Anda di halaman 1dari 8

MINI PAPER

KLASIFIKASI, MORFOLOGI, DAN EPIDEMIOLOGI TRYPANOSOMA LEWISI

NAMA MAHASISWA : HAFIFAH


NOOR KHALIDA HASANAH
SINDY CAHYA WULANDARI
NIM : AK1018016
AK1018040
AK1018054
SEMESTER : IV
KELAS : 4B
KELOMPOK :4
MATA KULIAH : PARASITOLOGI 2
PROGRAM STUDI : D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
DOSEN : PUTRI KARTIKA SARI, M,SI

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
D-III TEKNOLOGI LABORATIRIUM MEDIK
BANJARBARU
2020
1

Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga
kami pada akhirnya bisa menyelesaikan mini paper Parasitologi 2 ini tepat pada
waktunya. Semoga mini paper Parasitologi 2 yang telah kami susun ini turut
memperkaya khazanah ilmu serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para
pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.
Kami juga menyadari bahwa mini paper Parasitologi 2 ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca
sekalian demi terciptanya mini paper yang selanjutnya yang lebih baik lagi.

Banjarbaru, Maret 2020

Penulis

1i
2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ i


Daftar Isi ...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 3
1.2 Tujuan.......................................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ................................................................................................. 4
2.2 Klasifikasi ................................................................................................. 4
2.3 Morfologi ................................................................................................. 5
2.4 Epidemiologi ............................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 7

ii2
3

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berjumlah penduduk tertinggi di Asia
Tenggara dan memiliki kepadatan populasi hewan ternak. Dampak perubahan
iklim juga dirasakan di Indonesia berupa kenaikan temperature lingkungan
berkisar 1-1.5°C yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan vector dan
reservoir penyakit parasite. Potensi terjadinya infeksi Surra dan Trypanosoma
spesies lainnya cukup tinggi di Indonesia, karena Thailand, Vietnam, dan Malaysia
memiliki kasus tripanosomiasis pada manusia. Kelembaban udara di Indonesia
tinggi sehingga memicu kecepatan perkembangbiakan vector dan reservoir
tripanosoma.
Spesies Trypanosoma yang sering menimbulkan penyakit pada manusia
adalah T. brucei, T. cruzi. Dan T. lewisi. Trypanosoma lewisi disebabkan oleh
tikus liar. Penelitian yang dilakukan oleh Allans di Malaysia menunjukkan bahwa,
tikus liar dapat menjadi perantara tripanosomiasis pada manusia. Hal ini di dukung
oleh kepadatan populasi tikus liar dan manusia yang terdapat di dalam satu wilayah
dengan tingkat kebersihan yang rendah.

b. Tujuan
Tujuan dari penulisan Mini Paper ini adalah untuk mengetahui :
1. Klasifikasi Trypanosomia lewisi
2. Morfologi Trypanosomia lewisi
3. Epidemiologi Trypanosomia lewisi

3
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Trypanosoma lewisi


Trypanosoma lewisi adalah parasit dari spesies Rattus dan hewan pengerat
lainnya seperti tikus dan tikus kanguru di Amerika. Di antara spesies inang adalah dua
spesies endemik tikus: Rattus macleari dan Rattus nativitatis . Keduanya sekarang
diyakini sudah punah. Tidak terlalu jelas apakah parasit yang sama menginfeksi kedua
spesies. Namun, kedua parasit ini sangat mirip. Kutu tikus utara, Nosopsyllus fasciatus
bertindak sebagai vektor untuk parasit, menyimpan tahap epimastigote di midgut-nya.
Trypomastigote adalah tahap yang ada pada host utama, tikus. Bentuk epimastigote
menempel pada dubur serangga menggunakan flagela untuk menggali melalui dinding
dubur. Parasit ini juga muncul di kotoran kutu. Menelan kutu atau kotorannya selama
perawatan menginfeksi hewan pengerat inang dengan parasit. T. lewisi biasanya non-
patogen tetapi diketahui telah menghasilkan infeksi fatal pada tikus.

2.2. Klasifikasi Trypanosoma lewisi


Klasifikasi dari Trypanosoma lewisi adalah sebagai berikut :
Nama Binomial : Trypanosoma lewisi
Kingdom : Protozoa
Filum : Euglenozoa
Kelas : Kinetoplastea
Ordo : Trypanosomatida
Family : Trypanosomatidae
Genus : Trypanosoma
Jenis : T. lewisi

4
5

2.3. Morfologi Trypanosoma lewisi


Morfologi T. lewisi adalah sebagai berikut :

Trypanosoma mempunyai ukuran 14-33 x 1,5-3,5 µm (rata – rata 15-20 µm).


Membran bergelombang terdapat pada seluruh tubuh, mempunyai 1 flagella pada ujung
anterior, kinetoplast letaknya lebih ke posterior dekat axonema, letak nucleus di
tengah-tengah atau sentral.

2.4. Epidemiologi Trypanosima lewisi


Trypanosoma adalah parasit protozoa ber-flagella yang termasuk dalam genus
unis-selular. Penyakit yang ditimbulkan oleh Trypanosoma disebut Trypanosomias.
Genus Trypanosoma terdapat di daerah tropis, menyebabkan penyakit tidur di daerah
Afrika Tengah, nagana pada ternak di Afrika, Surra pada ternak di Asia dan Afrika dan
sejumlah penyakit lainnya pada ternak.
Surra endemic di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Surra yang terdapat di
Indonesia berbeda dengan Surra yang terdapat di Afrika. Surra di Indonesia dan
Fillipina memiliki keganasan yang tinggi. Hewan ternak di Indonesia belum bebas dari
Surra. Spesies Trypanosoma yang sering menimbulkan penyakit pada manusia adalah
T. brucei, T. cruzi, dan T. lewisi. Trypanosoma lewisi disebabkan oleh tikus liar.
Trypanosoma lewisi tidak menunjukkan gejala klinik yang spesifik pada manusia.
Populasi tikus di Indonesia yang tinggi dapat menjadi potensi timbulnya T. lewisi di
Indonesia.

5
6

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Trypanosoma lewisi adalah parasit dari spesies Rattus dan hewan
pengerat lainnya seperti tikus dan tikus kanguru di Amerika. Di antara spesies
inang adalah dua spesies endemik tikus: Rattus macleari dan Rattus nativitatis
. Keduanya sekarang diyakini sudah punah. Tidak terlalu jelas apakah parasit
yang sama menginfeksi kedua spesies. Penyakit yang ditimbulkan oleh
Trypanosoma disebut Trypanosomias. Genus Trypanosoma terdapat di daerah
tropis, menyebabkan penyakit tidur di daerah Afrika Tengah, nagana pada
ternak di Afrika, Surra pada ternak di Asia dan Afrika dan sejumlah penyakit
lainnya pada ternak. Spesies Trypanosoma yang sering menimbulkan penyakit
pada manusia adalah T. brucei, T. cruzi, dan T. lewisi. Trypanosoma lewisi
disebabkan oleh tikus liar. Trypanosoma lewisi tidak menunjukkan gejala
klinik yang spesifik pada manusia. Populasi tikus di Indonesia yang tinggi dapat
menjadi potensi timbulnya T. lewisi di Indonesia.

6
7

DAFTAR PUSTAKA

Novita, Risqa. 2019. Kajian Potensi Tripanosomiasis sebagai Penyakit Zoonosis


Emerging di Indonesia. Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan.
Jakarta : Indonesia.

Verma, Archana. dkk. 2011. Trypanosimia lewisi or T. lewisi-like Infection in a 37-


Day-Old Indian Infant. American Society of Tropical Medicine and Hygiene.

Dept. of Zoologi University of Manitoba. 2000. Trypanosoma lewisi.


https://web.archive.org/web/20111117092743/http://umanitoba.ca/science/zoo
logy/faculty/dick/z346/tryphome.html (Online)

Anda mungkin juga menyukai