Oleh:
DEVI EKAFITRIA ASRAT
P00320013106
A. Identitas Diri
Nama : Devi Ekafitria Asrat
Nim : P00320013106
Tempat, dan Tgl, Lahir : Bau-bau, 07 Januari 1996
Suku/Bangsa : Buton / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri Tumpas Unaaha, tamat tahun 2006
2. SMP Negeri 2 Unaaha, tamat tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Unaaha, tamat tahun 2013
4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
v
MOTTO
diri sendiri
Bersifat kreatif dan inovatif Menjadi titik terang lahirnya ide-ide luar biasa
yang
keluarga tersayang
vi
ABSTRAK
vii
Kata Pengantar
viii
koreksi dan saran kepada penulis dalam penulisan Proposal sampai
dengan Karya Tulis Ilmiah.
5. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan
pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
6. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada
saudara-saudaraku yang selama ini telah banyak berkorban baik materi
maupun non materi demi kesuksesan penulis.
7. Sahabat saya dan rekan-rekan seperjuangan yang menimba ilmu di
Jurusan Analis Kesehatan Kendari angkatan 2013, terima kasih atas
kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan kalian selama ini.
Penulis menyadari bahwa dengan segala kekurangan dan
keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kata kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan
kekurangan.Karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaa Karya Tulis Ilmiah.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya bagi pengembagan ilmu pengetahuan dan penelitian
selanjutnya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
B. Tempat dan Waktu penelitian ................................................................ 20
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 20
D. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 21
E. Instrumen Penelitian............................................................................... 21
F. Jenis Data .............................................................................................. 22
G. Pengolahan Data..................................................................................... 22
H. Analisa Data ........................................................................................... 22
I. Penyajian Data ....................................................................................... 23
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................................. 24
B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 25
C. Pembahasan ........................................................................................... 29
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 32
B. Saran ...................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 33
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 : Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di Laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari ................................................. 26
Tabel 5.2 : Distribusi Sampel Berdasarkan Umur di Laboratorium Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari....................................................................... 26
Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit
Meggunakan Metode Manual Improved Neubauer Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari....................................................................... 27
Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit
Meggunakan Metode AutomaticHematology Analyzer Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari....................................................................... 28
Tabel 5.5 : Distribusi Hasil Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit Antara
Metode Manual Improved Neubauer Dengan Metode Automatic
Hematology Analyzer di Rumah Sakit Umum ............................................ 29
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Neutrofil ................................................................................. 10
Gambar 2.2 : Eosinfil ................................................................................... 10
Gambar 2.3 : Basofil ................................................................................... 10
Gambar 2.4 : Limposit ................................................................................ 11
Gambar 2.5 : Monosit ................................................................................. 11
Gambar 2.6 : Kamar Hitung Improved Neubauer......................................... 13
Gambar 2.7 : Area Tempat Hitung Jumlah Leukosit .................................. 13
Gambar 2.8 : Drew ....................................................................................... 15
xiii
DAFTAR GRAFIK
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 : Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 5 : Master Tabel
Lampiran 6 : Master Hasil
Lampiran 7 : Uji SPSS Paried Sampel
Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9 : Kategori Umur Menurut Depkes
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan darah rutin lengkap merupakan pemeriksaan yang sering
diminta oleh klinisi karena dengan melakukan pemeriksaan darah lengkap
rutin dapat terdiagnosis beberapa penyakit kelainan darah dan dapat
ditentukan arah pemeriksaan lebih lanjut dari penderita tersebut. Pemeriksaan
darah rutin antara lain adalah uji kadar hemoglobin disingkat Hb; jumlah
eritrosit, leukosit, trombosit; nilai hematokrit, laju endap darah disingkat LED
dan menentukan indeks eritrosit (Aprianti, 2006).
Menghitung sel-sel darah dari ketiga jenis sel darah leukosit, eritrosit,
dan trombosit dihitung jumlahnya persatuan volume darah.Upaya itu
biasanya dilakukan dengan menggunakan alat hitung elektronik.Pada
dasarnya alat semacam itu yang lazimnya dipakai bersama alat pengencer
otomatik memberi hasil yang sangat teliti dan tepat.Harga alat penghitung
elektronik mahal dan mengharuskan pemakaian dan pemeliharaan yang
sangat cermat.Selain itu perlu ada upaya untuk menjamin tepatnya alat itu
bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality control). Cara-cara
menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar hitung
tetap menjadi upaya dalam laboratorium (Gandasoebrata,R. 2007).
Pada hitung jumlah leukosit cara automatik sampel yang digunakan
sangat sedikit dan ada kemungkinan kesalahan dalam pengenceran dan
sampling. Karena darah mengandung lebih sedikit leukosit dibanding
eritrosit, pengencerannya lebih kecil dan volume sampel yang digunakan
lebih besar. Hampir semua laboratorium besar menggunakan cara automatik
untuk menghitung leukosit, baik dengan cara menghitung partikel secara
elektronik maupun dengan prinsip pembauran cahaya, yang disebut dengan
prinsip impedensi elektrik yaitu metode impedansi untuk penentuan
WBC(White Blood Cell) (Mindray. 2006).
1
2
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil perbedaan perhitungan pemeriksaan hitung
jumlah leukosit antara metode manual (Improved Neubauer) dengan
metode automatic hematology Analyzer pada pasien rawat jalan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hasil hitung jumlah leukosit menggunakan kamar hitung
(Improved Neubauer).
b. Diketahuinya hasil hitung jumlah leukosit menggunakan alat automatic
hematology analyzer.
c. Diketahuinya perbedaan hitung jumlah leukosit menggunakan kamar
hitung (Improved Neubauer) dan menggunakan alat automatic
hematology analyzer.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk memberikan informasi ilmiah dan sebagai bahan masukan bagi
masyarakat dan instansi terkait mengenai perbandingan hasil
pemeriksaan hitung jumlah leukosit menggunakan kamar hitung
(Improved neubauer) dan alat hematology analyzer.
2. Sebagai bahan pembanding antara peneliti selanjutnya yang ada
relevansinya dengan penelitian ini.
3. Pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan, khususnya
hematologi dan metologi penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Darah
1. Pengertian Darah
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam
cairan yang disebut plasma.Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai
jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-
unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma.Secara
fungsionalpun darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan
seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga seluruh bagian tubuh merupakan
satu integritas (Subowo, 2009).
Darah bertugas memenuhi kebutuhan hidup, seperti membawa oxygen,
air dan zat-zat makanan ke seluruh sel tubuh. Dan sebaliknya mengumpulkan
ampas-ampas tubuh dari seluruh sel badan dan membawanya ke alat-alat
pembuangan, seperti, paru-paru, kulit, ginjal, usus besar, dan lain-lain Darah
juga bekerja sebagai pengatur suhu (temperature regulator) tubuh, sehingga
suhu badan dapat dipertahankan.Darah juga sebagai benteng pertahanan tubuh
terhadap kuman-kuman penyakit dan membawa hormon, vitamin, enzim dan
mineral ke seluruh bagian sel tubuh yang memerlukannya.Lebih kurang
sebanyak 8% dari berat badan seseorang, maka sebanyak itulah jumlah
darahnya.(Ratna Suminar Sri 2009).
Adapun volume darah pada orang dewasa sehat ditentukan oleh jenis
kelamin. Volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter, sedangkan pada
perempuan dewasa agak lebih rendah 4,5 liter. Nilai ini tidak mutlak karena
ditentukan oleh dua hal yaitu:
a. Ada keseimbangan antara ruang intra pembuluh darah (ruang
intravaskuler) dengan ruang antar sel. Meskipun secara anatomi
5
6
c. Semua leukosit berasal dari induk yang sama, yang disebut stem cell,
yang ada dalam sumsum tulang. Stem cell melahirkan kira-kira lima sel
darah yang belum matang, yang kemudian berkembang hingga
mencapai “kedewasaan”. Fase perkembangan ini terjadi di berbagai
bagian tubuh, tergantung pada tipe sel darah.
2. Peningkatan Dan Penurunan Jumlah Leukosit
Peningkatan jumlah leukosit (lekositosis) menunjukkan adanya proses
infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis, apendiksitas,
tuberculosis, tonsillitis, dan lain-lain. Dapat juga terjadi pada miokard infar,
sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit parasit, dan stress karena
pembedahan maupun gangguan emosi.
Penurunan jumlah leukosit (lekopenia) dapat terjadi pada penderita
infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumatoid artritis, dan
penyakit hemopoetik (anemia aplastik, anemia pernisiosa) (AY.Sutedjo 2008).
3. Jenis penyakit yang perlu pemeriksaan leukosit
Hitung jenis leukosit adalah perhitungan jenis leukosit yang ada dalam
darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan
proses penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang
dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit.Salah
satu jenis leukosit yang cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (sel darah
merah), dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun diluar
pembuluh darah. Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka
dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahan selama fase infeksi akut.
4. Fungsi Leukosit
Leukosit terdiri dari beberapa seri, dan masing-masing seri mempunyai
fungsi yang berbeda, yaitu:
10
a. Neutrofil
a. Kamar Hitung
Kamar hitung yang sebaiknya dipakai adalah yang memakai garis
bagi “improved neubauer”.Luas: seluruh bidang yang dibagi” adalah 9 mm2
dan bidang itu dibagi lagi menjadi 9 “bidang besar” sehingga memliki luas
masing-masing 1 mm2.Dan bidang besar dibagi lagi menjadi 16”bidang sedang
yang luas adalah masing-masing ¼ x ¼ mm². Bidang besar yang letaknya di
tengah-tengah berlainan pembagianya : ia dibagi menjadi 25 bidang dan tiap
bidang itu dibagi menjadi 16 “bidang kecil”. Dengan demikian jumlah bidang
kecil itu seluruhnya 400 buah, masing-masing luasnya 1/20 x 1/20 mm². Tinggi
kamar hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris-garis dan kaca
penutup yang terpasang adalah 1/10 mm. Maka volume diatas tiap-tiap bidang
menjadi sebagai berikut :
1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x 1/10 = 1/4000 mm²
1 bidang sedang = ¼ x ¼ x 1/10 = 1/160 mm³
1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 9/10 mm³
Seluruh bidang yang dibagi = 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm³
b. Kaca Penutup
Hendaknya memakai kaca penutup yang khusus diperuntukan bagi
kamar hitung. Kaca penutup itu lebih tebal dari yang biasa, sedangkan ia dibuat
dengan sangat datar. Hanya dalam keadaan darurat kaca penutup biasa boleh
dipakai.
c. Pipet
Pipet Thoma untuk pengenceran leukosit (pipet leukosit) terdiri dari
sebuah pipa kapiler yang bergaris – bagi dan membesar pada salah satu ujung
menjadi bola.Dalam bola itu terdapat sebutir kaca putih. Pada pertengahan pipa
kapiler itu ada garis bertanda angka ”0,5” dan ada bagian atasnya, yaitu dekat
bola, terdapat garis bertanda “1,0”. Di atas bola ada angka lain lagi, yaitu pada
garis tanda “11”.
Perhatikan bahwa angka – angka itu bukanlah menandakan satu volume
yang mutlak melainkan perbandingan volume.Yang penting dan menentukan
ialah pengenceran darah yang terjadi dalam pipet itu. Seandainya lebih dulu
diisap darah sampai garistanda “0,5” kemudian cairan pengencer sampai garis-
tanda “11”, maka darah dalam bola pipet itu diencerkan 20 kali.
Cara Kerja
1 Dihisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,5
2 Diapus kelebihan darah diujung pipet
3 Dimasukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut 45º, tahan
agar tetap ditanda 0,5. Diisap larutan Turk hingga mencapai tanda 11.
Jangan sampai ada gelembung udara.
4 Ditutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap
5 Dikocok selama 15 – 30 detik
6 Diletakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horizontal
diatas meja
7 dikocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet.
8 Dibuang semua cairan di batang kapiler ( 3 – 4 tetes) dan cepat sentuhkan
ujung pipet ke kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup
15
dengan sudut 30º. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya
kapilaritas.
9 Dibiarkan 2-3 menit supaya leukosit mengendap dan sel-sel selain
leukosit dilisiskan.
10 Digunakan lensa obyektif mikroskop dengan perbesaran 10 kali, focus
diarahkan ke garis-garis bagi.
11 Dihitunglah leukosit di empat bidang besar dari kiri atas ke kanan, ke
bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kanan dan seterusnya. Untuk sel-sel
pada garis yang dihitung adalah pada garis kiri dan atas (metose L atas)
atau garis kiri dan bawah (metode L bawah) dipilih salah satu saja.
12 Jumlah leukosit per µl darah adalah : jumlah sel x 50
3. Hematology Analyzer
a. Drew 3
Cara Kerja
1. Sampel darah harus dipastikan sudah homogen dengan antikoogulan
2. Tekan tombol Whole Blood “WB” pada layar
3. Tekan tombol ID dan masukkan no sampel, tekan enter
4. Tekan bagian atas dari tempat sampel yang berwarna ungu untuk
membuka dan letakkan sampel dalam adaptor
5. Tutup tempat sampel dan tekan “RUN”
6. Hasil akan muncul pada layar secara otomatis.
7. Mencatat hasil pemeriksaan
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Teori Kerangka Konsep
Perhitungan jumlah leukosit merupakan pemeriksaan yang dibutuhkan
untuk membuat diagnosa penyakit, yang disebabkan terjadinya perubahan
jumlah leukosit dalam darah.Sebagai contoh, pada mononucleosis infeksiosa
dan infeksi bacterial, jumlah leukosit meningkat secara signifikan sebaliknya
pada demam tifoid, jumlah leukosit menurun secara signifikan.Maka dari itu
pemeriksaan hitung jumlah leukosit dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
infeksi atau inflamasi pada pasien.
Pemeriksaan hitung jumlah leukosit menggunakan dua cara yaitu dengan
cara manual dan automatik cara manual yaitu dengan melakukan pengenceran
sampel terlebih dahulu dengan suatu larutan tertentu (larutan Turk) kemudian
dihitung dengan menggunakan kamar hitung (improved neubauer), yang
hasilnya dinyatakan dalam /mm3.
Sedangkan cara automatik yaitu darah yang menggunakan anti
koagulan EDTA melalui probe (pipa) yang di hisap dan bereaksi dengan
Dileunt Celpack dan Stromatoliser-wh dan mendeteksi secara otomatis
Kemudian mengeluarkan hasil pemeriksaan secara otomatis pula.
Dalam darah oxalate yang tidak segerah dipakai ada kemungkinan
leukosit-leukosit akan menggumpal, peristiwa itu sangat mengurangi ketelitian
kerja. Begitupun pada saat menggunakan alat Automatik.
17
18
B. Kerangka Konsep
Pra Analitik Analitik Pasca Analitik
Pemeriksaan
improved
neubauer Hasil
Darah Vena Leukosit
3cc
Simpulan
Automatic
hematology
analyzer Hasil
Leukosit
Eritrosit
LED
Hb
Hematokrit
Trombosit
Ket :
: Variabel yang diteliti
b. Hitung Leukosit adalah jumlah sel darah putih/mm3 darah yang dihitung
dengan pembesaran lensa objektif 10x dalam keempat bidang (Improved
Nebauer).
c. Kamar Hitung (Improved Neubauer) adalah suatu alat yang digunakan
untuk menghitung jumlah leukosit, eritrosit dan trombosit di bawah
mikroskop.
d. Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan alat automatik hematologi
analyzer yaitu darah yang menggunakan EDTA masuk melalui probe
(pipa) yang dihisap dan bereaksi dengan diluent Cellpack dan
Stromatoliser-wh dan mendeteksi secara otomatis kemudian
mengeluarkan hasil pemeriksaan secara otomatis pula.
2. Kriteria Objektif
a. Jenis-jenis leukosit adalah Neutrofil, eosinofil, basofil, limposit,
monosit.
b. Darah diencerkan dalam pipet leukosit dengan suatu larutan pengenceran
yaitu larutan turk, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung dan
jumlah leukosit dihitung dalam jumlah tertentu.
c. Perhitungan jumlah leukosit yaitu total leukosit = leukosit yang
ditemukan × faktor pengenceran × faktor koreksi volume .
d. Nilai normal : 4.000 – 10.000 / µL
Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis nol (Ho) :
Tidak ada perbedaan hasil hitung jumlah leukosit menggunakan Kamar
hitung (Improved Neubauer) cara tabung dengan alat automatik
hematologi Analyzer.
2. Hipotesis alternatif (Ha) :
Ada perbedaan hasil hitung jumlah leukosit menggunakan kamar hitung
(Improved Neubauer) cara tabung dengan alat automatik Hematologi
Analyzer.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik yaitu melakukan pemeriksaan hitung
jumlah leukosit menggunakan kamar hitung (Improved Neubauer) dengan
alat Automatik Hematologi Analyzer.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kota Kendari.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 23 – 30 Juni tahun 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang datang
melakukan pemeriksaan darah Rutin di Laboratorium RSUD Kota
Kendari.
2. Sampel
Pasien rawat jalan yang melakukan pemeriksaan leukosit di
Laboratorium RSUD Kota Kendari, yang diambil darahnya sebanyak 30
sampel secara Accidental Sampling.
Jika populasi > 100 maka diambil sampel 15-30%, dan jika
besarnya populasi < 100 maka diambil sampel 25-50%.Maka populasi
tahun 2016 bulan januari sebanyak 200.
Sampel :
200 = 30
a) Kriteria sampel
Pasien yang melakukan pemeriksaan darah rutin di RSUD
kota kendari.
20
21
b) Besaran sampel
Besaran sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30
pasien.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat hasil pemeriksaan
hitung jumlah leukosit metode manual improved neubauer dengan metode
automatic hematology analyzer di RSUD kota kendari.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri dari alat dan bahan yang digunakan
sebagai berikut :
1. Menggunakan kamar hitung (Improved Nebauer)
a) Alat yang digunakan :
a. Hemositometer
b. Kamar hitung
c. Mikro pipet
d. Deck glass
e. Tabung EDTA
f. Tourniquet
g. Mikroskop
h. Jas laboratorium
b) Bahan yang digunakan :
a. Larutan Turk
b. Darah
c. Spoit 3 cc
d. Handscoon
e. Masker
f. Kapas alcohol 70%
2. Menggunakan alat automatic Hematology analyzer
a) Alat yang digunakan :
a. Hematology analyzer
b. Tabung EDTA
22
c. Tourniquet
d. Jas laboratorium
b) Bahan yang digunakan :
a. Darah
b. Spoit 3 cc
c. Handscoon
d. Masker
e. Kapas alcohol 70%
F. Jenis Data
1. Data primer adalah data identitas sampel dan data hasil pemeriksaan jumlah
leukosit.
2. Data sekunder adalah data yang berasal dari buku tentang gambaran umum
lokasi penelitian.
G. Pengelolahan Data
1. Pemeriksaan data (Editing)
Edting dilakukan untuk mengkaji dan meneliti data yang telah diperoleh.
2. Pemberian kode (Conding)
Conding dilakukan untuk memberikan kode pada data untuk memudahkan
dalam memasukkan ke program komputer.
3. Perhitungan (scoring)
Scoring dilakukan untuk pemberian skor pada lembar observasi dalam
bentuk angka-angka.
4. Pengelompokkan data (tabulating)
Tabulating menyusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi setelah
dilakukan perhitungan data secara manual.
H. Analisa data
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel. Untuk melihat ada tidaknya
perbedaan maka dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan program
SPSS (Paired Sample Correlation) pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05 )
dengan kriteria penerimaan dan penolakan sebagai berikut :
1. Jika Ho diterima dan Ha ditolak, maka tidak ada perbedaan.
23
24
25
n. Gedung Laboratorium
o. Gedung Kamar Jenazah
p. Gedung VIP
q. Gedung PMCC
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota Kendari
dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur, 10 buah
mobil operasional dokter dan 10 buah sepeda motor.
3. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kota Kendari pada tahun 2015
sebanyak 451 ( 207 PNS dan 244 Non PNS ) yang terdiri dari :
a. Tenaga Medis
b. Tenaga Paramedis perawatan
c. Tenaga Paramedis Non Perawatan
d. Tenaga Administrasi
4. Fasilitas Laboratorium
a. Ruangan Hematology
b. Ruangan Kimia Klinik
c. Ruangan Sampling
d. Ruangan Bakteriology
e. Ruangan Urinalisa
B. Hasil Penelitian
Telah dilakukan penelitian terhadap 30 sampel darah, pada perbedaan
hasil pemeriksaan hitung jumlah leukosit antara metode manual improved
neubauer dengan metode automatic hematology analyzer pada pasien rawat
jalan yang telah dilakukan pada tanggal 23-30 Juni 2016 dilaboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah kota kendari, diperoleh hasil sebagai berikut :
26
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Pada saat penelitian berlangsung diperoleh karakteristik responden
berdasarkan umur banyak yang berjenis kelamin perempuan untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
15
10 8
5
5
0
manual automatic normal tidak normal
32
DAFTAR PUSTAKA
33
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.Alfabeta. Bandung.
N Correlation Sig.
Lower Upper
manual -
Pair 1 -495,000 613,266 111,966 -723,997 -266,003 -4,421 29 ,000
automatic
Lampiran 8
Dokumentasi Penelitian