Anda di halaman 1dari 30

Pemeliharaan Peralatan Kedokteran dan Keperawatan

Pengertian :

Melaksanakan pemeliharaan peralatan kedokteran dan keperawatan dengan cara


membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya. Contohnya
alat- alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga, maupun aliminium sering
terjadi karatan. Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut
harus disimpan pada tempat yang mempunyai temperatut tinggi ( 37C) dan
lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
Sebelum disimpan alat tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air yang
melekat, kemudian diolesi minyak oli, minyak rem, atau parafin cair.

Bagian-Bagian Pemeliharaan Alat-Alat Kedokteran dan Keperawatan

1. Peralatan dari bahan baku logam


2. Peralatan dari bahan baku gelas
3. Peralatan dari bahan baku karet/ plastik
4. Pemeliharaan sarung tangan (handscoon)

Pemeliharaan Peralatan Kedokteran dan Keperawatan dari Bahan Logam

1. Nald vooder/ Needle Holder/ Nald Heacting


Fungsinya adalah untuk memegang jarum jahit (nald heacting) dan sebagai
penyimpul benang.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Nald heacting yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat
hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu nald heacting disabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya nald heacting di bungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah
dimasukkan ke dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai
5 menit.
d. Setelah itu nald heacting diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang
steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :

a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)


b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.
2. Gunting
Gunting Diseksi (dissecting scissor)
Gunting ini ada dua jenis yaitu, lurus dan bengkok. Ujungnya biasanya runcing.
Terdapat dua tipe yang sering digunakan yaitu tipe Moyo dan tipe Metzenbaum.
Kegunaannya untuk memotong jaringan tubuh untuk keperluan praktek.
Gunting Benang (bandage scissors)
Ada dua macam gunting benang yaitu bengkok dan lurus, kegunaannya adalah
untuk memotong benang operasi.
Gunting Pembalut/ Perban
Kegunaannya adalah untuk menggunting plester dan pembalut.
Gunting Operasi (surgical scissors)
Kegunaannya adalah untuk pembedahan.

Cara mensterilkan yaitu :


a. Gunting yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat
hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu gunting disabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya gunting dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan ke
dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu gunting diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :

a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)

b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.
3. Pisau Bedah

Pisau bedah terdiri dari dua bagian yaitu gagang dan mata pisau (mess/
bistouri/blade). Kegunaannya adalah untuk menyayat berbagai organ atau bagian tubuh
manusia. Mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan di sayat.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Pisau bedah yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat
hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu pisau bedah di sabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya pisau bedah di bungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan
ke dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu pisau bedah diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.
4. Klem (Clamp)
Klem Arteri Pean

Ada dua jenis yang lurus dan bengkok. Kegunaannya adalah untuk hemostatis
untuk jaringan tipis dan lunak.
Klem Kocher

Ada dua jenis bengkok dan lurus. Sifatnya mempunyai gigi pada ujungnya seperti
pinset sirugis. Kegunaannya untuk menjepit jaringan.
Klem Allis

Penggunaan klem ini adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan menjepit
tumor.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Klem yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu klem disabunkan dan di sikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya klem dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan ke
dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu klem diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.
5. Retraktor (Wound Hook)

Retraktor langenbeck, US Army Double Ended Retraktor dan Retraktor Volkman


penggunaannya adalah untuk menggunakan luka.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Retraktor yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat
hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu retraktor di sabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya retraktor dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan ke
dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu retraktor diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.

6. Pinset
Pinset Sirugis

Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan
luka, memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.

Pinset Anatomis

Penggunaannya adalah untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepit


jaringan yang tipis dan lunak.

Pinset Splinter

Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka (mencegah


overlapping).

Cara mensterilkan yaitu :

a. Pinset yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu pinset disabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya pinset dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan ke
dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu pinset diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.

7. Deschamps Aneurysm Needle


Penggunaannya adalah untuk mengikat pembuluh darah besar.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Deschamps aneurysm needle yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar
kotoran yang melekat hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu deschamps aneurysm needle disabunkan dan disikat, kemudian dibilas
sampai bersih. Selanjutnya deschamps aneurysm needle dibungkus dengan kain kasa,
kemudian biarlah dimasukkan ke dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu
selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu deschamps aneurysm needle diangkat menggunakan korentang steril ke
tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.

8. Wound Curet
Penggunaannya adalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus kronis.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Wound curet yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat
hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu wound curet disabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya wound curet dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan
ke dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu wound curet diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.

9. Sonde (Probe)
Penggunaannya adalah untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan
mengetahui kedalaman luka.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Sonde yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu sonde disabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya sonde dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan ke
dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu sonde diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.
10.Korentang

Penggunaannya adalah untuk mengambil instrument steril, mengambil kasa, jas


operasi, doek, dan laken steril.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Korentang yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat
hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu korentang disabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya korentang dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan ke
dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu korentang diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.
11.Jarum Heacting

Penggunaannya adalah untuk menjahit luka dan menjahit organ yang rusak
lainnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih
mudahmengiris kulit (scharpe nald). Sedangkan untuk menjahit otot di pakai yang
berpenampang bulat (rounde nald).

Cara mensterilkan yaitu :

a. Jarum heacting yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang
melekat hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu jarum heacting disabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya jarum heacting dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah
dimasukkan ke dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai
5 menit.
d. Setelah itu jarum heacting diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang
steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.

12.Bak Instrumen

Fungsinya sebagai tempat alat-alat yang akan digunakan untuk menolong


persalinan/ merawat luka.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Bak instrument yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang
melekat hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu bak instrumen disabunkan dan disikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya bak instrumen dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah
dimasukkan ke dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai
5 menit.
d. Setelah itu bak instrumen diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang
steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.

13.Reflex Hamer

Fungsinya untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian tertentu tubuh kita,
misalnya lutut.

Cara mensterilkan yaitu :

a. Reflex hamer yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat
hilang.
b. Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Setelah itu reflex hamer disabunkan dan di sikat, kemudian dibilas sampai bersih.
Selanjutnya reflex hamer dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan
ke dalam sterilisator setelah air mendidih dan ditunggu selama 3 sampai 5 menit.
d. Setelah itu reflex hamer diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi ( 37C)
b. Lingkungan yang kering, kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air.
c. Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi minyak
oli, minyak rem, atau parafin cair.

Pemeliharaan Peralatan Kedokteran dan Keperawatan dari Bahan Karet

1. Warm Water Zak (Beld.) Hot Water Bottle (Ing.) Botol Panas/ Buli-
Buli Panas (Ind.)

Bentuknya berupa kantung dari karet dengan tutup diujungnya, diisi air panas.

Fungsinya untuk kompres panas

Cara sterilisasi yaitu :

a. Alat direndam di larutan desinfektan selama 2 jam.


b. Kemudian diberi sabun dan dibilas dengan air bersih.
c. Menyikat dalam larutan air sabun. Untuk bahan karet tidak perlu disikat hanya
dibersihkan dengan larutan desinfektan.
d. Setelah alat bersih kemudian masukkan alat ke dalam sterilisator selama 5-10
menit.
e. Kemudian angkat dengan korentang steril dengan cara menjepit ujung alat dan
masukkan alat ke dalam bak steril (disimpan dalam keadaan kering).

Cara pemeliharaan yaitu :

a. Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama.


b. Sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran dengan cara
mencuci dengan sabun.
c. Kemudian dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari hembusan
udara hangat.
d. Setelah itu taburkan tal pada seluruh permukaan karet.

2. Ijskap (Beld.) Ice Bag (Ing.) Eskap (Ind.)

Bentuknya berupa kantung dari karet dengan tutup di tengahnya, diisi pecahan
es batu.

Fungsinya untuk kompres dingin

Cara sterilisasi yaitu :


a. Alat direndam di larutan desinfektan selama 2 jam.
b. Kemudian diberi sabun dan dibilas dengan air bersih.
c. Menyikat dalam larutan air sabun. Untuk bahan karet tidak perlu disikat hanya
dibersihkan dengan larutan desinfektan.
d. Setelah alat bersih kemudian masukkan alat ke dalam sterilisator selama 5-10
menit.
e. Kemudian angkat dengan korentang steril dengan cara menjepit ujung alat dan
masukkan alat ke dalam bak steril (disimpan dalam keadaan kering).

Cara pemeliharaan yaitu :

a. Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama.


b. Sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran dengan cara
mencuci dengan sabun.
c. Kemudian dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari hembusan
udara hangat.
d. Setelah itu taburkan tal pada seluruh permukaan karet.

3. Bors Pomp (Beld.) Breast Pump and Relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)

Fungsinya untuk membantu memompa air susu keluar dari payudara wanita yang
sedang menyusui.

Cara sterilisasi yaitu :


a. Alat direndam di larutan desinfektan selama 2 jam.
b. Kemudian diberi sabun dan dibilas dengan air bersih.
c. Menyikat dalam larutan air sabun. Untuk bahan karet tidak perlu disikat hanya
dibersihkan dengan larutan desinfektan.
d. Setelah alat bersih kemudian masukkan alat ke dalam sterilisator selama 5-10
menit.
e. Kemudian angkat dengan korentang steril dengan cara menjepit ujung alat dan
masukkan alat ke dalam bak steril (disimpan dalam keadaan kering).

Cara pemeliharaan yaitu :

a. Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama.


b. Sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran dengan cara
mencuci dengan sabun.
c. Kemudian dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari hembusan
udara hangat.
d. Setelah itu taburkan tal pada seluruh permukaan karet.

4. Urinal

Fungsinya untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/ bisa ke WC.
Jenis urinal yaitu :
Urinal male: untuk pasien laki-laki.
Urinal female: untuk pasien perempuan.

Cara sterilisasi yaitu :


a. Alat direndam di larutan desinfektan selama 2 jam.
b. Kemudian diberi sabun dan dibilas dengan air bersih.
c. Menyikat dalam larutan air sabun. Untuk bahan karet tidak perlu disikat hanya
dibersihkan dengan larutan desinfektan.
d. Setelah alat bersih kemudian masukkan alat ke dalam sterilisator selama 5-10
menit.
e. Kemudian angkat dengan korentang steril dengan cara menjepit ujung alat dan
masukkan alat ke dalam bak steril (disimpan dalam keadaan kering).

Cara pemeliharaan yaitu :

a. Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama.


b. Sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran dengan cara
mencuci dengan sabun.
c. Kemudian dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari hembusan
udara hangat.
d. Setelah itu taburkan tal pada seluruh permukaan karet.

5. Cathether

Fungsinya untuk mengeluarkan/ pengambilan urine.


Jenis cathether yaitu :
Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan
balon dengan cara menyuntikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar
cathether tidak copot.

Cara sterilisasi menggunakan bahan kimia yaitu mensterilkan peralatan dengan


menggunakan bahan kimia seperti alcohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk
peralatan yang cepat rusak bila karena panas.

Cara pemeliharaan yaitu :

a. Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama.


b. Sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran dengan cara
mencuci dengan sabun.
c. Kemudian dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari hembusan
udara hangat.
d. Setelah itu taburkan tal pada seluruh permukaan karet.

Pemeliharaan Peralatan Kedokteran dan Keperawatan dari Bahan Gelas

1. Gelas Beaker

Gelas beaker yang biasa disebut juga gelas piala adalah suatu alat yang
berbentuk silinder dengan alas yang datar. Fungsi dari alat ini hanya sebatas digunakan
untuk penampung, bukan digunakan untuk pengukur sehingga tidaklah mengherankan
skala yang ada di dalam alat ini sangatlah lebar. Beaker bisa kita temukan dengan
berbagai macam ukuran dari 25 ml sampai dengan 3 liter. Sebagian besar alat ini
biasanya terbuat dari bahan borosilikat atau plastik. Dengan bahan borosilikat atau
plastik, maka gelas ini hanya bisa digunakan untuk bahan kimia bersifat korosif yang
terbuat dari PTPE. Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan
gelas arloji sebagai penutup.

Cara sterilisasi yaitu:

a. Peralatan yang sudah digunakan, dibilas dengan air (sebaiknya di bawah air
mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam di
dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang telah
dipergunakan pada pasien berpenyakit menular, harus direndam sekurang-
kurangnya dalam waktu 24 jam.
b. Peralatan disabuni satu per satu, kemudian dibilas.
c. Selanjutnya disterilkan dengan cara membungkus alat dengan kain kasa, kemudian
dimasukkan kedalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai
mendidih. Setelah itu air mendidih selama waktu sampai 15 menit baru diangkat.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27C - 37C dan beri tambahan
lampu 25 watt.
b. Ruangan tempat penyimpanan diberi silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan alkohol, aseton, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk membersihkan
debu dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa, jangan
sampai merusak lapisan lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas awat kasa
atau boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung ke dalam air yang
sedang mendidih, melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan air bersih, detergen (menghilangkan efek lemak dan tidak membawa
efek lemak), larutan (kalaium dichromat 10 gram, asam belerang 25 ml, aquades 75
ml).

2. Buret

Alat ini berbentuk seperti silindris memanjang dengan skala pada sisi luarnya dan
terdapat kran pada sisi bawah, alat ini dirancang memiliki ketelitian tinggi untuk
keperluan kuantitatif analisis. Buret ini biasanya digunakan untuk titrasi yang
membutuhkan presisi tinggi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk
mengukur volume suatu larutan. Walaupun dalam perkembangan saat ini sudah dapat
ditemukan berbagai alat titrasi yang berbasis elektronik tapi alat ini masih digunakan di
banyak laboratorium karena tentu saja lebih murah. Mengapa bisa lebih murah, karena
alat ini terbuat dari bahan kaca atau dari bahan plastic.

Cara sterilisasi yaitu :


a. Peralatan yang sudah digunakan, dibilas dengan air (sebaiknya di bawah air
mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam di
dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang telah
dipergunakan pada pasien berpenyakit menular, harus direndam sekurang-
kurangnya dalam waktu 24 jam.
b. Peralatan disabuni satu per satu, kemudian dibilas.
c. Selanjutnya disterilkan dengan cara membungkus alat dengan kain kasa, kemudian
dimasukkan kedalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai
mendidih. Setelah itu air mendidih selama waktu sampai 15 menit baru diangkat.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27C - 37C dan beri tambahan
lampu 25 watt.
b. Ruangan tempat penyimpanan diberi silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan alkohol, aseton, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk membersihkan
debu dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa, jangan
sampai merusak lapisan lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas awat kasa
atau boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung ke dalam air yang
sedang mendidih, melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan air bersih, detergen (menghilangkan efek lemak dan tidak membawa
efek lemak), larutan (kalaium dichromat 10 gram, asam belerang 25 ml, aquades 75
ml).

3. Erlenmeyer
Erlenmeyer adalah salah satu alat-alat laboratorium yang berfungsi untuk
menganalisis kuantitatif secara volumetri (titrasi), dalam proses titrasi ini sendiri alat ini
digunakan untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Tak hanya itu alat ini juga
bermanfaat dalam mikrobiologi, yaitu digunakan untuk pembiakan mikroba. Bentuk
alat ini seperti tabung dengan bagian luar terdapat skala yang menunjukkan perkiraan
volume cairan.
Cara sterilisasi yaitu :
a. Peralatan yang sudah digunakan, dibilas dengan air (sebaiknya di bawah air
mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam di
dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang telah
dipergunakan pada pasien berpenyakit menular, harus direndam sekurang-
kurangnya dalam waktu 24 jam.
b. Peralatan disabuni satu per satu, kemudian dibilas.
c. Selanjutnya disterilkan dengan cara membungkus alat dengan kain kasa, kemudian
dimasukkan kedalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai
mendidih. Setelah itu air mendidih selama waktu sampai 15 menit baru diangkat.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27C - 37C dan beri tambahan
lampu 25 watt.
b. Ruangan tempat penyimpanan diberi silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan alkohol, aseton, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk membersihkan
debu dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa, jangan
sampai merusak lapisan lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas awat kasa
atau boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung ke dalam air yang
sedang mendidih, melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan air bersih, detergen (menghilangkan efek lemak dan tidak membawa
efek lemak), larutan (kalaium dichromat 10 gram, asam belerang 25 ml, aquades 75
ml).

4. Gelas Ukur

Gelas ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan dari 10
hingga 2000 ml. Alat ini memiliki bentuk seperti pipa dengan bagian bawah agak
sedikit lebar yang berguna seperti kaki untuk menyangga alat ini agar dapat tetap
berdiri. Gelas ukur pada umumnya terbuat dari bahan gelas (polipropilen) atau plastik.

Cara sterilisasi yaitu :


a. Peralatan yang sudah digunakan, dibilas dengan air (sebaiknya di bawah air
mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam di
dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang telah
dipergunakan pada pasien berpenyakit menular, harus direndam sekurang-
kurangnya dalam waktu 24 jam.
b. Peralatan disabuni satu per satu, kemudian dibilas.
c. Selanjutnya disterilkan dengan cara membungkus alat dengan kain kasa, kemudian
dimasukkan kedalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai
mendidih. Setelah itu air mendidih selama waktu sampai 15 menit baru diangkat.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27C - 37C dan beri tambahan
lampu 25 watt.
b. Ruangan tempat penyimpanan diberi silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan alkohol, aseton, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk membersihkan
debu dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa, jangan
sampai merusak lapisan lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas awat kasa
atau boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung ke dalam air yang
sedang mendidih, melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan air bersih, detergen (menghilangkan efek lemak dan tidak membawa
efek lemak), larutan (kalaium dichromat 10 gram, asam belerang 25 ml, aquades 75
ml).

5. Labu Ukur

Labu ukur yang biasa disebut dengan (Volumetric Flask) adalah alat yang
berfungsi untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu
sebagaimana tertera dalam badan labu takar dan bisa digunakan juga untuk menyiapkan
larutan kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan
keakuratan yang sangat tinggi karena di bagian leher terdapat lingkaran graduasi,
volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada lehernya juga terdapat tanda
batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu takar. Biasanya
bewarna transparan, tetapi ada juga yang bewarna gelap. Biasanya dilengkapi dengan
penutup dari bahan tahan bahan kimia seperti polietilen atau dapat juga dari gelas.

Cara sterilisasi yaitu :


a. Peralatan yang sudah digunakan, dibilas dengan air (sebaiknya di bawah air
mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam di
dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang telah
dipergunakan pada pasien berpenyakit menular, harus direndam sekurang-
kurangnya dalam waktu 24 jam.
b. Peralatan disabuni satu per satu, kemudian dibilas.
c. Selanjutnya disterilkan dengan cara membungkus alat dengan kain kasa, kemudian
dimasukkan kedalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai
mendidih. Setelah itu air mendidih selama waktu sampai 15 menit baru diangkat.

Cara pemeliharaannya yaitu :


a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27C - 37C dan beri tambahan
lampu 25 watt.
b. Ruangan tempat penyimpanan diberi silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan alkohol, aseton, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk membersihkan
debu dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa, jangan
sampai merusak lapisan lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas awat kasa
atau boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung ke dalam air yang
sedang mendidih, melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan air bersih, detergen (menghilangkan efek lemak dan tidak membawa
efek lemak), larutan (kalaium dichromat 10 gram, asam belerang 25 ml, aquades 75
ml).

Pemeliharaan Sarung Tangan (Handscoon)


1. Gloves (Ing.) Handschoen (Beld.) Sarung tangan (Ind.)

Fungsinya untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekeliling


Cara mensterilkan untuk sarung tangan (handscoon) yaitu :
a. Sarung tangan direndam dengan desinfektan selama 2 jam (bekas nanah direndam
selama dalam waktu 3 jam).
b. Sarung tangan dibersihkan bagian luar dan dalamnya dengan larutan sabun.
c. Kemudian dibilas dengan air bersih mengalir dan gantungkan di rak sampai kering.
d. Setelah kering sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak, dengan cara
memasukkannya udara kedalamnya, lalu dicelupkan ke dalam air. Bila cocok
dipisahkan.
e. Sarung tangan dikeringkan dengan cara menggantungkan terbalik atau langsung
dikeringkan luar atau dalamnya dengan handuk atau lap kering.
f. Beri bedak tipis secara merata bagian luar dan dalamnya.
g. Sarung tangan diatur atau digulung sepasang-sepasang atau dipisah misalnya satu
kelompok bagian kiri atau kanan.
h. Sarung tangan kemudian dimasukkan kedalam tromol atau stoples yang telah berisi
tablet formalin untuk disterilkan selama waktu 24 jam, kemudian stoples ditutup
dengan air agar uap formalin tidak keluar.
i. Masukkan ke dalam kantung dan di sterilkan dalam sterilisator.
j. Setelah selesai peralatan dibersihkan dan kembalikan ke tempat semula.

Cara Pemeliharaannya yaitu :

a. Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama.
b. Sebelum melakukan penyimpanan, mula-mula bersihkan kotora dari cairan obat dan
darah dengan cara mencuci dengan sabun.
c. Kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawah sinar matahari hembusan udara
hangat.
d. Setelah itu taburkan tal pada seluruh permukaan karet.

Anda mungkin juga menyukai