Anda di halaman 1dari 17

RONTGEN ( SINAR X )

DiSUSUN OLEH
Alfabet Oktristyan Fakuriza
(18320006)

DOSEN PENGAJAR
Linawati Novikasari, S.Kep,. NS,. M.Kes

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan pertolongan-Nya kepada semua makhluk yang ada di muka bumi ini
dengan segala kekuasaan-Nya. Salah satu kenikmatan yang Allah berikan yaitu
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sinar X sebagai Media
Rontgen”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi


Muhammad saw yang telah menuntun umat manusia dari kebodohan hingga
menuju ilmu pengetahuan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.

Mengingat keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa


dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
dan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Bandar Lampung, 15 Juli 2019


Penyusun

Alfabet Oktristyan Fakuriza

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Identifikasi masalah.................................................................................... 5
C. Batasan Masalah......................................................................................... 5
D. Tujuan Penulisan......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Rontgen (Sinar X)..................................................................... 7
B. Pemanfaatan Sinar X untuk Rontgen.......................................................... 7
C. Tahapan-Tahapan dalam Proses Rontgen................................................... 10
D. Dampak sinar X bagi tubuh........................................................................ 13
E.

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan................................................................................................. 15
B. Saran .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak
bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru.
Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi
nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat
dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi
yang layak diperhitungkan. Isu energi nuklir yang berkembang saat ini
memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir
dan bayangan buruk tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl.
Isu-isu ini telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir
dan pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung
jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup
sekaligus memberikan solusi atas masalah kesehatan.
Penemuan Sinar-X untuk Alat Rontgen Pada tanggal 5 Januari 1896,
sebuah surat kabar Austria melaporkan penemuan Röntgen tentang jenis baru
radiasi yang kini disebut sinar-X. Röntgen dianugerahi gelar kehormatan
Doctor of Medicine gelar dari Universitas Würzburg setelah penemuannya.
Sinar X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis
dengan gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai
panjang gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-
benda. Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke
100 picometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz).
Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medikal dan
Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat
berbahaya.
Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi
tulang, gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan
langsung pada tubuh pasien. Biasanya, masyarakat awam menyebutnya

4
dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’. Selain bermanfaat, sinar x
mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila
di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang
berbahaya, misalnya kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan
terlalu sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan. Meskipun
besar menfaatnya, penggunaan sinar-x harus memperhatikan prosedur
keadaan pasien. Karana daya tembusnya cukup besar, jaringan tubuh manusia
dapat rusak terkena paparan sinar-x terlalu lama. Oleh karana itu,
pemancaran sinar-x pada pasien diusahakan sesingkat mungkin.

B. Identifikasi masalah
1. Apakah pengertian sinar X?
2. Bagaimana pemanfaatan sinar X dalam proses rontgen?
3. Bagaimana tahapan-tahapan dalam proses rontgen?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari penggunaan metode rontgen
bagi tubuh?

C. Batasan masalah
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dan mengambang dari
tujuan yang semula direncanakan, maka penulis menetapkan batasan-batasan
sebagai berikut:
1. Pemanfaatan sinar X sebagai aplikasi nuklir hanya membahas metode
rontgen
2. Pembahasan sinar x hanya sebatas pada pemanfaatannya
3. Metode rontgen yang akan dibahas penulis meliputi tahapan-tahapan
rontgen serta dampak yang ditimbulkan.

5
D. Tujuan
1. Memahami sinar X
2. Mengetahui pemanfaatan sinar X sebagai aplikasi nuklir dalam proses
rontgen
3. Memahami tahapan-tahapan dalam proses rontgen
4. Mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari penggunaan metode
rontgen bagi tubuh.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rontgen (Sinar X)


Sinar-X adalah radiasi elektromagnet dengan rentang panjang
gelombang kurang lebih dari 0,01 hingga 10 nm (energinya kurang lebih dari
100eV hingga 100keV).Beberapa atom yang membentuk sebuah kisi dapat
memantulkan sinar-X yang dijatuhkan pada kristal ke semua arah, namun
hanya pada satu arah tertentu, “riak gelombang” yang dihambur akan
berinterferensi secara maksimum sehingga menghasilkan suatu berkas
terpantul. Dalam hal ini, pantulannya dapat dipandang terjadi pada suatu
bidang yang digambarkan melalui barisan atom-atom tersebut. (Keadaan ini
mirip dengan pemantulan cahaya dari sebuah cermin—berkas cahaya yang
terpantulkan dapat dipandang terjadi pada sebuah bidang dengan sudut datang
sama dengan sudut pantul).
Jika berkas sinar-X yang digunakan berpanjang gelombang tunggal,
maka agak sulit bagi untuk mendapatkan sudut dan himpunan bidang pantul
yang tepat guna mengamati interferensi. Tetapi jika digunakan berkas sinar-X
dengan rentang panjang gelombang yang kontinu, maka untuk tiap-tiap jarak
dan sudut datang, interferensinya akan terjadi bagi suatu panjang gelombang
tertentu, sehingga akan terjadi suatu pola maksimum interferensi pada sudut-
sudut pantul yang berbeda. Pola maksimum interferensi tidaklah bergantung
pada panjang gelombang berkas sinar-X yang datang (yang distribunya
kontinu), melainkan pada jarak dan susunan atom dalam Kristal.1

B. Pemanfaatan Sinar X untuk Rontgen


Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir adalah merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah
cukup beragam mulai dari radiasi untuk diagnostik, pemeriksaan sinar-X gigi
dan penggunaan radiasi sinar-X untuk terapi. 2

1
Kenneth Krane, Fisika Modern, UI Press, Jakarta, 2006, hal 84-86
2
Bandu, Karmila. 2014. Efek Radiasi Sinar X Pada Anak-Anak. halaman 2

7
Pada awalnya, tidak lama setelah penemuan sinar X, diketahui bahwa
sinar tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan manusia. Karena
itu mulailah dilakukan pengobatan kanker dengan sinar X tanpa dasar
pengetahuan patologi onkologi serta radiobiologi. Pada sebagian besar pasien
terjadi kematian jaringan kanker. Selain itu jaringan sehat juga mengalami
kerusakan yang cukup hebat sehingga tidak jarang mengakibatkan kematian
pasien. Pada saat itu belum diketahui jenis kanker apa saja yang dapat diatasi
dengan pengobatan sinar dan mana yang tidak dapat.
Radiologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan
dengan penggunaan semua modalitas yang menggunakan energi radiasi
pengion maupun non-pengion, untuk kepentingan imajing diagnosis dan
prosedur terapi dengan menggunakan panduan radiologi, termasuk teknik
ultrasonografi dan radiasi radio frekuensi elektromagnetik oleh atom-atom.
Foto radiografi adalah gambaran dua dimensi dari suatu obyek tiga dimensi
dimana gambaran dari obyek tersebut diproyeksikan pada suatu media
perekam sebagai gambar dua dimensi. 3
Teknik radiografi adalah salah satu teknik diagnosa dimana sumber
sinar X ditembuskan kebagian tubuh pasien yang akan diperiksa dengan
kondisi penyinaran tertentu. Radiasi sinar X yang akan tembus akan
mempunyai besaran yang berbeda sesuai dengan daya serap organ-organ
tubuh yang akan ditembusnya. Perbedaan akan besaran tersebut akan
ditangkap oleh film X-ray dan akan membentuk bayangan laten, gambar laten
tersebut setelah melalui berbagai proses pencucian akan menghasilkan
gambaran foto dari organ yang diperiksa. Untuk radigrafer pada saat
pemotretan harus berada di belakang tabir atau di ruangan lain yang
terproteksi dari radiasi sinar X. 4
Penggunaan alat sinar X untuk diagnosa dan pengobatan memerlukan
kehati‐hatian karena tingginya resiko bahaya yang dapat ditimbulkan dari
penggunaannya atau hal lain yang diakibatkan radiasi ionisasi. Semua
3
N Nurfidah, Siti. 2014. Pengaruh Sinar-X Terhadap Kesehatan Janin Ibu Hamil Trimester
Pertama halaman 1

4
Sari, Silvia. 2012. Pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi Sinar X Di Unit
Kerja Radiologi Rumah Sakit XYZ Tahun 2011 halaman 9

8
jaringan pada hewan dan manusia peka terhadap radiasi. Penggunaan dosis
minimum dengan nilai yang melebihi batas tertentu dapat menyebabkan
kerusakan atau perubahan pada jaringan yang terpapar. Jaringan yang sangat
rentan terhadap bahaya radiasi antara lain adalah: kulit, limfatik, hemopoetik,
leukopoetik, glandula mamary, thyroid, tulang (pada pusat pertumbuhan
epifise), epitel germinal atau gonad. Oleh sebab itu, kehati‐hatian dalam
penggunaan radiasi sangat diperlukan, karena kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam penggunaan radiasi sangat besar. Radiasi ionisasi
mempunyai sifat tidak berwujud/tampak, tidak berbau dan tidak memberikan
rangsangan fisik langsung pada objek yang terpapar. Efek radiasi pada objek
yang terpapar sangat berbahaya dan bersifat kumulatif dari penyinaran yang
terus menerus. Efek yang sering muncul antara lain erithema, alergi hingga
mutasi genetik. 5
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang
dengan radiasi gamma atau sinar-x. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma
atau sinar-x yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh
komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini
bermanfaat untuk membantu mendiagnosis kekeroposan tulang (osteoporosis)
yang sering menyerang wanita pada usia menopause (matihaid) sehingga
menyebabkan tulang muda patah.

Pemanfaatan radiasi di Indonesia diawasi oleh Badan Pengawas


Tenaga Nuklir (BAPETEN). Oleh karena itu, pemanfaatan sinar-x sebagai
radiodiagnostik bidang kesehatan telah diatur oleh pemerintah dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi
Pengion dan Kearnanan Sumber Radioaktif serta Surat Keputusan Kepala
BAPETEN Nomor 01 IKa- BAPETENIV-99 tentang Ketentuan Keselamatan
Kerja dengan Radiasi Radiografi rnerupakan sarana penunjang diagnostik
yang sudah berkembang pesat baik di dunia kedokteran manusia maupun
dalam dunia kedokteran hewan yang bertujuan untuk kesejahteraan.
5
Tim Penyusun. Bahan Ajar Mandiri Computer ‐ Assisted Instruction (BAM ‐ CIA) Mata Kuliah
Radiologi Veteriner (KLV 441/KRP 322) Bagian Bedah dan Radiologi halaman 2

9
Pemanfaatan sinar-x dalam radiodiagnostik dunia kedokteran hewan sangat
menunjang dalam penegakkan diagnosa. 6

C. Tahapan-Tahapan dalam Proses Rontgen


Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar X dalam mendeteksi kelainan pada berbagai organ
tubuh, diantaranya yaitu pada dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung
kemih, tengkorak, dan rangka.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar X yang
sedikit karena tingginya kualitas film sinar X dan digunakan untuk
melakukan skrinning (deteksi dini dari suatu penyakit) dari berbagai kelainan
yang ada pada organ.
Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen
dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Radiografi konvesional tanpa persiapan


Yaitu saat anak datang bisa langsung difoto tanpa melakukan
persiapan lainnya. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau toraks.

2. Radiografi konvesional dengan persiapan


Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan
yaitu di antaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak
diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan
begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas
memperlihatkan kelainan yang dideritanya.

3. Pemeriksaan dengan kontras.


Yaitu sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh
dengan cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke

6
Ulum Fakhrul Dan Deni Noviana. 2008. Pemanfaatan Radlografi Sebagai Sarana Dlagnostik
Penunjang Dalam Dunla Kedokteran Hewan Yang Aman Bagi Hewan, Manusia Dan
Lingkungan.halaman 397

10
pembuluh vena. Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan
selanjutnya adalah fluoroskopi. Pemeriksaan dilakukan jika usus atau
lambung anak dicurigai terputar. Untuk anak yang dicurigai menderita
Hirschsprung (penyempitan di usus besar yang disebabkan bagian usus
tidak memiliki persarafan pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat
anus. Sedangkan untuk anak yang mengalami kelainan ginjal atau saluran
kemih, kontras dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung kemih.
Setelah dilakukan tindakan ini, bukan tidak mungkin akan muncul
reaksi alergi pada beberapa anak. Indikasinya adalah gatal, kemerahan,
muntah, tekanan darah turun hingga sesak napas. Oleh karena itu,
alat/obat-obat untuk menangani kondisi ini harus tersedia di ruang
pemeriksaan yang merupakan bagian dari prosedur standar pelaksanaan
rontgen menggunakan kontras.
Untuk mencegah paparan radiasi, ada perlengkapan khusus yang
digunakan selama proses berlangsung. Misalnya organ vital anak akan
ditutup selama pelaksanaan foto rontgen, anaknya diharuskan memakai
pelindung khusus yang disebut shielding atau apron. Jatuhnya sinar ke
tubuh anak pun harus melewati piranti khusus guna meminimalisir
kemungkinan bahaya radiasi. Intinya, persiapan matang sudah dipikirkan
untuk memprioritaskan keamanan pasien. 7
Sementara tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum
melakukan pelaksanaan pemeriksaan rontgen yaitu:
1. Melakukan informed consent (persetujuan tindakan medik)
2. Tidak ada pembatasan makanan atau cairan.
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA (posterior
anterior) dapat dilakukan dengan posisi berdiri dan foto AP
(anterior posterior) lateral dapat juga dilakukan,baju harus
diturunkan sampai ke pinggang, baju kertas atau baju kain
dapat digunakan dan perhiasan dapat dilepas, anjurkan pasien
untuk tarik nafas dan menahan nafas pada waktu pengambilan
foto sinar X.

7
Nugrahawati, Dewi. 2011. Rontgen, halaman 3

11
4. Pada jantung foto PA  dan lateral kiri dapat diindikasi untuk
mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung, perhiasan pada leher
harus dilepaskan, baju diturunkan hingga ke pinggang.
5. Pada abdomen pelaksanaan foto harus dilakukan sebelum
pemeriksaan IVP, baju harus dilepaskan dan digunakan baju
kain/kertas. Pasien tidur telentang dengan tangan menjauh dari
tubuh,testis harus dilindungi.
6. Pada tengkorak, sebelum pelaksanaan foto, penjepit rambut
harus dilepaskan, kaca mata gigi palsu sebelum pemeriksaan.
7. Pada rangka bila dicurigai terdapat fraktur anjurkan puasa, dan
imobilisasi pada daerah fraktur.

Tidak seperti foto pada umumnya, foto rontgen menggunakan sinar


X sebagai pemantul cahayanya. Namun, tidak seperti cahaya lampu yang
dapat bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang.

Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di


antara tempat penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X
tersebut. Sinar X ini akan menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali
tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam pada film. Setelah film
tersebut dicuci, bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan berwarna
hitam, sedang bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna
putih. 8

8
http://mariaulfakebidanan.blogspot.com/2013_01_01_archive.html

12
Gambar 1. Proses rontgen dengan sinar X

D. Dampak sinar X bagi tubuh


Walaupun sinar-X sangat berguna kepada manusia, tetapi penggunaan
secara berlebihan kepada sinar-X dapat menyebabkan :
 Pemusnahan sel-sel dalam tubuh
 Perubahan struktur genetik suatu sel
 Penyakit kanker basah
 Kesan-kesan buruk seperti rambut rontok
 Kulit menjadi merah dan berbisul
 Keguguran pada perempuan hamil
 Leukimia
 Luka permukaan yang dangkal
 Kerusakan kulit (skin demage)
 Epilasi (epilation)

13
 Kuku rapuh (brittleness of nails) 9

BAB
III PENUTUP

A. Kesimpulan

9
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-4.htm

14
1. Sinar X adalah radiasi electromagnet dengan rentang panjang gelombang
kurang lebih dari 0.01 hingga 10 nm. Beberapa atom dapat memantulkan
sinar X yang dijatuhkan pada kristal membentuk pola maksimum
interferensi (titik) pada plat foto yang pola tersebut tidak bergantung pada
panjang gelombang sinar X melainkan pada jarak dan susunan atom
dalam kristal.
2. Pemanfaatan sinar X untuk rontgen adalah salah satu dari pemanfaatan
sinar X di bidang kesehatan untuk keperluan diagnosa penyakit baik pada
manusia maupun hewan
3. Dalam proses rontgen, persiapan yang dilakukan sebelum melakukan
pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat dibedakan menjadi
tiga macam yaitu, Radiografi konvensional tanpa persiapan, Radiografi
konvensional dengan persiapan dan pemeriksaan dengan kontras.
Sedangkan tahapan-tahapan yang harus dilalui pasien sebelum melakukan
rontgen yaitu yang pertama harus melakukan informed consent, dan
mematuhi peraturan yang ada yaitu melepas semua benda yang ada di
sekitar bagian tubuh yang akan di rontgen.
4. Penggunaan sinar rontgen atau sinar x yang berlebihan berpengaruh pada
tubuh manusia, diantaranya dapat menyebabkan pemusnahan sel-sel
dalam tubuh, luka, leukimia, kerusakan kulit.

B. SARAN
Mengingat manfaat yang diperoleh dari proses rontgen bagi manusia,
maka diperlukan terobosan untuk mengurangi dampak-dampak yang
ditimbulkan. Penulis mengharapkan agar generasi muda dapat
menyempurnakan aplikasi nuklir pada prosesrontgen sehingga dampak
negatif dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
pada proses rontgen adalah tahapan-tahapannya. selain itu kondisi tubuh
pasien juga perlu diperhatikan. Pasien tidak boleh terlalu lama dan terlalu
sering terpapar sinar X karena dapat memberikan dampak negatif seperti yang
dijelaskan dalam makalah.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Bandu, Karmila. 2014. Efek Radiasi Sinar X Pada Anak-Anak. Skripsi Universitas
Hasanuddin Makassar
Kenneth, Krane. 2006. Fisika Modern. Jakarta: UI Press
Nugrahawati, Dewi. 2011. Rontgen
http://dewinugrahawati.blog.uns.ac.id/files/2011/05/tugas-fisling-pdf.pdf diakses
tanggal (15 Maret 2015 pukul 09.50 WIB)
Nurfidah, Siti. 2014. Pengaruh Sinar-X Terhadap Kesehatan Janin Ibu Hamil
Trimester Pertama. Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar
Sari, Silvia. 2012. Pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi Sinar
X Di Unit Kerja Radiologi Rumah Sakit XYZ Tahun 2011. Skripsi Universitas
Indonesia
Tim Penyusun. Bahan Ajar Mandiri Computer ‐ Assisted Instruction (BAM ‐ CIA)
Mata Kuliah Radiologi Veteriner (KLV 441/KRP 322) Bagian Bedah dan
Radiologi http://www.oocities.org/radiologi_vet/bab_11.pdf (diakses tanggal 14
Maret 2015 pukul 10.05 WIB)
Ulum Fakhrul Dan Deni Noviana. 2008. Pemanfaatan Radlografi Sebagai Sarana
Dlagnostik Penunjang Dalam Dunla Kedokteran Hewan Yang Aman Bagi
Hewan, Manusia Dan Lingkungan. Jurnal proceeding of KIVNAS
http://mariaulfakebidanan.blogspot.com/2013_01_01_archive.html (diakses pada
tanggal 15 Maret 2015 pukul 05.34 WIB)
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-
4.htm (diakses tanggal 13 Maret 2015 pukul 19.06 WIB)
http://rudi.staff.uns.ac.id (diakses tanggal 15 Maret 2015 pukul 16.15 WIB)

17

Anda mungkin juga menyukai