Anda di halaman 1dari 98

KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN THYPOID DENGAN


MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI:
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
RUANG SERUNIRSUD JOMBANG

OLEH:

WINDI YANUARTI NINGSIH


NIM : 141210043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN THYPOID DENGAN


MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI:
KURANG DARIKEBUTUHAN TUBUH
RUANG SERUNI RSUD JOMBANG

OLEH:

WINDI YANUARTI NINGSIH


NIM : 141210043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

i
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN THYPOID DENGAN


MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI:
KURANG DARIKEBUTUHAN TUBUH
RUANG SERUNI RSUD JOMBANG

DiajukansebagaisalahsatusyaratmendapatkangelarAhliMadyaKeperawatan(A.Md.
Kep) Pada Program Studi Diploma III
KeperawatanSekolahTinggiIlmuKesehatanInsanCendekia MedikaJombang

OLEH:

WINDI YANUARTI NINGSIH


NIM. 141210023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : WINDI YANUARTI NINGSIH
NIM : 141210043
Tempat, tanggal lahir : Mojokerto, 01 Januari 1996
Institusi : Program Studi Diploma III Keperawatan

Menyatakan bahwaKarya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul"Asuhan


KeperawatanPada Klien Thypoid Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi:
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Seruni RSUD Jombang" adalah bukan
Karya Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk
kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Jombang,16 Mei 2017


Yang Menyatakan

WINDI YANUARTI NINGSIH

iii
MOTTO

“Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kamu akan menjadi orang

yang terbaik”

PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT atas karunia serta kemudahan

yang telah diberikan, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Saya persembahkan karya tulis ini untuk orang tua yang selalu senantiasa

merawat, membesarkan dan memberikan saya banyak pendidikan mulai dari hal

terkecil sampai sekarang, terimakasih bapak dan ibu karena selalu memanjatkan

doa disetiap sujudmu sehingga karya tulis ini terselesaikan.

Terima kasih juga untuk keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu

memberi dukungan, suport, serta selalu berbagi pengalaman.

Serta teman-teman DIII Keperawatan yang selama 3 tahun penuh dengan

canda tawa sudah pernah kita rasakan serta support dari kalian semua.

Terimakasih atas semuanya.

iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan Bapak

Saekan dan ibu yang bernama Sukenik, penulis merupakan putri kedua dari dua

bersaudara.

Tahun 2008 penulis lulus dari SDN Jetis 4, tahun 2011 penulis lulus dari

SMPN 2 Jetis, tahun 2014 penulis lulus dari SMKN 1 Sooko. Pada tahun 2014

lulus seleksi masuk STIKes“Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur

Reguler. Penulis memilih Program Studi Diploma III keperawatan dari lima

program studi yang ada di STIKes ICMe Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 16 Mei 2017

WINDI YANUARTI NINGSIH

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan

Keperawatan Pada Klien Thypoid Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi:

Kurang Dari Kebutuhan Tubuh” ini dengan sebaik-baiknya.Karya Tulis Ilmiahini

disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Keperawatan Program Studi Diploma III Keperawatan Stikes Insan Cendekia

Medika Jombang.

Terima kasih yang tak terhingga dan sebesar - besarnya saya sampaikan

kepada Imam Fatoni, SKM.,MM selaku Pembimbing Utama yang telah dengan

sabar dan penuh perhatian memberikan motivasi, bimbingan dan saran untuk

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Terima kasihkepada Dwi Harianto, S.Kep.,Ns selaku pembimbing kedua

yang telah menyediakan waktu dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan

dan masukan kepada penulis sejak awal hingga akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini

terselesaikan.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bantuan dari

berbagai pihak untuk itu perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada H. Bambang Tutuko, S.H,. S.Kep,. Ns,. M.H selaku

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.Maharani

Tri Puspitasari, S.Kep,. Ns,. MM selaku Ketua Program Studi Ahli Madya

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

Jombang.Ruliati, S.K.M,. M.Kes selaku Koordinator Karya Tulis Ilmiah Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

viii
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya dan semua pihak yang telah

memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, tetapi penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

profesi keperawatan.

Jombang, 16 Mei 2017

Penulis

ix
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN THYPOID DENGAN


MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI:
KURANGDARIKEBUTUHAN TUBUH
RUANG SERUNI RSUD JOMBANG

Oleh:

WINDI YANUARTI NINGSIH

Demam thypoid merupakan penyakit endemik dan masih menjadi masalah


kesehatan yang penting di berbagai negara, terutama negara berkembang termasuk
negara Indonesia yang disebabkan oleh Salmonella thypi.Demam thypoid dapat
ditularkan melalui secret dan saluran pernapasan dalam jangka waktu yang sangat
bervariasi.
Desain penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan metode studi
kasus.Partisipan yang digunakan adalah 2 klien dengan yang didiagnosa medik
mengalami thypoid dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh. Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Hasil penelitian diruang seruni RSUD Jombang berdasarkan pengkajian
diketahui bahwa ibu An. R mengeluhkan anaknya tidak mau makan dan hanya
mau minum susu yang didukung dengan data obyektif lidah kotor, konjungtiva
pucat, sering mual dan muntah sedangkan ibu An. D mengatakan bahwa anaknya
hanya mau makan sekitar 3 sendok dengan data obyektif tampak muntah setiap
kali makan, lidah kotor. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah
ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi keperawatan
yang dilakukan pada ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
disusun berdasarkan kriteria NIC NOC tahun 2015 yang meliputi monitor nutrisi
dan terapi nutrisi. Implementasi pada An. R dan An. D dikembangkan dari hasil
kajian intervensi yang dilakukan dalam 3 hari.
Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari maka hasil evaluasi akhir
pada An. R dan An. D masalah sebagian teratasi, sehingga memerlukan
implementasi lanjutan karena masalah belum teratasi sepenuhnya.

Kata kunci : Asuhan keperawatan, thypoid, nutrisi

x
ABSTRACT

NURSING CARE TO THYPOID PATIENT WITH NUTRITION


DISPROPORTION PROBLEM : LESS THAN BODY NEED
IN SERUNI ROOM OF RSUD JOMBANG

By:

WINDI YANUARTI NINGSIH

Thypoid fever is endemic disease and still become important health


problem in many countries, especially in developing country including Indonesia
that caused by Salmonella Thypi. Thypoid fever can be spreaded by secret and
respiratory tract in vary time period.
Research design is descriptive by using Case study method. Participants
used are 2 clients that medically diagnosed get suffer thypoid with nutrition
disproportion problem: less than body need. Data collected by interview,
observation and documentation.
Research result in seruni room of RSUD Jombang based on assessment
known that Mrs R complain her child doesn’t want to eat and just want to drink
milk that supported by objective data of dirty tongue, pale conjunctiva, often
Nausea and vomiting while Mrs D says her child just want to eat about 3 spoons
by objective data looks vomiting when eating, dirty tongue. Nursing diagnosis
appointed is nutrition disproportion: less than body need. Nursing intervention
made to nutrition disproportion: less than body need arranged by NIC and NOC
criteria in year 2015 including nutrition monitoring and nutrition therapy.
Implementation to Mrs R anMrs D is developed by the result of intervention
assessment that done in 3 days.
After doing implementation for 3 days, final evaluation result to Mrs R an
Mrs D known that part of problem handled, so that it needs continously
implementation because the problem hasn’t handled all

Keywords : Nursing Care, Thypoid, Nutrition

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR ............................................................................ i


HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iii
MOTTO……………….................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI..... ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ........................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Batasan Masalah ................................................................ 3
1.1. Rumusan Masalah ............................................................. 3
1.2. Tujuan ................................................................................ 4
1.3. Manfaat .............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Thypoid ................................................................ 6
2.2. Konsep Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh .............................................................. 17
2.3. Konsep Tumbuh Kembang ................................................ 20
2.4 Konsep Asuhan Nutrisi ...................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ............................................................... 31
3.2. Batasan Batasan Istilah ...................................................... 31
3.3. Partisipan ........................................................................... 32
3.4. Lokasi Penelitian Waktu Penelitian ................................... 32
3.5. Pengumpulan data ............................................................. 33
3.6. Uji Keabsahan data ............................................................ 34
3.7. Analisis Data ..................................................................... 35
3.8. Etik Penelitian ................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil................................................................................... 37
4.2 Pembahasan ....................................................................... 51
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 57
5.2 Saran .................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.2 Kebutuhan Nutrisi per Hari…………………………..... 20
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan………………………………... 28
Tabel 4.1 Identitas Kilien…………..…………………………….. 37
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit……………………………………… 38
Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan…………………………….. 39
Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik……………………………………... 41
Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik……………………………….. 42
Tabel 4.6 Terapi……………………………………....................... 43
Tabel 4.7 Analisa Data……………………………………............ 43
Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan………………………………... 44
Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan……………………………. 46
Tabel 4.10 Evaluasi Keperawatan…………………………………. 49

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 WOC Thypoid………………………. 11

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan laporan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 Lembar Permohonan Responden
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 4 Surat Pre Survei Data dari STIKes ICMe Jombang
Lampiran 5 Surat Penelitian dari STIKes ICMe Jombang
Lampiran 6 Lembar Disposisi
Lampiran 7 Surat Balasan penelitian
Lampiran 8 Lembar Konsultasi
Lampiran 9 Format Pengkajian Keperawatan

xv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

% : Persentase
0
C : Derajat Celcius
< : Kurang dari
BB : Berat Badan
Cm : Sentimeter
CRT : Capillary Refill Time
DM : Diabetes Melitus
G : Gram
HT : Hipertensi
Kg : Kilo gram
Kkal : Kilo kalori
mL : Mililiter
mmHg : Milimeter Merkuri Hydrargyrum
n-6 : Benzylaminopurine
n-3 : Glosarium
NANDA : North American Nursing Diagnosis Association
NIC : Nursing Interventions Classification
NOC : Nursing Outcomes Classification
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
TB : Tinggi Badan
WHO : World Health Organization
WOC : Web Of Caution

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini demam thypoid merupakan penyakit endemik dan masih

menjadi masalah kesehatan yang penting di berbagai negara, terutama negara

berkembang termasuk negara Indonesia seperti daerah tropis dan

subtropis.Salmonella thypi mampu hidup dalam tubuh manusia, karena

manusia sebagai natural reservoir.Manusia dengan demam thypoid biasanya

mengenai saluran pencernaan dengan gejala umum demam dan gangguan

pencernaan.Demam thypoid dapat ditularkan melalui secret dan saluran

pernapasan dalam jangka waktu yang sangat bervariasi (Sodikin, 2012).

Peningkatan demam thypoid dikarenakan antara lain kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan, kebiasaan mencuci bahan mentah langsung konsumsi

dan kebiasaan makan diluar rumah dapat mengakibatkan bakteri masuk

melalui makanan dan minuman, yang sebagian dimusnahkan oleh asam

lambung dan sebagian kuman yang masih bertahan hidup dan mencapai usus

halus sehingga terjadi peningkatan asam lambung, maka terjadi mual, muntah

dan anoreksia yang berdampak pada penurunan nafsu makan sehingga

pemasukan nutrisi peroral berkurang, maka terjadi penurunan berat badan.

WHO (World Health Organization) menunjukkan jumlah kasus demam

thypoid di seluruh dunia mencapai 17 juta kasus. Data surveilans saat ini

memperkirakan di Indonesia ada 600.000 – 1,3 juta kasus demam thypoid

setiap tahunnya dengan lebih dari 20.000 kematian. Rata- rata di Indonesia,

1
2

orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91% terhadap

kasus demam thypoid (WHO, 2012). Demam thypoid di Indonesia merupakan

jenis kasus penyakit yang cukup tinggi sekitar 28-810 kasus per-100.000

penduduk pertahun. Dari survey berbagai rumah sakit di Indonesia dari tahun

2008 sampai 2013 memperlihatkan peningkatan jumlah penderita sekitar

35,8% yaitu 19.596 menjadi 26.606 kasus (Depkes RI, 2013). Dan

berdasarkan Badan Kesehatan kabupaten Jombang pada tahun 2012 diketahui

jumlah penderita demam thypoid sejumlah 6.122 orang serta di ruang seruni

RSUD Jombang tahun 2014 terdapat 125 kasus dan pada tahun 2015 dari

bulan Januari sampai April terdapat 94 kasus. Pada tahun 2016 terdapat 437

kasus dan pada tahun 2017 sampai bulan januari terdapat 27 kasus.

Penderitaterjadi penurunan nafsu makan karena merasa mual, muntah,

lidahnya kotor dan rasa pahit waktu makan. Hal ini menyebabkan asupan

makanan tidak adekuat, sedangkan kebutuhan gizi pada penderita penyakit

infeksi demam thypoid cenderung meningkat, sehingga akan berpengaruh

terhadap perubahan status gizi (Sudoyo & Aru, 2009).

Salmonella thypi yang masuk makanan dan minuman yang sudah

tercemar.Setelah sampai di lambung kuman mencapai usus halus dan setelah

menembus dinding usus sehingga mencapai limfoid plaque payeri yang

mengalami hipertrofi setelah mengadakan multiplikasi di usus halus.Setelah

salmonella thypi mengadakan multiplikasi, mengakibatkan inflamasi pada

daerah setempat yang dapat mempengaruhi mekanisme kerja usus dan

mengiritasi mukosa usus.Apabila pristaltik usus meningkat pergerakan isi usus

lebih cepat, diruang usus terisi udara yang berakibat pada lambung sehingga
3

terjadi peningkatan asam lambung, maka mengakibatkan mual, muntah dan

anoreksia yang berdampak pada penurunan nafsu makan sehingga pemasukan

nutrisi peroral berkurang. Maka dapat terjadi lemah atau lemas dan bahkan

dapat mengganggu aktivitas secara mandiri (Rampengan, 2008)

Penanganan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada

demam thypoid adalah dengan cara diberikan bubur saring yang bertujuan

untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna atau

perforasi usus kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat

kesembuhan. Menurut (Suntoso dan Angela 2009).Melakukan pendidikan

kesehatan tentang diet pasien dan menganjurkan pasien untuk makan sedikit

tapi sering.Terapi nutrisi, monitor nutrisi, manajemen berat badan dan bantuan

peningkatan berat badan (Bulechek, 2015).Tujuan diet adalah untuk

memberikan makanan yang tidak memberatkan kerja lambung dan

menetralkan sekresi asam lambung yang berlebih.

1.2 Batasan Masalah

Asuhan keperawatan pada anak thypoid dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di ruang Seruni

RSUD Jombang.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada anak thypoid dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Ruang seruni

RSUD Jombang?
4

1.4 Tujuan Penulisan

1.4.1 Tujuan Umum

Melakukan upaya penyelesaian masalah pada kasus pasien demam

thypoidyang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan

menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yang disusun

secara sistematis dan komprehensif.

1.4.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian pada anak demam thypoid di ruang Seruni

RSUD Jombang.

2) Menentukan prioritas diagnose keperawatan pada anak demam

thypoid di ruang Seruni RSUD Jombang.

3) Merencanakan tindakan keperawatan pada anak demam thypoid di

ruang Seruni RSUD Jombang.

4) Melaksanakan perencanaan tindakan keperawatan pada anak

demam thypoid di ruang Seruni RSUD Jombang.

5) Melaksanakan evaluasi keperawatan pada anak demam thypoid di

ruang Seruni RSUD Jombang.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Mengembangkan asuhan keperawatan pada anak thypoid dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tuhuh.

Sehingga dapat membantu klien dalam melakukan perawatan secara

mandiri tanpa bantuan orang lain dan meminimalkan penularan.


5

1.5.2 Manfaat Praktis

Mengembangkan dan meningkatkan mutu serta membantu petugas

rumah sakit untuk mengembangkan asuhan keperawatan yang secara

terus-menerus diperbarui.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Demam Thypoid

2.1.1. Definisi

Demam thypoidadalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran cerna,

dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, biasanya terjadi gangguan

pencernaan dan gangguan kesadaran (Sodikin, 2011).

Demam thypoid merupakan penyakit infeksi menular yang terjadi pada

anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan yang biasanya

banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun. Penyakit ini berhubungan erat

dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.kematian demam thypoid

pada anak lebih rendah bila di banding dengan dewasa (Dewi, 2011).

2.1.2. Klasifikasi demam thypoid menurut WHO (2003):

1. Demam thypoid akut non komplikasi

Penderita dikarakterisasi dengan demam berkepanjangan abnormalis

fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa dan diare pada anak), sakit

kepala, malaise, dan anoreksia. Saat periode demam, sampai 25% penyakit

menunjukkan adanya resespot pada dada, abdomen dan punggung.

2. Demam thypoid dengan komplikasi

Keadaan penderita demam thypoid mungkin dapat berkembang

menjadi komplikasi parah. Bergantung pada kualitas pengobatan dan

6
7

keadaan kliniknya, hingga 10% pasien dapat mengalami komplikasi,

mulai dari melena, perforasi dan usus.

3. Keadaan karier

Keadaan karier thypoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur

pasien. Karier typhoid bersifat kronis dalam hal sekresi Salmenella typhi

di feses.

2.1.3. Etiologi

(Rasmilah 2012) mengatakan sumber penularan utama demam thypoid

adalah penderita itu sendiri dan karier yang dapat mengeluarkan berjuta-juta

kuman Salmonella typhi dalam tinja, dan tinja inilah yang menjadi sumber

penularan.

Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di

dalam air, es, sampah, dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan

(suhu) 60oC selama 15 – 20 menit, pasteurisasi, pendidihan, dan khlorinisasi

(Harahap, 2011).

Salmonella typhi mempunyai beberapa komponen antigen, yaitu:

1) Antigen O (Antigen Somatik), terletak pada lapisan luar dari tubuh

kuman. Mempunyai struktur kimia lipopolisakarida/endotoksin, tahan

terhadap panas dan alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.

2) Antigen H (Antigen Flagella) yang terletak pada flagella, fimbriae atau

pili dari kuman. Mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan

terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas alkohol.


8

3) Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang

dapat melindungi kuman terhadap fagositosis (Harahap, 2011).

Selain itu, Salmonella typhi juga dapat menghambat proses

aglutinasi antigen O oleh anti O serum. Antigen Vi berhubungan

dengan daya invasif bakteri dan efektivitas vaksin (Putra, 2012).

Ketiga macam antigen tersebut di dalam tubuh penderita akan

menimbulkan pula pembentukan 3 macam antibodi yang lazim

disebut aglutinin (Harahap, 2011).

2.1.4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada anak umumnya bersifat lebih ringan, lebih

bervariasi bila dibandingkan dengan penderita dewasa. Bila hanya

berpegang pada gejala atau tanda klinis, akan lebih sulit untuk

menegakkan diagnosis demam thypoid pada anak, terutama pada penderita

yang lebih muda, seperti pada thypoid kongenital ataupun thypoid pada

bayi. Masa inkubasi rata-rata bervariasi antara 7-20 hari, dengan masa

inkubasi terpendek 3 hari dan terpanjang 60 hari.Dikatakan bahwa masa

inkubasi mempunyai korelasi dengan jumlah kuman yang ditelan, keadaan

umum atau status gizi serta status imunologis penderita.

Secara garis besar gejala-gejala yang timbul dapat dikelompokkan:

1) Demam satu minggu atau lebih

2) Gangguan saluran pencernaan

3) Gangguan kesadaran
9

Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit

infeksi akut pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual,

muntah, diare, konstipasi.Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu

badan yang meningkat.Pada minggu kedua, gejala atau tanda klinis

menjadi makin jelas, berupa demam remiten, pembesaran hati dan limpa,

perut kembung mungkin disertai gangguan kesadaran dari yang ringan

sampai berat.

2.1.5. Pemeriksaan Diagnostik

(Arif Mansjoer, 2003) mengatakan biakan darah yang positif memastikan

demam thypoid, sedangkan biakan darah negatif tidak menyingkirkan

demamthypoid.Peningkatan titer uji widal tes 4 kali lipat selama 2-3

minggu memastikan diagnosis demam thypoid.Reaksi widal tes tunggal

dengan titer antibodi O 1/320 atau titer antibodi H 1/640 menyokong

diagnosis demam thypoid.

Widal Tes

1) Widal tes merupakan reaksi serologis yang digunakan untuk

membantu menegakkan diagnosa demam thypoid. Dasar widal tes

adalah reaksi aglutinasi antara antigen salmonella thypi dengan

antibodi yang terdapat pada serum penderita (Rampengan, 2008).

2) Pemeriksaan widal tes

Metode yang dikenal menurut (Rampengan, 2008), yaitu:

a) Widal cara tabung (konvensional)

b) Salmonella slide test (cara slide)


10

Nilai sensitifitas, spesifisitas serta reaksi widal tes sangat bervariasi

dari satu laboratorium dengan laboratorium lainnya.Disebut tidak

sensitif karena adanya sejumlah penderita dengan hasil biakan

positif tetapi tidak pernah dideteksi adanya antibodi dengan tes ini,

sehingga sulit untuk memperlihatkan kenaikan titer yang

berarti.Widal sebaiknya tidak dilakukan hanya satu kali saja

melainkan perlu satu seri pemeriksaan, kecuali bila hasil tersebut

sesuai atau melewati nilai standart setempat.

2.1.6. Patofisiologi

Proses infeksi diawali dengan masuknya kuman salmonella thypi

melalui makanan dan minuman yang sudah tercemar. Setelah sampai di

lambung, sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung.Sebagian

kuman yang masih bertahan hidup melintasi sawar lambung mencapai

usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque payeri yang mengalami

hipertrofi, setelah mengadakan multiplikasi di usus halus.Salmonella

thypiyang sudah mengadakan multiplikasi mengakibatkan inflamasi pada

daerah setempat yang dapat mempengaruhi mekanisme kerja usus dan

mengiritasi mukosa usus.Peningkatan pristaltik ususmengakibatkan

pergerakan isi usus lebih cepat, sehingga diruang usus terisi udara yang

berakibat pada lambung.Maka dapat terjadi peningkatan asam lambung

dan mengakibatkan mual, muntah dan anoreksia yang berdampak pada

penurunan nafsu makan sehingga pemasukan nutrisi peroral berkurang

(Rampengan, 2008).
11

Gambar 2.1 WOC demam thypoid

Bakteri Salmonella thypi

Masuk ke saluran cerna melalui


makanan dan minuman

Sebagian Peradangan pada saluran


dimusnahkan cerna
asam lambung

Merangsang pelepasan zat


pirogen dan leukosit
Peningkatan produksi asam
lambung
Zat pirogen beredar
beredar dalam darah
Mual, muntah

Berat badan Hipotalamus


menurun

Merespon dengan
MK : meningkatkan suhu
Ketidakseimbangan nutrisi : tubuh
kurang dari kebutuhan tubuh

Demam thypoid /
typus abdominalis

Inflamasi kuman
pada usus halus

Peningkatan Sebagian menetap dan sebagian


suhu tubuh menetap di ileum terminalis

MK:
Hipertermia Kurang Perdarahan dan
Informasi perforasi

MK : Tubuh banyak
Defisiensi kehilangan
pengetahuan cairan (darah)

MK :
Kekurangan volume
cairan
12

2.1.7. Komplikasi

Komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam 2 bagian menurut

(Rampengan, 2008) yaitu:

1) Komplikasi pada usus halus

a) Perdarahan usus

b) Perforasi usus

c) Peritonitis

2) Komplikasi di luar usus halus

a) Bronkitis

b) Bronkopnemonia

c) Ensepalopati

d) Kolesistitis

e) Meningitis

f) Miokarditis

g) Karier kronik

2.1.8. Penatalaksanaan

Penanganan demam thypoid menurut (Rampengan, 2008) adalah:

Penderita yang dirawat dengan diagnosis demam thypoid harus dianggap

dan dirawat sebagai penderita demam thypoid yang secara garis besar ada

3 bagian, yaitu:

1) Perawatan

Penderita perlu dirawat di rumah sakit untuk observasi serta

pengobatan.
13

Penderita harus istirahat 5-7 hari bebas panas, tetapi tidak harus tirah

baring. Mobilisasi dilakukan sewajarnya, pada penderita dengan

kesadaran yang menurun harus diobservasi agar tidak terjadi

aspirasi.Untuk lamanya perawatan sampai saat ini sangat bervariasi

tidak ada keseragaman, tergantung kondisi penderita adanya

komplikasi atau tidak.

2) Diet

Penderita diberi diet yang terdiri dari bubur saring terlebih dahulu

kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi.Beberapa peneliti

menganjurkan makanan padat dini yang wajar sesuai dengan keadaan

penderita dengan memperhatikan segi kualitas dan kuantitas dapat

diberikan dengan aman. Pemberian makanan padat dini banyak

memberikan keuntungan, seperti dapat menekan turunnya berat badan

selama perawatan, dapat menekan penurunan kadar albumin dalam

serum dan dapat mengurangi kemungkinan kejadian infeksi lain

selama perawatan.

3) Obat-obatan

Demam thypoid merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian

yang tinggi sebelum adanya obat-obatan antimikroba (10-15%). Sejak

adanya obat antimikroba terutama kloramfenikol angka kematian

menurun secara drastis (1-4%).

a) Kloramfenikol

Adanya resistensi kuman salmonella terhadap kloramfenikol di

berbagai daerah, tapi tetap digunakan sebagai obat pilihan.Dalam


14

pemberiankloramfenikol tidak terdapat kesamaan dosis. Dosis

yang

dianjurkan ialah 50-100 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari. Untuk

neonates, penggunaan obat ini sebaiknya dihindari dan bila

terpaksa, dosis tidak boleh melebihi 25 mg/kgBB/hari, selama10

hari.

b) Tiamfenikol

Pemberian tiamfenikol, demam turun setelah 5-6 hari.Komplikasi

hematologi pada pengguaan tiamfenikol lebih jarang

dilaporkan.Dosis oral yang dianjurkan 50-100 mg/kgBB/hari,

selama 10-14 hari.

c) Kotrimoksasol

Kelebihan kotrimoksasol antara lain dapat digunakan untuk kasus

yang resisten terhadap kloramfenikol, penyerapan di usus cukup

baik. Dosis oral yang dianjurkan adalah 30-40 mg/kgBB/hari

sulfametoksazol dan 6-8 mg/kgBB/hari untuk trimetropim,

diberikan dalam 2 kali pemberian, selama 10-14 hari.

d) Ampisilin dan Amoksilin

Digunakan pada pengobatandemam thypoid, terutama pada kasus

resisten terhadap kloramfenikol.Dosis yang dianjurkan adalah:

1) Ampisilin 100-200 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari.

2) Amoksilin 100 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari.


15

Pengobatan demam thypoid yang menggunakan obat kombinasi

tidak memberikan keuntungan yang lebih baik bila diberikan obat

tunggal.

1) Seftriakson

Dosis yang dianjurkan adalah 50-100 mg/kgBB/hari, tunggal

atau dibagi dalam 2 dosis IV.

2) Sefotaksim

Dosis yang dianjurkan adalah 150-200 mg/kgBB/hari dibagi

dalam 3-4 dosis IV.

3) Siprofloksasin

Dosis yang dianjurkam 2x200-400 mg oral pada anak berumur

lebih dari 10 tahun.

4) Kortikosteroid

Diberikan dengan indikasi yang tepat karena dapat

menyebabkan perdarahan usus dan relaps. Tetapi, pada kasus

berat penggunaan kortikosteroid secara bermakna menurunkan

angka kematian.

2.1.9. Pencegahan

Pencegahan menurut (Rampengan, 2008) dapat dibagi atas:

1) Usaha terhadap lingkungan hidup:

a) Penyediaan air minum yang memenuhi syarat

Air minum bersih tidak mengandung kuman atau racun, atau

minuman
16

ringan yang tidak mengandung zat mineral.

b) Pembuangan kotoran manusia yang higienis

Manusia yang sehat dapat terpapar dengan bakteri atau kuman

pada kotoran sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit jika

lingkungan tidak higienis.

c) Pemberantasan lalat

Lalat merupakan salah satu hewan yang lebih cepat dalam

penyebaran

kuman, karena setelah hinggap ditempat kotor lalat dapat terbang

dan hinggap di makanan yang akan dikonsumsi.

d) Pengawasan terhadap penjual makanan

Anak-anak yang khususnya harus lebih memperhatikan makanan

yang akan dibeli dan dimakan, karena anak-anak belum tau mana

makanan yang layak dikonsumsi atau tidak.

2) Usaha terhadap manusia:

a) Imunisasi

Vaksin yang terbuat dari salmonella yang dilemahkan dari strain

Ty 21a pada pemberian oral memberikan perlindungan 87-95%

selama 36 bulan.

b) Menemukan dan mengobati karier

Jika dapat megetahui dan menemui penyebab pembawa penyakit

akan lebih mudah untuk mengobati.

c) Pendidikan kesehatan masyarakat


17

Masyarakat dapat lebih mengenal demam thypoid itu sendiri dan

jika terjangkit dapat mengenali tanda gejala sehingga dapat

melakukan pencegahan awal.

2.2 Konsep Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh

2.2.1. Definisi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan

nutrisi tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolik (Springfield, 2015).

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu

keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami atau berisiko

mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang

tidak adekuat atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk

kebutuhan metabolik (Carpenito Lynda Juall, 2007).

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi menurut (Suardi, 2008), yaitu:

1) Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsumsi makan,

haltersebutdapatdisebabkanolehkurangnyainformasisehinggadapat

terjadikesalahanpemenuhankebutuhangizi.

2) Kebiasaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak

memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.


18

3) Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi status gizi karena penyediaan

makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang lebih.

4) Usia

Usia 0-10 tahun metabolisme basal bertambah dengan cepat

sehubungan dengan faktor tumbuh kembang. Sedangkan setelah usia

20 tahun relatif konstan karena sel-sel sudah tidak bertumbuh secara

cepat saat seperti golden age.

5) Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar daripada

wanita.

2.2.3. Metode menentukan kekurangan nutrisi (Hidayat Alimul, 2006).

1) Riwayat makanan

Meliputi informasi atau keterangan tentang pola makan, tipe makanan

yang dihindari, makanan yang disukai dapat digunakan untuk

membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang.

2) Kemampuan makan

Kemampuan untuk mengunyah, menelan dan makan sendiri tanpa

bantuan orang lain.

3) Jumlah asupan dan aktifitas

Aktifitas yang dilakukan klien sangat berpengaruh pada jumlah

makanan yang dikonsumsi.


19

4) Penampilan Fisik

Dilihat dari rambut yang tidak kering dan rontok, mata cerah dan tidak

ada rasa sakit, mukosa bibir tidak kering, kulit tubuh halus dan tidak

bersisik.

5) Pengukuran Antropometrik

Meliputi pengukuran tinggi badan dan berat badan sehingga dapat

terlihat pola pertumbuhan dan perkembangan. Dengan menentukan

berat badan ideal :

Salah satu parameter untuk mengetahui keseimbangan energi

seseorang melalui penentuan berat badat ideal dan indeks massa tubuh.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan(cm)-100] – [10% (tinggi badan-100)]

Adapun rumus untuk mengukur indeks massa tubuh :

Indeks massa tubuh = Berat badan (kg)


Tinggi badan2 (m)

Dengan melakukan pengukuran tersebut kita dapat mengetahui apakah

sudah memenuhi keseimbangan energi atau belum.

2.2.4. Metode Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Pada orang yang sehat tidak ada metode khusus dalam memenuhi

kebutuhan nutrisi. Sedangkan pada klien dengan gangguan kondisi

kesehatannya mengalami hambatan dalam pemenuhan nutrisi. Meskipun

sakit, kebutuhan nutrisi harus tetap terpenuhi sehingga proses kesembuhan

dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, perawat harus kompeten

dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien (Asmadi, 2008).


20

Tabel 2.2 kebutuhan nutrisi per hari.

Karbohidrat Serat Air


Kelompok BB TB Energi Protein Lemak (g)
(g) (g) (mL)
umur (KG) (cm) (kkal) (g)
Total n-6 n-3
Bayi/Anak
0-6 bulan 6 61 550 12 34 4,4 0,5 58 0 -
7-11 bulan 9 71 725 18 36 4,4 0,5 82 10 800
1-3 tahun 13 91 1125 26 44 7,0 0,7 155 16 1200
4-6 tahun 19 112 1600 35 62 10,0 0,9 220 22 1500
7-9 tahun 27 130 1850 49 72 10,0 0,9 254 26 1900
Laki-laki
10-12 tahun 34 142 2100 56 70 12,0 1,2 289 30 1800
13-15 tahun 46 158 2475 72 83 16,0 1,6 340 35 2000
16-18 tahun 56 165 2675 66 89 16,0 1,6 368 37 2200
19-29 tahun 60 168 2725 62 91 17,0 1,6 375 38 2500
30-49 tahun 62 168 2625 65 73 17,0 1,6 394 38 2600
50-64 tahun 62 168 2325 65 65 14,0 1,6 349 33 2600
Perempuan
10-12 tahun 36 145 2000 60 67 10,0 1,0 275 28 1800
13-15 tahun 46 155 2125 69 71 11,0 1,1 292 30 2000
16-18 tahun 50 158 2125 59 71 11,0 1,1 292 30 2200
19-29 tahun 54 159 2250 56 75 12,0 1,1 309 32 2500
30-49 tahun 55 159 2150 57 60 12,0 1,1 323 30 2600
50-64 tahun 55 159 1900 57 53 11,0 1,1 285 28 2600
Hamil (+an)
Trimester 1 +180 +20 +6 +2,0 +0,3 +25 +3 +300
Trimester 2 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300
Trimester 3 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300
Menyusui
(+an)
6 bulan
+330 +20 +11 +2,0 +0,2 +45 +5 +500
pertama
(Sumber : RISKESDAS 2007 dan 2010).

2.3 Konsep Tumbuh Kembang:

2.3.1. Definisi

Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang dilalui manusia

secara ilmiah. Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya

sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur sedangkan

perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang

dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Hidayat Alimul,

2008). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari


21

pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual maupun

emosional. Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa

perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel

hingga perubahan organ tubuh. Intelektual dapat dilihat dari kemampuan

secara simbolik maupun abstrak, dan yang terakhir secara emosional anaka

dapat dilihat dari perilaku social dilingkungan anak.

Masa sekolah, pada masa ini perkembangan anak masih sangat

dipengaruhi lingkungan keluarga, sebagai orang tua harus mengetahui

pertumbuhan dan berkembangan anaknya terutama pada usia ini karena

pertumbuhan anak-anak sangat pesat. Perkembangan masa sekolah ini

lebih cepat dalam kemampuan fisik dan kognitif dibandingkan dengan

masa prasekolah.

2.3.2. Tahapan Tumbuh Kembang Anak:

1) Masa Prenatal

Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase

fetus.Pada masa embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari

konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang

cepat. Pada masa fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran.

2) Masa Posnatal

Terdiri atas masa neonatus, bayi, prasekolah, sekolah dan masa remaja.

3) Masa Neonatus (0-28 hari)

Pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir yang diawali dengan

masaneonatus (0-28 hari). Masa ini merupakan masa terjadinya


22

kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi

semua sistem organ tubuh.

4) Masa Bayi

Masa bayi ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama

(antara usia 1-12 bulan), pertumbuhan dan perkembangan pada masa

ini dapat belangsung secara terus-menerus, khususnya dalam

peningkatan susunan syaraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun), kecepatan

pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan

pada perkembangan motorik.

5) Masa Prasekolah (1-3 tahun)

Berlangsung stabil dan masih terjadi peningkatan pertumbuhan serta

perkembangan, khususnya pada aktivitas fisik dan kemampuan

kognitif.

6) Masa Sekolah (4-18 tahun)

Lebih cepat dalam kemampuan fisik dan kognitif dibandingkan dengan

masa prasekolah.

7) Masa Remaja (12-20 tahun)

Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan

dan laki-laki.Pada umumnya wanita dua lebih cepat untuk masuk tahap

remaja atau pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki dan

perkembangan ini ditunjukkan pada perkembangan pubertas.

2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak:

1) Faktot genetik

a) Faktor keturunan, masa konsepsi


23

b) Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang hidup

c) Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan

lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil optimal.

2) Faktor eksternal/lingkungan

Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir

hayatnya dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi

bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.

a) Keluarga

b) Teman sebaya

c) Pengalaman hidup

d) Kesehatan

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan pada Demam Thypoid

Berdasarkan tanda dan gejala penyakit demam thypoid, maka asuhan

keperawatan yang prioritas ditegakkan adalah berisikan tentang pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi.

2.4.1.Pengkajian

Langkah awal pada proses keperawatan melalui kegiatan pengumpulan

data yang akurat dari pasien untuk mengetahui berbagai permasalahan

yang ada. Perawat harus dapat menciptakan hubungan saling membantu,

membangun kepercayaan dalam melakukan pengkajian atau melakukan

pemeriksaan fisik keperawatan (Hidayat Alimul, 2012).

Demam thypoid pada umumnya menyerang anak-anak dan anak muda

antara umur 5-19 tahun.Pada anak umur 5 tahun keatas merupakan masa
24

anak mulai mengenal lingkungan dan mengkonsumsi makanan serta

minuman yang belum diketahui kebersihannya secara jelas.

Riwayat penyakit :

1) Keluhan utama : Pada umumnya klien dengan demam thypoid

mengeluh tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, kurang

semangat serta nafsu makan berkurang (pada masa inkubasi).

2) Riwayat kesehatan sekarang : Apa yang dirasakan atau dialami klien

hingga masuk rumah sakit (perjalanan penyakit).

3) Riwayat kesehatan dahulu : Apakah sudah pernah mengalami sakit

demam thypoid sebelumnya dan pernah di rawat di rumah sakit dengan

penyakit yang sama.

a) Riwayat kehamilan dan kelahiran :

Keadaan ibu saat hamil, gizi dan obat-obatan yang pernah

dikonsumsi.

b) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan :

Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia.

c) Imunisasi

Apakah anak mendapat imunisasi secara lengkap sesuai dengan

usianya dan jadwal pemberian serta efek sampingnya seperti panas

dan alergi.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Apakah di dalam keluarga pasien ada yang pernah mengalami

demam thypoid.

e) Riwayat psikososial
25

Psikososial sangat mempengaruhi terhadap psikologi pasien,

dengan timbul gejala-gejala yang di alami.Apakah pasien dapat

menerimanya.

1. Pola nutrisi dan metabolisme

Terjadi penurunan nafsu makan karena terjadi gangguan pada

usus halus.

2. Pola eliminasi alvi dan urine

Penderita mengalami konstipasi karena tirah baring dan

diare.Sedangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan.

3. Pola istirahat tidur

Selama sakit penderita merasa tidak dapat istirahat karena

pasien merasa sakit perutnya mual.

4. Pola aktivitas dan latihan

Aktivitas pasien akan terganggu katena tirah baring total, agar

tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan pasien dibantu.

5. Pola kognitif

Apakah pasien mengalami keluhan tentang panca indera.

4) Pemeriksaan fisik

1) Kesadaran dan keadaan umum

Mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.

2) Kepala

Rata-rata rambutnya tipis dan agak kemerahan jika anak

mengalami kekurangan nutrisi.


26

3) Mata

Jika hemoglobin rendah maka konjungtiva akan pucat, pupil

isokor.

4) Hidung

Tidak ada nyeri tekan, mukosa lembab dan tidak ada pernafasan

cuping hidung.

5) Mulut

Mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah dan lidah tampak kotor.

6) Toraks dan paru

Tidak ada keluhan sesak nafas, bentuk dada simetris, irama nafas

teratur.

7) Abdomen

Di dapat limpa hati membesar dengan konsistensi lunak serta nyeri

tekan pada abdomen.Perkusi di dapatkan perut kembung serta pada

auskultasi pristaltik usus meningkat.

8) Ekstremitas dan persendian

Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstremitas, turgor

menurun, akral hangat, pasien lemah.

2.4.2.Analisa Data

Upaya untuk memberikan justifikasi pada data yang telah di kumpulkan

dengan melakukan perbandingan data subyektif dan obyektif yang

dikumpulkan dari berbagai sumber berdasarkan standart nilai normal


27

untuk menemukan kemungkinan pengkajian ulang atau pengkajian

tambahan tentang data yang ada (Hidayat Alimul, 2012).

2.4.3.Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,

keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang actual dan potensial. Diagnosa keperawatan ini

dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi tanggung

gugat perawat.Kategori diagnosis keperawatan.

1) Diagnosa keperawatan aktual

Diagnosa keperawatan aktual terdiri pernyataan masalah (problem, P),

pernyataan penyebab (Etiologi, E) dan pernyataan tanda dan gejala

(symptom, S).

2) Diagnosa keperawatan resiko tinggi

Diagnosis keperawatan ini merupakan keputusan klinis tentang

individu, keluarga atau komunitas yang sangat rentang terhadap

masalah dibandingkan pihak lain ada situasi yang sama atau hampir

sama.

3) Diagnosis keperawatan kemungkinan

Pernyataan tentang masalah-masalah yang di duga masih memerlukan

data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan

adanya tanda dan gejala utama adanya faktor resiko.


28

Diagnosayang sering muncul pada demam thypoidmenurut (NANDA, 2015):

1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak ada nafsu makan dan mual.

2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

2.4.4Intervensi Keperawatan

Proses penyusunan rencana keperawatan yang dibutuhkan untuk

mencegah dan menghilangkan masalah-masalah pasien. Rencana-rencana

tersebut bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya

komplikasi yang mungkin muncul.

Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan tidak ada nafsu makan dan mual.

Tabel 2.3 intervensi : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana Keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :
kurang dari kebutuhan tubuh Status Nutrisi Monitor Nutrisi
Indikator: 1. Timbang berat badan pasien
Batasan Karakteristik: 1. Asupan Gizi 2. Monitor pertumbuhan dan
1. Berat badan 20% atau lebih di 2. Asupan Makanan perkembangan
bawah rentang berat badan 3. Asupan Cairan 3. Monitor adanya penurunan
ideal 4. Energi berat badan
2. Bising usus hiperaktif 5. Rasio berat badan/tinggi badan 4. Monitor kekeringan, rambut
3. Cepat kenyang setelah makan 6. Hidrasi kusam dan mudah patah
4. Diare 5. Monitor adanya warna pucat,
5. Gangguan sensasi rasa kemerahan dan jaringan
6. Kehilangan rambut berlebihan Skala: konjungtiva yang kering
7. Kelemahan otot pengunyah 1. Sangat menyimpang 6. Monitor turgor kulit
8. Kelemahan otot untuk 2. Banyak menyimpang 7. Monitor kulit kering
menelan 3. Cukup menyimpang 8. Identifikasi abnormalitas
9. Kerapuhan kapiler 4. Sedikit menyimpang eliminasi bowel
10. Kesalahan informasi 5. Tidak menyimpang 9. Identifikasi perubahan nafsu
11. Kesalahan persepsi makan
12. Ketidakmampuan memakan Nafsu makan 10. Monitor adanya mual muntah
makanan Indikator: 11. Monitor diet asupan kalori
13. Kram abdomen 1. Hasrat/keinginan untuk makan
14. Kurang informasi 2. Mencari makanan Terapi Nutrisi
15. Kurang minat pada makanan 3. Menyenangi makanan 1. Lengkapi pengkajian nutrisi
16. Membran mukosa pucat 4. Merasakan makanan sesuai kebutuhan
17. Nyeri abdomen 5. Energi untuk makan 2. Monitor intake
29

18. Penurunan berat badan 6. Intake makanan makanan/cairan dan hitung


dengan asupan makan adekuat 7. Intake nutrisi masukan kalori per hari
19. Sariawan rongga mulut 8. Intake cairan 3. Kaji kebutuhan nutrisi
20. Tonus otot menurun 9. Rangsangan untuk makan parenteral
4. Ciptakan lingkungan yang
Skala: membuat suasana yang
1. Sangat terganggu menyenangkan
2. Banyak terganggu 5. Berikan perawatan mulut
3. Cukup terganggu sebelum makan sesuai
4. Sedikit terganggu kebutuhan
5. Tidak terganggu 6. Pastikan makanan lunak,
lembut dan tidak
mengandung asam sesuai
kebutuhan

2.4.5.Implementasi

Merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan

melaksanakan berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan

(Hidayat Alimul, 2012).

2.4.6.Evaluasi

Tahap akhir dari proses keperawatan dengan menilai sejauh mana rencana

dan tindakan perawat yang telah dilakukan. Serta perbandingan keadaan

pasien dan kriteria hasil (Nikmatur & Saiful, 2012).

1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.

3. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan.

4. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus.Studi kasus yang menjadi

pokok bahasan penelitian ini adalah digunakan untuk mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan pada klien demam thypoid dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup satu unit.Satu unit

dapat berarti satu klien, keluarga, kelompok, komunitas atau institusi.Unit yang

menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang

berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, fakto-faktor yang

mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan

kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau

pemaparan tertentu.Meskipun yang di teliti hanya berbentuk unit tunggal,

namun dianalisis secara mendalam meliputi berbagai aspek (Soekidjo, 2012).

3.2. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahi judul penelitian, maka peneliti

sangat perlu memberikan batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

3.2.1 Asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan

terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan

30
31
3

pada reaksi dan respons untuk individu pada suatu kelompok atau

perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik aktual

maupun potensial.

3.2.2 Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran

cerna, dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, biasanya terjadi

gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (Sodikin, 2011).

3.2.3 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan

nutrisi tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolik (Herdman, 2015)

3.2.4 Masalah: Diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya

dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara

aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.

3.3. Partisipan

Partisipan dalam keperawatan adalah pasien dan keluarga. Subyek yang

digunakan adalah 2 klien, dalam penelitian ini adalah anak dengan masalah

keperawatan dan diagnosa medis yang sama, yaitu klien demam thypoid dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1. Lokasi

Studi kasus ini dilaksanakan di ruang Seruni RSUD Jombang.

3.4.2. Waktu

Waktu yang telah ditetapkan adalah mulai Januari-Maret 2017.

31
32

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2011). Dalam studi kasus ini menggunakan metode pengumpulan

data dalam penelitian deskriptif, yaitu :

1) Wawancara

Wawancara berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang-dahulu-keluarga dll.Dalam mencari informasi, peneliti melakukan 2

jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan

subyek (klien) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga klien).

2) Observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian

untuk menyadari adanya rangsangan. Pengamatan dapat dilakukan dengan

seluruh alat indra, tidak terbatas hanya pada apa yang dilihat (Saryono, 2013).

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),

pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan

perasaan.Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan

gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk

membantu mengerti perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan

pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut.

Observasi ini menggunakan observasi partisipasi (participant observation)

adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data


33

studi kasus melalui pengamatan.Pemeriksaan fisik pada studi kasus ini dengan

pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi pada sistem tubuh

klien.

3) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kegiatan mencari data atau variabel dari

sumber berupa catatan, transkip, buku,surat kabar, agenda, dan sebagainya.

Yang diamati dalam studi dokumentasi adalah benda mati (Saryono, 2013).

Dalam studi kasus ini dokumentasi yang digunakan berupa hasil dari rekam

medik, literatur, pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan.

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menghasilkan validitas data studi kasus

yang tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrument

utama), uji keabsahan data dilakukan dengan:

1) Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan sampai kegiatan studi kasus

berakhir dan memperoleh validitas tinggi. Dalam studi kasus ini waktu yang

tentukan adalah 3 hari akan tetapi apabila belum mencapai validitas data

yang diinginkan maka waktu untuk mendapatkan data studi kasus

diperpanjang satu hari, sehingga waktu yang diperlukan dalam studi kasus

adalah 4 hari.

2) Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu klien, keluarga dan perawat untuk memperjelas data atau

informasi yang telah diperoleh.


34

3.7 Analisa data

Analisa data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang

digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil

interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan

studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan

dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi

dalam intervensi tersebut.

Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu :

1) Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, obsrevasi, dokumentasi) hasil

studi di tempat pengambilan studi kasus.Hasil ditulis dalam bentuk catatan,

kemudian disalin dalam bentuk transkip (catatan tersruktur).

2) Mereduksi data

Data hasil wawancara seluruh data yang diperoleh dari lapangan ditelaah,

dicatat kembali dalam bentuk uraian atau laporan yang lebih rinci dan

sistematis dan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan

menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.


35

3) Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks

naratif.Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas

dari klien.

4) Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan.Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan, dan evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1) Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Memberikan bentuk persetujuan antara dan responden studi kasus dengan

memberikan lembar persetujuan. Tujuan Informed Consent adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan studi kasus.

2) Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika studi kasus merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek studi kasus dengan cara memberikan atau

menempatkan nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil studi kasus yang akan disajikan.

3) Confidentiality (kerahasiaan)
36

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti studi kasus.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengumpulan Data

Pengkajian di lakukan di RSUD Jombang JL. KH. Wahchid Hasyim

No. 52 Jombang Ruang Seruni, dengan kapasitas ruangan terdiri dari

50tempat tidur yang meliputi 8 tempat tidur HCU, 8 tempat tidur kelas I, 14

tempat tidur kelas II dan 20 tempat tidur untuk kelas III. Disertai fasilitas

taman bermain anak-anak untuk klien.

4.1.2 Pengkajian

1. Identiras klien

Tabel 4.1 Identitas Klien


Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama An. R An. D
Umur 4 tahun 5 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan Belum sekolah TK
Pekerjaan Belum bekerja Belum bekerja
Status Perkawinan Belum kawin Belum kawin
Alamat Pulo, Jombang Megaluh, Jombang
Suku / bangsa Jawa Jawa
Tanggal MRS 18-1-2017 18-1-2017
Tanggal Pengkajian 23-1-2017 23-1-2017
Jam Masuk 23.00 WIB 21.10 WIB
No. RM 340170 206315
Diagnosa Masuk Thypoid Thypoid

37
38

2. Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Riwayat Penyskit


Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2
Keluhan Utama Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan
anaknya mengalami anaknya mengalami
penurunan nafsu makan. penurunan nafsu makan.
Tidak mau makan hanya Makan 3-4 sendok dan
minum susu yang minum susu terkadang
terkadang dimuntahkan. dimuntahkan.

Riwayat Penyakit Sekarang Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan


awalnya badan anaknya awalnya badan anaknya
panas sejak pukul 12.00 panas naik turun sejak
wib disertai muntah ±5x tanggal 15-1-2017, terjadi
dan mengatakan perutnya penurunan nafsu makan
sakit, tetapi hanya dan muntah ±4x dalam
dibiarkan di rumah selama sehari. Tetapi hanya
2 hari. Kemudian orang tua dibiarkan di rumah selama
klien membawa klien ke 3 hari. Kemudian klien
RSUD Jombang pada dibawa oleh orang tuanya
tanggal 18-1-2017 pukul ke RSUD Jombang pada
23.00 wib. Karena panas tanggal 18-1-2017 pukul
yang tidak juga normal dan 21.10 wib. Karena panas
muntah yang tidak kunjung yang tidak juga normal dan
berkurang. muntah yang tidak kunjung
berkurang.

Riwayat Penyakit Dahulu Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan


bahwa klien tidak bahwa klien tidak
mempunyai riwayat mempunyai riwayat
penyakit seperti maag. penyakit seperti maag.
Klien juga tidak Klien juga tidak
mempunyai riwayat operasi mempunyai riwayat operasi
maupun alergi terhadap maupun alergi terhadap
obat ataupun makanan. obat ataupun makanan.

Riwayat Kehamilan dan Ibu klien mengatakan saat Ibu klien mengatakan saat
Persalinan mengandung, beliau selalu mengandung, beliau hanya
memeriksakan sekali memeriksakan
kandungannya ke bidan, kandungannya ke bidan
serta tidak mempunyai dan tidak mempunyai
riwayat HT, DM ataupun riwayat HT, DM ataupun
perdarahan. Klien lahir perdarahan. Klien lahir
secara normal dengan BB secara SC dengan BB 2,6
3,3 kg. kg.

Imunisasi Ibu klien mengatakan klien Ibu klien mengatakan klien


sudah mendapatkan sudah mendapatkan
imunisasi hepatitis, DPT, imunisasi hepatitis, DPT,
BCG, polio dan campak. BCG, polio dan campak.
Sedangkan imunisasi Sedangkan imunisasi
lanjutan hepatitis dan lanjutan hepatitis dan
campak belum dilakukan campak belum dilakukan
karena dilakukan pada karena dilakukan pada
sekolah dasar bekisar usia sekolah dasar bekisar usia
7-9 tahun. 7-9 tahun.
Tahap Kognitif Anak mampu menjawab Anak mampu menjawab
pertanyaan dengan tepat pertanyaan dengan tepat
misal 2+ 3 = 5. misal 4+ 5 = 9.

Riwayat Pertumbuhan dan BB/TB : 12kg/96cm BB/TB : 17kg/102cm


perkembangan Ibu klien mengatakan klien Ibu klien mengatakan klien
dapat mengangkat kepala dapat mengangkat kepala
pada usia 4 bulan, duduk pada usia 4 bulan, duduk
usia 8 bulan, merangkak usia 9 bulan, merangkak
usia 8 bulan.Berjalan usia usia 9,5 bulan.Berjalan usia
15 bulan, bisa bicara 13 14 bulan, bisa bicara 16
bulan. bulan.

Riwayat Keluarga Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan


bahwa dalam keluarga bahwa dalam keluarga
tidak ada yang memiliki tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit diabetes riwayat penyakit diabetes
maupun hipertensi. maupun hipertensi.

3. Perubahan Pola Kesehatan

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan


Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2
Pola manajemen Ibu klien mengetahui sedikit Ibu klien kurang mengetahui
kesehatan banyak bagaimana pola hidup bagaimana pola hidup sehat.
sehat. Ibu klien juga Ibu klien jarang mengganti
memberikan perubahan menu makanan karena sibuk
makanan yang berbeda setiap berdagang. Saatklien sakit,
harinya. Saat sakit diberi obat- hanya diberi obat-obatan
obatan warung.Berhubung warung atau ke tukang pijat
penyakit klientak kunjung saja.berhubung klien
sembuh akhirnya klien dibawa memerlukan perawatan,
keluarga berobat ke RSUD keluarga klien memutuskan
Jombang. berobat di RSUD Jombang.

Pola nutrisi Di rumah :Ibu klien Di rumah : Ibu klien


mengatakan sebelum sakit mengatakan sebelum sakit
klien makan 3x/hari dengan klien makan 3x/hari dengan
menu nasi, sayur danlauk pauk menu nasi, sayur danlauk pauk
sesuai keinginan klien, ibu sesuai selera atau seadanya,
klien juga mengatakan ibu klien juga mengatakan
anaknya suka jajan makanan anaknya suka jajan makanan
ringan seperti ciki-ciki dan ringan seperti ciki-ciki, mie
mie. Minum air putih ±600ml/ dan juga suka makanan pedas.
hari dan minum susu setiap Minum air putih kurang lebih
hari. Tetapi sekitar 6 hari yang ±800ml/ hari.
lalu nafsu makan dan minum
susu berkurang karena mual
dan lidah terasa pahit saat
makan.
Di RS : Ibu klien mengatakan
Di RS : Ibu klien mengatakan nafsu makan menurun karena
nafsu makan menurun karena mual, lidah terasa pahit saat
mual, muntah, lidah terasa makan dan lidah kotor, saat di
pahit saat makan dan lidah rumah sakit hanya minum
kotor, saat di rumah sakit susu dan makan 3-4 sendok
hanya mau sedikit minum kadang dimuntahkan.
susu dan tidak mau makan.
Di rumah : Ibu klien
Pola eliminasi Di rumah : Ibu klien mengatakan klien BAK
mengatakan klien BAK dirumah kurang lebih 7x
dirumah kurang lebih 8x /hari, warna kuning jernihdan
/hari, warna kuning jernihdan BAB kurang teratur, warna
BAB 1x/ hari, warna kuning kuning dengan konsistensi
dengan konsistensi padat. padat.

Di RS : Ibu klien mengatakan Di RS : Ibu klien mengatakan


ketika dirumah sakit klien ketika dirumah sakit klien
mengatakan BAK 5x/ hari mengatakan BAK 4x/ hari
warna kuning jernih dan BAB warna kuning jernih dan BAB
kurang teratur. kurang teratur.

Pola istirahat – tidur Di rumah :Ibu klien Di rumah :Ibu klien


mengatakan klien tidur dengan mengatakan klien tidur dengan
nyenyak selama 7-9 jam/hari. nyenyak selama 7-8 jam/hari.

Di RS : Ibu klien mengatakan Di RS : Ibu klien mengatakan


bahwa klien susah tidur, klien bisa tidur nyenyak bila
sering terbangun dan rewel. suasana ruangan tidak ramai.

Personal Hygiene Di rumah : Ibu klien Di rumah : Ibu klien


mengatakan klien mandi mengatakan klien mandi
2x/hari, menggosok gigi, ganti 2x/hari, menggosok gigi, ganti
pakaian, keramas 3x/minggu pakaian, keramas 3-4x/minggu
dan memotong kuku setiap dan memotong kuku setiap
minggu. minggu.

Di RS : Ibu klien mengatakan Di RS : Ibu klien mengatakan


bahwa selama di RS klien bahwa selama di RS klien
hanya di seka 2x/hari dan hanya di seka 2x/hari dan
ganti baju, klien tidak mau ganti baju, klien menggosok
menggosok gigi. gigi 1x/hari.

Pola Aktivitas Di rumah : Ibu klien Di rumah : Ibu klien


mengatakan saat di rumah mengatakan saat di rumah
klien melakukan aktivitas klien melakukan aktivitas
seperti belajar bersama orang seperti sekolah, bermain
tuanya, bermain dengan dengan teman-temanya seperti
teman-temanya, bahkan kelereng, petak umpet dll.
kadang bermain sendiri
dengan mainan yang
dimilikinya.

Di RS : Ibu klien mengatakan Di RS : Ibu klien mengatakan


klien lebih sering diam, klien lebih sering diam,
berbaring juga duduk di berbaring juga duduk di
tempat tidurnya. Klien kadang tempat tidurnya. Klien kadang
bercanda dengan ibunya dan bermain gadget milik ibunya.
bermain mainan yang
dibawakan dari rumah seperti
mobil dan robot.
4. Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Fisik Klien 1 Klien 2
Keadaan umum Lemah Lemah
Kesadaran Composmentis (GCS : 4 5 6) Composmentis (GCS : 4 5 6)
Tanda-tanda vital TD : 90/50 mmHg TD : 100/70 mmHg
N : 114x/menit N :100x/menit
S : 37,4oC S : 37oC
R : 25x/menit R : 23x/menit
Pemeriksaan Fisik
Head To Toe
a. Kepala Rambut tipis dan lurus, Rambut tebal dan agak
rambut agak kemerahan dan keriting, rambut agak
kulit kepala bersih tapi mudah kemerahan dan kulit kepala
patah, tidak ada benjolan dan sedikit kotor, tidak ada
lesi pada kepala, wajah benjolan dan lesi pada kepala,
simetris, gerakan pipi normal, wajah simetris, gerakan pipi
tidak ada bendungan vena normal, tidak ada bendungan
jugularis, tidak ada benjolan vena jugularis, tidak ada
kelenjar tiroid dan dapat benjolan kelenjar tiroid dan
bergerak normal ke kanan kiri dapat bergerak normal ke
atas dan bawah. kanan kiri atas dan bawah.

b. Mata Mata tidak strabismus, alis Mata tidak strabismus, alis


mata simetris, pupil isokor, mata simetris, pupil isokor,
reflek cahaya (+), mata reflek cahaya (+), mata
cowong, konjungtiva pucat. cowong.

c. Hidung Bentuk simetris, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada


nyeri tekan, mukosa lembab, nyeri tekan, mukosa lembab,
tidak ada lesi, tidak ada tidak ada lesi, tidak ada
pernafasan cuping hidung. pernafasan cuping hidung.

d. Mulut Mukosa kering, bibir pecah- Mukosa kering, bibir pecah-


pecah, lidah kotor dan pecah, lidah kotor dan
hiperemesis, tidak terdapat hiperemesis, terdapat caries
caries gigi, tidak ada faringitis. gigi sebelah kanan bawah
bagian belakang, tidak ada
faringitis.

e. Telinga Daun telinga simetris, bersih, Daun telinga simetris, bersih,


tidak ada nyeri, tidak ada lesi tidak ada nyeri, tidak ada lesi
dan benjolan, pendengaran dan benjolan, pendengaran
normal. normal.

f. Toraks dan paru Bentuk dada simetris, tidak Bentuk dada simetris, tidak
ada keluhan sesak nafas, batuk ada keluhan sesak nafas, tidak
kadang-kadang, suara nafas batuk, suara nafas vasikuler,
vasikuler, dan irama nafas dan irama nafas teratur,
teratur, pernafasan 25x/menit. pernafasan 23x/menit.

g. Jantung Tidak ada nyeri dada, irama Tidak ada nyeri dada, irama
jantung teratur, CRT < 3 detik. jantung teratur, CRT < 3 detik.

h. Abdomen Bentuk simetris, supel, tidak Bentuk simetris, supel, tidak


ada lesi, auskultasi timpani, ada lesi, auskultasi
tidak ada nyeri tekan, tidak timpani,tidak ada nyeri tekan,
teraba massa dan tidak ada tidak teraba massa dan tidak
pembesaran hepar, terdapat ada pembesaran hepar,
peningkatan bising usus. terdapat peningkatan bising
usus.
i. Ekstremitas dan Pergerakan sendi bebas tidak
persendian ada kelainan ekstremitas, tidak Pergerakan sendi bebas tidak
ada kelainan tulang belakang, ada kelainan ekstremitas, tidak
turgor kulit kering, akral ada kelainan tulang belakang,
hangat dan tidak ada lesi. turgor kulit kering, akral
hangat dan tidak ada lesi.
Data Psikososial Klien sering merengek dan
rewel. Klien menangis jika Klien terlihat diam dan tenang
akan dilakukan tindakan saat akan dilakukan tindakan
seperti injeksi. seperti injeksi.
Hubungan dengan orang lain Hubungan klien dengan orang
baik mampu berikteraksi. lain baik mampu berikteraksi.

Dampak Hospitalisasi Ibu klien mengatakan klien


rewel sejak MRS, sering Ibu klien mengatakan klien
mengajak ibunya ataupun tidak rewel dan bisa
tetangga yang menjenguk beradaptasi.
untuk pulang dan klien sering
meminta mainan baru.

5. Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan Klien 1 Klien 2 Nilai Normal
Pemeriksaan Darah
HEMATOLOGI
CELL DYN
- Hemoglobin 9,9 13,2 11,4 - 17,7 g/dl
- Lekosit 12.900 19.000 4.700 - 10.300 /cmm
- Hematokrit 29,7 43,4 37 - 48 %
- Eritrosit 4.910.000 7.650.000 L 4,5-5,5 ; P 4-5 jt/ul
- Trombosit 146.000 200.000 150.000 – 350.000 /cmm

IMUNOLOGI
IgM S. Thypi Cito
- IgM S. Thypi 6 4
Widal
- O 1/320 1/160
- H 1/320 1/80
- PA Negatif Negatif
- PB 1/80 1/80
6. Terapi

Tabel 4.6 Terapi


Klien 1 Klien 2
Infus D5 ½ NS 1000 cc/24 jam Infus D5 ½ NS 1000 cc/24 jam
Injeksi Meropenem 3x300 mg (IV) Injeksi Viccilin Sx 3x750 mg (IV)
Injeksi Calsan 3x300 mg (IV) Injeksi Calsan 3x300 mg (IV)
Paracetamol 3x15 cc (oral) Pyrex 3x20 cc (IV)

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.7 Analisa Data


Analisa Data Etiologi Masalah
Klien 1
DS :Ibu klien mengatakan Penurunan nafsu makan Ketidakseimbangan nutrisi:
anaknya tidak nafsu makan. dan mual muntah. kurang dari kebutuhan
Tidak mau makan nasi tubuh
hanya minum susu yang
terkadang dimuntahkan.
DO :
1. Keadaan umum lemah
2. Klien tampak pucat
3. Mata cowong
4. Konjungtiva pucat
5. Lidah kotor
6. Sering muntah saat
makan
7. Albumin : 3,1 gr
8. TTV :
TD : 90/50 mmHg
N : 114x/menit
S : 37,4oC
R : 25x/menit
Klien 2
DS : Ibu klien mengatakan Penurunan nafsu makan Ketidakseimbangan nutrisi:
anaknya mengalami dan mual muntah. kurang dari kebutuhan
penurunan nafsu makan. tubuh
Makan 3-4 sendok dan
minum susu terkadang
dimuntahkan.
DO :
1. Keadaan umum lemah
2. Klien tampak pucat
3. Mata cowong
4. Klien tampak lemas
5. Lidah kotor
6. Kulit muntah saat
makan
7. Albumin : 3,4 gr
8. TTV :
TD : 100/70 mmHg
N :100x/menit
S : 37oC
R : 23x/menit
4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Klien 1 : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual

muntah.

Klien 2 : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual

muntah.

4.1.5 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi
Klien 1
Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi: kurang dari Status Nutrisi Monitor Nutrisi
kebutuhan Indikator: 12. Timbang berat badan
tubuhberhubungan 7. Asupan Gizi pasien
dengan penurunan nafsu 8. Asupan Makanan 13. Monitor adanya
makan dan mual. 9. Asupan Cairan penurunan berat badan
10. Energi 14. Monitor kekeringan,
11. Rasio berat badan/tinggi badan rambut kusam dan
12. Hidrasi mudah patah
15. Monitor adanya warna
Skala: pucat, kemerahan dan
6. Sangat menyimpang jaringan konjungtiva
7. Banyak menyimpang yang kering
8. Cukup menyimpang 16. Monitor turgor kulit
9. Sedikit menyimpang 17. Monitor kulit kering
10. Tidak menyimpang 18. Identifikasi
abnormalitas eliminasi
Nafsu makan bowel
Indikator: 19. Identifikasi perubahan
10. Hasrat/keinginan untuk nafsu makan
makan 20. Monitor adanya mual
11. Mencari makanan muntah
12. Menyenangi makanan
13. Merasakan makanan Terapi Nutrisi
14. Energi untuk makan 1. Kaji kebutuhan nutrisi
15. Intake makanan parenteral
16. Intake nutrisi 2. Ciptakan lingkungan
17. Intake cairan yang membuat suasana
18. Rangsangan untuk makan yang menyenangkan
3. Berikan perawatan
Skala: mulut sebelum makan
6. Sangat terganggu sesuai kebutuhan
7. Banyak terganggu 4. Pastikan makanan
8. Cukup terganggu lunak, lembut dan tidak
9. Sedikit terganggu mengandung asam
10. Tidak terganggu sesuai kebutuhan
Klien 2
Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi: kurang dari Status Nutrisi Monitor Nutrisi
kebutuhan Indikator: 1. Timbang berat badan
tubuhberhubungan 1. Asupan Gizi pasien
dengan tidak ada nafsu 2. Asupan Makanan 2. Monitor adanya
makan dan mual. 3. Asupan Cairan penurunan berat badan
4. Energi 3. Monitor kekeringan,
5. Rasio berat badan/tinggi badan rambut kusam dan
6. Hidrasi mudah patah
4. Monitor adanya warna
Skala: pucat, kemerahan dan
1. Sangat menyimpang jaringan konjungtiva
2. Banyak menyimpang yang kering
3. Cukup menyimpang 5. Monitor turgor kulit
4. Sedikit menyimpang 6. Monitor kulit kering
5. Tidak menyimpang 7. Identifikasi
abnormalitas eliminasi
Nafsu makan bowel
Indikator: 8. Identifikasi perubahan
1. Hasrat/keinginan untuk nafsu makan
Makan 9. Monitor adanya mual
2. Mencari makanan muntah
3. Menyenangi makanan
4. Merasakan makanan Terapi Nutrisi
5. Energi untuk makan 1. Kaji kebutuhan nutrisi
6. Intake makanan parenteral
7. Intake nutrisi 2. Ciptakan lingkungan
8. Intake cairan yang membuat suasana
9. Rangsangan untuk makan yang menyenangkan
3. Berikan perawatan
Skala: mulut sebelum makan
1. Sangat terganggu sesuai kebutuhan
2. Banyak terganggu 4. Pastikan makanan
3. Cukup terganggu lunak, lembut dan tidak
4. Sedikit terganggu mengandung asam
5. Tidak terganggu sesuai kebutuhan
4.1.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan


Diagnosa
23-01-2017 24-01-2017 25-01-2017
Keperawatan
Klien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
Ketidakseimbangan 08.00 1. Membina 08.00 1. Melakukan oral 08.00 1. Melakukan
nutrisi: kurang dari hubungan hygiene oral hygiene
kebutuhan tubuh saling percaya
berhubungan pada klien dan 08.15 2. Memonitor 08.15 2. Memonitor
dengan tidak mau keluarga klien tanda tanda
makan dan mual untuk menjalin kekeringan kekeringan
muntah. kerja sama rambut kusam, rambut kusam,
yang baik. mudah patah mudah patah

09.30 2. Menimbang 08.30 3. Memonitor 08.30 3. Memonitor


berat badan konjungtiva konjungtiva
untuk yang kering yang kering
memonitor
penurunan dan 09.00 4. Memonitor 09.00 4. Memonitor
kenaikan berat turgor kulit turgor kulit
badan.
09.10 5. Memonitor 09.10 5. Melakukan
09.50 3. Memonitor kulit kering identifikasi
tanda rambut abnormalitas
kering kusam 10.30 6. Melakukan eliminasi
mudah patah identifikasi bowel
abnormalitas
10.00 4. Memonitor eliminasi bowel 11.00 6. Melakukan
konjungtiva kolaborasi
yang kering 11.00 7. Melakukan dengan tim
kolaborasi dokter untuk
10.20 5. Memonitor dengan tim pemberian
turgor kulit dokter untuk terapi:
pemberian a. Memonitor
10.30 6. Memonitor terapi: tetesan cairan
kulit kering a. Memonitor infus D5 ½
tetesan NS 1000
10.45 7. Melakukan cairan infus cc/24 jam
identifikasi D5 ½ NS b. Injeksi
abnormalitas 1000 cc/24 Meropenem
eliminasi jam 3x300 mg
bowel b. Injeksi c. Injeksi
Meropenem Calsan 3x300
10.50 8. Melakukan 3x300 mg mg
identifikasi c. Injeksi d. Paracetamol
perubahan Calsan 3x15 cc
nafsu makan 3x300 mg
d. Paracetamol 11.30 7. Melakukan
11.25 9. Melakukan 3x15 cc identifikasi
oral hygiene adanya
11.30 8. Melakukan perubahan
11.40 10. Memonitor identifikasi nafsu makan
mual muntah adanya
perubahan 11.40 8. Memonitor
12.00 11. Melakukan nafsu makan mual muntah
kolaborasi
dengan tim 11.40 9. Memonitor 12.00 9. Mengkaji
dokter untuk mual muntah kebutuhan
pemberian nutrisi
terapi: 12.00 10. Mengkaji parenteral
a. Memonitor kebutuhan
tetesan cairan nutrisi 12.15 12. Menciptakan
infus D5 ½ parenteral lingkungan
NS 1000 menyenang-
cc/24 jam 12.20 11. Menciptakan kan.
b. Injeksi lingkungan
Meropenem menyenang-
3x300 mg kan
c. Injeksi
Calsan 3x300
mg
d. Paracetamol
3x15 cc

12.15 12. Mengkaji


kebutuhan
nutrisi
parenteral

12.20 13. Menciptakan


lingkungan
menyenang-
kan

12.30 14. Memastikan


makanan
lembut
Klien 2 Implementasi Implementasi Implementasi
Ketidakseimbangan 09.00 1. Membina 08.45 1. Melakukan oral 08.45 1. Melakukan
nutrisi: kurang dari hubungan hygiene oral hygiene
kebutuhan tubuh saling percaya
berhubungan pada klien dan 09.05 2. Memonitor 09.05 2. Memonitor
dengan penurunan keluarga klien tanda tanda
makan dan mual untuk menjalin kekeringan kekeringan
muntah. kerja sama rambut kusam, rambut kusam,
yang baik dan mudah patah mudah patah
komunikasi
terapeutik 09.15 3. Memonitor 09.15 3. Memonitor
konjungtiva turgor kulit
10.10 2. Menimbang yang kering
berat badan 09.40 4. Memonitor
untuk 09.40 4. Memonitor adanya kulit
memonitor turgor kulit kering
penurunan dan
kenaikan berat 10.00 5. Memonitor 11.50 5. Melakukan
badan. kulit kering kolaborasi
dengan tim
10.25 3. Memonitor 11.10 6. Melakukan dokter untuk
tanda rambut identifikasi pemberian
kering kusam abnormalitas terapi:
mudah patah eliminasi bowel a. Memonitor
tetesan cairan
10.35 4. Memonitor 11.25 7. Melakukan infus D5 ½
konjungtiva kolaborasi
yang kering dengan tim NS 1000
dokter untuk cc/24 jam
10.40 5. Memonitor pemberian b. Injeksi
turgor kulit terapi:
viccilin Sx
a. Memonitor
10.55 6. Memonitor tetesan 3x750 mg
kulit kering cairan infus c. Injeksi
D5 ½ NS Calsan 3x300
11.15 7. Melakukan 1000 cc/24 mg
identifikasi jam d. Pyrex 3x20
abnormalitas b. Injeksi cc
eliminasi viccilin Sx
bowel 3x750 mg
c. Injeksi 12.20 6. Memonitor
11.20 8. Melakukan Calsan mual muntah
identifikasi 3x300 mg
perubahan d. Pyrex 3x20 12.45 7. Mengkaji
nafsu makan cc kebutuhan
nutrisi
11.40 9. Melakukan 11.50 8. Melakukan parenteral
oral hygiene identifikasi
perubahan
12.00 10. Memonitor nafsu makan
mual muntah
12.05 9. Memonitor
12.10 11. Melakukan mual muntah
kolaborasi
dengan tim 12.25 10. Mengkaji
dokter untuk kebutuhan
pemberian nutrisi
terapi: parenteral
a. Memonitor
tetesan cairan 12.40 11. Menciptakan
infus D5 ½ lingkungan
NS 1000 menyenang-
cc/24 jam kan
b. Injeksi
viccilin Sx 13.00 12. Makanan
3x750 mg lunak dan
c. Injeksi lembut
Calsan 3x300
mg
d. Pyrex 3x20
cc

12.25 12.Mengkaji
kebutuhan
nutrisi
parenteral

12.45 13. Menciptakan


lingkungan
menyenang-
kan

13.00 14. Makanan


lunak dan
lembut
4.1.7 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.10 Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Hari 1 Hari 2 Hari 3
Klien 1 S : Ibu klien mengatakan S : Ibu klien mengatakan S : Ibu klien mengatakan
Dx anaknya tidak nafsu anaknya muntah saat anaknya muntah saat
:Ketidakseimbanga makan. Tidak mau makan makan dan nafsu makan makan dan nafsu makan
n nutrisi: kurang nasi hanya minum susu berkurang. berkurang.
dari kebutuhan yang terkadang
tubuhberhubungan dimuntahkan. O: O:
dengan penurunan O: 1. Lidah tampak kotor 1. Lidah tampak kotor
nafsu makan dan 1. keluarga klien, klien 2. Rambut tipis, lurus 2. Rambut tipis, lurus dan
mual muntah. dan perawat dapat dan kemerahan kemerahan
bekerja sama dalam 3. Konjungtiva pucat 3. Konjungtiva pucat
proses asuhan 4. Turgor kulit kering 4. Turgor kulit kering
keperawatan 5. Klien tidak mengalami 5. Klien tidak mengalami
2. Berat badan turun konstipasi atau diare konstipasi atau diare
3. Rambut tipis, lurus dan 6. Sudah dilakukan 6. Sudah dilakukan
kemerahan injeksi injeksi
4. Konjungtiva pucat 7. BAB klien tidak 7. BAB klien tidak
5. Turgor kulit kering teratur teratur
6. Klien tidak mengalami 8. Klien muntah saat 8. Klien muntah saat
konstipasi atau diare makan makan
7. Lidah tampak kotor 9. Klien makan tapi tidak 9. Klien makan tapi tidak
8. Klien muntah saat habis satu porsi habis satu porsi
makan
9. Sudah dilakukan injeksi A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi
10. BAB klien tidak teratur sebagian sebagian
11. Klien tidak mau makan
hanya minum susu P : Intervensi P : Intervensi
dilanjutkan dilanjutkan
A: Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Klien 2 S : Ibu klien mengatakan S : Ibu klien mengatakan S : Ibu klien mengatakan
anaknya makan 3-4 anaknya merasa mual nafsu makan anaknya
sendok merasa mual dan dan muntah saat makan. baik sudah mau makan
kemudian muntah saat nasi dan roti serta minum
makan dan nafsu makan O: susu.
berkurang. 1.Melakukan oral
hygiene O:
O: 2.Rambut tebal, 1. Melakukan oral
1. keluarga klien, klien dan keriting dan hygiene
perawat dapat bekerja kemerahan 2. Rambut tebal,
sama dalam proses 3.Konjungtiva non keriting dan
asuhan keperawatan anemis kemerahan
2. Berat badan turun 4.Turgor kulit kering 3. Turgor kulit kering
3. Rambut tebal, keriting 5.Klien tidak 4. Klien tidak
dan kemerahan mengalami mengalami konstipasi
4. Konjungtiva non anemis konstipasi atau diare atau diare
5. Turgor kulit kering 6.Sudah dilakukan 5. Sudah dilakukan
6. Klien tidak mengalami injeksi injeksi
konstipasi atau diare 7.Lidah tampak kotor 6. Lidah tampak kotor
7. Lidah tampak kotor 8.Klien muntah saat 7. Klien mual saat
8. Klien muntah saat makan makan
makan 9.Klien mau makan
9. Sudah dilakukan injeksi tapi satu porsi tidak A: Masalah teratasi
12. BAB klien tidak teratur habis sebagian
13. Klien makan tapi satu
porsi tidak habis A: Masalah teratasi P : Intervensi dilanjutkan
sebagian
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
4.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan membahas dan menjelaskan

kesenjangan yang terjadi antara praktik dan teori pada studi kasus yang

dilakukan di RSUD Jombang pada An. R dan An. D sesuai dengan teori

yang ada. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memecahkan masalah dari

kesenjangan yang terjadi dan ditemukan, sehingga dapat digunakan sebagai

tindak lanjut dalam penerapan asuhan keperawatan:

4.2.1Pengkajian

1. Data Subjektif

Pada data subjektif dari pengkajian antara 2 klien didapatkan keluhan

yang sama yaitu penurunan nafsu makan, mual dan muntah disertai

lemas, tetapi penurunan nafsu makan klien 1 lebih berat daripada klien 2.

Menurut Rampengan (2008) mengatakan bahwa manifestasi klinis

thypoid adalah keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada

umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, bibir

kering, bibir pecah, diare atau konstipasi, lidah tertutup selaput putih

kotor (coated tongue), abdomen kembung (meteorismus) dan suhu badan

yang meningkat, pembesaran hati dan limpa, mungkin disertai gangguan

kesadaran dari yang ringan sampai berat.

Menurut peneliti terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena

peneliti menemukan tingkat respon yang berbeda dalam penerimaan

nutrisi yang ditunjukkan oleh klien yang berbeda.Adapun pada klien 1

lebih melakukan penolakan dalam penerimaan nutrisi daripada klien 2.


2. Data Obyektif

Pemeriksaan fisik pada data obyektif antara klien 1 dan klien 2

didapatkan pemeriksaan fisik dengan tanda gejala yang tidak sama yakni

pada klien 1 ditemukan TD : 90/50 mmHg, N : 114x/menit, S : 37,4oC, R :

25x/menit, kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, klien hanya mau minum

susu dan tidak mau makan sedangkan pada klien 2 TD : 100/70 mmHg, N

:100x/menit, S : 37oC, R : 23x/menit, kesadaran composmentis, GCS 4-5-

6, mau makan nasi 3-4 sendok.

Menurut Aden (2010) bahwa pada pengkajian biasanya nafsu makan

klien berkurang karena terjadi gangguan pada usus halus, kemudian

dijelaskan Rampengan (2008) bahwa selama sakit klien mengalami

merasakan sakit pada perutnya karena mual, muantah, diare atau

konstipasi.

Menurut peneliti ditemukan data yang sama klien 1 dan klien 2

masing-masing mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah saat

makan diserta badan lemas. Hanya saja klien 2 masih mau makan 3-4

sendok, dibandingkan dengan klien 1 yang hanya mau minum susu saja.

1.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan pada klien 1 dan klien 2 berdasarkan hasil

pengkajian, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan diagnostik yang

didapatkan menunjukkan masalah yang dialami kedua klien adalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penuruan nafsu makan dan mual, muntah.


Menurut Herdman (2015) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mau makan dan mual,

muntah. Dengan data subyektif: ibu klien mengatakan tidak mau makan

hanya minum susu kadang dimuntahkan. Data obyrktif: bibir kering dan

pecah-pecah, lidah kotor (coated tongue).

Menurut peneliti klien dengan riwayat thypoid dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh tidak segera

diaatasi akan mengalami penurunan berat badan yang berhubugan dengan

asupan yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik. Diagnosa

keperawatan ini diambil dari batasan karakteristik yang muncul pada tanda

gejala kedua klien.

4.2.3Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang diberikan pada klien 1 dan klien 2 adalah,

pada klien 1 diberikan infus D5 ½ NS 1000 cc/24 jam,injeksi Meropenem

3x300 mg melalui IV,injeksi Calsan 3x300 mg melalui IV, paracetamol

3x15 cc/oral. Sedangkan pada klien 2 diberikan infus D5 ½ NS 1000 cc/24

jam,injeksi viccilin Sx 3x750 mg melalui IV,injeksi Calsan 3x300 mg

melalui IV,pyrex 3x20 cc (IV).

Menurut peneliti intervensi keperawatan digunakan sesuai dengan

keluhan utama dan tanda gejala yang dialami oleh klien 1 dan klien 2.

Intervensi keperawatan menurut NIC-NOC (2015) dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh menggunakan

NOC status nutrisi dengan NIC Manajemen nutrisi : Mengkaji adanya

alergi makanan dan jika klien didapat mempunyai alergi makanan dapat
dicegah dalam pemberian makanan, melakukan perawatan mulut sebelum

makan, pastikan diet mencakup makanan tinggi kandungan serat untuk

mencegah konstipasi, berikan kalori tentang kebutuhan nutrisi, beri obat-

obatan sebelum makan jika diperlukan, Monitor kalori dan asupan

makanan, monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan

berat badan. NOC nafsu makan dengan NIC monitor nutrisi : Timbang

berat badan pasien, monitor adanya penurunan berat badan, monitor turgor

kulit, monitor kulit kering, monitor adanya mual muntah, identifikasi

abnormalitas eliminasi bowel, monitor diet dan asupan makanan,

identifikasi perubahan nafsu makan , monitor kekeringan, rambut kusam

dan mudah patah, monitor adanya warna pucat, kemerahan dan jaringan

konjungtiva yang kering, monitor Hb dan kadar Ht, monitor makanan

kesukaan, monitor pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut peneliti intervensi keperawatan yang digunakan sesuai

dengan keluhan dan tanda gejala yang dialami oleh klien 1 dan klien 2.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang diberikan pada klien 1 dan klien 2

sudah sesuai dengan apa yang ada pada intervensi keperawatan, tetapi

untuk kolaborasi pemberian terapi pada klien 1 diberikan infus D5 ½ NS

1000 cc/24 jam,injeksi Meropenem 3x300 gr melalui IV,injeksi Calsan

3x300 gr melalui IV, paracetamol 3x15 cc/oral. Sedangkan pada klien 2

diberikan infus D5 ½ NS 1000 cc/24 jam,injeksi viccilin Sx 3x750 gr

melalui IV,injeksi Calsan 3x300 gr melalui IV,pyrex 3x20 cc. Hal ini
menunjukkan bahwa pada kedua klien dengan masalah keperawatan yang

sama tapi tidak sama dalam pemberian terapi.

Menurut Hidayat Alimul (2012), merupakan tahap keempat dalam

proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai tindakan keperawatan

yang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis tindakan pasa

implementasi ini terdairi dari tindakan mandiri dan kolaborasi.

Menurut peneliti implementasi yang dilakukan pada studi kasus pada

kedua klien dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh sudah sesuai dengan intervensi. Jika ada penambahan

pada implementasi untuk kolaborasi dengan tim dokter itu dilakukan untuk

mempercepat kesembuhan klien dalam pemenuhan nutrisi.

1.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan pada klien 1 dan klien 2 yang dilakukan selama

3 hari, pada hari pertama dan hari kedua yang belum mencapai kriteria

hasil karena keluhan dan tanda gejala yang dialami klien masih teratasi

sebagian dan masih sama dengan saat pengkajian dilakukan yakni kedua

klien masih mengalami penurunan nafsu makan, rasa mual masih muncul

dan muntah saat makan. Pada hari ketiga klien 1 dan klien 2 mengalami

perubahan evaluasi keperawatan yang menunjukkan adanya peningkatan

nafsu makan, tidak lagi mual dan muntah saat makan, keadaan umum

kedua klien juga baik. Bahkan klien 2 menurut visite dokter sudah

diperbolehkan pulang sedangkan klien 1 masih terjadi muntah tetapi

keadaan umum sudah baik dan mau makan.


Menurut Nikmatur & Saiful (2102), ini adalah tahap akhir dari proses

keperawatan dengan menilai sejauh mana rencana dan tindakan perawat

yang telah dilakukan. Serta perbandingan keadaan pasien dan kriteria hasil

yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Adapun kriteria hasil yang

harus dicapai untuk memperoleh evaluasi yang maksimal untuk klien

dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

adalah adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat badan

ideal sesuai dengan tinggi badan, mampu mengidentifikasi kebutuhan

nutrisi, menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan

Menurut peneliti pada hari kedua kedua klien menunjukkan hasil yang

berbeda karena masih mengeluh ingin muntah tetapi klien sudah

menunjukkan peningkatan nafsu makan yang baik dibandingkan dengan

klien 2.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan apa yang penulis dapatkan pada laporan studi kasus

pembahasan asuhan keperawatan klien yang mengalami thypoid dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh di ruang

Seruni RSUD Jombang, maka penulis mengambil kesimpulan:

5.1.1 Pengkajian

Klien 1 dan klien 2 didapatkan keluhan utama dan tanda gejala

sesuai dengan tanda gejala yang terdapat pada penderita penyakit

thypoid. Tetapi, ada keluhan lain yang muncul dan tidak sesuai dengan

tanda gejala penderita thypoid yaitu pada klien 1 muncul batuk.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian klien dan klien 2, penulis mengambil diagnosa

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak mau makan dan mual muntah. Penulis memprioritaskan

diagnosa ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada

urutan pertama karena apabila masalah tidak segera ditangani dengan

cepat dan tepat maka semua kebutuhan klien akan selalu memerlukan

bantuan dari keluarga dan orang lain.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Pada klien 1 dan klien 2 intervensi keperawatan yang digunakan

bersumber :NANDA NIC-NOC, 2015. Intervensi yang digunakan

adalah NOC status nutisi : manajemen nutrisi, adanya peningkatan

57
58

berat badan sesuai dengan tujuan, tidak terjadi penuruan berat badan

yang berarti, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, berat badan ideal sesuai

dengan tinggi badan. Pada tahap ini penulis mendapatkan tidak ada

kesenjangan antara teori dan fakta, hal ini dikarenakan intervensi yang

dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien.Sehingga

intervensi yang dibuat dapat mengatasi masalah yang dialami.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Pada klien 1 dan klien 2 intervensi keperawatan yang digunakan

adalah intervensi NOC dan NIC. Implementasi keperawatan dilakukan

sesuai dengan intervensi, tetapi intervensi mengenai kolaborasi dengan

tim dokter mengenai terapi dan tim gizi mengenai diet antara klien 1

dan klien 2 mendapat terapi yang sama dalam pengobatan penyakit

thypoid. Implementasi yang dapat dilakukan oleh peneliti selama 3

hari dengan hasil secara umum kondisi kesehatan klien membaik atau

sudah pulih.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan pada klien 1 dan klien 2 didapatkan pada

hari pertama dan kedua mengeluh tidak nafsu makan, setiap makan

hanya 3-4 sendok kadang dimuntahkan, susu masih mau tapi jarang

tetapi pada klien 2 lebih suka minum air mineral, badan masih merasa

lemas. Hari ketiga tingkat nafsu makan meningkat berangsur membaik

dan tidak muntah saat makan.

Dengan demikian intervensi dan implementasi yang sudah

dilakukan selama 3 hari didapatkan evaluasi dengan masalah


59

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dalam tahap

teratasi sebagian pada klien 2 sedangkan pada klien 1 masalah teratasi.

5.2 Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran

antara lain:

1. Pelayan kesehatan

Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di Rumah Sakit

dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan khususnya thypoid dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Klien dan Keluarga klien

Setelah adanya pendidikan kesehatan yang dilakukan penulis selama

proses pemberian asuhan keperawatan, diharapkan keluarga klien mandiri

dapat mencegah, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan baik bagi

individu, keluarga maupun masyarakat, sehingga tercapai derajat

kesehatan yang optimal.

3. Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan tambahan bahan ajar untuk mahasiswa tentang

asuhan keperawatan thypoid dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi:

kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Penulis

Penulis dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara

maksimal sesuai peraturan dan etika yang berlaku.


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika

Bulechek. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia


2013.www.depkes.go.id diakses tanggal 18 Desember 2016

Dinkes, Kabupaten Jombang. 2014. ProfilKesehatanKabupaten Jombang Tahun


2014.www.depkes.go.id diakses pada tanggal 19 Desember 2016

Dorland. 2012. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta : EGC

Franti D. 2015.http://eprints.ums.ac.id diakses tanggal 8 Desember 2016.

Seran Eunike Risani, Henry Palandeng, Vandy D Kallo. 2015. Hubungan Personal
Hygiene dengan KejadianDemam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Tumaratas. Fakultas Kedokteran: Sam Ratulangi. Vol 3 no.2 diakses 7
Desember 2016.

Herdman, (2015-2017). NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi


2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2012. BukuAjar Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).


Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi .Surabaya : Healt Books
Publishing.

Tri, Maharani, dkk.. 2016. Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah : Studi
Kasus, Jombang : STIKes ICMe

Moorhead, Sue. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 5.

Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Salemba


Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka


Cipta.

Riskesdas. 2010. RisetKesehatanDasar. Riskesdas 2010.Jakarta:BadanPenelitian


Dan PengembanganKesehatanKementrianKesehatan RI.

Rohmah, Nikmatur & Walid Saiful. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sodikin.2011. AsuhanKeperawatanAnakGangguanSistem Gastrointestinal Dan
Hepatobilier, Jilid 1.Jakarta:SalembaMedika.

Rampengan, 2008. Buku Infeksi Tropik pada Anak, Edisi 2Jakarta :EGC.

Wahyu Rahayu Utaminingsih, 2010. Menjadi Dokter Bagi Anak Anda,


Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 8
Lampiran 9

PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
STIKES ”ICME” JOMBANG
2017

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Tanggal MRS : Jam :


Tanggal Pengkajian : Diagnosa Medis :
No. RM :

I. IDENTITAS ANAK
Nama :
Tempat tgl. lahir :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Agama :
Alamat :

PENANGGUNG JAWAB BIAYA


Nama Ayah/Ibu :
Pekerjaan Ayah/Ibu :
Pendidikan Ayah/Ibu :
Suku/Bangsa :
Alamat :

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Keluhan Utama :
2.Riwayat Penyakit Sekarang :

III. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA


1. Penyakit kronik dan menular Ya, Jenis: Tidak
2. Riwayat alergi Ya, Jenis: Tidak
3. Riwayat operasi Ya, Jenis: Tidak

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1.Penyakit yang pernah diderita keluarga : Ya, Jenis Tidak
2.Lingkungan rumah/ komunitas: ...............................................

V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN


1. Lahir cukup bulan Ya Tidak
2. Spontan Ya Tidak
3. Langsung menangis Ya Tidak
Penyakit Ibu yang dialami saat hamil Infeksi Eklamsi
HT Perdarahan
DM Lain-lain:
a. Ditolong siapa :
b. BBL :
c. PBL :
4. Operasi Ya Tidak

VI. IMUNISASI
BCG :……x, umur…… Campak :……x, umur……
DPT :……x, umur…… Polio :……x, umur……
Hepatitis :……x, umur……

VII. RIWAYAT PERTUMBUHAN &PERKEMBANGAN


A. Pertumbuhan
Umur Berat badan Tinggi badan
1. Triwulan I : ……………………… ………………………
2. Triwulan II : ……………………… ………………………
3. Triwulan III : ……………………… ………………………
4. Usia 12 bulan : ……………………… ………………………

B. Perkembangan Motorik
Perkembangan Usia
1. Menghisap : ………………………
Somnolen Gelisah
2. GCS :
Eye (E)……. Verbal (V)……. Motorik (M)…….
Total nilai : ………………………………..
3. Reflek : ……………………………………
4. Koordinasi gerak Ya Tidak
5. Kejang Ya Tidak
6. Kepala dan wajah : ……………………….
7. Mata :
Sklera Putih Merah
Icterus Perdarahan
Konjungtiva Pucat Merah
Pupil Isokor Anisokor
Miosis Midriasis
8. Leher : ……………………………………..

C. Perkembangan Eliminasi
a. Produksi urine : …………..ml, frekuensi : ……………x/hari
b. Warna : ………………. Bau : ………………
c. Masalah kandung kemih :
Tidak ada masalah Menetes Inkontenensia
Obliguri Nyeri Retensi
Poliuri Panas Hematuri
Dysuri Sering Terpasang kateter
Cystotomi
Lainnya, sebutkan : …………………………….

D. Pencernaan – Eliminasi ALVI


a. Mulut dan tenggorokan
Mulut Lembab Merah Stomatitis
Lidah Hiperemek Kotor Lain-lain………
Kebersihan rongga mulut Bau Tidak berbau
Gigi bersih Gigi kotor
Tenggorokan Nyeri telan Sulit menelan
b. Abdomen
Kembung Benjolan
Ascites Normal
Nyeri tekan, lokasi : ……………………..
Benjolan, lokasi : ……………………..
c. Masalah usus besar & rectum/anus
BAB .............x / hari
Tidak ada masalah Diare Colostomi
Konstipasi Feces berdarah Wasir
Incontenensia Feces berlendir
Obat pencahar Ya Tidak
Lavemen Ya Tidak

E. Otot, tulang dan integumen


a. Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM)
Bebas Terbatas
Parese Ya Tidak
Paralise Ya Tidak
Hemaparese Ya Tidak
b. Kemampuan kekuatan otot (ekstremitas)
Atas Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi : ................ Lokasi : ...............
Bawah Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi : ………… Lokasi : ………...
Tulang Belakang Lordosis Skoliosis
Kiposis Lain-lain : ……...
c. Integumen
Warna kulit : Akral :
Ikterik Panas
Sianotik Dingin kering
Pucat Dingin basah
Kemerahan Hangat
Pigmentasi
Turgor kulit Normal Menurun

F. Reproduksi – Seksual
a. Laki-laki
Kelamin, bentuk Normal Tidak
Kebersihan Bersih Kotor
b. Perempuan
Payudara
Bentuk Simetris Asimetris
Benjolan Ya Tidak
Kelamin
Bentuk Normal Tidak
Keputihan Ya Tidak
Siklus Haid ……………………. hari

VIII. POLA FUNGSI KESEHATAN


1.Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit
………………………………………………………………
………………………………………………………………
2. Kebutuhan nutrisi
a. TB ………… cm
b. BB sebelum sakit ………….. kg
c. Pemenuhan kebutuhan nutrisi …………. kg
Makan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Komposisi
2. Frekuensi
3. Jumlah
4. Nafsu Maka
5. Pantangan

Minum Di Rumah Di Rumah Sakit


1. Jenis
2. Frekuensi
3. Jumlah
4. Kebiasaan

d. Keluhan/masalah
Mual Kesukaran Makan
Muntah Masalah Cerna
Sakit Mulut

3. Istirahat dan Tidur


Waktu Di Rumah Di Rumah Sakit
Siang
Malam
Keluhan/masalah yang dirasakan : …………………………………

4. Kognitif – Perseptual
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

5. Persepsi diri – Konsep diri


Ekspresi dan Emosi
Senang Sedih Gelisah
Takut Marah Mudah Tersinggung

6. Peran dan hubungan dengan lingkungan sekitar


a. Hubungan dengan kelurga : ……………………………………….
b.Hubungan dengan teman/pasien lain : ……………………………
c. Hubungan dengan petugas kesehatan : ……………………………

7. Kebersihan diri
Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Mandi
2. Gosok gigi
3. Keramas
4. Ganti pakaian

8. Nilai – pola keyakinan


a. Menjalankan Ibadah : ……………………………………………..
b. Persepsi tentang penyakit : ……………………………………….

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG ( Lab, X ray, USG, dsb )


X. TERAPI

Jombang, ……….………..…..2017
Mahasiswa,

(Windi Yanuarti Ningsih)


ANALISA DATA

Nama :
No. RM :
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subyektif :
Data Obyektif :

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. .....................................................................
2. .....................................................................

INTERVENSI
Nama :
No. RM :
Hari/ Diagnosa Tujuan&
Waktu Rencana Tindakan
Tgl Keperawatan Kriteria Hasil

IMPLEMENTASI
Nama :
No. RM :
Hari/ Diagnosa
Waktu Implentasi Paraf
Tgl Keperawatan

EVALUASI
Nama :
No. RM :
Hari/ Diagnosa
Waktu Perkembangan Paraf
Tgl Keperawatan

Lampiran 10

Anda mungkin juga menyukai