VIKI NOVIANA
P00320014098
Bersyukurlah semampumu
tuamu
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Viki Noviana
2. NIM : P00320014098
3. Tempat/Tanggal Lahir : Wabula, 10 November 1996
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
7. Alamat : Baruga
B. Pendidikan
1. SDN 1 Wabula tamat tahun 2008
2. SMP Negeri 1 Wabula tamat tahun 2011
3. SMA Negeri 1 pasarwajo tamat tahun 2014
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Angkatan 2014
hingga saat ini
ABSTRAK
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak sehingga msalah yang
penulis alami selama proses penulisan ini dapat teratasi. Karya tulis ilmiah ini
penulis persembahkan untuk kedua orang tua yang telah membesarkan dan
mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, pengorbanan tiada tara, doa,
dan perhatian
Kendari.
melakukan penelitian.
ini
Putri Namira, Trivita Putri Solo, Desi Saputri, Sri Wulan Sartika,
± 3 tahun lamanya buat kita saling mengerti, memahami satu sama lain,
Akhir kata penulis menyadari bahwa karya tulis ini tidak luput dari
Penulis
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 5
B. Kerangka Konsep............................................................................................................... 28
C. Variabel Penelitian............................................................................................................. 29
G. Analisa Data…...………………………………………………………………………....33
H. Penyajian Data……...…………………………………………………………………….34
xi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………….......
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………………………..35
B. Pembahasan……………………………………………………………………………...41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………….
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………45
B. Saran……………………………………………………………………………………..46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No Hlm
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mycobacterium tubercolosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui
udara. TB lebih serig menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang bagian tubuh
lain seperti selaput otak,kulit,tulang,kelenjar getah bening dan bagian tubuh lainya.
(Asih,2008).
tuberkulosis paru (TB) saat ini telah menjadi ancaman global, hampir sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi TB. Kematian akibat TB didunia sebanyak 95% dan
masalah kesehatan global utama. Hal ini menyebabkan kesehatan yang buruk diantara
jutaan orang setiap tahun dan peringkat kedua penyebab utama kematian dari penyakit
menular diseluruh dunia setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pada tahun
2013 didunia telah ditemukan 9 juta penderita kasus TB baru dan 1,5 juta orang
prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, DKI
Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
xii
Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat, dan Papua. Walaupun diagnosis pasti
diagnosis klinis sangat menunjang untuk diagnosis dini terutama pada penderita TB
menunjukkan, pada tahun 2010 ditemukan sebanyak 2.230 orang penderita TB paru
BTA positif dari 2.232.686 penduduk dengan prevalensi sebesar 999 per 1.000.000
penduduk. Pada tahun 2011 yaitu sebanyak 3.493 penderita dari 2.277.864 penduduk
dengan prevalensi sebesar 1.533 per 1.000.000 penduduk. Pada tahun 2012 sebanyak
3.284 penderita TB paru BTA positif dari 2.307.618 penduduk dengan prevalensi
sebesar 1.423 per 1.000.000 penduduk, pada tahun 2013 yaitu terdapat sebanyak 4.200
penderita BTA positif dari 2.360.611 penduduk dengan prevalensi sebesar 1.779 per
1.000.000 penduduk dan pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 3.743 pendetita BTA
positif dari 2.412.525 penduduk dengan prevalensi sebesar 1.551 per 1.000.000
mencatat bahwa dari 10 penyakit terbesar di Provinsi Sultra salah satunya adalah TB
paru yang menduduki urutan ke 5 dengan jumlah kasus tersangka TB paru sebayak
7.514 kasus. Jumlah kasus baru BTA positif tertinggi rata-rata terjadi di Kabupaten/kota
yang berpendudukan besar, tidak merujuk pada karakteristik wilayah tertentu melainkan
xii
besar kecilnya jumlah penduduk, proporsi kasus BTA positif di masyarakat relatif
Penderita TB Paru untuk pasien rawat jalan di RSU Bahteramas provinsi sulawesii
tenggara pada tahun 2015 ditemukan 345 kasus baru dengan penderita laki-laki
sebanyak 181 orang dan perempuan 164 orang dengan jumlah kunjungan sebanyak
2488 kali, kemudian pada tahun 2016 ditemukan 319 kasus baru dengan penderita
laki-laki sebanyak 183 orang dan perempuan sebanyak 136 orang dengan jumlah
kunjungan sebanyak 2117 kali. dan pada tahun 2017 periode januari-maret ditemukan
93 kasus baru dengan laki-laki sebanyak 60 orang dan perempuan 33 orang dengan
Ada 3 faktor yang menjadi penyebab tingginya kasus TB di Indonesia yaitu: waktu
pengobatan yang memakan waktu panjang (6-8 bulan), menyebabkan penderita sulit
sembuh karena pasien putus obat setelah merasa sehat walaupun proses pengobatan
belum selesai. Selain itu, kasus TB diperberat oleh adanya pemingkatan infeksi
HIV/AIDS yang berkembang secara pesat dan muncul permasalahan baru yaitu TB-
MDR. Masalah lain adalah penderita TB laten yaitu dimana penderita tidak sakit namun
ketika daya tahan tubuhnya menurun maka penyakit TB tersebut akan muncul. Dan
masalah yang paling penting terkait pengetahuan masyarakat tentang apa sebenarnya
penyakit TB dan bagaimana cara penularan dan pencegaahan penyakit tersebut. (Yoga
penderita TB hanya 26% yang dapat menyebutkan gejala dan tanda Tubercolosis dan
xii
51% keluarga memahami cara penularan TB( Depkes,2011). Penelitian yang dilakukan
oleh beberapa peneliti mengenai perilau pencegahan TB, maka diperoleh hasil bahwa
perilaku pencegahan penularan TB, maka diperoleh hasil bahwa semakin tinggi
tersebut. (Gaster,2008).
pencegahan TB terhadap oang lain. Ketika dilakukan wawancara dan observasi terkait
pencegahan penularan TB seperti makan dengan keluarga dalam satu wadah, tidak
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang diatas, maka rumusan
xii
Paru terkait kejadianTubercolosis Paru RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
C. Tujuan Penelitian
Penelitian di Kota Kendari ini dilakukan dengan tujuan umum dan khusus sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
xii
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi instansi
xii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
tubuh lainya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan saluran
pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui
inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
(Arias,2010).
mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron. Bakteri ini mempunyai sifat istimewa, yaitu
dapat bertahan terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga
sering disebut basil tahan asam (BTA), serta tahan terhadap zat kimia dan fisik.
Kuman teberkulosis juga tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat dorman
definisi kasus yang memberikan batasan baku dimana perlu diperhatikan dalam
menentukan definisi kasus yaitu organ tubuh yang sakit (paru atau ekstra paru),
hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung (BTA positif atau BTA
negatif), riwayat pengobatan sebelumnya (baru atau sudah pernah diobati) dan
xii
tingkat keparahan penyakit (ringan atau berat). Pentingnya penentuan klasifikasi
penyakit dan tipe penderita dilakukan untuk menetapkan paduan OAT yang
sesuai.
lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung, kelenjar
lymfe, tulang persendian, kulit, usus, ginjal, alat kelamin, dan lain-lain.
dahak SPS hasilnya positif atau satu spesimen dahak hasilnya BTA
dan biakan kuman positif, demikian pula jika ada satu atau lebih
1.2.2 TB paru BTA negatif, yaitu 3 spesimen dahak SPS hasilnya negatif,
xii
perbaikan setelah pemberian antibiotik non OAT (obat anti
tuberculosis).
1.3.1 Baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau
1.3.3 Pengobatan setelah putus berobat (Default) adalah pasien yang telah
berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
1.3.4 Gagal (Failure) yaitu pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap
1.3.5 Pindahan adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki
2008).
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari dan sinar
xii
ultraviolet. Ada dua macam micobacterium tubercolosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tubercolosis
usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) dan di udara yang
berasal dari penderita TBC, dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila
hidup dan menyebar kenodus limfatikul lokal. Penyebaran melalui aliran darah ini
dapat menyebabkan TB pada orang lain, dimana infeksi laten dapat bertahan sampai
bertahun-tahun.(patrick Davey).
pertahan tubuh.
hidup ) dan reaktifitas jika terjadi perubahan keseimbangan daya tahan tubuh,
dan bisa terdapat di tulang panjang, vertebra, tuba fallopi, otak, kelenjar limf
c. Fase 3 : dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat menyebar ke
4.1 Umur
xii
Umur sebagai salah satu sifat karaketristik tentang orang yang dalam studi
penyakit ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi yang disebabkan oleh umur.
Peranan variabel umur menjadi cukup penting antara lain karena studi tentang
hubungan variasi suatu penyakit dengan umur dapat memberikan gambaran tentang
faktor penyebab penyakit tersebut dan umur juga dapat merupakan faktor sekunder
Variabel umur berperan dalam kejadian TB paru, dimana risiko untuk terkena
semakin tinggi ketika awal dan semakin menurun diatas 2 tahun hingga tingkat
dewasa, dimana setiap kelompok umur tertentu mempunyai faktor risiko penyakit
yang berbeda-beda. Pada kelompok umur kurang dari 15 tahun atau lebih tepatnya
adalah anak-anak, lebih rentan terkena TB karena faktor daya tahan tubuh yang
menurun, seringnya terpapar dengan lingkungan yang kurang sehat dan masih
kurangnya penerapan pola hidup sehat. Kelompok umur yang berada pada usia tua
memiliki daya tahan tubuh yang mulai menurun dibandingkan kelompok umur
muda karena semakin tua umur seseorang maka semakin rentan terkena penyakit
paling signifikan di dalam peristiwa kesehatan atau dalam faktor risiko suatu
xii
penyakit. Di seluruh dunia, pada umumnya kasus TB paru dialami oleh laki-
laki daripada perempuan. Perbedaan ini mulai terlihat pada kelompok umur
10–16 tahun, ditandai dengan kasus pada remaja pria yang jauh lebih
banyak. Sedangkan anak perempuan justru lebih rentan TB paru pada masa
kanak-kanak.
Sehingga wajar bila perokok dan peminum alkohol sering disebut sebagai
kelamin seperti yang dikemukakan oleh Noor (2008) dapat timbul karena
(sarafino,2004).
xii
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kolifarhood, et al., di Iran
tahun 2012, rasio tingkat kejadian berdasarkan jenis kelamin, ada tiga fase tren.
Tahap pertama adalah terkait dengan kelompok usia muda (0-14, 15-24) bahwa
(P <0,05). Pada fase kedua yang terkait dengan kelompok menengah usia (25-
54), rasio tingkat kejadian untuk laki-laki lebih besar dari perempuan (P <0,05)
dan dalam fase ketiga yang termasuk usia yang lebih tua kelompok (55 ke atas),
signifikan (P> 0,05), mirip dengan tahap pertama dan laki-laki memiliki risiko
4.3 Pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau kearah yang lebih dewasa,
lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat.
xii
perilaku individu, dengan kata lain semakin tinggi pengetahuan seseorang
untuk mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu tingkat
(Asih,2004 ).
4.4 Pekerjaan
yang lebih baik, berbeda dengan orang yang memiliki tingkat pekerjaan
xii
rendah yang lebih memikirkan bagaimana cara untuk memenuhi
tahan dan respons imunologis terhadap penyakit. Faktor ini sangat penting pada
masayarkat miskin, baik pada orang dewasa maupun pada anak. Menurut
Misnardiarli dalam Toyalis menyebutkan bahwa faktor kurang gizi atau gizi
gizi dengan kejadian tuberkulosis paru pada Odds ratio (OR) adalah 14,654
ρ-value < 0,05 secara statistik ada hubungan yang bermakna antara status
gizi dengan kejadian tuberkulosis paru. Artinya status gizi dengan IMT yang
sebanyak 14,654 kali lebih besar dibandingkan dengan status gizi dengan IMT
Pada waktu bersin atau batuk pasien TB paru BTA positif menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Penularan terjadi
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama dan
percikan ini dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan gelap dan
xii
lembab. Suhu udara dan kelembaban udara sangat mempengaruhi siklus hidup
(Depkes, 2008)
yang lembab dan gelap (bisa berbulan-bulan). Kelembaban yang tinggi dapat
Luas bangunan rumah mempunyai luas lantai yang cukup bagi penghuni
keluarga terkena penyakit infeksi maka akan mudah menular kepada anggota
khususnya melalui udara (akan semakin mudah dan cepat). Luas rumah
konsumsi oksigen dan bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit seperti
xii
infeksi TB paru maka akan mudah menularkan kepada anggota keluarga yang
adalah penderita TB paru BTA (+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk
atau bersin. Droplet yang mengandung kuman TB dapat bertahan di udara pada
suhu kamar selama beberapa jam, sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3.000
percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Orang dapat
dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,
sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian tubuh
Risiko terinfeksi berhubungan dengan lama dan kualitas paparan dengan sumber
infeksi dan tidak berhubungan dengan faktor genetik dan faktor pejamu lainnya.
Risiko tertinggi berkembangnya penyakit yaitu pada anak berusia dibawah 3 tahun,
risiko rendah pada masa kanak-kanak, dan meningkat lagi pada masa remaja,
dewasa muda dan usia lanjut. Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-
xii
17%. Hasil studi lainnya melaporkan bahwa kontak terdekat misalnya keluarga
serumah akan dua kali lebih berisiko dibandingkan kontak biasa yaitu yang tidak
serumah. Seorang penderita dengan BTA positif yang derajat positifnya tinggi
a. Gejala utama: batuk terus menerus dan berdahak selama tiga minggu atau lebih.
2. Batuk darah
tuberkulosis. Oleh karena itu setiap orang yang datang ke Unit Pelayanan
7. Gambaran Klinik
xii
1. Gejala Sistemik
demam tersebut berlangsung pada waktu sore dan malam hari, disertai
hilang. Gejala ini akan timbul lagi beberapa bulan seperti demam influenza
biasa dan kemudian juga seolah-olah sembuh (tidak demam lagi). Gejala
lain yaitu malaise seperti perasaan lesu yang bersifat berkepanjangan kronik,
disertai rasa tidak enak badan, lemah dan lesu, pegal-pegal, nafsu makan
berkurang, badan semakin kurus, pusing, serta mudah lelah. Gejala sistemik
ini terdapat baik pada TB paru maupun tuberkulosis yang menyerang organ
lain.
2. Gejala Respiratorik
Batuk bisa berlangsung terus menerus selama 3 minggu atau lebih, hal ini
dahak atau sputum, dahak ini kadang bersifat mukoid atau purulent. Kadang
gejala respiratorik ini ditandai dengan batuk darah, hal ini disebabkan karena
pembuluh darah pecah akibat luka dalam alveoli yang sudah lanjut. Batuk
sudah meluas, timbul sesak napas dan apabila pleura sudah terkena maka
xii
B. Tinjauan Umum Tentang Perilaku
1. Defenisi Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang merupakan
tanggapan terhadap adanya rangsangan dari luar. Perilaku kesehatan adalah perilaku
kesehatan (health behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek
kesehatan.
sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini.
Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
xii
seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit
untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
imunisasi BCG (Bacillus CalmetteGuerin), istirahat yang cukup dan tidak meludah
sembarangan.
atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit yang dimulai dari mengobati
xii
Perilaku kesehatan sangat penting kita ketahui karena dengan mengetahui
perilaku individu atau kelompok kita bisa mengetahui apakah perilaku tersebut
dengan kejadian TB paru ini. Ada beberapa kebiasaan masyarakat yang menjadi
perilaku kesehatan masyarakat yang dapat menjadi faktor penyebab TB paru seperti
menutup jendela rumah pada saat pagi dan siang hari dengan alasan keamanan,
membuang ludah sembarangan, tidak menutup mulut ketika batuk atau bersin,
menggunakan peralatan makan dan minum yang sama dengan penderita, dan
perilaku masyarakat yang menggunakan peralatan makan dan minum yang sama
dengan BTA positif ataupun BTA negatif dan sebagainya. Lama seseorang
Penderita yang telah melakukan pengobatan belum tentu sembuh total dengan
infeksi tersebut. Kemungkinan bisa saja BTA tetap positif aai kambuh kembali
xii
ketika daya tahan tubuh menurun, sehingga akan tetap dapat menularkan infeksi
b. Kasus baru: adalah pasien yang belum pernah diberi OAT atau sudah pernah
d. Kasus pindahan: yaitu pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki
yang terjadi proses sensoritas khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.
bertahan lama.
dengan pengetahuan yang cukup maka sesorang tersebut akan berusaha berperilaku
hidup bersih dan sehat. Begitu juga dengan penderita TB paru setelah mengetahui
xii
penularan,bahaya dan cara pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku sebagai seorag yang sakit dan akhirnya berakibat menjadi sumber penular
akibatnya mereka sering kali tidak menyadari bahwa penyembuhan penyakit dan
kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Pendidikan yang rendah sering kali
yang baik. Padahal, tingakatan hidup yang baik amat dibutuhkan untk penjagaan
kesehatan pada umumnya dan dalam menghadapi infeksi dan pencegahan penularan
Pasien TB yang patuh terhadap pengobatan dengan OAT yang tepat dapat
kepada orang lain, namun bakteri TB tersebut masih dalam tubuh penderita. Seperti
penderita TB paru dengan BTA positif akan sangat mudah menyebarkan infesi
xii
2. Minum obat secara teratur sampai selesai
4. Meludah di tempat yang terkena sinar matahari atau ditempat yang diisi
b. Untuk keluarga:
2. Buka jendela udara segar dan sinar matahari dapat masuk, kuman TB akan
semua obat yang diinstrusikan adalah cara yang paling efektif dalam
(Asih,2004).
xii
BAB III
yang menular, ditularkan dari orang ke orang melalui transmisi udara yang sumber
tubuhnya kan melemah, nafsu makanya menurun, sesak nafas dan nyeri dada, dahak
bercampur darah, dan pada stadium lanjut akan mengakibatkan batuk darah dan
penyakit seperti tidak menutup mulut ketika batuk atau bersin,tidak menggunakan
masker,berhenti minum obat. Perilaku yang kurang baik bisa disebabkan karena
Kerangka Konsep
xii
Kerangka konsep atau kerangka fikir sebagai pedoman mempermudah
melakukan penelitian. Adapun kerangka konsep yang dibuat adalah sebagai berikut
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN
Kejadian
SIKAP Tuberkulos
is Paru BTA
(+)
TINDAKAN
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependent
B. Variabel
Penelitian
xii
1. Variabel
Independen
2. Variabel
Dependen
paru
sebagai sebagai suspek tubercolosis paru dan hasil pemeriksaan sputum BTA,
rumah sakit.
yaitu:
xii
membuang ludah tidak disembarang tempat, menggunakan masker,dll. Dengan
kriteria objektif:
4. Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal-hal yang dilakukan
xii
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penyebab penyakit TB Paru pada pasien rawat inap d lingkup kerja RSU Bahtramas
Sulawesi Tenggara.
Penelitian ini dilakukan di Poli paru RSU Bahtramas Provinsi Sulawesi Tenggara
1. Populasi
Adapun untuk periode tahun 2017bulan januari sampai dengan maret sebanyak 93
rotgen.
2. Sampel
Tenggara, dengan mengambil 25% dari jumlah populasi yaitu 35/100 X 93sama
xii
dengan 32,55 atau 32 pasien. Hal ini berdasarkan pendapat Arikunto (1998 :98)
bahwa apabila populasi >100, maka sampel diambil 25-30% dan apabila jumlah
populasi diambil 30-50% dari jumlah populasi yang ada. Kemudian untuk
menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik accidental sampling yaitu
suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel dipilih pada saat penelitian sedang
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari responden, dengan menggunakan angket yang berisi daftar
pertanyaan untuk diisi oleh responden yang menjadi sampel dalam penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari pasien
TB Paru menggunakan angket kuosioner yang berisi daftar pertanyaan yang dibuat
oleh peneliti dengan mengacu pada definisi operasional dan kriteria objektif yang
telah dibuat.
xii
F. Teknik Pengolahan Data
mengolah data
b. Editing, yaitu untuk memeriksa setiap halaman atau nomor dari tabel
surveier, apakah semua terisi dan apakah telah sesuai dengan cara pengisian
c. Scoring, yaitu memberikan skor pada setiap hasil pengisian kuesioner dari
responden
G. Analisa Data
Keterangan:
xii
n : jumlah sampel penelitian
H. Penyajian Data
xii
BAB V
A. Hasil Penelitian
a. Keadaan Geografis
2012 pindah lokasi dari jalan Dr. Ratulangi No. 151 Kelurahan Kemaraya
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinis Sultra. Di lokasi yang baru ini mudah
2. Lingkungan Fisik
RSU Bahtermas berdiri di atas tanah seluas 17,5 Ha. Luas seluruh bangunan
adalah 53,269 m2, luas bangunan yang terealisasi sampai dengan akhir tahun 2012
adalah 35,410 m2.Bangunan yang ada mempunyai tingkat aktivitas yang sangat
xii
2. Status Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara yang dibangun secara bertahap
pada tahun anggaran 1969/1970 dengan sebutan “perluasan Rumah Sakit Kendari”
mei 1999. Kedudukan rumah sakit secara teknis berada dibawah dinas kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara, dan secara taktis operasional berada dibawah dan
31 Desember 2010.
meningkatkan mutu pelayanan, maka RSU Prov Sultra telah menjadi Badan
xii
Layanan Umum Daerah yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Sulaesi
Di akhir tahun 2012, tepatnya tanggal 21 november 2012 RSU Prov Sultra
pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
oleh Menteri Kordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hata Rajasa dan
bangunan fisik, yang sampai saat ini masih terus menerus ditambah sesuai drngan
master plan pembangunan rumah sakit. Luas seluruh bangunan adalah 22.577.38 m
dan halamn parker seluas +1.500 m. semua bangunan mempunyai tingkat aktivitas
kegiatan penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang pelayanan non medis dan
satunya adalah gedung Laika Waraka.Gedung Laika waraka merupakan ruang rawat
inap kelas III dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 149 dengan jumlah perawat
perawatan untuk pasien bedah, ruang perawata untuk pasien interna, dan ruang
xii
Gedung perawatan Laika Waraka diresmikan oleh bapak Gubernur Sulawesi
2. Karasteristik responden
dengan cara mengumpulkan data melalui lembar observasi dengan teknik accidental
a. Kelompok Umur
1 16-25 8 25
2 26-35 5 15,7
3 36-45 2 6,3
4 46-55 9 28
5 56-65 5 15,7
6 >65 3 9,3
Tabel 5.1 diatas menunjukan bahwa dari 32 responden yang tertinggi yaitu pada
16-25 tahun sebanyak 8 orang (25%), kelompok umur 26-35 sebanyak 5 orang
xii
(15,7%),kelompok umur 56-65 sebanyak 5 orang (15,7%), kelompok umur .65
tahun sebanyak 3 orang (9,%), dan kelompok umur 36-45 sebanyak 2 orang (6,3%).
b. Jenis Kelamin
1 Laki-laki 16 50,00
2 Perempuan 16 50,00
orang (50%).
c. Pendidikan Penderita
2 SD 3 9,3
3 SMP 7 21,8
4 SMA 19 59
5 S1 2 6,3
xii
Sumber : Data primer diolah juli 2017
3. Variabel Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 17-22 juni 2017 Di RSU
1. Pengetahuan Penderita
1 Baik 23 82
2 Kurang 9 28
(28%).
xii
2. Tindakan Penderita
1 Baik 24 75
2 Kurang 8 25
3. Sikap Penderita
1 Baik 32 100,00
2 Kurang 0 0
Total 32 100,00
xii
B. Pembahasan
pengenalan sesuatu hal atau benda-benda secara objektif. Pengetahuan juga berasal
dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan yang diperoleh dari hasil belajar
secara formal,informal dan non formal (Mangidaan, 1996) dalam (Azwar & 2006).
pengetahuan baik yaitu 27 orang (84,37%), dan terendah tingkat pengetahuan tidak
ini terjadi karena para penderita telah banyak mendapatkan informasi mengenai
macam sumber, misalnya dari para perawat atau dokter d tempat pelayanan
kesehatan, bisa juga melalui media elektronik ataupun bisa melalui orang lain.
seseorang karena dengan ada minat yang tinggi maka penderita akan mencari tahu
tentang apa itu penyakit yang ia derita mulai dari pengertian,penyebab, pencegahan
(Knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
xii
pancaindra manusia yakni indra penglihatan,pendengaran,penciuman,perasa dan
demam terus-menerus atau batuk darah yang tanpa ia sadari itu adalah merupakan
pengetahuan yang kurang dikarenakan tidak adanya minat dari penderita untuk
Sulawesi Tenggara
tindakan baik sebanyak 24 orang (75%) dan terendah tindakan tidak baik sebanyak
8 orang (25%).
xii
Tingginya tingkat tindakan baik sebanyak 24 orang (75%), hal ini terjadi karena
Frekuensi terendah pada tingkat tindakan tidak baik sebanyak 8 orang (25%),
hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan penderita tentang penyakit yang
dideritanya sehingga penderita tidak tau tindakan apa yang harus dilakukan terhadap
penyakitnya, selain itu tindakan tidak baik juga dapat dilihat dari kesadaran
penyakitnya.
pengetahuan yang kurang dikarenakan tidak adanya minat dari penderita untuk
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu objek
mendukung atau tidak memihak (Unforable) pada objek tersebut. Sikap merupakan
apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon
(Azwar A, 2005:87)
xii
Berdasarkan hasil penelitian pada 32 responden didapatkan hasil bahwa semua
respoden sudah mempunyak sikap yang baik yaitu sebanyak 32 orang (100%), hal
ini terjadi karena adanya pengetahuan dan kesadaran diri dari penderita tentang
penyakit yang dideritanya sehingga penderita tahu bagaimana cara bersikap tentang
penyakitnya.
xii
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 17-22 juli 2017 tentang gambaran
dan sikap penderita Tubercolosis Paru dikatakan baik , dan lebih jelasnya dapat
23 orang (72%), dan terendah pengetahuan tidak baik sebanyak 9 orang (28%)
Tenggara Tahun 2017 yaitu semua penderita mempunyai sikap yang baik yaitu
orang (75), dan terendah adalah tindakan tidak baik sebanyak 8 orang (25%)
B. Saran
xii
penderita terkait penyakitnya untuk mengurangi jumlah penderita Tubercolosis
penderita.
3. Bagi peneliti, agar hasil penelitian ini menjadi suatu aplikasi tridharma
xii
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Muhamad. 2012 Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : DIVA Press,
Arias, Kathleen Meeha. 2010 . Investigasi Dan Pengendalian Wabah di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : EGC
Arikunto, Suharsini. 2006 Prosedure dan Penelitian Suattu Pendejatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Asih, Niliuh G.Y dan Efenndi C .Keperawatan Medikal Bedah :Klien Dengan Gangguan Sis
Sistem Pernapasan. Jakarta :EGC, 2002
Bastable, Susan B. Perawat sebagai Pendidik :Prisip-Prinsip Pembelajaran dan
Pengajaran. Jakarta : EGC
Budiarto, Eko. 2004. Metodologi penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC
Depkes. 2008. Laporan Nasional Riskesdas Tahun 2013. Jakarta : Pusat Penelitian
Pengembangan Kesehatan,
Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara . 2014. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Kendari :
Dinkes Sultra
Depkes RI. 2007. Pedoman Nasional Penanggulungan Tubercolosis.
Gaster. 2008. Determinan Perilaku Masyarakat dalam pencegahan dan penularan penyakit
TBC. VOL 4 No 1
Maulana, Heri D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. 2015-2017. Laporan jumlah pasien rawat
jalan TB Paru.
Smeltzer, Suzane C dan Bare, Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
WHO. 2013. Tubercolosis And Gende
Yoga, Tjandra. 2012. Masalah Kesehatan Dunia Terkait TB.
xii
LAMPIRAN 1
Kepada Yth
Di –
Tempat
NIM : P00320014098
Kendari,…………….2017
Peneliti
VIKI NOVIANA
P00320014098
xii
LAMPIRAN 2
(INFORMED CONSENT)
Tanda tangan saya ini menunjukkan bukti bahwa saya bersedia dan di beri
Kendari, 2017
Responden
(………………………)
xii
KUOSIONER PENELITIAN
“GAMBARAN PERILAKU PENDERITA TUBERCOLOSIS PARU
TERKAIT KEJADIAN TUBERCOLOSIS PARU DI RSU BAHTERMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA”
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Suku :
4. Jenis Kekamin:
5. Pendidikan :
II. Variabel Penelitian
A. petunjuk
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) sesuai yang
dilakukan oleh penderita
1.Pengetahuan Penderita
xii
9 Dahak penderita TB Paru dapat menjadi
sumber infeksi bagi orang lain
2. Tindakan Penderita
NO Pertanyaan YA TIDAK
xii
3. Sikap Penderita
xii
xii
xii
xii
xii
xii
xii
xii
DOKUMENTASI PENELITIAN
xii
©
xii