Anda di halaman 1dari 100

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny.

W
UMUR 27 TAHUN P1 A0 DENGAN KISTA OVARIUM

DI RSUDKARANGANYAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Dea Novalia Ranjani

NIM. B14008

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Pada Ny.

W Umur 27 tahun P1A0dengan Kista Ovarium di RSUDKaranganyar”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Siti Nurjanah, SST., M.Keb., selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Muthiah Rissa P, SST.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Deny Eka Widyastuti, SST.,M.Kes selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

iv
5. dr. Mariyadi selaku Direktur RSUDKaranganyaryang telah memberi ijin

kepada penulis untuk pengambilan kasus dalam pembuatan Karya Tulis

Ilmiah.

6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua teman-teman angkatan 2014 yang telah membantu dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Mei2017

Penulis

v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Dea Novalia Ranjani
B14008

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny. W


UMUR 27 TAHUN P1 A0 DENGAN KISTA OVARIUM
DI RSUDKARANGANYAR
xii + 81 halaman + 15 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput
semacam jaringan di organ reproduksi perempuan yang paling sering
ditemui.Bentuknya kistik, berasa cairan kental, dan ada pula yang berbentuk
anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan
lainnya. Data yang penulis peroleh dari RSUD Kabupaten Karanganyardari bulan
Januari sampai dengan Desember 2016 terdapat jumlah pasien dengan gangguan
reproduksi sebanyak 267 orang. Pasien gangguan reproduksi dengan mioma uteri
sebanyak 144 orang (53,9%), gangguan reproduksi dengan kista ovarium
sebanyak 92 orang (34,5%) dan gangguan reproduksi dengan infeksi saluran
kencing sebanyak 31 orang (11,6%)
Tujuan : Untuk melaksanakan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny.
W Umur 27 Tahun P1A0 dengan kista ovarium di RSUD Karanganyar
menggunakan pendekatan 7 langkah Varney.
Metode Penelitian :Jenis laporan ini adalah deskriptif observasional dengan
pendekatan studi kasus. Tempat pengambilan kasus ini dilaksanakan di RSUD
Karanganyar. Subjekyang akan diberi asuhan pada studi kasus ini adalah Ny. W
Umur 27 Tahun P1A0dengankista ovarium.Pengambilan kasus ini akan dilakukan
pada tanggal10 – 17 Januari 2017. Instrumen yang dipakai dalam penulisan studi
kasus ini dengan menggunakan lembar format asuhan kebidanan gangguan
reproduksi menurut Varney dan data perkembangan SOAP. Data primer meliputi
pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi
dokumentasi dan studi kepustakaan
Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan operasi pengangkatan kista pada hari ke 7
dan ibu diberi terapi Vitamin C (perbaikan sel-sel tubuh yang rusak ) 50 g 10
tablet 1x1, Asam Mefenamat (Mengurangi rasa sakit ) 500 mg 10 tablet 3x1,
Ciprofloxacin ( Antibiotik ) 500 mg 15 tablet 3x1 ibu mengatakan luka jahitan
sudah keringdan tidak ada rasa nyeri. Kesadaran Composmentis, keadaan umum:
Baik, tanda-tanda vital meliputi tekanan darah 110/80 mmHg, respirasi 22x/menit,
nadi 81x/menit, suhu 360C dan balutan luka operasi sudah dilepas sesuai advis
dokter.
Kesimpulan :Setelah dilakukan asuhan selama 8 hari tidak didapatkan
kesenjangan antara teori dan praktek.

Kata Kunci : Asuhan kebidanan, gangguan reproduksi, kista ovarium


Kepustakaan : 22 literatur (tahun 2007 – 2016)

vi
MOTTO

1. Pelajari apapun yang kita bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah
nanti akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan.
2. Jangan Takut Untuk Kehilangan Cinta Dari Makhluk, Tapi Takutlah Jika
Tuhan Tidak Mencintaimu. Mengharap Cinta Dari Makhluk Sering
Mengecewakan, Tapi Cukuplah Cinta Dari-Nya-lah Yang Kita Cari,
Niscaya Sang Pencipta Tidak Akan Menyia-Nyiakan Diri Kita.
3. Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain yang bisa
menggantikan pengalaman

PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :


1. Allah SWT,yang selalu melimpahkan rahmad dan hidayahNya sehingga
Karya Tulis ilmiah ini bisa terselesaikan .
2. Ayah dan bunda tercinta terimakasih atas doa dan restunya dan cinta
kasihnya selama ini yang selalu menyayangi dan mengorbankan tetes
keringatnya hanya untuk bagaimana membuat anak anaknya bahagia .
3. Ibu Muthiah Rissa P, SST.,M.Kes selaku Dosen pembimbing KTI , ibu Siti
Nurjanah SST,M.Keb selaku pembimbing Akademik terimakasih atas
bimbinganya.
4. Sahabatku yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk
maju,bangkit,dan kuat menghadapi semuanya.
5. Teman teman yang tidak bisa di sebutkan satu persatu , terimakasih sudash
membantu dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Almamaterku

vii
CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Dea Novalia Ranjani

Tempat / Tanggal Lahir : Klaten, 06 November 1996

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat :Plosorejo,
Plosorejo, Kutho, Kerjo Kabupaten Karanganyar

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 05 Kutho Lulus tahun 2008

2. SMP Negeri 1 Kerjo Lulus tahun 2011

3. SMA Negeri
eri 1 Kerjo Lulus tahun 2014

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes


STIKesKusuma Husada SurakartaAngkatan
Angkatan 2014
201

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

INTISARI ....................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ix
A. Tinjauan Teori ............................................................................. 8

1. Kesehatan Reproduksi ............................................................ 8

2. Kista Ovarium ........................................................................ 11

B. Teori Manajemen Kebidanan ...................................................... 19

C. Landasan Hukum ........................................................................ 37

BAB III METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus ........................................................................ 38

B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................... 38

C. Subyek Studi Kasus .................................................................... 38

D. Waktu Studi Kasus ...................................................................... 39

E. Instrumen Studis Kasus ............................................................... 39

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39

G. Alat dan Bahan yang digunakan ................................................. 42

H. Jadwal Studi Kasus ...................................................................... 43

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus ............................................................................ 44

B. Pembahasan .................................................................................. 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 78

B. Saran ............................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kista Ovarium.................................................................. 11

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan pengambilan Data Awal

Lampiran 4. Surat Ijin Penggunaann Lahan

Lampiran 5. Surat Balasan Penggunaan Lahan

Lampiran 6. Lembar Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 7. Lembar persetujuan Responden

Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi

Lampiran 9. SAP dan Leaflet Kista Ovarium

Lampiran 10 SAP dan Leaflet Perawatan luka post operasi

Lampiran 11. SAP dan Leaflet personal hygiene

Lampiran12. SAP dan Leaflet pola nutrisi

Lampiran 13. Lembar Observasi

Lampiran 14. Dokumentasi dan Surat Peryataan Tentang Penyuluhan

Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi merupakan aspek yang menjadi perhatian setelah

upaya kesehatan pada umumnya tercapai. Kesehatan reproduksi menurut

WHO adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuhbukan hanya

bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan

dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Setyorini, 2014).

Angka Kematian Ibu di Indonesia (AKI) pada tahun 2015 sebesar

305/100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan dibandingkan pada tahun

2014 sebanyak 359/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). AKI di

Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya

yaitu dari 126,55/100.000 kelahiran hidup menjadi 111,16/100.000 kelahiran

hidup (Dinkes Jateng, 2015). Penyebab kematian ibu yang disebabkan oleh

gangguan sistem perdarahan sebanyak 4,64%, infeksi sebanyak 3,66%,

hipertensi sebanyak 26,44%, perdarahan sebanyak 22,93% dan lain-lain

sebanyak 42,33% (Dinkes Jateng, 2014). Salah satu penyebab terbesar kedua

AKI yaitu karena perdarahan. Perdarahan tersebut banyak faktor yang

mempengaruhinya salah satunya yaitu karena adanya kista ovarium

(Wiknjosastro, 2011). Angka kejadian kista ovarium di Indonesia sebanyak

37,2% dan paling sering terjadi pada wanita usia antara 20-50 tahun, dan

jarang sekali pada masa pubertas (Taufiqoh, 2012).

1
2

Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam

jaringan di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui.

Bentuknya kistik, berasa cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur.

Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya.

Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan

tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak

relative mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan

kesehatan penderitanya (Taufiqoh, 2012).

Jika kista terdapat di ovarium, berikut ini akan dijelaskan tetang

komplikasi yang mungkin terjadi perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi

sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan kista membesar,

pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal.

Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumah yang banyak akan terjadi

distensi yang cepat dari kista yang menimbukan nyeri di perut, torsio atau

putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau

lebih. Torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau ligamentum rotundum pada

uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark,

peritonitis dan kematian. Torsi biasanya, infeksi pada tumor serta robek

dinding kista (Wiknjosastro, 2007).

Data yang penulis peroleh dari RSUD Kabupaten Karanganyar dari dari

bulan Januari sampai dengan Desember 2016 terdapat jumlah pasien dengan

gangguan reproduksi sebanyak 267 orang. Pasien gangguan reproduksi

dengan mioma uteri sebanyak 144 orang (53,9%), gangguan reproduksi


2

dengan kista ovarium sebanyak 92 orang (34,5%) dan gangguan reproduksi

dengan infeksi saluran kencing sebanyak 31 orang (11,6%).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penting untuk diteliti studi

kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. W

Umur 27 Tahun P1A0 dengan Kista Ovarium di RSUD Karanganyar”.

B. Perumusan Masalah

“Bagaimana Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. W

Umur 27 Tahun P1A0 dengan Kista Ovarium di RSUD Karanganyar dengan

menggunakan pendekatan manajemen 7 langkah Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Untuk melaksanakan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. W

Umur 27 Tahun P1A0 dengan kista ovarium di RSUD Karanganyar

menggunakan pendekatan 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu :

1) Melaksanakan pengkajian data yang terdiri dari data subjektif dan

objektif secara lengkap pada asuhan kebidanan gangguan reproduksi

pada Ny. W Umur 27 Tahun P1A0 dengan kista ovarium.


3

2) Menginterpretasikan data dasar yang meliputi diagnosa kebidanan,

masalah dan kebutuhan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada

Ny. W Umur 27 Tahun P1A0 dengan kista ovarium.

3) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial untuk konsultasi,

kolaborasi dan merujuk pada asuhan kebidanan gangguan reproduksi

pada Ny. W Umur 27 Tahun P1A0 dengan kista ovarium.

4) Menetapkan kebutuhan tindakan segera pada asuhan kebidanan

gangguan reproduksi pada Ny. W Umur 27 Tahun P1A0 dengan

kista ovarium.

5) Menyusun perencanaan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada

asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. W Umur 27 Tahun

P1A0 dengan kista ovarium.

6) Melaksanakan secara efisien dan aman pada asuhan kebidanan

gangguan reproduksi pada Ny. W Umur 27 Tahun P1A0 dengan

kista ovarium.

7) Mengevaluasi pada asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny.

W umur 27 tahunP1A0dengan kista ovarium.

b. Mahasiswa mampu menemukan kesenjangan antara teori dan kasus

nyata pada gangguan reproduksi dengan kista ovarium termasuk faktor

pendukung dan penghambat.


4

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Diri Sendiri

Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan

dalam menerapkan asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi dengan

kista ovariummenggunakan pendekatan 7 langkah Varney.

2. Bagi Profesi

Studi kasus ini diharapkan dapat memberi wawasan bagi profesi atau

tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus gangguan reproduksi

khususnya kista ovariumdengan standar asuhan kebidanan.

3. Bagi Instansi Rumah Sakit

Studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan fasilitas

pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pada gangguan

reproduksi dengan kista ovarium.

4. Bagi InstitusiPendidikan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber

bacaan yang bermanfaat bagi institusi pendidikan terutama tentang

gangguan reproduksi pada kasus kista ovarium.

E. Keaslian Studi Kasus

PenulisanKarya Tulis Ilmiah pada kasus gangguan reproduksi dengan

Kista ovarium sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa :

1. Dika Sensia Wirandani (2014) dengan judul ”Asuhan Kebidanan

Gangguan Reproduksi Pada Ny. S P1 A0 Umur 24 Tahun Dengan Kista


5

Ovarium Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014”. Menggunakan

metode deskriptif, lokasi dilakukan di RSUD Dr. Moewardi, subjeknya

Ny. S P1 A0 umur 24 tahun, waktu pelaksanaan tanggal 10 – 14 Mei 2014,

teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang terdiri dari

pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi), wawancara dan

observasi sedangkan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi

kepustakaan. Hasil asuhan Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7

hari yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD : 110/70

mmHg, N : 80 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,50C, balutan luka operasi

sudah dilepas sesuai advis dokter, keadaan luka sudah kering dan tidak ada

pus.Adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lapangan yaitu

pada interpretasi data, perencanaan dan pelaksanaan.Alternatif pemecahan

masalah yang bisa diberikan yaitu mengajarkan teknik relaksasi dan

melakukan USG serta beri dukungan moral dan spiritual sehingga pasien

lebih tenang.

2. Dwi Ariyani (2011), dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan

Reproduksi dengan Kista Ovarium pada Ny. S di RSUD Kardinal Tegal”.

Asuhan yang diberikan berupa mengobservasi KU dan TTV, beri

dukungan moril, pemeriksaan dengan USG dan CT-Scan, pemberian terapi

clomiphene citrate 3x1, medroxyprogesterone acetate 3x1. Hasil dari

asuhan yang telah diberikan selama 4 minggu yaitu perdarahan menstruasi

sudah tidak banyak, kista ovarium telah teratasi setelah dilakukan tindakan

histerektomi.
6

Persamaan kasus yang diambil oleh penulis terletak pada judul

Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Kista Ovarium, teknik

pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder terdiri dari

pemeriksaan fisik ( inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi ) wawancara, dan

observasi, sedangkan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan

kepustakaan. Sedangkan perbedaan terletak pada lamanya pemberian

asuhan dan asuhan yang diberikan yaitu terapi vitamin C ( Perbaikan sel-

sel tubuh yang rusak ) 50 g 10 tablet 1x1, Asam mefenamat ( Mengurangi

rasa sakit ) 500 mg 10 tablet 3x1, ciprofloxacin (Antibiotik ) 500 mg 15

tablet 3x1.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian

Menurut International Conference on Population and

Development (ICPD) (1994), kesehatan reproduksi adalah sebagai

hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental dan sosial dan

tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang

terkait dengan sistem fungsi serta prosesnya (Roumauli dan Vindari,

2012).

Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk

memanfaatkan alat reproduksinya dan mengatur kesuburannya dapat

menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapat bayi

tanpa resiko apapun atau well mother dan well born baby dan

selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal

(Dewi, 2013).

b. Macam-macam Gangguan Reproduksi

Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal

yang terjadi secara periodik. Masalah gangguan pada gangguan

reproduksi menurut Noviana dan Wilujeng (2014), yaitu:

7
8

1) Infertilitas

Infertilitas adalah suatu keadaan dimana seseorang wanita

tidak mempunyai kemampuan untuk mengandung sampai

melahirkan bayi hidup setelah setahun melakukan hubungan

seksual yang teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi

apapun setelah memutuskan untuk mempuyai anak.

2) Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu masalah

kesehatan, sosial dan ekonomi yang terjadi di banyak negara dan

merupakan salah satu jalan masuknya HIV. Infeksi Menular

Seksual (IMS) memberikan pengaruh besar dalam pengendalian

HIV AIDS.

3) Gangguan menstruasi

Menurut Varney (2007), gangguan menstruasi terdiri dari :

a) Amenore

Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik

dalam sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa.

b) Dismenorhoe

Menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada

perut bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti

kram.

c) Menoragia

Merupakan salah satu dari beberapa keadaan menstruasi yang

pada awalnya berada di bawah label perdarahan uterus

difungsional.
9

d) Metroragia

Apabila menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur, atau

jika terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara

menstruasi.

e) Oligomenore

Aliran menstruasi yang tidak sering atau hanya sedikit.

f) Sindrom pramenstruasi

Perubahan siklik fisik, fisiologi, dan perilaku yang

mencerminkan saat siklus menstruasi terjadi hampir pada semua

wanita beberapa waktu antara menarche dan menopause.

4) Kista Ovarium

Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium atau kista

indung telur berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran

kecil yang terletak di indung telur (ovarium). Kista indung telur

dapat terbentuk kapan saja pada masa pubertas sampai menopause

dan juga selama masa kehamilan (Setyorini, 2014).

5) Mioma uteri

Mioma uteri merupakan tumor jinakotot rahim, disertai jaringan

ikatnya. Kejadian mioma uteri tidak selalu memberikan keluhan

dan berakhir dengan operasi. Sebagaian besar mioma uteri

ditemukan pada masa reproduksi karena adanya rangsangan

estrogen (Dewi, 2013).


10

2. Kista Ovarium

a. Pengertian

Kista ovarium adalah suatu benjolan yang berada di ovarium yang

dapat mengakibatkan pembesaran pada abdomen bagian bawah dimana

pada kehamilan yang disertai kista ovarium seolah-olah


seolah terjadi

perlekatan ruang bila kehamilan mulai membesar

(Prawirohardjo, 2009).

Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan,

normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium)

(Nugroho, 2012).

b. Etiologi

Menurut Nugroho (2012) kista ovarium disebabkan oleh gangguan

(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium.

Gambar 2.1 Kista Ovarium

c. Manifestasi klinik

Manifestasi Klinis Kista Ovarium menurut Setyorini (2014), yaitu:

1) Sering tanpa gejala

2) Nyeri saat menstruasi.


11

3) Nyeri di perut bagian bawah.

4) Nyeri saat berhubungan seksual.

5) Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.

6) Terkadang disertai nyeri saat buan air kecil atau buang air besar.

7) Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang

keluarbanyak.

d. Tipe

Tipe kista ovarium menurut Nugroho (2012), yaitu :

1) Tipe Kista Normal

Tipe kista normal meliputi kista fungsional yaitu jenis kista

ovarium yang paling banyak diteukan. Kista ini berasal dari sel

telur dan korpus luteum, terjadi bersama dengan siklus menstruasi

normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah

pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya

siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah kista fungsional akan

menjadi kista folikel dan akan hilang saat menstruasi. Kista

fungsional terdiri dari kista folikel dan kista korpus luteum.

Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat

menghilang sendiri dalam waktu 6 – 8 minggu.


12

2) Tipe Kista Abnormal

Macam kista abnormal yaitu:

a) Cystadenoma

Cystadenoma merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel

indung telur. Biasanya bersifat jinak, namun dapat membesar

dan dapat menimbulkan nyeri.

b) Kista coklat (endometrioma)

Kista coklat (endometrioma) merupakan endometrium yang

tidak pada tempatnya, disebut kista coklat karena berisi

timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.

c) Kista dermoid

Kista dermoid merupakan kista yang berisi berbagai jenis

bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista

ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya

berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.

d) Kista endometriosis

Kista endometriosis merupakan kista yang terjadi karena ada

bagian endometrium yang berada di luar Rahim. Kista ini

berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan

endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat,

terutama saat menstruasi dan infertilitas.

e) Kista hemorrhage

Kista hemorrhage merupakan kista fungsional yang disertai

perdarahan sehinga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut

bagian bawah.
13

f) Kista lutein

Kista lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamian.

Beberapa tipe kista lutein antara lain:

(1) Kista granulosa lutein

Kista granulosa lutein, merupakan kista yang terjadi di

dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista yang

timbul pada permulaan kehamilan ini dapat membesar

akibat penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi

dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai

5-6 cm menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul.

Jika pecah akan terjadi perdarahan di rongga perut. Pada

wanita yang tidak hamil kista ini menyebabkan menstruasi

terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur.

(2) Kista theca lutein

Kista theca lutein, merupakan kista yang berisi cairan

bening berwarna seperti jerami. Timbulnya kista ini

berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormone.

g) Kista polikistik ovarium

Kista polikistik ovarium merupakan kista yang terjadi karena

kista tidak dapat pecah melepaskan sel telur secara kontinyu.

Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena

bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang

menetap (persisten) operasi harus dilakukan untuk mengangkat

kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.


14

e. Diagnosis

Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui pemeriksaan dengan

ultrasonografi atau USG (abdomen atau transvaginal), koloskopi

screening dan pemeriksaan darah (tumor marker atau pertanda tumor).

Pemeriksaan laboratorium didalam praktek jika diperlukan dokter

kandungan akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan secret

yang meliputi trikomonas, candida atau jamur, bakteri batang, bakteri

kokus, epitel, lekosit, eritrosit, epitel dan pH serta hematologi misalnya

pemeriksaan Hb (hemoglobin) (Nugroho, 2012)

f. Komplikasi

Komplikasi Kista Ovarium menurut Wiknjosastro (2011), komplikasi

yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya:

1) Akibat pertumbuhan kista ovarium

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan

pembesaran perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya

disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.

Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat menimbulkan

gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak

bebas di rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa

berat dalam perut serta dapat juga mengakibatkan edema pada

tungkai.

2) Akibat aktivitas hormonal kista ovarium

Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu

sendiri mengeluarkan hormon.


15

3) Akibat komplikasi kista ovarium

a) Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur

menyebabkan kista membesar, pembesaran luka dan hanya

menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi

jika perdarahan terjadi dalam jumah yang banyak akan terjadi

distensi yang cepat dari kista yang menimbukan nyeri di perut.

b) Torsio atau putaran tangkai

Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai

dengan diameter 5 cm atau lebih. Torsi meliputi ovarium, tuba

fallopi atau ligamentum rotundum pada uterus. Jika

dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark,

peritonitis dan kematian. Torsi biasanya unilateral dan

dikaitkan dengan kista, karsinoma, TOA, massa yang tidak

melekat atau yang dapat muncul pada ovarium normal. Torsi

ini paling sering muncul pada wanita usia reproduksi.

Gejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat di kuadran

abdomen bawah, mual dan muntah. Dapat terjadi demam dan

leukositosis. Laparoskopi adalah terapi pilihan, adneksa

dilepaskan (detorsi), viabilitasnya dikaji, adneksa gangren

dibuang, setiap kista dibuang dan dievaluasi secara histologis.


16

c) Infeksi pada tumor

Jika terjadi di dekat tumor ada sumber kuman patogen.

d) Robek dinding kista

Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat

trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering

pada saat bersetubuh. Jika robekan kista disertai hemoragi yang

timbul secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung ke

uterus ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa

nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.

e) Perubahan keganasan

Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan

mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan

keganasannya. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan.

Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopause

sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker

(maligna). Faktor inilah yang menyebabkan pemeriksaan pelvik

menjadi penting.

g. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan menurut Setyorini (2014), yaitu:

1) Observasi

Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor

(pantau) selama 1 – 2 bulan, karena kista fungsional akan

menghilang dengan sendirinya setelah atau dua siklus haid.

Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).


17

2) Operasi

Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan yakni

dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau

laparatomi.

3) Asuhan kebidanan yang dilakukan pada pasien dengan kista

ovarium sebelum dilakukan tindakan operasi menurut Susilowati

(2015), yaitu:

a) Memberikan pendampingan untuk mengurangi kecemasannya,

memberikan informasi tentang prosedur operasi

b) Memberikan informasi tentang mobilisasi yang boleh dilakukan

setelah operasi.

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada pasien post operasi kista

ovarium menurut Susilowati (2015), yaitu:

a) Memonitor tingkat kesadaran pasien, memonitor tanda-tanda

vital,

b) Mengkaji tingkat nyeri pasien

c) Melakukan manajemen nyeri

d) Melakukan tindakan kolaborasi untuk mengurangi nyeri,

e) Memonitor adanya perdarahan

f) Memonitor balance cairan, membantu memenuhi kebutuhan adl

pasien

g) Mengajarkan teknik mobilisasi bertahap bila sudah diijinkan

h) Memberikan terapi sesuai program medis.


18

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Teori Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian / tahapan

yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien

(Sulistyawati, 2009).

2. Proses Manajemen Kebidanan

Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah

yang memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan-

tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan

aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan pengertian untuk

menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu

kesatuan yang berarti (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Proses

manajemen kebidanan ada 7 antara lain :

a. Langkah I : Pengkajian

Langkah pertama meruapakan awal yang akan menentukan

langkah berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi

tentang klien atau orang yang meminta asuhan (Hidayat dan Mufdilah,

2009).

1) Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai

suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Pada kasus yang
19

kista ovarium, maka pengkajian ditujukan pada pemeriksaan

ginekologi (Nursalam, 2009). Pengkajian pasien antara lain :

a) Identitas Pasien

Data yang perlu diketahui menurut Ambarwati dan Wulandari,

(2010), yaitu:

(1) Nama Pasien

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-

hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. .

(2) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya risiko seperti

kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang,

mental dan psikisnya belum siap.

(3) Suku / Bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.

(4) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam doa.

(5) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga

bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan

pendidikannya.
20

(6) Pekerjaan

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi

pasien

(7) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila

diperlukan

b) Keluhan Utama

Dikaji untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang

berkaitan dengan gejala-gejala kista ovarium. Menurut Setyorini

(2014), kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak

memiliki gejala sampai periode tertentu. Namun beberapa orang

dapat mengalami gejala ini nyeri di perut bagian bawah, nyeri saat

berhubungan seksual, nyeri pada punggung terkadang menjalar

sampai ke kaki, terkadang disertai nyeri saat buang air kecil atau

buang air besar.

c) Riwayat Haid

Untuk mengetahui usia berapa pertama kali mengalami

menstruasi, jarak antara menstruasi yang dialami dengan

menstruasi berikutnya dalam hitungan hari, seberapa banyak

darah menstruasi yang dikeluarkan dan keluhan yang dirasakan

ketika mengalami mestruasi (Sulistyawati, 2009). Pada kasus

kista ovarium menurut Setyorini (2014), kebanyakan wanita nyeri


21

saat menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga

jumlah darah yang keluar banyak.

d) Status Perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, lama perkawinan

syah atau tidak, sudah berapa kali menikah, pada umur berapa

menikah, berapa jumlah anak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

e) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, apakah

pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong

persalinan, keadaan nifas yang lalu (Anggraini, 2010).

f) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pernah ikut KB, dengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi. Hal ini perlu dikaji dikarenakan KB

IUD memiliki efek samping menoragia yang merupakan gejala

kista ovarium (Hartanto, 2007).

g) Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan menurut Ambarwati dan Wulandari (2010),

yaitu meliputi:

(1) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang diderita pada

saat ini.
22

(2) Riwayat kesehatan yang lalu

Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau

penyakit akut, kronis seperti : jantung, diabetes mellitus,

hipertensi, asma.

(3) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan

pasien.

h) Pola Kebiasaan sehari-hari

Pola kebiasaan sehari-hari menurut Ambarwati dan Wulandari

(2010), yaitu:

(1) Pola Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,

banyaknya, jenis makanan, dan makanan pantangan pada.

(2) Pola Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang

air besar meliputi frekuensi, jumlah konsistensi, dan bau serta

kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna dan

jumlah.

(3) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam

pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca,

mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,

kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang.


23

(4) Personal Hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia.

(5) Kehidupan Seksual

Berapa kali dalam seminggu ibu melakukan hubungan

seksual.

i) Data Psikologis

Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga. Pada kasus kista

ovarium didapatkan masalah yang dihadapi pasien yaitu cemas

(Nugroho dan Utama, 2014).

2) Data Objektif

Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan

dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2009).

a) Status generalis

(1) Keadaan Umum

Keadaan umum pasien diamati mulai saat pertama kali

bertemu dengan pasien, dilanjutkan mengukur tanda-tanda

vital (Prihardjo, 2007).

(a) Keadaan baik jika pasien memperlihatkan respons yang

baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara

fisik tidak mengalami ketergantungan dalam

berjalan(Sulistyawati, 2009).

(b) Lemah jika pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ibu

kurang atau memberikan respon yang baik terhadap


24

lingkungan dan orang lain dan pasien sudah tidak

mampu lagi untuk berjalan sendiri (Sulistyawati, 2009).

(2) Kesadaran

(a) Composmentis adalah sadar sepenuhnya, dapat

menjawab semua pertanyaan tentang keadaan

sekelilingnya.

(b) Apatis adalah kesadaran yang segan untuk berhubungan

dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

(c) Somnolen adalah keadaan kesadaran yang mau tidur saja,

dapat dibangunkan dengan rangsan nyeri tetapi jatuh

tidur lagi),

(d) Delirium, semi koma adalah kesadaran yang menyerupai

koma.

(e) Koma adalah keadaan kesadaran yang hilang sama sekali

dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsang apapun)

(Prihardjo, 2007).

(3) Tanda-tanda vital

(a) Tekanan Darah

Tekanan darah normal 110/60 – 140/90 mmHg

(Prihardjo, 2007).

(b) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan

atau tidak jika ada dan lebih dari 38oC kemungkinan

terjadi infeksi. Batas normal 37,5-38oC

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).


25

(c) Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1

menit (Saifuddin, 2011). Batas normal 60 – 80 x / menit

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(d) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang

dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2007). Batas normal

20-30 x/menit (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(e) Berat Badan

Untuk mengetahui faktor resiko obesitas (Saifuddin,

2011).

(f) Tinggi Badan

Untuk mengetahui faktor risiko kesempitan panggul

(Saifuddin, 2007). Tinggi badan wanita normal 150 cm

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

b) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik menurut Nursalam (2009), yaitu pemeriksaan

dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki,

meliputi :

(1) Kepala :

(a) Rambut

Meliputi warna mudah rontok atau tidak dan

kebersihannya (Nursalam, 2009).


26

(b) Muka

Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah

oedema (Nursalam, 2009).

(c) Muka

Ada oedema atau tidak, conjungtiva anemis atau tidak,

untuk mengetahui adakah kuning pada sklera (Nursalam,

2009).

(d) Hidung

Bagaimana kebersihannya, ada pengeluaran sekret atau

tidak

(e) Telinga

Bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak

(f) Mulut

Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah atau

tidak.

(g) Leher

Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau

tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe (Nursalam,

2009)

(2) Dada dan Axilla

Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada

benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Nursalam, 2009).


27

(3) Abdomen

Inspeksi : Apakah ada luka bekas operasi, ada ben jolan atau

tidak, (Varney, 2007).

Palpasi : Apakah teraba massa (benjolan) atau tidak, nyeri

tekan (Nursalam, 2009)

(4) Genetalia

Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda infeksi,

varices, pembesaran kelenjar bartolini dan perdarahan

(Prihardjo, 2007).

(5) Inspekulo

Dilakukan untuk memastikan bahwa darimana asal

perdarahan tersebut, apakah ada infeksi/ kelainan pada

servik/portio (Prihardjo, 2007).

(6) Pemeriksaan dalam

Untuk mengetahui apakah ada nyeri sentuh, adakah benjolan

atau tidak (Prihardjo, 2007).

(7) Anus

Apakah ada haemorhoid atau tidak (Prihardjo, 2007).

(8) Ekstremitas

Ektremitas atas dan bawah ada cacat atau tidak, oedema atau

tidak terdapat varices atau tidak (Priharjo, 2007).

c) Pemeriksaan Penunjang

Data penunjang dilakukan sebagai pendukung diagnosa,

apabila diperlukan misalnya pemeriksaan laboratorium


28

(Varney, 2007). Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui

pemeriksaan dengan ultrasonografi atau USG (abdomen atau

transvaginal), koloskopi screening dan pemeriksaan darah (tumor

marker atau pertanta tumor). Pemeriksaan laboratorium didalam

praktek jika diperlukan dokter kandungan akan menganjurkan

untuk melakukan pemeriksaan secret yang meliputi trikomonas,

candida/jamur, bakteri batang, bakteri kokus, epitel, lekosit,

eritrosit, epitel dan pH serta hematologi milsanya pemeriksaan Hb

(hemoglobin) (Nugroho, 2012).

b. Langkah II : Interpretasi Data

Mengindentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam

langkah ini data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi

diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Ketiganya digunakan

karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa

tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana

asuhan terhadap pasien (Varney, 2007).

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkungan praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosa kebidanan yang dikemukakan dari hasil pengkajian atau

yang menyertai diagnosa (Varney, 2007). Diagnosa kebidanan yang

ditegakkan adalah : Ny. X Umur x tahun PxAxdengan kista ovarium.

Data Dasar:
29

Data subjektif

a) Ny. X mengatakan…………….

b) Ny. X mengatakan nyeri di perut bagian bawah, nyeri saat

berhubungan seksual, nyeri pada punggung terkadang menjalar

sampai ke kaki, terkadang disertai nyeri saat buang air kecil atau

buang air besar.

c) Riwayat haid pada kasus Kista Ovarium menurut Setyorini

(2014), kebanyakan wanita nyeri saat menstruasi dan siklus

menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar

banyak.

Data objektif

a) Keadaan Umum

(1) Keadaan umum………..

(2) Kesadaran

(3) Tanda-tanda vital

(g) Tekanan Darah ……..

(h) Suhu ……….

(i) Nadi ……….

(j) Respirasi……….

(4) Berat Badan ………..

(5) Tinggi Badan ……………

(6) Inspeksi dan palpasi abdomen

(7) Pemeriksaan penunjang (USG)


30

2) Masalah

Masalah adalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa

sesuai dengan kesadaan pasien (Varney, 2007). Pada kasus kista

ovariummasalah yang dihadapi pasien yaitu cemas (Nugroho dan

Utama, 2014).

3) Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien sebelum

tendentifikasi dalam diagnosa atau masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data (Varney, 2007). Pada kasus kista

ovariumkebutuhan yang diberikan yaitu dorongan moril dan

kebutuhan konseling informasi education (KIE) (Manuaba, 2007).

c. Langkah III : Diagnosa / Masalah Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin

akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini

membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu

mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi

(Varney, 2007). Diagnosa potensial yang muncul pada kasus kista

ovariummenurut Wiknjosastro (2007), komplikasi yang dapat terjadi

pada kista ovarium diantaranya: bisa menyebabkan pembesaran perut,

Perdarahan ke dalam kista , torsio atau putaran tangkai, infeksi pada

tumor

d. Langkah IV : Tindakan Segera


31

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen

kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh

bidan atau kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan gynekologi

sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2007) . Pada kasus dengan kista

ovarium dilakukan tindakan segera berupa operasi yang tergantung

pada umur, ukuran kista dan keluhan (Yatim, 2008).

e. Langkah V : Perencanaan

Langkah ini ditentukan oleh langkah sebelumnya yang

merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidenfikasi

atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya

meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap

masalah yang berkaitan (Varney, 2007).

Perencanaan yang dilakukan pada pasien dengan kista ovarium

sebelum dilakukan tindakan operasi yaitu:

1) Observasi

Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor

(pantau) selama 1 – 2 bulan, karena kista fungsional akan

menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid.

Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (Setyorini, 2014).

2) Operasi

Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan yakni

dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau

laparatomi(Setyorini, 2014).
32

3) Berikan pendampingan untuk mengurangi kecemasannya,

memberikan informasi tentang prosedur operasi (Susilowati, 2015).

4) Berikan informasi tentang mobilisasi yang boleh dilakukan setelah

operasi(Susilowati, 2015).

perencanaan pada pasien post operasi kista ovarium menurut

Susilowati (2015), yaitu:

1) Monitor tingkat kesadaran pasien, memonitor tanda-tanda vital,

2) Kaji tingkat nyeri pasien

3) Lakukan manajemen nyeri

4) Lakukan tindakan kolaborasi untuk mengurangi nyeri,

5) Monitor adanya perdarahan

6) Monitor balance cairan, membantu memenuhi kebutuhan adl pasien

7) Ajarkan teknik mobilisasi bertahap bila sudah diijinkan

8) Berikan terapi sesuai program medis.

f. Langkah VI : Pelaksanaan

Padalangkah ini melaksanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan dengan langkah-langkah sebelumnya. Semua keputusan

yang dikembalikan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan

benar-benar valid berdasarkan pengetahuan, serta sesuai dengan asumsi

tentang apa yang dilakukan pasien. Sehingga setiap rencana asuhan

haruslah disetujui oleh ke dua belah pihak yaitu bidan dan pasien, agar

dapat dilaksanakan dengan efektif karena pasien juga akan

melaksanakan rencana tersebut (Varney, 2007).


33

Pelaksanaan yang dilakukan pada pasien dengan kista ovarium

sebelum dilakukan tindakan operasiyaitu:

1) Mengobservasi jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup

dimonitor (pantau) selama 1 – 2 bulan, karena kista fungsional akan

menghilang dengan sendirinya setelah atau atau dua siklus haid.

Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (Setyorini, 2014).

2) Mengoperasi jika kista membesar, maka dilakukan tindakan

pembedahan yakni dilakukan pengambilan kista dengan tindakan

laparoskopi atau laparatomi(Setyorini, 2014).

3) Memberikan pendampingan untuk mengurangi kecemasannya,

memberikan informasi tentang prosedur operasi (Susilowati, 2015)

4) Memberikan informasi tentang mobilisasi yang boleh dilakukan

setelah operasi (Susilowati, 2015)

perencanaan pada pasien post operasi kista ovarium menurut

Susilowati (2015), yaitu:

1) Memonitor tingkat kesadaran pasien, memonitor tanda-tanda vital,

2) Mengkaji tingkat nyeri pasien

3) Melakukan manajemen nyeri

4) Melakukan tindakan kolaborasi untuk mengurangi nyeri,

5) Memonitor adanya perdarahan

6) Memonitor balance cairan, membantu memenuhi kebutuhan adl

pasien

7) Mengajarkan teknik mobilisasi bertahap bila sudah diijinkan

8) Memberikan terapi sesuai program medis.


34

g. Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi rencana tindakan yang meliputi

kebutuhan pada pasien telah terpenuhi secara efektif dengan melakukan

kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya (Varney, 2007).

Evalusi yang diharapkan setelah dilakukan tindakan pada pasien

menurut adalah :

1) Pasien sudah diobservasi (Setyorini, 2014).

2) Pasien mengalami penurunan pada tingkat kecemasannya

(Susilowati, 2014).

3) Memahami prosedur operasi yang akan dijalaninya, memahami

mobilisasi yang dapat dilakukan setelah operasi (Susilowati, 2014).

4) Sudah dilakukan tindakan operasi (Setyorini, 2014).

Sedangkan evaluasi pada pasien post operasi kista ovarium akan

didapatkan hasil:

1) Keluhan nyeri pada pasien berkurang,

2) Tidak terdapat perdarahan pada luka operasi,

3) Intake dan out put cairan seimbang,

4) Tanda vital dalam batas normal,

5) Pasien mampu melakukan mobilisasi secara bertahap,

6) Tidak terjadi infeksi pada luka operasi,

7) Pasien mampu beradaptasi dengan kondisi post operasi.


35

3. Data Perkembangan SOAP

Menurut Rukiyah (2014), data perkembangan menggunakan SOAP

meliputi :

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian, hasil pengumpulan data pasien

melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data

fokus untuk mendukung asuhan kebidanan langkah I Varney.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi data

subjektif dan objektif suatu identifikasi :

a. Diagnosa suatu masalah

b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau

kolaborasi.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (I) dan evaluasi,

perencanaan (E) berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6, 7

Vamey.
36

C. Landasan Hukum

Kewenangan bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi

bidan di Indonesia dalam Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010.

Tentang ijin dan penyelenggaraan praktek bidan. Dalam kasus ini pelayanan

kebidanan sesuai dengan pasal 12 yang isinya :

Pasal 9 : Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi :

1. Pelayanan kesehatan ibu

2. Pelayanan kesehatan anak

3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Pasal 12 : Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

huruf c, berwenang untuk :

1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana

2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.


BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

A. Jenis Studi Kasus

Jenis laporan ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan

studi kasus. Studi kaus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari,

menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya secara

natural tanpa adanya intervensi pihak luar (Nasir dkk, 2011). Studi kasus ini

dilakukan pada Ny. W Umur 27 Tahun P1A0 gangguan reproduksi dengan

kista ovariumdengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana interaksi dalam situasi

sosial sedang berlangsung(Sugiyono, 2009). Tempat pengambilan kasus ini

dilaksanakan di RSUD Karanganyar.

C. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah orang yang akan dijadikan subjek untuk

dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2012). Subjekyang diberi asuhan pada

studi kasus ini adalah Ny. W Umur 27 Tahun P1A0dengankista ovarium.

43
44

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus merupakan batas waktu dimana pengambilan kasus

diambil (Notoadmodjo, 2012). Pengambilan kasus ini dilakukan pada

tanggal10 – 17 Januari 2017 .

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh,

mengelola dan menginterpretasikan informasi dari responden yang dilakukan

dengan pola pengukuran yang sama (Nasir dkk, 2011).

Instrumen yang dipakai dalam penulisan studi kasus ini dengan

menggunakan lembar format asuhan kebidanan gangguan reproduksi menurut

Varney dan data perkembangan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data metode yang digunakan penulis adalah :

1. Data primer

Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Sugiyono, 2009). Data primer diambil dengan cara :

a. Pemeriksaan fisik

Pengkajian kesehatan merupakan komponen kunci dalam

pembuatan klinis. Keahlian dalam pembuatan keputusan klinis

menopang pengembangan praktek kebidanan (Nursalam, 2009).


45

1) Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan

secara sistematik. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan

indera penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat

untuk mengumpulkan data (Nursalam, 2009). Dalam pengambilan

kasus ini peneliti melakukan inspeksi pada vulva vagina

kering(Nursalam, 2009).

2) Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba,

tangan dan jari-jari adalah suatu instrumen yang sensitive dan

digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperature, turgor,

bentuk kelembaban, vibrasi dan ukuran (Nursalam, 2009). Pada

kasus gangguan reproduksi dengan kista ovarium dilakukan

pemeriksaan turgor, temperatur dan kelembaban kulit, palpasi

abdomen untuk mengetahui apakah teraba massa, ada tidaknya nyeri

tekan (Matondang, dkk, 2013).

3) Perkusi

Perkusi adalah sesuatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk

untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan

tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi bertujuan untuk

mengindentifikasi lokasi, ukuran dan konsistensi jaringan. Perkusi

dilakukan untuk mengetahui reflek patella pasien(Nursalam, 2009).

Pada kasus ini pemeriksaan perkusi tidak dilakukan.


46

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan

suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop

(Nursalam, 2009). Pada pengambilan kasus ini penulis melakukan

pemeriksaan auskultasi untuk mendeteksi tekanan darah.

b. Wawancara

Wawancara yaitu pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan

pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang penting

diperhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan kedata yang

relevan (Hidayat dan Mufdilah, 2009). Pada kasus ini wawancara

dilakukan dengan Ny. W, keluarga dan tenaga kesehatan.

c. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data melalui indera penglihatan

(perilaku, tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah) pendengaran (bunyi

batuk, bunyi napas), penciuman (bau napas, bau luka), perabaan (suhu

badan, nadi (Hidayat dan Mufdilah, 2009).

Dalam observasi menggunakan format asuhan kebidanan

gangguan reproduksi untuk mengetahui antara lain keadaan umum ibu,

kesadaran, tanda-tanda vital, keluhan yang dirasakan, dan hasil

pemeriksaan penunjang.

2. Data sekunder

Data sekunder sumber yang tidak langsung memberikan kepada

pengumpul data (Notoatmodjo, 2012). Data sekunder meliputi :


47

a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumen resmi maupun tidak resmi, misalnya

laporan, catatan-catatan di dalam kartu klinik sedangkan tidak resmi

adalah segala bentuk dokumen di bawah tanggung jawab instansi tidak

resmi seperti biografi, catatan harian (Notoatmodjo, 2012). Dalam hal

ini contohnya yaitu status/catatan pasien, rekam medik di RSUD

Karanganyar.

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi baik

berupa teori-teori generalisasi maupun konsep yang dikembangkan oleh

berbagai ahli dan buku-buku sumber yang ada (Notoatmodjo, 2012).

Studi kepustakaan yang digunakan penulis adalah buku-buku dari tahun

2007 sampai 2016.

G. Alat-alat yang Dibutuhkan

Dalam pelaksanaan studi kasus penulis menggunakan alat-alat sebagai

berikut:

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data (wawancara) :

a. Format pengkajian pada gangguan sistem reproduksi

b. Buku tulis dan alat tulis

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi

a. Sphygmomanometer
48

b. Stetoskop

c. Thermometer

d. Timbangan berat badan

e. Jam tangan

3. Alat dan bahan dalam pengambilan data :

a. Format pengkajian asuhan kebidanan gangguan reproduksi

b. Buku tulis

c. Bolpoin

H. Jadwal Studi Kasus

Menurut Notoatmojo (2012), dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah

kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan

penulisan, laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya

tiap kegiatan tersebut. Biasanya jadwal kegiatan ini disusun dalam suatu

“gants chart” . Jadwal studi kasus terlampir.


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

Ruang : Teratai

Tanggal masuk : 10 Januari 2017

No. Register : 391371

1. Pengkajian

Tanggal : 10 Januari 2017 Pukul : 14.00 WIB

a. Identitas

1) Identitas Ibu Identitas Suami

(1) Nama : Ny. W Nama : Tn. A

(2) Umur : 27 tahun Umur : 44 Tahun

(3) Agama : Islam Agama : Islam

(4) Suku bangsa :Jawa/indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia

(5) Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

(6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Penjahit

(7) Alamat :Selourik 001/009,Girimulyo,Ngargoyoso

b. Anamnesa (Data Subjektif)

1) Keluhan utama pada saat datang

37
38

Ibu mengatakan merasakan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri

saat buang air kecil dan besar serta teraba benjolan pada daerah

perut sejak 2 minggu.

2) Riwayat menstruasi

a) Menarche :ibu mengatakan mengalami

haidpertama kali pada umur 13 tahun.

b) Siklus : ibu mengatakan jarak antara haid yang

satu dengan yang berikutnya kurang

lebih 28 hari

c) Lama : ibu mengatakan lamanya haid 7 hari

d) Banyaknya : ibu mengatakan banyaknya 2-3 kali

ganti pembalut

e) Teratur / tidak teratur : ibu mengatakan haidnya teratur

f) Sifat darah : ibu mengatakan sifat darahnya encer,

berwarna merah.

g) Dismenorhoe : ibu mengatakan kadang-kadang juga

mengalami nyeri saat menstruasi.

3) Riwayat perkawinan

a) Status perkawinan :kawin: syah1 kali

b) Kawin / menikah : umur 19 tahun, dengan suami umur

36 tahun

c) Lamanya : 8 tahun, anak 1 orang

4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


39

No Tgl/Thn Tempat UK Jenis Peno Anak Nifas Kead


Partus Partus Partus long JK BB PB Keada- Lakta Anak
An si Skrg

1 24 BPM 9 Spontan Bidan Laki- 25000 45 Baik Baik Hidup


Agustus bulan laki gram
2009

5) Riwayat KB

a) Metode yang pernah dipakai : ibu mengatakan menggunakan

alat kontrasepsi suntik 3 bulan

b) Keluhan selama pemakaian kontrasepsi : ibu mengatakan tidak

ada keluhan

Metode Lama Keluhan Tahun Tahun Alasan

KB penggunaan Pakai Lepas Berhenti

Suntik 3 tahun Tidak 2010 2013 Ingin memiliki

3 bulan ada anak lagi

6) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan saat ini sedang mengalami nyeri perut bagian

bawah dan teraba benjolan pada perut.

b) Riwayat penyakit sistemik

1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

jantung berdebar-debar, keluar keringat


40

dingin pada telapak tangan dan tidak

mudah lelah saat melakukan aktivitas

ringan.

2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

sakit saat buang air kecil dan tidak sakit

pada pinggang bagian bawah.

3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas

4) Tuberkulosis : Ibu mengatakan tidak pernah batuk

berkepanjangan lebih dari 2 minggu.

5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata,kuku dan

kulit tidak pernah terlihat kuning.

6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

haus, lapar dan kencing pada malam hari

lebih dari 7 kali.

7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

tekanan darahnya lebih dari 140/90

mmHg.

8) Epilepsi : Ibu mengatakan sampai saat ini belum

pernah mengalami kejang yang disertai

dengan keluarnya busa dari dalam

mulutnya.

9) Lain-lain : Saat ini ibu tidak sedang menderita

penyakit menular seksual seperti AIDS

dan gonorhoe.
41

c) Riwayat penyakit keluarga :

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya

tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menurun seperti

penyakit jantung, DM, Asma dan hipertensi dan juga tidak

mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC dan

hepatitis.

d) Riwayat keturunan kembar :

Ibu mengatakan baik dari pihak suaminya ataupun pihak

dirinya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.

e) Riwayat operasi :

Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun.

7) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Pola nutrisi

Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mengatakan makan 3 x sehari porsi sedang menu nasi,

sayur, lauk pauk, daging dan buah. Minum 6-7 gelas per hari

jenis air putih dan teh.

b) Pola eliminasi

Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mrengatakan BAB 1 x sehari, konsistensi lunak, warna

kuning, bau khas feses. BAK 6-7 kali sehari, warna kuning

jernih bau khas urine.

c) Pola istirahat

Sebelum masuk rumah sakit


42

Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 7-8

jam sehari.

d) Personal hygiene

Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali

sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 3 kali

seminggu.

e) Pola aktivitas

Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah seperti

menyapu, memasak, mencuci dan melakukan aktivitas

lainya.

f) Pola seksual

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2 kali seminggu

sebelum masuk rumah sakit dan ada keluhan ibu mengatakan

nyeri saat berhubungan seksual.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

1) Status generalis

a) Keadaan umum : Sedang

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV TD : 120/70 mmHg R: 24 x/menit

N : 85x/menit S: 36,90 C

d) TB : 160 cm
43

e) Berat badan : 55 kg

2) Pemeriksaan sistemik

a) Kepala

(1) Rambut : Warna hitam, bersih, tidak ada ketombe,

tidak mudah rontok

(2) Muka : Tidak oedema, tidak ada kelainan dan

tidak pucat.

(3) Mata

(a) Odema : Tidak oedema.

(b) Conjungtiva : Pucat berwarna merah muda.

(c) Sklera : Berwarna putih.

(4) Hidung : Simetris, bersih dan tidak ada benjolan.

(5) Telinga : Simetris, bersih dan tidak ada serumen.

b) Leher

(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok.

(2) Benjolan : Tidak ada benjolan

(3) Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

c) Dada dan axilla

(1) Dada : Simetris, normal, tidak ada suara ronchi

dan wheezing.

(2) Mammae

(a) Membesar : Tidak ada pembesaran.


44

(b) Benjolan : Tidak ada benjolan.

(c) Simetris : Ya, simetris kanan dan kiri.

(d) Puting susu : Menonjol.

(e) Kolostrum : Tidak ada pengeluaran.

(3) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan.

(b) Nyeri : Tidak ada nyeri.

d) Abdomen

(1) Pembesaran hati: Tidak ada pembesaran hati.

(2) Benjolan :Teraba benjolan atau tumor pada bagian

bawah.

(3) Nyeri tekan : Ada nyeri tekan pada perut bagian

bawah.

(4) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi.

e) Anogenital

(1) Vulva vagina

(a) Varices : Tidak ada varices.

(b) Luka : Tidak ada luka.

(c) Kemerahan : Tidak ada kemerahan atau iritasi.

(d) Nyeri : Tidak ada nyeri.

(2) Inspekulo

(a) Portio : Tertutup dan tidak ada nyeri goyang

(b) Pengeluaran pervaginam : Terdapat spotting.


45

(3) Pemeriksaan dalam

(a) Dinding vagina :Tidak terdapat fluor albus

(b) Portio :Tertutup, tidak ada nyeri goyang.

(c) Pengeluaran : Terdapat spotting.

(4) Anus

(a) Haemoroid : Tidak dilakukan

(b) Keluhan lain : Tidak ada.

(5) Ekstremitas

(a) Varices : Tidak ada varices.

(b) Odema : Tidak ada oedema

(c) Reflek patella : Positif kanan dan kiri.

3) Pemeriksaan Penunjanng

a) Pemeriksaan Laboratorium :

(1) Hemoglobin : 13.1 gr% Normal : 12-16 gr%

(2) Eritrosit : 4. 22 UL Normal : 4.00-5.00 UL

(3) Trombosit : 239 UL Normal : 150-500 UL

(4) Hematokrit : 40.1 UL Normal : 37- 47%

(5) Leukosit : 8.9 UL Normal : 4.000-11.000 UL

4) Pemeriksaan Penunjang lain :

USG : Terdapat benjolan atau massa pada perut bagian bawah.

2. Interpretasi Data

Tanggal : 10 Januari 2017 Pukul : 14.10 WIB

a. Diagnosa Kebidanan
46

Ny. W P1A0umur 27 tahun dengan gangguan reproduksi kista

ovarium.

Data dasar :

Data Subjektif

1) Ibu mengatakan bernama Ny. W

2) Ibu mengatakan berumur 27 tahun.

3) Ibu mengatakan pernah melahirkan 1 kali dan belum pernah

keguguran.

4) Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah.

5) Ibu mengatakan nyeri saat haid.

6) Ibu mengatakan teraba benjolan pada daerah perut.

7) Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 3

tahun

Data Objektif

1) Keadaan umum : Sedang

2) Kesadaran : Composmentis

3) TTV : TD : 120/70 mmHg R: 24 x/m

N:85x/m S:36,9o C

4) TB : 160 cm

5) Berat badan : 55 kg

6) Pemeriksaan abdomen : Terdapat benjolan atau tumor dan ada

nyeri tekan pada perut bagian bawah.

7) Pemeriksaan vagina : Terdapat pengeluran pervaginam berupa

spotting.
47

8) Pemeriksaan penunjang: USG terdapat benjolan atau massa pada

perut bagian bawah.

b. Masalah

Ibu mengatakan merasakan cemas dengan keadaannya saat ini.

c. Kebutuhan

Berikan dukungan moril dan spiritual kepada ibu agar tidak cemas

dengan keadaanya dan agar ibu lebih tenang.

3. Diagnosa Potensial

Tanggal : 10 Januari 2017 Pukul : 14.11 WIB

Kanker ovarium.

4. Tindakan Segera

Tanggal : 10 Januari 2017 Pukul : 14.13 WIB

Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi cefotaxime

(Antibiotik) 1 gram/ 12 jam, keterolac (mengurangi nyeri) 1amp/8 jam,

ranitidin (penurun kadar asam lambung) 1amp/12 jam, dan pengangkatan

kista ovarium dengan cara operasi.

5. Perencanaan

Tanggal : 10 Januari 2017 Pukul : 14.14 WIB

a. Jelaskan pada ibu tentang keadaanya saat ini.

b. Anjurkan teknik relaksasi dan beri konseling tentang kista ovarium.

c. Berikan informedconsent pada keluarga untuk tindakan operasi.

d. Melakukan pemasangan infus RL 20 tpm.


48

e. Berikan obat sesuai advis dokter.

f. Anjurkan ibu untuk berpuasa.

6. Pelaksanaan

Tanggal : 10 januari 2017

a. Jam 14. 15 WIB: Menjelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat

ini bahwa ibu mengalami gangguan reproduksi kista ovarium.

b. Jam 14.17 WIB :Menganjurkan teknik relaksasi miring kanan kiri

dan Memberikan konseling tentang kista ovarium (SAP terlampir).

c. Jam 14.19 WIB :Memberikan informed consent pada keluarga bahwa

akan dilakukan tindakan pengangkatan kista ovarium tanggal 11

Januari 2017.

d. Jam 14.22 WIB :Memasang infus RL 20 tpm

e. Jam 14.24 WIB :Memasang kateter

f. Jam 14.30 WIB :Memberikan terapi obat berupa

No Obat 8 jam 12 jam

1 Cefotaxime 14.30

2 Keterolac 14.30 22.30

3 Ranitidin 14.30

g. Jam 14.35 WIB :Menganjurkan ibu untuk berpuasa pukul 24.00 WIB

sebelum dilakukan tindakan operasi.


49

7. Evaluasi

Tanggal : 10 Januari 2017 Pukul:14. 40WIB

a. Ibu sudah tahu dengan keadaanya saat ini.

b. Ibu sudah mengerti teknik relaksasi miring kanan kiri dan sudah

mengerti tentang kista ovarium yang dialami.

c. Keluarga sudah menandatangani informed consent yang diberikan.

d. Infus sudah terpasang

e. :Kateter sudah terpasang

f. Terapi obat sudah diberikan, akan dilakukan operasi pengangkatan

kista pada tanggal 11 Januari 2017 pukul 11.00 WIB.

g. Ibu bersedia melakukan puasa untuk persiapan operasi tanggal 11

Januari 2017.
50

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal : 11 Januari 2017 Pukul: 12.15 WIB

Tempat : RSUD Karanganyar

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan masih lemah dan merasakan nyeri pada luka bekas

operasi.

2. Ibu mengatakan senang karena operasinya berjalan lancar.

3. Ibu mengatakan belum bisa melakukan aktivitas miring kanan dan ke

kiri

4. Ibu mengatakan masih berpuasa.

O : Objektif

1. Keadaan umum : Sedang

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80mmHg R: 22x/menit

N :81x/menit S: 37,10C

4. Abdomen : Tampak luka post operasi tertutup perban dan bising usus

(+).

5. Ekstremitas atas simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan

terpasang infus RL 20 tpm, ekstremitas bawah tidak oedema.

6. Terpasang kateter.

A : Asessment
51

Ny. W umur 27 tahun P1A0post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium hari ke 1.

P : Planning

Tanggal : 11 Januari 2017 Pukul : 12. 50 WIB

1. Mengajarkan teknik mobilisasi yaitu dengan miring kanan dan kiri.

Hasil : Ibu telah mengerti teknik relaksasi.

2. Menganjurkan ibu untuk berpuasa sebelum flatus.

Hasil : Ibu bersedia untuk berpuasa sebelum flatus.

3. Memberitahu ibu bahwa nanti jam 14.30 akan diberikan terapi obat

No Obat 8 jam 12 jam

1 Cefotaxime 14.30

2 Keterolac 14.30 22.30

3 Ranitidin 14.30

Hasil : ibu sudah bersedia untuk diberikan terapi obat

4. Memeriksa pengeluaran urine pada kateter

Hasil : Pengeluaran urine ± 50 cc.


52

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal : 12 Januari 2017 Pukul: 08.00 WIB

Tempat : RSUD Karanganyar

S: Subjektif:

1. Ibu mengatakan nyeri sudah agak berkurang.

2. Ibu mengatakan sudah flatus tanggal 11 januari 2017 pukul 17.00 WIB.

3. Ibu mengatakan sudah minum dan makan menu dari rumah sakit.

4. Ibu mengatakan belum BAB.

O: Objektif

1. Keadaan umum: Sedang

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80mmHg R: 22x/menit

N : 81x/menit S: 360C

4. Abdomen : Tampak luka post operasi tertutup perban dan bising usus (-)

5. Ekstremitas atas simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan

terpasang infus RL 20 tpm, ekstremitas bawah tidak oedema.

6. Urogenital :Terpasang kateter dengan pengeluaran urine ± 50 cc dan

pengeluaran pervaginam berupa bercak darah.

A: Assesment

Ny. W umur 27 tahun P1A0 post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium hari ke 2.
53

P: Planning :

Tanggal : 12 Januari 2017 Pukul: 10. 00 WIB

1. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makan-

makanan sesuai kebutuhan yang telah disediakan rumah sakit.

Hasil : Ibu sudah makan 1 piring bubur nasi, 1 mangkok sayur, telur, buah

pisang, minum air putih, dan sari kacang hijau jam 08.30 WIB dari rumah

sakit.

2. Menganjurkan ibu untuk belajar duduk.

Hasil : Ibu sudah belajar untuk duduk.

3. Memberitahu ibu bahwa nanti jam 14.30 akan diberikan terapi obat

No Obat 8 jam 12 jam

1 Cefotaxime 14.30

2 Keterolac 14.30 22.30

3 Ranitidin 14.30

Hasil : ibu sudah bersedia untuk diberikan terapi obat


54

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal : 13 Januari 2016 Pukul: 11. 30 WIB.

Tempat : RSUD karanganyar

S: Subjektif:

1. Ibu mengatakan nyeri sudah berkurang.

2. Ibu mengatakan senang dengan keadaanya saat ini.

3. Ibu mengatakan sudah bisa duduk meski masih dibantu.

4. Ibu mengatakan ingin segera pulang.

O: Objektif:

1. Kesadaran : Composmentis

2. Keadaan umum : Sedang

3. TTV : TD : 110/80mmHg R: 22x/menit

N : 81x/menit S: 360C

4. Abdomen : Tampak luka bekas operasi tertutup perban, bising

usus (-)

5. Ekstremitas atas simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan

terpasang infus RL 20 tpm, ekstremitas bawah simetris, tidak ada

kelainan, tidak oedema.

6. Urogenital : terpasang kateter dengan pengeluaran urine ± 150 cc.

A: Assesment :
55

Ny. W umur 27 tahun P1A0 post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium hari ke 3.

P: Planning :

Tanggal : 13 januari 2017 Pukul: 11.35 WIB

1. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan mengandung

banyak protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral untuk membantu

penyembuhan luka bekas operasi.

1. Hasil : Ibu bersedia makan-makanan yang bergizi dan mengandung

banyak protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

2. Melaksanakan advis dokter untuk melepas infus dan kateter.

2. Hasil : Infus dan dower kateter sudah dilepas sesuai advis dokter.

3. Memberikan terapi obat sesuai advis dokter:

a. Vitamin C ( Perbaikan sel-sel tubuh yang rusak )50 g10 tablet 1x1

b. Asam Mefenamat (Mengurangi rasa sakit)500 mg10 tablet 3x1

c. Ciprofloxacin ( Antibiotik )500 mg 15 tablet3x1

Hasil: Ibu bersedia untuk meminum obat yang sudah diberikan.

4. Menganjurkan ibu untuk berlatih berjalan.

Hasil : Ibu sudah bisa berjalan sedikit demi sedikit meski dibantu.
56

DATA PERKEMBANGAN IV

Tanggal : 14 Januari 2017 Pukul: 12.00 WIB

S: Subjektif:

1. Ibu mengatakan keadaanya mulai membaik.

2. Ibu mengatakan sudah makan-makanan dari rumah sakit dan tidak ada

pantangan makanan.

3. Ibu mengatakan sudah bisa tidur nyenyak.

4. Ibu mengatakan nyeri sudah berkurang.

5. Ibu mengatakan sudah bisa berjalan.

6. Ibu mengatakan sudah BAB dan BAK di kamar mandi dan sudah tidak ada

keluhan

O: Objektif :

1. Kesadaran : Composmentis

2. Keadaan umum : Baik

3. TTV : TD : 110/80 mmHg R : 22x/menit

N : 81x/menit S: 360C

A: Assesment:

Ny. W umur 27 tahun P1A0 post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium hari ke 4.

P : Planning :
57

Tanggal : 14 januari 2017 Pukul: 12. 30 WIB

1. Melakukan medikasi luka jahitan operasi dengan betadine dan kassa steril

a. Membuka hepafik dengan dibasahi NaCl

b. Membuka kasa yang menutupi luka bekas operasi.

c. Luka dibersihkan dengan NaCl

d. Mengeringkan luka dengan kasa steril

e. Mengolesi luka bekas jahitan dengan betadine dan memberikan

supratul

f. Menutup luka bekas operasi dengan kasa steril

g. Membalutnya dengan plester anti air.

Hasil : Medikasi sudah dilakukan

2. Memberikan KIE tentang perawatan luka pada ibu bahwa luka jahitan

operasi sudah mulai membaik (SAP terlampir).

Hasil : ibu sudah mengerti tentang perawatan luka post operasi.

3. Memberikan KIEpada ibu tentang personal hygiene (SAP terlampir).

Hasil : ibu sudah mengerti tentang personal hygiene.

4. Memberikan KIE tentang pola nutrisi untuk makan-makanan yang bergizi

dan tidak berpantangan makanan untuk mempercepat penyembuhan luka

(SAP terlampir).

Hasil : ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi dan tidak

berpantang makanan

5. Memberikan terapi obat sesuai advis dokter untuk dibawa pulang.


58

a. Vitamin C (Perbaikan sel-sel tubuh yang rusak)50 g9 tablet 1x1

setelah makan

b. Asam Mefenamat (Mengurangi rasa sakit)500 mg9 tablet3x1 setelah

makan

c. Ciprofloxacin (Antibiotik) 500 mg14 tablet3x1 setelah makan

Hasil : ibu sudah diberi obat untuk dibawa pulang.

6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari lagi.

Hasil : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 3 hari lagi.


59

DATA PERKEMBANGAN V

Tanggal: 17 januari 2017 Pukul: 10.00 WIB

S : Subjektif:

1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan dirinya.

2. Ibu mengatakan luka jahitan sudah kering dan tidak ada rasa nyeri.

3. Ibu mengatakan sudah menjaga luka agar tetap kering

4. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan aktivitas ringan seperti menyapu.

5. Ibu mengatakan obatnya masih ada sisa di rumah.

O : Objektif :

1. Kesadaran : Composmentis

2. Keadaan umum : Baik

3. TTV : TD : 110/80 mmHg R : 22x/menit

N : 81x/menit S: 360C

4. Keadaan luka : Kering, tidak ada pus dan tertutup kassa steril.

A: Assesment :

Ny. W umur 27 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium hari ke 8.

P : Planning :

Tanggal: 17 januari 2017 Pukul: 10.30 WIB


60

1. Mendampingi dokter melakukan heating aff post operasi.

Hasil : Balutan luka operasi sudah dilepas sesuai advis dokter.

2. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi.

Hasil : Ibu bersedia makan-makanan bergizi.

3. Memberikan terapi

a. Vitamin C ( Perbaikan sel-sel tubuh yang rusak )50 g 10 tablet 1x1

b. Asam Mefenamat (Mengurangi rasa sakit)500mg 10 tablet3x1

c. Ciprofloxacin ( Antibiotik )500 mg 15 tablet3x1

Hasil : Ibu bersedia minum obat yang diberikan dokter.

B. Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian dari karya tulis ini yang membahas

kesenjangan antara teori dengan praktek langsung di lapangan selama

melakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. W umur 27

tahun P1 A0 dengan Kista Ovarium di RSUD Karanganyar.

Kesenjangan-kesenjangan yang diberikan juga memerlukan

pemecahan masalah, adapun pemecahan masalahnya dilakukan dengan

melaksanakan asuhan kebidanan sebagai salah satu cara yang dilakukan oleh

bidan dalam menangani masalah kebidanan.

1. Pengkajian
61

Pengkajian merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah

berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang

klien atau orang yang meminta asuhan (Hidayat dan Mufdilah, 2009).

Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Januari 2017 Pukul : 14.00

WIB. Pengkajian meliputi data subjektif dan objektif.

a. Data subjektif

Menurut Nursalam (2009), data subjektif adalah data yang

didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi

dan kejadian.Keluhan utama menurut Setyorini (2014), kebanyakan

wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai

periode tertentu. Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini

nyeri di perut bagian bawah, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri

pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki, terkadang disertai

nyeri saat buang air kecil atau buang air besar.

Pada kasus didapatkan identitas IbuNy. W, umur 27 tahun,

Agama Islam, Suku bangsa Jawa/indonesia, pendidikan SMP,

pekerjaan IRT, alamat Selourik 001/009,Girimulyo,Ngargoyoso. Ibu

mengatakan merasakan nyeri pada perut bagian bawah, merasakan

ingin buang air kecil dan besar serta teraba benjolan pada daerah

perut.

Pada langkah ini tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan

praktek.

b. Data objektif
62

Data objektif menurut Nursalam (2009), adalah data yang

sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan.

meliputi keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, tekanan

darah 120/70 mmHg, Respirasi 24x/menit, nadi 85x/menit dan Suhu

36,90 C.

Menurut Nugroho (2012), diagnosis kista ovarium ditegakkan

melalui pemeriksaan dengan ultrasonografi atau USG (abdomen atau

transvaginal), koloskopi screening dan pemeriksaan darah (tumor

marker atau pertanta tumor).

Pada kasus pemeriksaan penunjang lain yaitu dilakukan

pemeriksaan USG dengan hasil ada benjolan atau massa pada perut

bagian bawah,dan nyeri tekan.

Sehingga pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori

dan praktek di lahan.

2. Interpretasi Data

Menurut Varney (2007), interpretasi data yaitu mengindentifikasi

diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas

data-data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah

dikumpulkan diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan, masalah dan

kebutuhan. Ketiganya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat

diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang

dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien

a. Diagnosa Kebidanan

Menurut Varney (2007), diagnosa kebidanan adalah diagnosa

yang ditegakkan dalam lingkungan praktik kebidanan dan memenuhi


63

standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang dikemukakan dari hasil

pengkajian atau yang menyertai diagnosa.

Pada kasus diagnose kebidanan didapatkan Ny. W P1A0 umur

27 tahun dengan gangguan reproduksi kista ovarium.

Data dasar diagnosa kebidanan tersebut meliputi data subjektif

dan data objektif. Data Subjektif meliputi Ibu mengatakan bernama

Ny. W, ibu mengatakan berumur 27 tahun, Ibu mengatakan pernah

melahirkan 1 kali dan belum pernah keguguran, ibu mengatakan nyeri

pada perut bagian bawah, Ibu mengatakan nyeri saat haid, Ibu

mengatakan teraba benjolan pada daerah perut.

Data Objektif meliputi keadaan umum sedang, kesadaran

composmentis, tekana darah 120/70 mmHg, Respirasi 24x/menit, nadi

85x/menit dan Suhu 36,90 C, Pemeriksaan abdomenterdapat benjolan

atau tumor dan ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, Pemeriksaan

vaginaterdapat pengeluran peervaginam berupa spotting.

Pada langkah ini tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan

praktek.

b. Masalah

Masalah adalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang

ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai

dengan kesadaan pasien (Varney, 2007). Menurut Nugroho dan Utama

(2014), pada kasus kista ovarium masalah yang dihadapi pasien yaitu

cemas

Pada kasus Ny. W didapatkan ibu mengatakan merasakan cemas

dengan keadaanya saat ini.


64

c. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien sebelum

tendentifikasi dalam diagnosa atau masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data (Varney, 2007).

Menurut Manuaba (2007), pada kasus kista ovariumkebutuhan

yang diberikan yaitu dorongan moril dan kebutuhan komunikasi

informasi education (KIE).

Pada kasus Ny. W yaitu memberi dukungan moril dan spiritual

kepada ibu agar tidak cemas dengan keadaanya dan agar ibu lebih

tenang.

Sehingga pada langkah interpretasi data tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

3. Diagnosa Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin

akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini

membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu

mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi

(Varney, 2007).

Diagnosa potensial yang muncul pada kasus kista ovarium menurut

Wiknjosastro (2007), komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium

diantaranya: bisa menyebabkan pembesaran perut, Perdarahan ke dalam

kista , torsio atau putaran tangkai, infeksi pada tumor, keganasan.


65

Pada kasus Ny. W diagnosapotensial kanker ovarium, sehingga pada

langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

4. Tindakan Segera

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen

kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh

bidan atau kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan gynekologi

sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2007) .

Menurut Yatim (2008), pada kasus dengan kista ovarium dilakukan

tindakan segera berupa operasi yang tergantung pada umur, ukuran kista

dan keluhan.

Pada kasus Ny. W dilakukan kolaborasi dengan dokter spOG untuk

pemberian terapi cefotaxime ( Antibiotik ) 1 gram/ 12 jam, keterolac untuk

mengurangi Nyeri dengan dosis 1amp/8 jam, ranitidin untuk penurun

kadar asam lambung dengan dosis 1amp/12 jam, dan pengangkatan kista

ovarium dengan cara operasi.

Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori

dan praktek di lahan.

5. Perencanaan

Menurut Setyorini (2014), perencanaan yang dilakukan pada pasien

dengan kista ovarium sebelum dilakukan tindakan operasi yaitu

observasiJika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor

(pantau) selama 1 – 2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang


66

dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil

jika tidak curiga ganas dan Operasi jika kista membesar, maka dilakukan

tindakan pembedahan yakni dilakukan pengambilan kista dengan tindakan

laparoskopi atau laparatomi dengan Berikan pendampingan untuk

mengurangi kecemasannya, memberikan informasi tentang prosedur

operasi, Berikan informasi tentang mobilisasi yang boleh dilakukan setelah

operasi (Susilowati, 2015).

Perencanaan pada pasien post operasi kista ovarium menurut

Susilowati (2015), yaitu:monitor tingkat kesadaran pasien, memonitor

tanda-tanda vital, Kaji tingkat nyeri pasien, lakukan manajemen nyeri,

lakukan tindakan kolaborasi untuk mengurangi nyeri, monitor adanya

perdarahan, monitor balance cairan, membantu memenuhi kebutuhan adl

pasien, ajarkan teknik mobilisasi bertahap bila sudah diijinkan, berikan

terapi sesuai program medis.

Teori mobilisasi pasca operasi laparatomi dapat dilakukan secara

bertahap setelah operasi. Pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring

dahulu, namun pasien dapat melakukan mobilisasi dini dengan

menggerakan lengan atau tangan, memutar pergelangan kaki, mengangkat

tumit, menegangkan otot betis, serta menekuk dan menggeser kaki.

Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring ke kiri dan ke

kanan untuk mencegah trombosis dan tromboemboli. Setelah 24 jam

pasien dianjurkan untuk dapat belajar duduk. Setelah 24 jam pasien dapat

duduk, dianjurkan untuk belajar berjalan (Ditya, 2016).


67

Pada kasus Ny. W perencanaan meliputi melakukan pemeriksaan

keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu, jelaskan pada ibu tentang

keadaanya saat ini, anjurkan teknik relaksasi, berikan informed consent

pada keluarga untuk tindakan operasi, melakukan pemasangan infus RL 20

tpm, berikan cefotaxime (Antibiotik) 1 gram/ 12 jam, keterolac

(Mengurangi Nyeri) 1amp/8 jam, ranitidin (penurun kada asam lambung )

1amp/12 jam, dan pengangkatan kista ovarium dengan cara operasi,

anjurkan ibu untuk berpuasa pukul 24.00 WIB sebelum dilakukan operasi

tanggal 11 Januari 2017 pukul 11.00 WIB. Hasil mobilisasi pada tanggal

11 Januari 2017 pukul 12.50 WIB ibu telah mengerti tentang teknik

relaksasi miring kanan dan kiri, pada tanggal 12 Januari 2017 pukul 10.00

WIB ibu sudah belajar untuk duduk, pada tanggal 14 Januari 2017 pukul

12.00 WIB ibu sudah bisa berjalan.

Sehingga pada kasus tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktek di lahan.

6. Pelaksanaan

Pada langkah ini melaksanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan dengan langkah-langkah sebelumnya. Semua keputusan yang

dikembalikan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar

valid berdasarkan pengetahuan, serta sesuai dengan asumsi tentang apa

yang dilakukan pasien. Sehingga setiap rencana asuhan haruslah disetujui

oleh ke dua belah pihak yaitu bidan dan pasien, agar dapat dilaksanakan
68

dengan efektif karena pasien juga akan melaksanakan rencana tersebut

(Varney, 2007).

Pada kasus Ny. W telah dilakukan pelaksanaan sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat

Sehingga pada langkahini tidak didapatkan kesenjangan antara

teori dan praktek di lahan.

7. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan setelah dilakukan tindakan pada pasien

menurut adalah Pasien sudah diobservasi (Setyorini, 2014), Pasien

mengalami penurunan pada tingkat kecemasannya (Susilowati, 2014),

memahami prosedur operasi yang akan dijalaninya, memahami mobilisasi

yang dapat dilakukan setelah operasi (Susilowati, 2014), sudah dilakukan

tindakan operasi (Setyorini, 2014).

Pada kasus Ny. W keadaan umum sedang, kesadaran

composmentis, tekanan darah 120/70 mmHgrespirasi 24 x/menit, nadi

85x/menit, Suhu 36,90 C , Ibu sudah tahu dengan keadaanya saat ini, Ibu

sudah melakukan aktivitas miring ke kiri dan ke kanan, keluarga sudah

menandatangani informed consent yang diberikan, Terapi obat sudah

diberikan, Ibu bersedia melakukan puasa untuk persiapan operasi tanggal

11 Januari 2017.

Sedangkan evaluasi pada pasien post operasi kista ovarium akan

didapatkan hasil keluhan nyeri pada pasien berkurang, tidak terdapat

perdarahan pada luka operasi, intake dan out put cairan seimbang, tanda
69

vital dalam batas normal, pasien mampu melakukan mobilisasi secara

bertahap, tidak terjadi infeksi pada luka operasi, pasien mampu beradaptasi

dengan kondisi post operasi.

Sehingga pada langkah evaluasi tidak didapatkan kesenjangan

antara teori dan praktek di lapangan.

Pada tanggal 11 januari 2017 Pukul 12.15 WIB diperoleh hasil

pemeriksaan data perkembangan I: Keadaan umum: Sedang, Kesadaran :

Composmentis, TTV : TD: 110/80 mmHg, R: 22x/menit, N: 81x/menit, S:

37,10C, ibu telah mengerti teknik relaksasi, ibu bersedia untuk berpuasa

sebelum flatus, telah diberikan injeksi cefotaxime (Antibiotik) 1 gram/ 12

jam, keterolac (Mengurangi Nyeri) 1amp/8 jam, ranitidin ( Penurun kada

asam lambung ) 1amp/12 jam, kateter sudah terpasang dengan pengeluaran

urine ± 50 cc, ibu bersedia tidak makan dan minum sebelum flatus. Pada

tanggal 12 januari 2017 Pukul: 08.00 WIB diperoleh hasil pemeriksaan

data perkembangan II: Keadaan umum: Sedang, Kesadaran :

Composmentis, TTV : TD: 110/80 mmHg, R: 22x/menit, N: 81x/menit, S:

360C, tetesan infus terpasang 20 tpm, jumlah pengeluaran urine dalam

kateter ± 50 cc, ibu sudah makan 1 piring bubur nasi, 1 mangkok sayur,

telur, buah pisang, minum air putih, dan sari kacang hijau jam 08.30 WIB

dari rumah sakit, ibu sudah belajar untuk duduk, memberitahu ibu bahwa

nanti jam 14.30 akan diberikan terapi obat.

Pada tanggal 13 januari 2017 Pukul: 12.00 WIB diperoleh hasil

pemeriksaan data perkembangan III: Keadaan umum: Baik, Kesadaran :

Composmentis, TTV : TD: 110/80 mmHg, R: 22x/menit, N: 81x/menit, S:


70

360C, ibu bersedia makan-makanan yang bergizi dan mengandung banyak

protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, infus dan dower kateter

sudah dilepas sesuai advis dokter, ibu bersedia untuk meminum obat yang

sudah diberikan.

Pada tanggal 14 januari 2017 Pukul: 12.35 WIB diperoleh hasil

pemeriksaan data perkembangan IV: Keadaan umum: Sedang, Kesadaran :

Composmentis, TTV : TD: 110/80 mmHg, R: 22x/menit, N: 81x/menit, S:

360C, medikasi sudah dilakukan, keadaan luka sudah kering dan tidak ada

pus, ibu bersedia untuk menjaga agar luka tetap kering, ibu bersedia untuk

makan yang bergizi dan tidak berpantang makanan, ibu sudah diberi obat

untuk dibawa pulang pukul 13.00 WIB, ibu bersedia melakukan kunjungan

ulang 3 hari lagi.

Pada tanggal 17 januari 2017 Pukul: 10.00 WIB diperoleh hasil

pemeriksaan data perkembangan V: Keadaan umum: Sedang, Kesadaran :

Composmentis, TTV : TD: 110/80 mmHg, R: 22x/menit, N: 81x/menit, S:

360C, balutan luka operasi sudah dilepas sesuai advis dokter, ibu bersedia

makan-makanan bergizi, ibu bersedia minum obat yang diberikan dokter.


BAB V

PENUTUP

Setelah dilakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. W

umur 27 tahun P1A0 dengan Kista Ovarium di RSUD Karanganyar, penulis dapat

memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut.

C. Kesimpulan

8. Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Januari 2017 Pukul : 14.00 WIB.

didapatkan identitas IbuNy. W, Umur 27 tahun, ibu mengatakan

merasakan nyeri pada perut bagian bawah, merasakan ingin buang air

kecil dan besar serta teraba benjolan pada daerah perut.Pada kasus

pemeriksaan penunjang lain yaitu dilakukan pemeriksaan USG dengan

hasil ada benjolan atau massa pada perut bagian bawah,dan nyeri

tekan.Sehingga pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

praktek di lahan.

9. Interpretasi Data diagnosa kebidanan didapatkan Ny. W P1A0 umur 27

tahun dengan gangguan reproduksi kista ovarium. Pada kasus ini

didapatkan masalah merasakan cemas dengan keadaannya saat ini.

Adapun kebutuhannya yaitu memberi dukungan moril dan spiritual kepada

ibu agar tidak cemas dengan keadaanya dan agar ibu lebih

tenang.Sehingga pada langkah interpretasi data tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

71
72

10. Diagnosa Potensialkomplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium

diantaranya: bisa menyebabkan pembesaran perut, Perdarahan ke dalam

kista, torsio atau putaran tangkai, infeksi pada tumor. Pada kasus Ny. W

diagnosa potensial kanker ovarium, sehingga pada langkah ini tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

11. Tindakan Segerapada kasus Ny. W dilakukan Kolaborasi dengan dokter

spOG untuk pemberian terapi cefotaxime ( Antibiotik ) 1 gram/ 12 jam,

keterolac untuk mengurangi Nyeri dengan dosis 1amp/8 jam, ranitidin

untuk penurun kadar asam lambung dengan dosis 1amp/12 jam, dan

pengangkatan kista ovarium dengan cara operasi. Sehingga pada langkah

ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

12. Perencanaanpada kasus Ny. W meliputi observasi keadaan umum dan

tanda-tanda vital ibu setiap 4 jam, jelaskan pada ibu tentang keadaanya

saat ini, anjurkan teknik relaksasi, berikan informed consent pada keluarga

untuk tindakan operasi, melakukan pemasangan infus RL 20 tpm, Berikan

cefotaxime (Antibiotik) 1 gram/ 12 jam, keterolac (Mengurangi Nyeri)

1amp/8 jam, ranitidin (Penurun kada asam lambung ) 1amp/12 jam, dan

pengangkatan kista ovarium dengan cara operasi, anjurkan ibu untuk

berpuasa 5 jam sebelum dilakukan operasi tanggal 11 januari 2017 pukul

12.00 WIB.Sehingga pada kasus tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan praktek di lahan.


73

13. Pelaksanaan pada kasus Ny. W telah dilakukan pelaksanaan sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat, sehingga tidak didapatkan kesenjangan

antara teori dan praktek di lahan.

14. Evaluasipada kasus Ny. W keadaan umum Sedang, kesadaran

composmentis, tekanan darah 120/70 mmHgrespirasi 24 x/menit, nadi

85x/menit, Suhu 36,90 C , balutan luka operasi sudah dilepas sesuai advis

dokter, ibu bersedia makan-makanan bergizi, ibu bersedia minum obat

yang diberikan dokter. Sehingga pada langkah evaluasi tidak didapatkan

kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

D. Saran

Berdasarkan kesimpulan bahwa konsep teori merupakan landasan

pelaksanaan praktek dilapangan, sehingga penulis mengajukan saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi Profesi

Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif, pada asuhan gangguan

reproduksi sehingga keluarga dan masyarakat berperilaku hidup sehat serta

tidak menganggap remeh setiap benjolan yang ada.

2. Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

Rumah sakit diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu

yang sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


74

khususnya untuk asuhan kebidanan pada kasus gangguan reproduksi

dengan kista ovarium.

b. Pendidikan

Pendidikan diharapkan dapat memberi referensi dengan menyediakan

buku-buku untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya

pada gangguan reproduksi dengan kista ovarium.

3. Bagi Pasien

Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyakit kista

ovarium dan menganjurkan untuk segera membawa ke petugas kesehatan

yang terdekat bila mengenali tanda bahaya, menjaga kebersihan diri

sendiri dan dapat memberikan penanganan segera apabila terdapat

benjolan.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R, Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :


Mitra Cendikia

Anggraeni, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka


Rihama

Dewi, M U. 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana


untuk Mahasiswa Bidan. Jakarta : CV. Trans Info Media

Dinkes Jateng. 2014. Profil kesehatan Provinsi Jawa tengah tahun 2014.
www.dinkesjatengprov.go.id. Diakses tanggal 19 Desember 2016
. 2015. Buku Saku Kesehatan Tahun
2015.www.buku_saku_kesehatan_tahun_2015.go.id. Diakses tanggal 19
Desember 2016

Dika, SW. 2014. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. S P1 A0


Umur 24 Tahun Dengan Kista Ovarium Di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta Tahun 2014. KTI. StiKes Kusuma Husada Surakarta.
Dipublikasikan

Ditya, W, dkk. 2016. Jurnal Kesehatan Andalas. Hubungan Mobilisasi Dini


dengan Proses Penyembuhan Luka pada Pasien Pasca Laparatomi di
Bangsal Bedah Pria dan Wanita RSUP Dr. M. Djamil padang : UNAND
PADANG diperoleh tanggal 24 april 2017

Dwi, A. 2011. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Kista Ovarium


pada Ny. S di RSUD Kardinal Tegal. KTI. Dipublikasikan

Hartanto, H. 2007.Keluarga Berencanadan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan

Hidayat, A. Mufdlilah. 2009. Catatan Kuliah Konsep kebidanan Plus Materi


Bidan Delima. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015.www.kemenkesRI.go.id.


Diakses tanggal 19 Desember 2016

Matondang, dkk. 2013. Diagnosis Fisik Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto
Nasir, dkk. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan : Konsep
pembuatan Karya Tulis dan Tesis Untuk Mahasiswa Kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Noviana, N. dan Wilujeng, D.R. 2014. Kesehatan reproduksiuntuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta

Nugroho, T. Utama, B I. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta : Nuha Medika

Nugroho, T. 2012. OBSGYN : Obstetri dan Ginekologi untuk Kebidanan dan


Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Nursalam. 2009. Proses Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek. Jakarta :


EGC

Priharjo, Robert. 2007. Asuhan Keperawatan. Jakarta :Buku Kedokteran EGC

Romauli, S. Vindari, A V. 2012. Kesehatan Reeproduksi Buat Mahasiswa


Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Saifuddin, A B. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Setyorini, A. 2014. Kesehatan Reproduksi & Pelayanan Keluarga Berencana.


Bogor : IN MEDIA

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku AjarAsuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.


Yogyakarta : CV. Andi Offset

Susilowati, Y. A, dkk. 2015. Penerapan Teori Adaptasi Roy pada Asuhan


keperawatan pasien Dengan Kista Ovarium. Jurnal Ilmiah keperawatan
Vol, No. 1, Februari 2015. Fakultas Ilmu keperawatan Universitas
Indonesia Depok. Depok

Syafrudin. 2011.Gerakan Sayang Ibu.http://materi-paksyaf.blogspot.com. Sitasi:


15 November 2016.

Taufiqoh, S. 2012. Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Tingkat Keganasan Kista
Ovarium di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya. Jurnal Ilmu
Kesehatan Health Sciences. Volume 5 Nomor 2. Agustus 2012 : 1-8.
Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya. Surabaya
Trisnawati, Y.2015. Analisis Kesehatan Reproduksi Wanita Ditinjaun Dari
Riwayat Kesehatan Reproduksi Terhadap Infertilitas Di RS Margono
soekardjo tahun 2015. Jurnal Kebidanan Vol. VII. No. 02, Desember
2015. Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto. Purwokerto

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume I. Jakarta : EGC

Winkjosastro, H. 2011. Ilmu Kandungan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Yatim, F. 2008. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker Rahim/Leher dan Indung


Telur, Kista, serta gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai