma Adila 200105034
3. Nanda Patricia 190105010
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................1
C. TUJUAN UMUM......................................................................................2
D. TUJUAN KHUSUS..................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
A. KESIMPULAN.........................................................................................8
B. SARAN.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, maka penulis memperoleh
beberapa perumusan masalah. Rumusan masalah itu antara lain adalah:
1. Apa Pengertian Birrul Walidain (Berbakti Kepada kedua Orang Tua)?
2. Bagimana Kedudukan Birrul Walidain?
3. Bagaimana Bentuk-bentuk Birrul Walidain?
4. Apa manfaat berbakti kepada kedua orang tua?
1
C. TUJUAN UMUM
1. Untuk mengetahui Pengertian Birrul Walidain (Berbakti Kepada kedua
Orang Tua)
2. Untuk mengetahui Kedudukan Birrul Walidain
3. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Birrul Walidain
4. Untuk mengetahui manfaat berbakti kepada keuda orang tua
D. TUJUAN KHUSUS
1. Agar mahasiswa tahu bagaimana cara berbakti pada orang tua
2. Agar mahasiswa tahu apa yang dilarang kita perbuat dan apa yang harus
dilakukanuntuk berbakti kepada kedua orang tua
3. Agar mahasiswa mengerti hikmah berbakti kepada orang tua dan akibat
dari durhakakepada orang tua
4. Agar mahasiswa bisa mengaplikasikan kepada kehidupan nyata bagaimana
berbaktikepada orang tua
2
BAB II
PEMBAHASAN
كَ ك اَاَّل تَ ْعبُ ُد ْٓوا آِاَّل اِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ ٰسنً ۗا اِ َّما يَ ْبلُ َغ َّن ِع ْن َد
َ ُّضى َرب ٰ ََوق
ف َّواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَّهُ َما قَ ْواًل ٍّ ُْال ِكبَ َر اَ َح ُدهُ َمٓا اَ ْو ِك ٰلهُ َما فَاَل تَقُلْ لَّهُ َمٓا ا
َك ِر ْي ًما
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaikbaiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. al-Isra’: 23).
Perintah ini adalah kewajiban dan keharusan yang harus dilakukan setelah
menyembah Allah. Di samping itu, Allah juga memerintahkan untuk tidak berkata
kasar atau menyakiti hati mereka, tidak membentak dan berkata dengan mulia
kepada keduanya.2
1
Hidayah, Maria. Surga Dibawah Kaki Ibu, (Klaten: Cable Book, Cet I), 2012.
2
Jurnal Buletin Psikologi, 2017 - https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi [Diakses Tanggal 10
Maret 2022]
3
B. KEDUDUKAN BIRRUL WALIDAIN
()اخرجه البخاري
Artinya: dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “Suatu saat ada seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah yang
berhak aku pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab: “Ibumu!”, lalu siapa?
Rasulullah menjawab: “Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”.
Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian siapa? Rasulullah menjawab:
“Bapakmu!” (H.R.Bukhari).
Berdasarkan semuanya itu, tentu sangat wajar dan logis saja, kalau si anak
dituntut untuk berbuat kebaikan kepada orang tuanya dan dilarang untuk
mendurhakainya.4
3
Ilyas Yunahar, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI,Cet IX), 2007.
Mahmud Sya’roni, Cermin Kehidupan Rosul, (Semarang: Aneka Ilmu, cet I), 2006.
4
Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Agustus 2017 - file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3082-6228-1-
SM.pdf [Diakses Tanggal 10 Maret 2022]
4
C. BENTUK-BENTUK BIRRUL WALIDAIN
Adapun bentuk-bentuk Birrul Walidain di antaranya:
a. Taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tua, taat dan patuh orang
tua dalam nasihat, dan perintahnya selama tidak menyuruh berbuat
maksiat atau berbuat musyrik, bila kita disuruhnya berbuat maksiat atau
kemusyrikan, tolak dengan cara yang halus dan kita tetap menjalin
hubungan dengan baik.
b. Senantiasa berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap hormat,
sopan santun, baik dalam tingkah laku maupun bertutur kata,
memuliakan keduanya, terlebih di usia senja.
c. Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek
kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun masalah
lainnya. Selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran
Islam.
d. Membantu Ibu Bapak secara fisik dan materil. Misalnya, sebelum
berkeluarga dan mampu berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua
terutama ibu. Dan mengerjakan pekerjaan rumah.
e. Mendoakan Ibu Bapak semoga diberi oleh Allah kemampuan, rahmat
dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirta.
f. Menjaga kehormatan dan nama baik mereka.
g. Menjaga, merawat ketika mereka sakit, tua dan pikun.
h. Setelah orang tua meninggal dunia, Birrul Walidain masih bisa
diteruskan dengan cara antara lain:
- Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya
- Melunasi semua hutang-hutangnya
- Melaksanakan wasiatnya
- Meneruskan sillaturrahmi yang dibinanya sewaktu hidup5
5
Ritonga,A. Rahman,.Berbuat baik kepada Orang Tua. (Surabaya: Amalia), 2005.
5
- Memuliakan sahabat-sahabatnya
- Mendoakannya.
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َم ْن َ ِ ْت َرسُو َل هَّللا ُ ال َس ِمع َ َك ق ِ ع َْن َأن
ٍ َِس ب ِْن َمال
ُصلْ َر ِح َمه ِ ََس َّرهُ َأ ْن يُ ْب َسطَ َعلَ ْي ِه ِر ْزقُهُ َأوْ يُ ْن َسَأ فِي َأثَ ِر ِه فَ ْلي
Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, "Saya pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan
dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim".
Silaturahmi di sini juga termasuk silaturahmi kepada orang tua.
Dosa memutus silatu rahim
ب َأ َّن ُم َح َّم َد ْبنَ ُجبَي ِْر ْب ِن ٍ ْث ع َْن ُعقَ ْي ٍل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا ُ َح َّدثَنَا يَحْ يَى ب ُْن بُ َكي ٍْر َح َّدثَنَا اللَّي
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل اَل
َ ي ْ ط ِع ٍم قَا َل ِإ َّن ُجبَ ْي َر ْبنَ ُم
َّ ِط ِع ٍم َأ ْخبَ َرهُ َأنَّهُ َس ِم َع النَّب ْ ُم
يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ قَا ِط ٌع
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada
kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Muhammad bin Jubair bin
Muth'im berkata; bahwa Jubair bin Muth'im telah mengabarkan kepadanya bahwa
dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk
surga orang yang memutus tali silaturrahmi."6
b. Dikabulkan doanya
c. Anak dan cucunya akan berbakti kepadanya
Tasmara Toto, 60 Materi Kultum Untuk Semua Momentum, (Jakarta: Al Kalam), 2010.
6
Yahya, Materi Hadits III IAIN SALATIGA, (Salatiga), 2015
6
d. Dicintai keluarganya dan tetangganya
e. Dijauhkan dari mati dalam keburukan
f. Dipuji oleh manusia dan mereka akan berterima kasih padanya
g. Allah akan meridhainya
2. Pahala di Akhirat
a. Berbakti adalah salah satu penyebab utama masuk surga
b. Dimasukan surga dengan orang-orang yang pertama kali dimasukkan
surga.
c. Penebus dosa
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah Birrul Walidain terdiri dari kata Birru dan al-Walidain. Birru atau al-
birru artinya kebajikan dan al-walidain artinya kedua orang tua atau ibu bapak.
Jadi, Birrul Walidain adalah berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua.
Allah SWT telah mengharamkan bagi seorang anak durhaka kepada kedua
orang tuanya. Asy-Syaikh Abu ‘Amr bin Ash-Shalah rahimahullah bertutur dalam
kitab Al-Fataawaa, setiap perbuatan yang bisa menyebabkan orang tua terluka
atau yang semisalnya. Termasuk dosa besar perbuatan yang mengarah pada
kedurhakaan, seperti memaki atau menghina orang tua orang lain. Dan Allah akan
mempercepat azab bagi orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya
sebelum datangnya ajal.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, dengan harapan semoga
bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dperlukan demi
kemaslahatan bersama, dan semoga kita bisa mengambil hikmahnya. supaya
pembenahan dari isi dan subtansi makalah ini bisa lebih baik, dan mudah-
mudahan didalam pembuatan makalah ini bisa bermanfaat, amin.
8
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, Maria. Surga Dibawah Kaki Ibu, (Klaten: Cable Book, Cet I), 2012.
Ilyas Yunahar, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI,Cet IX), 2007.
Mahmud Sya’roni, Cermin Kehidupan Rosul, (Semarang: Aneka Ilmu, cet
I), 2006.
Ritonga,A. Rahman,.Berbuat baik kepada Orang Tua. (Surabaya: Amalia), 2005.
Tasmara Toto, 60 Materi Kultum Untuk Semua Momentum, (Jakarta: Al
Kalam), 2010.
Yahya, Materi Hadits III IAIN SALATIGA, (Salatiga), 2015
Jurnal Buletin Psikologi, 2017 - https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi [Diakses
Tanggal 10 Maret 2022]