DI SUSUN OLEH:
DEWI SINTA
113063J1210007
ASUHAN KEPERAWATAN
() Perempuan
Tanggal : 14-02-2022 Jam : 12.00 wita
Sumber Data :
( ) Dokter.......................
Diagnosis : Ca Paru
PendidikanPasien :
() Lainnya
A. Keluhan Utama
Pasien mengalami penurunan kesadaran, tidak mampu batuk, auskultasi:
terdengar bunyi napas terdapat ronchi di lobus dekstra atas paru, pasien
terpasang opa
Masalah keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif
B. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit dahulu pasien terdiagnosis kanker paru sejak januari 2022.
1
2. Riwayat kesehatan sekarang
Tidak terkaji
2
C. Pemeriksaan fisik
1. Sistem pernafasan
Jalan nafas:
( ) Bersih () Sumbatan
Pernafasan:
RR : 20 x/menit
SPO2 : 100%
Irama Napas : ( ) reguler ( ) ireguler
Suara napas : ( ) snoring
( ) gurgling
( ) stridor
( ) kusmaul ( ) biot
Mode : VC-AC
TV : 380
RR : 20/20
PEEP :5
I:E :1:2
FiO2 : 80%
3
Irama : ( ) tidak teratur () teratur
= (242) = 80,6
( ) cepat ( ) lambat
CRT : ( ) > 2 detik ( ) < 2 detik
Suhu : 36 0C
Sirkulasi Jantung
4
PMI : ( ) tidak teraba ( ) teraba
Lokasi :...........................
Skala Sedasi
( ) R2 : kooperatif, tenang
5
atau suara keras
() R6 : tidak ada respon
Kekuatan otot :
0 0
0 0
4. Sistem Gastrointestinal
Keluhan :..................................................................................................
Keterangan:................................................................................................
Edema : 0 0
0 0
Lainnya :
Jumlah: 60 cc/jam
Lainnya :
........................................................................................................................
Spritual
........................................................................................................................
E. Resiko cedera/ jatuh
() tidak ( ) ya
Morse Fall Scale :
Kriteria Skor
Riwayat jatuh Ya : 25 0
kurang dari 3 Tidak : 0
bulan terakhir
Diagnosis lainnya Ya : 15 0
Tidak : 0
Bantuan berjalan Furnitur : 30 0
Crutch, walker : 15
Tidak tirah baring, dapat berjalan, bantuan
minimal : 0
IV line Ya : 20 20
Tidak : 0
Cara Berjalan Terganggu : 20 10
Lemah : 10
Normal : 0
Status Mental Lupa keterbatasan : 15 0
Mengetahui kemampuan diri : 0
TOTAL 30
Catatan :
F. Status fungsional
Peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
Catatan :
Nyeri :
( ) Ya () Tidak
Nyerihilang :
Catatan :
Tidak nyeri : 0
Nyeri ringan : 1-3
Nyeri sedang : 4-6
Nyeri berat : ≥ 7
1) Hasil pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
No Hari/Tgl Jenis Hasil Nilai rujukan Analisa
pemeriksaan
1. Minggu, HEMATOL
13 OGI
Februari Hemoglobin 13.7 12.0-16.0 Leukosit atau sel darah
2022 Lekosit 14.5 (Hight) 4.0-10.5 putih berperan penting
(10.06.23) dalam membantu tubuh
melawan infeksi atau
penyakit lainnya. Jumlah
leukosit tinggi bisa
disebabkan oleh adanya
infeksi, tetapi bisa juga
menandakan adanya
penyakit tertentu yang perlu
diwaspadai, seperti
Eritrosit 4.42 4.00-5.30 kelainan darah atau kanker.
Hematokrit 40.7 37.0-47.0
Trombosit 285 150-450
RDW-CV 16.4 (Hight) 12.1-14.0 RDW normal dan MCV
tinggi. Ini dapat
mengindikasikan kondisi
hati atau penyalahgunaan
alkohol. Atau, seseorang
mungkin mendapatkan
hasil ini karena mereka
menggunakan obat
antivirus
atau kemoterapi . Jika
karakteristik darah lain juga
terpengaruh, ini dapat
menunjukkan anemia
aplastik, kelainan langka
yang disebabkan oleh
produksi sel darah yang
tidak memadai.
MCV, MCH,
MCHC
MCV 92.1 75.0-96.0
MCH 31.0 28.0-32.0
MCHC 33.7 33.0-37.0
HITUNG
JENIS
Basophil 0.3 0.0-1.0 Eosinofil adalah salah satu
Eosinophil 0.3 (Low) 1..0-3.0 jenis sel darah putih di
dalam tubuh Anda yang
bertugas untuk melawan
parasit dan memunculkan
reaksi alergi.
Jawab :
CRT = 7 + 6 = 0,81
16
Kesimpulan : karena nilai rationya melebihi >0,5 , maka jantung pasien tersebut
dikategorikan cardiomegaly (terjadi pembesaran jantung)
Kesimpulan :
- Polip GB multiple uk 7 mm
- Tak tampak mestase liver/tak tampak hipetrofi KGB paraaorta/iliaca
- Liver, lien, pancreas, ren, VU dalam batas normal
6. Menjaga kesehatan
kulit
7. Mengurangi gejala
arthritis
Inj. Omz Omeprazole adalah obat Kontraindikasi Omeprazole yang Efek samping 1. Benar klien
1 x 40 g yang digunakan untuk omeprazole jika masuk ke dalam tubuh umum omeprazole 2. Benar obat
menangani dan terjadi reaksi alergi merupakan bentuk berupa mual, 3. Benar dosis
mencegah tukak terhadap obat. obat yang tidak aktif. muntah, diare, sakit 4. Benar cara
lambung, esofagitis Peringatan untuk Obat ini kemudian kepala, pusing, pemberian
erosif, dan kondisi lain tidak menggunakan akan diaktifkan nyeri abdomen, 5. Benar waktu
yang terkait asam omeprazole dalam melalui proses serta rasa kembung. 6. Benar
lambung berlebih, seperti jangka panjang dan protonasi dalam Efek samping yang dokumentasi
sindrom Zollinger- observasi terhadap suasana asam di lebih jarang terjadi 7. Benar penkes
Ellison. efek samping obat, lambung. Bentuk aktif berupa sakit 8. Benar hak pasien
khususnya pada tersebut kemudian punggung, lemas, 9. Benar pengkajian
pengguna obat yang akan secara ireversibel serta bercak 10. Benar evaluasi
memiliki penyakit berikatan dengan kemerahan pada 11. Benar reaksi
jantung, hepar, H+/K+-ATPase dalam kulit. Omeprazole terhadap
osteoporosis, sel parietal lambung. juga dapat makanan
osteopenia, atau Hal ini akan menyebabkan efek 12. Benar reaksi
hipomagnesemia. mengaktifkan sistein samping yang lebih terhadap obat
pada pompa asam di serius berupa kolitis
lambung sehingga akibat
terjadi penekanan infeksi Clostridium
sekresi asam lambung, difficile,
baik basal maupun hipomagnesemia,
terstimulasi serta nefritis
interstitial akut.
Levfloxa Obat Levofloxacin Sebaiknya tidak Quinolone merupakan Efek samping 1. Benar klien
cin 1 x antara lain digunakan diberikan pada golongan antibiotik Levofloxacin yang 2. Benar obat
750 g sebagai terapi untuk: pasien dengan yang digunakan untuk mungkin timbul 3. Benar dosis
riwayat hipersensitif mengatasi berbagai antara lain. 4. Benar cara
1. pneumonia atau
terhadap penyakit akibat infeksi pemberian
infeksi paru-paru 1. Efek saluran
Levofloxacin atau bakteri. 5. Benar waktu
pencernaan,
2. bronkitis kronik antibiotik quinolon 6. Benar
Antibiotik quinolone b misalnya mual,
eksaserbasi akut lainnya. dokumentasi
ekerja dengan cara diare, dan
7. Benar penkes
3. sinusitis akut menghambat enzim konstipasi
8. Benar hak pasien
topoisomerase IV dan 2. Sakit kepala,
4. infeksi kulit dan 9. Benar pengkajian
DNA gyrase yang insomnia,
struktur kulit 10. Benar evaluasi
diperlukan oleh pusing,
11. Benar reaksi
bakteri untuk tendinitis
5. infeksi saluran kemih terhadap
memperbanyak diri. 3. Hipoglikemia
makanan
6. prostatitis bakterialis (kadar gula
12. Benar reaksi
kronik darah rendah)
terhadap obat
atau
7. demam tifoid
hiperglikemia
(kadar gula
darah tinggi)
4. Artralgia (nyeri
sendi)
5. Artritis (radang
sendi)
6. Demam,
penurunan
penglihatan
sementara,
terbakar pada
mata, nyeri,
kering, gatal,
atau tidak
nyaman
Analisa Data
DO:
- Keadaan umum
pasien: coma/
penurunan kesadaran
- Pasien hanya berada
pada posisi terlentang
diatas tempat tidur
- Skala kekuatan otot :
0 0
0 0
II. Perencanaan
Dx Kep :
No Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Masalah
1. Tujuan : Pemantauan respirasi
Setelah dilakukan (I.01014)
tindakan asuhan Observasi: Observasi:
keperawatan selama 1. Monitor frekuensi, 1. Mengetahui rata-rata
1x24 jam diharapkan irama, kedalaman dan kedalaman dan usaha
gangguan pertukaran upaya napas napas pasien
gas dapat teratasi 2. Monitor pola napas 2. Untuk mengetahui pola
dengan kriteria hasil : 3. Monitor kemampuan napas pasien
1. Pola napas pasie batuk efektif 3. Mengetahui kemampuan
dalam batas 4. Monitor adanya batuk efektif
normal RR= 15-20 sputum 4. Mengetahui adaya
x/mnt 5. Monitor adanya produksi sputum
2. PCO2, PO2, dan sumbatan jalan napas 5. Untuk mengetahui
PH arteri dalam 6. Palpasi kesimetrisan adanya sumbatan yang
batas normal ekspansi paru membuat aspirasi
3. TTV pasien dalam 7. Auskultasi bunyi 6. Agar mengetahui adanya
rentang normal: napas ketidaksimetrisnya paru
TD=120/80 8. Monitor saturasi 7. Mengetahui adanya suara
mmHg oksigen napas tambahan
N = 81 x/mnt 9. Monitor nilai AGD 8. Mengetahui standara O2
R= 15-20 x/mnt 10. Monitor hasil X-ray dalam tubuh
T = 36C-37C toraks 9. Untuk mengetahui nilai
SpO2 = 100% AGD
10. Untuk mengetahui hasil
x-ray dan sampel
Terapeutik : Terapeutik:
1. Atur interval 1. Memantau respirasi
pemantauan respirasi setiap 1 jam sekali
sesuai kondisi pasien 2. Mencatat perkembangan
2. Dokumentasikan hasil pasien
pemantauan
Edukasi: Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan 1. Agar mengetahui
prosedur pemantauan tindakan yang akan
2. Informasikan hasil dilakukan
pemantauan 2. Memonitor hasil
2. Tujuan : Manajemen Jalan
Setelah dilakukan Nafas (I.01011)
tindakan keperawatan Observasi Observasi
selama 1 x 24 jam 1. Monitor pola napas 1. Mengetahui kondisi
diharapkan bersihan (frekuensi, kedalaman, pola napas (frekuensi,
jalan napas teratasi, usaha napas) kedalaman, usaha
dengan kriteria hasil : napas)
1. Pasien dapat 2. Monitor bunyi napas 2. Mengetahui bagimana
melakukan batuk tambahan (mis. bunyi napas tambahan
efektif Gurgling, mengi, (mis. Gurgling, mengi,
2. Tidak ada suara weezing, ronkhi kering) weezing, ronkhi
tambahan mengi, 3. Monitor sputum kering)
whezzing dan ronchi (jumlah, warna, aroma) 3. Mengetahui sputum
(jumlah, warna,
3. Tidak ada tanda-
aroma)
tanda sianosis, pucat,
akral dingin, RR= 15-
20 x/mnt Terapeutik Terapeutik
1. Posisikan semi-Fowler 1. Agar jalan nafas tidak
4. Frekuensi napas
atau Fowler terhambat
membaik
2. Berikan minum hangat 2. Agar pasien mudah
5. Pola nafas membaik
dalam bernafas
3. Lakukan penghisapan
3. Agar dapat
lendir kurang dari 15
memberikan efek
detik
relaksasi
4. Berikan oksigen, jika
4. Membersihakn jalan
perlu
nafas
Edukasi
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
1. Agar terpenuhinya
2000 ml/hari, jika tidak
asupan cairan 2000
kontraindikasi.
ml/hari
2. Ajarkan teknik batuk
2. Untuk mengeluarkan
efektif
sputum
Kolaborasi:
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
jika perlu
3. Tujuan : Dukungan Mobilitas Fisik
Setelah dilakukan (I.06171) Observasi
asuhan keperawatan Observasi
selama 2 x 24 jam 1. Identifikasi adanya 1. Untuk mengetahui
gangguan mobilitas fisik nyeri atau keluhan fisik adanya nyeri atau
dapat teratasi dengan lainnya keluhan fisik lainnya
kriteria hasil: 2. Identifikasi toleransi 2. Untuk mengetahui
1. Kemampuan fisik melakukan toleransi fisik
melakukan aktivitas ambulasi melakukan ambulasi
sehari-hari meningkat 3. Monitor frekuensi 3. Agar mengetahui
2. Pasien mampu jantung dan tekanan frekuensi jantung dan
berpindah dengan alat darah sebelum memulai tekanan darah sebelum
atau tanpa bantuan ambulasi memulai ambulasi Agar
3. Pasien mampu 4. Monitor kondisi umum mengetahui kondisi
beraktivitas selama melakukan umum selama
melakukan aktivitas
Terapeutik
Terapeutik
1. Agar mempermudah
1. Fasilitasi aktivitas dalam rentang gerak
ambulasi dengan alat 2. Agar pasien masih ada
bantu (mis. tongkat, aktivitas dalam
kruk) bergerak
2. Fasilitasi melakukan 3. Agar menjaga
mobilisasi fisik, jika keamanan dari pasein
perlu
3. Libatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
ambulasi
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan 1. Agar mengetahui
prosedur ambulasi tujuan dan prosedur
2. Anjurkan melakukan ambulasi
ambulasi dini 2. Agar pasien masih ada
3. Ajarkan ambulasi aktivitas dalam
sederhana yang harus bergerak
dilakukan 3. Agar pasien dapat
berlatih dalam bergerak.
4. Tujuan : Dukungan perawatan diri
Setelah dilakukan : makan/minum (I.11351)
asuhan keperawatan
Observasi :
selama 2 x 24 jam
Observasi :
gangguan menelan dapat
1. Identifikasi diet yang
teratasi dengan kriteria 1. Untuk mengetahui diet
dianjurkan
hasil: untuk pasien
2. Monitor kemampuan
1. Mempertahankan 2. Agar tidak ada reflek
menelan
makanan di mulut muntah
3. Monitor status hidrasi
meningkat 3. Untuk mencegah
pasien, jika perlu
2. Reflek menelan terjadinya hidrasi
meningkat Terapeutik :
Terapeutik:
3. Kemampuan
1. Ciptakan lingkungan
mengosongkan
1. Agar pasien merasa
yang menyenangkan
mulut meningkat
nyaman
selama makan
4. Usaha menelan
2. Agar pasien adanya
2. Atur posisi yang nyaman
meningkat
rangsangan nafsu makan
untuk makan/minum
5. Frekuensi tersedak
3. Agar mempermudah
3. Lakukan oral hygiene
menurun
pasien minum
sebelum makan, jika
6. Batuk menurun
4. Untuk meningkatkan
perlu
7. Muntah menurun
nafsu makan pasien
4. Sediakan sedotan untuk
minum,sesuai kebutuhan
5. Siapkan makanan
dengan suhu yang
meningkatkan nafsu
makan
6. Sediakan makanan dan
minuman yang disukai
7. Berikan bantuan saat
makan/minum sesuai
tingkat kemandirian, jika
perlu
8. Motivasi untuk makan di
ruang makan, jika
tersedia
Kolaborasi :
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
1. Kolaborasi dengan
obat
dokter
III. Implementasi
No. Dx Kep Jam Implementasi Paraf Evaluasi
1. Gangguan pertukaran Pemantauan respirasi (I.01014) Ners Senin, 14 Februari 2022
gas berhubungan dengan Observasi: Dewi Pukul, 14.10 wita
perubahan membrane 12.15 1. Memonitor frekuensi, irama, S:-
alveolus-kapiler ditandai wita kedalaman dan upaya napas
dengan keadaan umum dengan cara memonitor R= 20 O:
pasien: coma/penurunan x/mnt, irama lambat. - Keadaan umum pasien:
kesadaran, tidak mampu 2. Memonitor pola napas coma/penurunan kesadaran
batuk, auskultasi, 3. Memonitor kemampuan batuk - PCO2 meningkat 79.8 mmHg
terdengar bunyi napas efektif dengan cara (pasien - pH arteri meningkat 7.160
ronchi di lobus dexstra 12. 15 mengalami penurunan - PO2 meningkat 107.0 mmHg
atas paru, TTV= 87/68 wita kesadaran, tidak ada refleks - Auskultasi : terdengar bunyi napas
mmHg, Nadi= 100x mnt, batuk) terdapat ronchi di lobus dekstra atas
R=20 x/mnt, T = 36 C, 4. Memonitor adanya sputum pada paru
SpO2 = 100% saat melakukan suction, sputum - TTV :
berwarna kuning kental. TD = 87/69 mmHg
5. Monitor adanya sumbatan jalan Nadi = 111 x/mnt
12.30 W napas dengan cara memasang R = 20 x/mnt
wita opa dan melakukan suction T = 36,6 C
selama 15 detik. SpO2 = 100%
6. Mempalpasi kesimetrisan A : Masalah Gangguan pertukaran gas
ekspansi paru dengan cara belum teratasi
pemeriksaan 99
12.45 7.
W Mengsuskultasi bunyi napas P : - Lanjutkan intervensi Pemantauan
wita pada dada pasien terdapat suara Respirasi:
ronchi pada di lobus dexstra atas 1. Monitor frekuensi, irama,
paru, kedalaman dan upaya napas
8. Memonitor saturasi oksigen 2. Monitor pola napas
12.46 dengan alat ventilator SpO2 3. Monitor kemampuan batuk efektif
wita 100% 4. Monitor adanya sputum
9. Monitor hasil X-ray toraks 5. Monitor adanya sumbatan jalan
Terapeutik : napas
1. Mengatur interval pemantauan 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
respirasi sesuai kondisi pasien 7. Auskultasi bunyi napas
dengan cara memantau respirasi 8. Monitor saturasi oksigen
pasien tiap 1 jam dalam 24 jam 9. Monitor hasil X-ray toraks
2. Mendokumentasikan hasil 10. Atur interval pemantauan respirasi
pemantauan sesuai kondisi pasien
13.00 Edukasi: 11. Dokumentasikan hasil pemantauan
wita 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Menginformasikan hasil
pemantauan -
2. Bersihan jalan napas tidak Manajemen Jalan Nafas (I. 01011) Ners Senin, 14 Februari 2022
efektif berhubungan Dewi Pukul, 14.10 wita
Observasi:
dengan hipersekresi jalan S :-
napas, sekresi yang 12.15
1. Memonitor pola napas dengan cara
tertahan ditandai dengan wita O:
memonitor respirasi pasien
Keadaan umum pasien : - Keadaan umum pasien :
20x/mnt. Memonitor bunyi napas
coma/penurunan coma/penurunan kesadaran
tambahan dengan cara
kesadaran, tidak mampu - Tidak mampu batuk
mengauskultasi terdengar bunyi
batuk, auskultasi : - Auskultasi : terdengar bunyi napas
napas terdapat ronchi di lobus
terdengar bunyi napas terdapat ronchi di lobus dekstra atas
dekstra atas paru.
terdapat ronchi di lobus 12. 15 paru
2. Memonitor sputum warna dan
dekstra atas paru, pasien wita - Pasien terpasang opa
kekentalan (warna sputum kuning
terpasang opa, TTV : TD - TTV :
dan konsitensi sputum kental).
= 87/68 mmHg, Nadi = TD = 87/69 mmHg
106 x/mnt, R = 20 x/mnt, Terapeutik: Nadi = 111 x/mnt
T = 36 C, SpO2 = 100% R = 20 x/mnt
1. Memposisikan semi-Fowler atau
13.00 T = 36,6 C
Fowler
wita SpO2 = 100%
2. Memberikan minum hangat dan
diet 150 cc via NGT
A: Masalah bersihan jalan napas tidak
3. Melakukan penghisapan lendir
efektif belum teratasi
kurang dari 15 detik
P : - Lanjutkan intervensi:
1. Monitor bunyi
4. Memberikan oksigen sebelum napas tambahan
melakukan suction.
(mis. Gurgling,
Edukasi : mengi, weezing, ronkhi kering)
6. Berikan
2. Gangguan mobilitas fisik Dukungan mobilisasi I.05173 Ners Senin, 14 Februari 2022
berhubungan dengan Observasi : Dewi Pukul, 14.10 wita
penurunan kekuatan otot 12.15 1. Mengidentifikasi adanya nyeri S :-
ditandai dengan keadaan wita atau keluhan fisik lainnya O:
umum pasien : 2. Mengidentifikasi toleransi fisik - Keadaan umum pasien : coma/
coma/penurunan melakukan pergerakan penurunan kesadaran
kesadaran, pasien hanya 3. Memonitor frekuensi jantung dan - Pasien hanya berada pada posisi
berada pada posisi tekanan darah sebelum memulai terlentang diatas tempat tidur
terlentang diatas tempat mobilisasi dengan cara mengukur - Skala kekuatan otot :
tidur, skala kekuatan otot TTV pasien dengan hasil : 0 0
0 12. 15 TTV : 0 0
wita TD = 87/68 mmHg - TTV :
Nadi = 106 x/mnt TD = 87/69 mmHg
R = 20 x/mnt Nadi = 111 x/mnt
T = 36 C R = 20 x/mnt
SpO2 = 100% T = 36,6 C
4. Memonitor kondisi umum selama SpO2 = 100%
melakukan mobilisasi
Terapeutik : A : Masalah gangguan mobilitas fisik
1. Memfasilitasi aktivitas mobilitas belum teratasi
dengan alat bantu dengan cara
memasang pagar pengaman P : - Lanjutkan Intervensi dukungan
12.30 tempat tidur mobilisasi:
wita 2. Memfasilitasi melakukan 1. Identifikasi toleransi fisik
pergerakan jika perlu melakukan pergerakan
3. Melibatkan keluarga untuk 2. Monitor frekuensi jantung dan
membantu pasien dalam tekanan darah sebelum memulai
meningkatkan pergerakan dengan mobilisasi
12.45 cara menganjurka kepada keluarga 3. Monitor kondisi umum selama
wita pasien untuk mengubah posisi melakukan mobilisasi
pasien tiap 2 jam 1. Fasilitasi aktivitas mobilitas
Edukasi : dengan alat bantu (mis, pagar
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tempat tidur)
mobilisasi 2. Fasilitasi melakukan pergerakan
2. Menganjurkan melakukan jika perlu
mobilisasi dini dengan cara 3. Libatkan keluarga untuk membantu
menganjurkan kepada keluarga pasien dalam meningkatkan
pasien untuk mengubah posisi pergerakan
pasien tiap 2 jam 4. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
13.00 3. Mengajarkan mobilisasi sederhana harus dilakukan
wita yang harus dilakukan dengan cara
mengajarkan gerak pasif pada
ekstremitas bawah pasien fleksi
dan abduksi
P : - Lanjutkan intervensi
Pemantauan Respirasi:
I:
1. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya napas
2. Monitor pola napas
3. Monitor kemampuan batuk
efektif
4. Monitor adanya sputum
5. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
6. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor hasil X-ray toraks
10. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
11. Dokumentasikan hasil
pemantauan
E:
S:-
O:
- Keadaan umum pasien:
coma/penurunan
kesadaran
- PCO2 meningkat 79.8
mmHg
- pH arteri meningkat 7.160
- PO2 meningkat 107.0
mmHg
- Auskultasi : terdengar
bunyi napas terdapat
ronchi di lobus dekstra
atas paru
- TTV :
TD = 87/69 mmHg
Nadi = 111 x/mnt
R = 20 x/mnt
T = 36,6 C
SpO2 = 100%
A : Masalah Gangguan
pertukaran gas belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi
Pemantauan Respirasi
Selasa, 15 Bersihan jalan napas S :- Ners Dewi
Februari 2022 tidak efektif
berhubungan dengan O:
hipersekresi jalan 08.30 - Keadaan umum pasien :
napas, sekresi yang wita coma/penurunan kesadaran
tertahan ditandai - Tidak mampu batuk/ reflek
dengan Keadaan batuk
umum pasien : - Pasien terpasang opa
coma/penurunan - TTV :
kesadaran, tidak 09.00 TD = 89/60 mmHg
mampu batuk, wita Nadi = 106 x/mnt
auskultasi : terdengar R = 20 x/mnt
bunyi napas terdapat T = 36,6 C
ronchi di lobus SpO2 = 100%
dekstra atas paru,
pasien terpasang opa, A: Masalah bersihan jalan napas
TTV : TD = 87/68 tidak efektif belum teratasi
mmHg, Nadi = 106
x/mnt, R = 20 x/mnt, 10.00 P : - Lanjutkan intervensi:
T = 36 C, SpO2 = Wita I :
100% 1. Monitor bunyi
napas tambahan
(mis. Gurgling,
6. Lakukan
7. Berikan
TD = 86/69 mmHg
Nadi = 113 x/mnt
R = 20 x/mnt
T = 36,5 C
SpO2 = 100%
A : Masalah gangguan
menelan belum teratasi
P : - lanjutkan intervensi
dukungan perawatan diri:
makan/minum