Anda di halaman 1dari 95

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

K P1A0 UMUR 26 TAHUN


AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN
SPOTTING DI UPTD PUSKESMAS
NUSUKAN SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
pendidikan Diploma 3 Kebidanan

Disusun oleh:
Eka Ambarwati
NIM B14013

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.K P1A0 UMUR 26 TAHUN


AKSEPTOR KB SUNTIK DEP PROGESTIN DENGAN
SPOTTING DI UPTD PUSKESMAS
NUSUKAN SURAKARTA

Diajukan Oleh :

Eka Ambarwati
NIM B14013

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal .....................

Pembimbing

Arista Apriani SST., M.Kes


NIK.201188069

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.K P1A0 UMUR 26 TAHUN
AKSEPTOR KB SUNTIK DEP PROGESTIN DENGAN
SPOTTING DI UPTD PUSKESMAS
NUSUKAN SURAKARTA

Disusun Oleh :
Eka Ambarwati
NIM B14013

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Ujian Akhir Program D3 Kebidanan
Pada tanggal

PENGUJI I PENGUJI II

Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc. Arista Apriani, SST., M.Kes


NIK. 200680024 NIK. 201188069

Tugas Akhir telah di terima sebagai salah satu persyaratan


Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka. Prodi D3 Kebidanan

Siti Nurjanah, SST., M.Keb


NIK. 201188093

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Pada Ny. K P1A0 umur
26 Tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di UPTD
Puskesmas Nusukan Surakarta Tahun 2016 “. Karya Tulis Iimiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan
dari Program Studi D 3 Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulisan menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak. Karya Tulis Iimiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta
3. Ibu Arista Apriani, SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbing kepada penulis.
4. Ibu Sri Wahyuni SST, M.Kes, selaku kepala UPTD Puskesmas Nusukan
Surakarta
5. Seluruh dosen dan staf Prodi D3 Kebidanan STIKes Husada Surakarta atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Iimiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari
sempurna,oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan Asuhan
kebidanan selanjutnya. Semoga Karya Tulis Iimiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juli 2017

Penulis

iv
STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
Eka Ambarwati
B14013

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.K P1A0 UMUR 26 TAHUN AKSEPTOR


KB SUNTIK DEP PROGESTIN DENGAN SPOTTING DI UPTD
PUSKESMAS NUSUKAN SURAKARTA

(ix halaman + 84 halaman+12 lampiran)

INTISARI

Latar Belakang : Dinas Kesehatan Jawa Tengah menunjukan bahwa di Provinsi


Jawa Tengah 2014 presentase KB baru menurut metode kontrasepsi adalah suntik
56,40%, pil 15,70%, implant 13,90%, IUD 7,50%, kondom 4,20%, MOW 2,20,
MOP 0,20%, salah satunya efek samping dari Depo Progestin adalah terjadi
Spotting dan apabila spotting tidak ditangani terjadi anemia. Jumlah spotting
pada bulan Februari 2016 sampai bulan Februari 2017 87 akseptor (36,55%) .
Tujuan : melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo
Progesti dengan Spotting sesuai dengan manajemen kebidanan menurut varney,
mengetahui kesenjangan, dan alternative pemecahan masalah.
Metode : Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus dengan metode
deskriptif. Lokasi studi kasus diUPTD Puskesmas Nusukan Surakarta, subyek
studi kasus Ny. K P1A0 akseptor KB Suntik Depo Progestin dan Spotting . Studi
Kasus dilakukan 17 Mei sampai 23 Mei 2017 dengan penulisan studi kasus
menggunakan format Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dengan 7 langkah
varney dan data perkembangan menggunakan SOAP.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan selama 7 hari didapatkan diketahui bahwa
spotting yang dialami Ny. K P1A0 merupakan efek samping KB Suntik Depo
Progestin, Spotting dapat teratasi pada perawatan hari ke 7 dengan diberikan
terapi pil kombinasi 30-35 ųg etinilestradiol 2x1 tabletperhar selam 7 hari, dengan
ibu sudah tidak cemas karena perdarahan bercak sudah berhenti, tidak sampai
terjadi anemia dan Ny. K tetap menggunakan KB Suntik Depo Progestin.
Kesimpulan : Kesimpulan dari kasus Ny. K terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus yaitu pada pemeriksaan antisipasi tidak diberikan tablet zat besi karena pada
pemeriksaan laboratorium diperoleh hasil Hb 11 gr%(Normal).

Kata Kunci :Asuhan Kebidanan, akseptor KB Suntik Depo Progestin, Spotting


Kepustakan :15 liteatur (2008-2014)

v
MOTTO

 Kehidupan adalah sumber inspirasi luar biasa, setiap kelokan


kehidupan adalah guru yang sangat berharga.
 Ketakutan melakukan sesuatu berarti kalah sebelum bertanding.
 Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang
tidak percaya menjadi percaya dam memberikan keberanian pada
orang yang ketakutan.

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

 Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karuniaNya


kemudahan sehingga Karya Tulis ini dapat terselesaikan denan baik.
 Untuk kedua orang tua tercinta yag selalu memberikan doa, dukungan,
kasih sayang sertanasehat untukku.
 Untuk teman-temanku terkasih makasih atas pertemanan kalian selama
ini, kalian adalah teman sekaligus saudara dalam hidupku.
 Untuk seseorang yang selalu mendukung saya dalam penyusunan KTI
 Teman-teman Prodi D3 kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
 Almamaterku.

vi
CURCULUM VITAE

BIODATA
Nama : Eka Ambarwati
Tempat/Tanggal Lahir : Sukoharjo, 06 September 1996
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tulakan rt 03 rw 06, Godog, Polokarto, Sukoharjo

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. MIM Muhamadiyah Tulakan Lulus Tahun 2008


2. SMP N 1 Polokarto Lulus Tahun 2011
3. SMA N 1 Mojolaban Lulus Tahun 2014
4. Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Huasada Surakarta Angkatan 2014

vii
DAFTAR

halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
INTISARI.................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................vi
CURCULUM VITAE............................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Perumusan Masalah.............................................................................4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...............................................................................6
E. Keaslian Penelitian...............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Media.........................................................................................8
B. Teori Manajemen Kebidanan...............................................................23
C. Landasan Hukum.................................................................................42
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi............................................................................................45
B. Lokasi Studi Kasus..............................................................................45
C. Subyek Studi Kasus.............................................................................45
D. Waktu Studi Kasus...............................................................................46
E. Instrumen Studi Kasus.........................................................................46
F. Teknik Pengambilan Data....................................................................46
G. Alat-alat yang dibutuhkan....................................................................49
H. Jadwal Penelitian.................................................................................50
viii
DAFTAR
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus.....................................................................................51
B. Pembahasan..........................................................................................69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...........................................................................................80
B. Saran.....................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasa Ijin Stusi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Studi Kasus

Lampiran 5. Balasan Ijin Studi Kasus

Lampiran 6. Surat Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien Dalam Pengambilan Kasus

Lampiran 8. Lembar Observasi

Lampiran 9. SAP Personal Hygiene

Lampiran 10. Leaflet Vulva Hygiene

Lampiran 11. Dokumentasi

Lampiran 12. Lembar Konsultasi

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak

anak yang diinginkan melalui beberapa cara untuk mencegah ataupun

menunda kehamilan, yaitu dengan kontrasepsi atau pencegah kehamilan dan

perencanaan keluarga. Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan

berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barier (penghalang) contohnya

kondom yang menghalangi sperma, metode hormonal seperti pil dan metode

kontrasepsi alami yang tidak menggunakan alat – alat bantu maupun

hormonal, namun berdasrkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk

mencegah fertilisasi (pembuahan). Faktor yang mempengaruhi pemilihan

kontrasepsi adalah efektifitas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek samping,

serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur

dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas

biaya serta peran dan agama dalam kultur budaya mengenai kontrasepsi

tersebut, faktor lainnya adalah frekuensi melakukan hubungan seksual

(Sulistyawati, 2011).

Menurut BKKBN tahun 2014 tercatat sebanyak 8.500.247 peserta KB

aktif. Peserta KB suntik adalah peserta KB yang paling banyak dengan

4.128.115 peserta (48,56%), pil 2.261.480 peserta (26,60%), implant 728.215

peserta (9,23%), kondom 517.638 peserta (6,09%), IUD 658.632 peserta

1
2

7,75%), MOW 128.793 peserta (1,52%), MOP 21.374 peserta (0,25%)

(BKKBN, 2014).

Dinas Kesehatan Jawa Tengah menunjukan bahwa di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2014 presentase KB baru menurut metode kontrasepsi adalah

suntik 56,40%, pil 15,70%, implant 13,90%, IUD 7,50%, kondom 4,20%,

MOW 2,20%, MOP 0,20% (BKKBN Prov.Jateng, 2014).

Menurut sumber dari BBKBN pada tahun 2009 penggunaan alat

kontrasepsi hormonal adalah sebagai berikut : suntik di Indonesia sebanyak

35,2%, PIL KB sebanyak 28,1%, implant sebanyak 14,2% dan 22,5 % alat

kontrasepsi lain. Efek samping yang sering terjadi adalah gangguan pola haid,

hamper 59% wanita pengguna kontrasepsi suntik mengalami fase menstruasi

memanjang. memendek, dan bahkan yang paling sering tidak mengalami

haidsama sekali atau amenorrhea, berbeda dengan kontrasepsi pil oral 49%

dari penggunanya mengalami perdarahan bercak (spotting), 35% mengalami

perubahan berat badan , 10% sakit kepala, 4% mengalami mual muntah dan

2% mengalami keluhan lain (BKKBN, 2009).

Salah satu efek samping yang sering ditemukan pada jenis kontrasepsi

ini adalah gangguan pola haid seperti spotting (Saifuddin,2010). Spotting

merupakan perdarahan bercak yang sering dijumpai pada pasien pengguna KB

suntik 3 bulan. Akan tetapi, hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak

memerlukan pengobatan (Saifuddin, 2010). Spotting adalah perdarahan

intermenstrual yang jumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan

pemakaian tampon atau kassa pembalut, merupakan perdarahan ringan yang


3

tidak berbahaya (Hartanto, 2004). Apabila spotting cukup mengganggu

misalnya spotting tidak berhenti dalam waktu yang lama bahkan terjadi

perdarahan maka perlu diberi terapi untuk menghentikan perdarahan dan

apabila tidak segera ditangani maka akan menyebabkan anemia sehingga

dalam keadaan itu penambahan preparat zat besi sangat diperlukan atau

makanan-makanan yang banyak mengandung zat besi (Sulistyawati, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan tentang Asuhan Kebidanan Keluarga

Berencana Pada Ny. K P1 A0 Akseptor KB suntik Depo Progestin dengan

spotting di UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta pada tanggal 27 Februari

2017, diperoleh data pada bulan Februari 2016 sampai Februari 2017, terdapat

987 akseptor, yaitu akseptor KB suntik 854 orang (86,53%), IUD 89 orang

(9,02%), KB pil 32 orang (3,32%), Implant 12 orang (1,21%).Akseptor KB

suntik terdiri dari: suntik 3 bulan (Depo Progestin) 697 orang (81,62%) dan

suntik 1 bulan (Cyclofem) 157 orang (18,38%). Aseptor KB suntik 3 bulan

(Depo Progestin) yang tidak mengalami keluhan sebanyak 459 akseptor

(65,85%) dan yang mengalami keluhan sebanyak akseptor 238 (34,14%), yang

meliputi kenaikan berat badan sebanyak 109 akseptor (45,79%), spotting 87

akseptor (36,55%) dan amenorhea 42 akseptor (17,64%).

Berdasarkan data tersebut di atas masih banyak kejadian spotting pada

akseptor KB suntik 3 bulan (Depo Progestin), jika spotting tidak ditangani

dapat menyebabkan anemia, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih detail

mengenai spotting melalui penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. K P1A0 Akseptor KB Suntik Depo


4

Progestin dengan spoting di UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta UPTD

Puskesmas Nusukan Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny.K P 1 A0 umur 26 tahun akseptor

KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di UPTD Puskesmas Nusukan

Surakarta UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta.?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Penulis dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada sesuai dengan

manajemen kebidanan menurut Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa Mampu

1) Melaksanakan pengkajian data Ny.K P 1 A0 umur 26 tahun akseptor

KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di UPTD Puskesmas

Nusukan Surakarta UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta.

2) Melakukan interpretasi data serta merumuskan diagnosa

kebidanan, masalah dan kebutuhan pada data Ny.K P 1 A0 umur 26

tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di

UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta UPTD Puskesmas Nusukan

Surakarta.
5

3) Merumuskan diagnosa potensial pada Ny.K P 1 A0 umur 26 tahun

akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di UPTD

Puskesmas Nusukan Surakarta UPTD Puskesmas Nusukan

Surakarta.

4) Mengidentifikasi antisipasi atau tindakan segera yang akan

dilakasanakan pada Ny.K P1 A0 umur 26 tahun akseptor KB Suntik

Depo Progestin dengan spotting di UPTD Puskesmas Nusukan

Surakarta UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta.

5) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada Ny.K P 1 A0

umur 26 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

spotting di UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta UPTD

Puskesmas Nusukan Surakarta.

6) Melakasanakan tindakan asuhan kebidanan Ny.K P 1 A0 umur 26

tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di

UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta UPTD Puskesmas Nusukan

Surakarta.

7) Melakukan evaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada Ny.K

P1 A0 umur 26 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

spotting di UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta UPTD

Puskesmas Nusukan Surakarta.

b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus

nyata dilapangan serta alternatif pemecahan masalah pada akseptor

KB suntik Depo Progestin dengan spooting.


6

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Diri Sendiri

Menambah pengetahuan, pengalaman nyata, dan keterampilan mengenai

penatalaksanaan Asuhan Kebidanan khususnya tentang Asuhan Kebidanan

pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting.

2. Bagi Profesi

Sebagai bahan masukan atau informasi bagi pelayanan kebidanan pada

Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting.

3. Bagi Instansi

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai tolak ukur dalam

meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan

pada Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting.

4. Institusi Pendidikan Kebidanan

Sebagai bentuk pengetahuan atau referensi tentang asuhan kebidanan pada

Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting

E. Keaslian Studi Kasus

Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

Spotting pernah dilakukan oleh:

1. Devi Puspitasari (tahun 2010) Stikes Kusuma Husada Surakarta, dengan

judul : “Asuhan Kebidanan Pada Ny. D Akseptor KB Suntik Depo

Progestin dengan Spotting di BPS Delima Gayaman Sambung Macan

Sragen”. Asuhan yang diberikan berupa pil kontrasepsi kombinasi 30-


7

35µg etinilestradiol dengan dosis 3x1 per hari, Vit. K dengan dosis 3x1 per

hari, pemberian KIE tentang efek samping dari penggunaan KB suntik

Depo Progestin. Hasilnya Spotting dapat teratasi 6 hari keadaan ibu

membaik dan tetap menggunakan kontrasepsi suntik Depo Progestin.

2. Dewi Nugrahaeni (2008) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS),

dengan judul : “ Asuhan Kebidanan pada Ny. S umur 21 tahun aseptor KB

Suntik Depo Profera dengan spotting yaitu memberi informasi tentang

hasil pemeriksaan, pemberian informasi tentang perdarahan bercak, KIE

tentang sfek samping KB Suntik Depo Profera, menganjurkan ibu untuk

menjaga personal hygiene, pemberian dukungan moril, memberi terapi Pil

Kombinasi 30-35 Ug etinilestrsdiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari

,menganjurkan minum obat secara teratur, memberi tahu ibu untuk

kunjungan ulang bila ada keluhan dan akan dilakukan kunjungan rumah.

Hasilnya spotting teratasi 6 hari dan keadaan ibu membaik dan masih

menggunakan suntik Depo Profera.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis

1. Kontrasepsi

a. Pengertian

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi fertilitas (Irianto, 2014).

b. Macam-macam Kontrasepsi

Menurut Sulistyawati (2014), kontrasepsi dapat digolongkan sebagai

berikut :

1) Kontrasepsi dengan Metode Sederhana

a) Tanpa Alat

Metode sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan metode

kontrasepsi alamiah yang terdiri dari : metode kalender,

metode pantang berkala, metode suhu basal, metode lendir

serviks, metode simtomternal, koitus interputus.

b) Dengan Alat

(1) Mekanis/Barier : kondom pria, kondom wanita (barier

intravagina)

(2) Secara Kimiawi : spermisida

8
9

2) Kontrasepsi dengan Metode Modern

a) Kontrasepsi Hormonal

(1) Kontrasepsi Oral : Monofasik, Bifasik, Trifasik.

(2) Suntik Injeksi : Depomendroksiprogesteron asetat

(DMPA), Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat).

(3) Subkutis/ Implan : Norplant, Implanon, Jadena dan

indoplant.

(4) Intra-Uterine Devices (IUD/AKDR) : Copper T, Copper

7,Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A

b) Kontrasepsi dengan Metode Operasi

(1) Tubektomi atau Metode Operasi Wanita (MOW)

(2) Vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP)

2. Kontrasepsi Suntik

a. Pengertian

Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang

berisi hormon progesteron yang disuntikkan ke dalam tubuh wanita

secara periodik 1 bulan sekali berisi Estrogen dan Progestern atau 3

bulan sekali yang berisi Progesteron saja (Irianto, 2014).

b. Jenis Kontrasepsi Suntik


Jenis-jenis kontrasepsi suntik menurut Irianto (2014), antara lain :

1) Golongan Progestin, misalnya Depo provera 150 mg isi 1cc

(disuntikkan tiap tiga bulan) dan Depo Progestin 150 mg isi 3cc

(disuntikkan tiap tiga bulan).


1

2) Golongan Progestin dengan campuran Estrogen Propionat,

misalnya cyclofem 50 mg (disuntik tiap 1 bulan).

3. Kontrasepsi suntik Depo Progestin

a. Depo Progestin merupakan kontrasepsi suntikan yang berisi hormon

progesteron (Handayani, 2010).

b. Mekanisme kerja suntik Depo Progestin (DMPA)

Menurut Sulistyawati (2014), mekanisme kerja suntik Depo Progestin

antara lain :

1) Mencegah ovulasi.

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma.

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

c. Indikasi pemakaian kontrasepsi Depo Progestin (DMPA)

1) Usia reproduksi.

2) Telah memiliki anak .

3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki

efektifitas tinggi.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

6) Setelah abortus atau keguguran.

7) Telah memiliki banyak anak, tetapi belum menghendaki

tubektomi.
1

8) Tekanan darah < 180/110 mmHg dengan masalah gangguan

pembekuan darah atau dengan anemia bulan sabit.

9) Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung

estrogen.

10) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

11) Anemia defisiensi besi.

12) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh

menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (Sulistyawati, 2014).

d. Kontra Indikasi pemakaian kontrasepsi Depo Progestin (DMPA)

Menurut Sulistyawati (2014), kontra indikasi kontrasepsi Depo

Progestin antara lain :

1) Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada 7 janin per 100.000

kelahiran).

2) Memiliki riwayat perdarahan pervaginam yang belum yang belum

jelas penyebabnya.

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama

amenore.

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

5) Menderita diabetes melitus disertai komplikasi.

e. Waktu untuk memulai menggunakan kontrasepsi Depo Progestin

(DMPA).

1) Setiap saat selama siklus haid, dengan syarat tidak hamil.

2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.


1

3) Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan

setiap saat, dengan syarat tidak hamil. Selama tujuh hari setelah

suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

4) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan

ingin mengganti alat kontrasepsi suntik. Apabila telah

menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar dan

tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan tanpa perlu

menunggu sampai haid berikutnya datang.

5) Apabila sedang menggunakan satu jenis kontrasepsi suntik dan

ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntik jenis lain,

kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat

jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

6) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan

ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan

pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera

diberikan, dengan syarat tidak hamil dan pemberiannya tidak

perlu menunggu haid berikutnya datang. Apabila disuntikkan

setelah hari ke-7, maka selama tujuh hari setelah suntikan tidak

boleh melakukan hubungan seksual.

7) Ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan

pertama diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid,

atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid,

dengan syarat yakin tidak hamil.


1

8) Tidak haid atau dengan perdarahan yang teratur. Suntikan

pertama dapat diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil,

dan selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual (Sulistyawati, 2014).

f. Cara penggunaan kontrasepsi Depo Progestin (DMPA)

Menurut Arum dan Sujiyatini (2011), cara penggunaan

kontrasepsi Depo Progestin antara lain :

1) Kontrasepsi DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

intramskular yang dalam didaerah pantat. Apabila suntikan

diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan

lambat dan tidak bekerja secara efektif. Suntikan diberikan setiap

90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi

berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai injeksi kelima

diberikan setiap 12 minggu.

2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang

dibasahi oleh etil/ isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering

sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.

3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-

gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila

terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan

menghilangkannya dengan menghangatkannya.


1

g. Efek samping, penyebab dan penanggulangan kontrasepsi Depo

Progestin (DMPA)

Menurut Irianto (2014), penggunaan kontrasepsi Depo Progestin

dapat menimbulkan beberapa efek samping antara lain :

1) Gangguan Siklus Haid

a) Gejala : Tidak mengalami haid (Amenore), perdarahan berupa

tetesan atau bercak-bercak (spotting), perdarahan di luar siklus

haid (metroragia), perdarahan haid yang lebih lama dan atau

lebih banyak dari pada biasanya.

b) Penyebab

Karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga

endometrium mengalami perubahan histologi.Keadaan

amenore disebabkan atropi endometrium.

c) Penangganan

(1) KIE

(a) Jelaskan sebab terjadinya.

(b) Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam

rangka penyesuaian diri, bersifat sementara dan

individu.

(c) Motivasikan agar tetap memakainya.

(2) Tindakan Medis

(a) Amenore (tidak haid)


1

Pastikan bukan kehamilan, beri pil kontrasepsi

kombinasi dosis 1x1 tablet perhari dimulai IV selama

4-5 hari. Jika terjadi hamil hentikan penggunaan KB.

(b) Spotting/ Metroragia (perdarahan bercak atau

menetes) Jika ringan tidak terlalu mengganggu tidak

perlu diberi obat. Jika cukup mengganggu, dapat

diberikan pil KB 3x1 tablet selama 7 hari. Menoragia

(perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari

biasanya) tablet sulfat ferosus 3x1 tablet (5-7 hari)

sampai keadaan membaik.

2) Depresi

a) Gejala : Lesu, tidak bersemangat

b) Penyebab : Dengan adanya hormon progesteron terutama

yangberisi 19 norsteroid menyebabkan kurangnya vitamin B6

(piridoksin) di dalam tubuh, adanya retensi dalam.

c) Penangan

(1) KIE : Jelaskan sebab terjadinya, jelaskan bahwa gejalaini

bersifat sementara dan individu, beri motivasi agar tetap

memakai suntikan.

(2) Tindakan Medis

(a) Untuk segala depresi ringan sampai sedang diberikan:

vitamin B6 (2-3x1 tablet @10 mg per hari sampai

gejala depresi hilang)


1

(b) Anjurkan untuk melakukan diet rendah garam sampai

gejala depresi hilang

3) Keputihan

a) Gejala : Keluarnya cairan berwarna putih dalam vaginaatau

adanya cairan putih di mulut vagina

b) Penyebab : Oleh karena efek progesteron mengubah flora dan

pH vagina, jamur mudah tumbuh di dalam tubuh vagina dan

menimbulkan keputihan.

c) Penanganan

(1) KIE : Jelaskan sebab terjadinya, menjaga

kebersihandaerah kemaluan (berganti celana dalam,

menggunakan pembalut cocok), motivasi agar tetap

memakai suntikan.

(2) Tindakan medis

(a) Jika disertai gatal, cairan berwarna kuning kehijauan

atau berbau tidak sedap, dapat diberikan pengobatan

antimikotik. Per-vagina selama 14 hari.

(b) Jika pemberian antis-nikotik tidak menolong, dan

keputihan terus berlangsung maka pemakaian suntikan

dihentikan sementara.

4) Jerawat

a) Gejala : Timbulnya jerawat pada wajah.


1

b) Penyebab : Progestinnya, terutama 19-non progestin

menyebabkan peningkatan kadar lemak.

c) Penanganan

(1) KIE : Menguangi makanan berlemak (kacang, susu,

kuning telur), menjaga kebersihan wajah dengan

membersihkan wajah dua kali perhari dengan

membersihkan muka, menghindari pemakaian kosmetik

wajah yang berlebih.

(2) Tindakan Medis

(a) Jika tidak mengganggu cukup menjaga kebersihan

wajah.

(b) Jika terlihat infeksi dapat diberi tertrasiklin 3-4 x 1

kapsul @ 250 mg selama 1-2 minggu.

(c) Jika jerawat menetap dan bertambah banyak, ganti

cara kontrasepsi non-hormonal.

5) Rambut Rontok

a) Gejala : Rambut rontok selama pemakaian suntikan ataubisa

sesudah penghentian suntikan.

b) Penyebab : Terutama 19-norprogestin dapat mempengaruhi

folikel rambut, sehingga timbul kerontokan rambut.

c) Penagganan

(1) KIE : Jelaskan sebab terjadinya, gejala ini bersifat

sementara dan individu. Akan kembali normal tanpa


1

pengobatan setelah suntikan dihentikan, jika klien tidak

dapat mentoleir gejala ini, anjurkan untuk ganti cara

kontrasepsi non-hormonal

(2) Medis : Dalam hal ini tidak diperlukan.

6) Perubahan berat badan

a) Gejala

(1) Berat badan bertambah atau naik. Kenaikan berat badan

rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg

(menurut hasil penelitian Depo Provera).

(2) Berat badan berkurang atau turun setiap tahun rata-rata

penurunan berat badan antara 1,6-1,9 kg (menurut hasil

penelitian Depo Provera).

b) Penyebab: Terjadinya kenaikan berat badan, kemungkinan

karena hormon progesteron mempermudah perubahan

karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di

bawah kulit bertambah. Selain itu hormon progesteron juga

menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurun aktivitas

fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat

badan bertambah.

c) Penanganan

(1) KIE : Jelaskan sebab terjadinya, penambahan beratbadan

ini bersifat sementara dan individu (tidak terjadi pada

semua pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh wanita


1

terhadap metabolisme progesteron). Sebagaian klien

menganggap hal ini sebagai keuntungan.

(2) Tindakan medis

(a) Berat badan meningkat.

(b) Jika kenaikan berat badan ini tidak mengganggu. Dan

pestikan bahwa penambahan berat badan bukan karena

kehamilan.

(c) Anjurkan klien untuk melakukan diet rendah kalori

dan olahraga yang proporsional untuk menjaga berat

badannya.

(d) Jika cara tersebut diatas tidak menolong dan berat

badan menurun terus, pemakaian suntikan di hentikan

dan ganti cara kontrasepsi yang non-hormonal

(AKDR).

7) Pusing atau sakit kepala (migrain)

a) Gejala : Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi/seluruh

bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang

sangat amat.

b) Penyebab : Belum ada kesepakatan dikalangan para ahli

tentang penyebabnya. Hal ini biasanya dikaitkan oleh reaksi

tubuh terhadap progeston.


2

c) Penanganan

(1) KIE : Jelaskan sebab terjadinya, jelaskan bahwa gejalaini

bersifat sementara dan individu, beri motivasi agar tetap

memakai suntikan

(2) Tindakan medis

(a) Pastikan tekanan darahnya normal

(b) Berikan pengobatan simtomatis : sakit kepala

(antalgin 3 x 500 g / hari selama 3 - 5 hari, atau

parasetamol 3 x 500 mg / hari selama 3 x 250 – 500

mg kapsul/ hari selama 3-5 hari). Migrain (preparat

ergotamin 2 x 1 mg selama 3 – 5 hari).

(c) Jika pemberian obat tidak menolong dan keadaan

tambah berat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti

kontrasepsi non-hormonal.

8) Mual dan Muntah

a) Gejala : Rasa mual sampai muntah seperti hamil muda.

b) Terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan.

Penyebab : Kemunkinan karena reaksi tubuh terhadap hormon

progesteron yang mempengaruhi produksi asam lambung.

c) Penanganan

(1) KIE: Jelaskan sebab terjadinya, jelaskan bahwa gejala ini

bersifat sementara dan indvidu. Biasanya tubuh akan

menyesuaikan diri setelah 2 – 3 bulan dan rasa mual akan


2

hilang akan hilang dengan sendirinya, motivasi agar tetap

memakai suntikan.

(2) Tindakan medis

(a) Pastikan mual dan muntah bukan karena kehamilan

(pemeriksaan fisik dan laborat)

(b) Jika mengganggu, berikan : metaklopramid 3 x 10 mg

selama 5-7 hari. Makan secara teratur, usahakan

lambung tidak terlalu lama kosong.

(c) Jika dalam waktu 3 bulan gejala menetap atau

bertambah berat, hentikan pemakaian suntikan dan

ganti cara kontrasepsi non hormonal.

9) Perubahan Libido

a) Gejala : Terjadinya penurunan atau peningkatan dorongan

seksual.

b) Penyebab

Penurunan libido, terjadi karena efek progeston terutama yang

berisi 19 progeston menyebabkan keadaan vagina kering.

Namun demikian faktor psikis dapat juga berpengaruh dalam

hal ini.

4. Spotting

a. Pengertian Spotting

Spotting adalah bercak – bercak perdarahan di luar haid yang terjadi

selama akseptor mengikuti keluarga berencana suntik (Mulyani dan

Rinawati, 2013).
2

b. Gejala Spotting

Menurut Saifuddin (2010), gejala Spotting adalah perdarahan yang

ditimbulkan berupa bercak-bercak ringan.

c. Penyebab Spotting

Penyebab spotting terjadinya pelebaran pembuluh vena kecil di

endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh, sehingga terjadi

perdarahan lokal. Bila efek gestaden kurang, stabilitas stoma

berkurang, yang pada akhirnya akan terjadi perdarahan

(Bazaid, 2008).

d. Penatalaksanaan

Menurut Sulistyawati (2011), penatalaksanaan spotting adalah

sebagai berikut : Informasikan bahwa perdarahan ringan sering

dijumpai tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak

memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan

tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan dua

pilihan pengobatan yaitu preparat estrogen atau progesteron.

Apabila perdarahan tidak berhenti untuk mencegah anemia perlu

diberi preparat besi atau makanan-makanan yang banyak mengandung

zat besi. Menurut Saifuddin (2010) dan Alimul (2006),

penatalaksanaan spotting adalah sebagai berikut :

1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai,

tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak

memerlukan pengobatan.
2

2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan

ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan

pengobatan :

a) 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol),

ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/ hari untuk 5 hari). Jelaskan

bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat

terjadi perdarahan.

b) Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan

ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi

kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus

pil. kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol

atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 - 21 hari.

3) Berikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang

bertujuan untuk mencagah terjadinya infeksi pada vulva, salah

satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan

vulva dari depan kebelakang menggunakan air bersih.

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan- penemuan, keterampilan

dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu

keputusan yang berfokus pada klien (Varney dkk, 2007).


2

2. Manajemen Kebidanan dan 7 langkah Varney

Menururut Varney (2007), menejemen kebidanan terdiri dari :

a. Langkah pertama : Pengkajian data

Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai

sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien (Varney dkk, 2007).

1) Data Subjektif

Data Subjektif adalah informasi yang dicatat mencakup

identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung

kepada pasien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga

kesehatan (Hidayat, 2013)

a) Data Subjektif

Menurut Sulistyawati (2010), adalah sebagai berikut :

(1) Nama

Selain sebagai identitas, upayakan agar nama sesuai

dengan nama panggilan sehingga hubungan komunikasi

lebih akrab antara bidan dan klien.

(2) Umur

Untuk mengetahui termasuk sebagai pertimbangan

dalam menentukan cara KB yang rasional dan untuk

mengetahui apakah pasien masih dalam usia produksi

atau tidak.
2

(3) Agama

Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut akseptor,

karena ada agama yang menganggap tabu cara KB.

(4) Suku Bangsa

Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut oleh

akseptor.

(5) Pendidikan terakhir

Untuk mengetahui tingkat intelektual yang

mempengaruhi perilaku seseorang.

(6) Pekerjaan

Untuk mempengaruhi tingkat ekonomi keluarga atau

penghasilan.

(7) Alamat

Untuk menghindari kekeliruan bila ada dua pasien

dengan nama yang sama untuk keperluan kunjungan

rumah.

b) Keluhan Utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan.

Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting

yang dikeluhkan ialah mengeluarkan bercak – bercak ringan

(Saifudin, 2010).

c) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan klien, usia nikah

pertama kali, dan lamanya perkawinan (Sulistyawati, 2014).


2

d) Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui menarche, siklus, lama menstruasi,

banyaknya ganti pembalut dalam sehari, teratur atau tidak,

sifat darah dan keluhan- keluhan yang dirasakan pada waktu

menstruasi (Sulistyawati, 2014). Pengkajian riwayat

menstruasi ini, dalam kasus KB suntik Depo Progestin

sangat dibutuhkan karena untuk membedakan antara mana

yang merupakan siklus menstruasi ibu dan mana yang

merupakan perdarahan diluar siklus mestruasi. Juga

digunakan untuk mengetahui apakah ibu mengalami

kelainan atau gangguan reproduksi atau tidak

(Varney dkk, 2007).

e) Riwayat Kehamilan dan Nifas yang lalu

Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil

konsepsi akhirnya (abortus, lahir hidup, penolong

persalinan, apakah anaknya masih hidup, dan apakah dalam

kesehatan yang baik), apakah terdapat komplikasi intervensi

pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas sebelumnya

(Sulistyawati, 2009).

f) Riwayat Keluarga Berencana

Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi

akseptor KB. Kalau pernah, kontrasepsi apa yang pernah

digunakan, berapa lama, mulai menggunakan, kapan


2

berhenti, keluhan pada saat ikut KB, alasan berhenti KB

(Hidayat, 2013).

g) Riwayat Penyakit

(1) Riwayat penyakit sekarang

Untuk mengetahui penyakit apa yang sedang pasien

derita sekarang (Astuti, 2012). Menanyakan pada ibu apa

saja keluhan utama yang dirasakan ibu saat ini dan kapan

keluhan itu berawal (Varney dkk, 2007). Ibu

mengeluhkan mengalami perdarahan yang membuatnya

terganggu (Irianto, 2014).

(2) Riwayat Penyakit Sistemik

Riwayat kesehatan yang lalu ditanyakan untuk

mengidentifikasi kondisi kesehatan dan untuk

mengetahui penyakit yang diderita dahulu seperti

jantung, asma, TBC, hipertensi, diabetes,

PMS,HIV/AIDS (Sulistyawati, 2014). Pada penderita

penyakit diabetes militus, hipertensi dan jantung tidak

diperolehkan memakai KB suntik Depo Progestin

(Irinto, 2014). Untuk riwayat penyakit sistemik sangat

penting untuk mengetahui apakah ibu mengalami infeksi

pada saluran genetalia atau mengalami perdarahan dan

mengganggu sebelum memakai alat kontrasepsi suntik

Depo Progestin (Varney dkk, 2007).


2

(3) Riwayat Penyakit Keluarga

Dikaji dengan penyakit yang menurun dan menular yang

dapat mempengaruhi kesehatan akseptor KB. Sehingga

dapat diketahui penyakit keturunan misalnya hipertensi,

jantung, asma, baik dari pihak istri maupun pihak suami

(Astuti, 2012).

h) Pola kebiasaan sehari-hari

(1) Pola Nutrisi

Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien.

Dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau

tidak pada pasien. Pada akseptor KB suntik

DepoProgestin dengan spotting diperlukan

mengkonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung

zat besi untuk mencegah terjadinya anemia

(Sulistyawati, 2014).

(2) Pola Eliminasi

Untuk mengetahui BAB dan BAK berapa kali sehari

warna dan konsistensi. Pada akseptor KB suntik Depo

Progestin dengan spotting secara normal tidak

mempengaruhi pola eliminasi sehari-hari

(Saifuddin, 2010).

(3) Pola Istirahat

Untuk mengetahui beberapa lama ibu tidur siang dan

berapa lama ibu tidur pada malam hari. Pada akseptor


2

KB suntik Depo Progestin dengan spotting tidak

mempengaruhi pola istirahat (Sulistyawati, 2009).

(4) Pola Seksual

Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan

akseptor dalam hubungan seksual. Pada akseptor KB

suntik Depo Progestin dengan spotting mengalami

penurunan libido (Irianto, 2014).

(5) Personal hygiene

Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kramas, serta

ganti baju, ganti celana dalam serta ganti pembalut

setidaknya 2 kali sehari (Sulistyawati, 2009). Pada

akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting

dianjurkan untuk menjaga kebersihan genetalia

(Sulistyawati, 2014)

(6) Aktivitas

Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang

lemah atau adanya nyeri akibat penyakit-penyakit yang

dialaminya. Pada akseptor KB suntik Depo Progestin

dengan spotting aktivitasnya terganggu karena keluarnya

bercak darah (Saifuddin, 2010).

i) Data Psikologis

Data psikologis ini untuk mengetahui keadaan

psikologis pasien Akseptor KB Suntik Depo Progestin


3

dengan spotting merasa cemas atau tidak dengan adanya

bercak darah yang keluar (Sulistyawati, 2014).

2) Data Objektif

Data Objektif adalah data yang dikumpulkan untuk menegakkan

diagnosa melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi, dan pemeriksaan penunjang (Sulistyawati, 2014).

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan Umum : Mengetahui keadaan pasien baik atau

tidak (Sulistyawati, 2014). Pada pasien Akseptor KB

Suntik Depo Progestin dengan spooting keadaan

umumnya baik (Sulistyawati, 2014).

(2) Kesadaran : Menilai status kesadaran pasien

(Sulistyawati, 2014). Pada pasien Akseptor KB Suntik

Depo Progestin dengan spooting kesadaran composmetis

(Sulistyawati, 2009).

(3) Pemeriksaan tanda vital

(a) Tekanan darah (vital sign)

Mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi

dengan nilai satuannya mmHg. Untuk pengguna KB

suntik sebaiknya tekanan darah kurang dari 160/90

mmHg (Sulistyawati, 2014). Jika pengguna KB

suntik Depo Progestin sebelumnya sudah menderita

penyakit hipertensi sebaiknya jangan


3

menggunakannnya karena dapat meningkatkan

tekanan darah (Sulistyawati, 2009).

(b) Pengukuran Suhu Mengetahui suhu badan pasien,

suhu badan normal adalah 36°C sampai 37,5°C

(Sulistyawati, 2009).

(c) Nadi

Memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut nadi

normal 70x/ menit sampai 88x/ menit

(Sulistyawati, 2009).

(d) Pernafasan

Mengetahui sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam

satu menit. Pernafasan normal 16 sampai 20x/ menit

(Sulistyawati, 2009).

b) Pemeriksaan Sistematis

(1) Kepala

(a) Rambut

Untuk menilai warna, kelebatan, dan

karakteristik seperti ikal, lurus, keriting

(Sulistyawati, 2009).

(b) Muka

Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan,

oedema, cloasma (Sulistyawati, 2009).


3

(c) Mata

Conjungtiva berwarna merah muda atau tidak,

seklera berwarna putih atau tidak (Alimul, 2006).

Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan

spotting apabila pasien anemia maka conjungtiva

pucat (Sulistyawati, 2009).

(d) Hidung

Untuk mengetahui apakah ada polip atau tidak

(Sulistyawati, 2009).

(e) Telinga

Bagaimana keadaan telinga, liang telinga, dan ada

serumen atau tidak (Sulistyawati, 2009).

(f) Mulut

Untuk mengetahui mulut bersih apa tidak ada

caries atau tidak dan ada karang gigi atau tidak

(Sulistyawati, 2009).

(2) Leher

Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid,

tumor dan pembesaran getah bening

(Sulistyawati, 2009).

(3) Dada dan Axilla

Apakah ada benjolan pada payudara atau tidak, dan

apakah sistematis kanan kiri pada axilla adakah

pembesaran kelenjar betah bening (Sulistyawati, 2009).


3

(4) Abdomen

Apakah ada jaringan parut atau bekas operasi adakah

nyeri tekan serta adanya massa dengan cara palpasi

(Sulistyawati, 2009).

(5) Genetalia

Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda - tanda

infeksi, varices, pembesaran kelenjar bartholini, dan

perdarahan (Kusmiyati, 2006). Pada akseptor KB suntik

tiga bulan Depo Progestin PPV (Pengeluaran Per

Vaginam) berupa darah bercak merah

(Sulistyawati, 2009).

(6) Ekstremitas

Apakah terdapat varices, oedema atau tidak, betis merah

atau lembek atau keras (Sulistyawati, 2009).

c) Pemeriksaan Laboratorium

Digunakan data untuk mengetahui kondisi pasien sebagai

data penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan

pada kasus KB suntik Depo Progestin dengan spotting yaitu

dilakukan pemeriksaan Hb apakah ibu mengalami anemia

atau tidak, bila HB < 8 g% segera beri terapi

(Sulistyawati, 2009)

b. Langkah kedua : Interpretasi data

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi satu

diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi menjadi diagnosa.


3

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnostik kebidanan (Varney dkk, 2007).

Ny. X Px Ax umur X tahun Akaseptor KB Suntik Depo Progestin

dengan spotting

Data Dasar Data Subjektif :

a) Ibu mengatakan bernama Ny. X Px Ax umur X tahun.

b) Ibu mengatakan mengeluarkan bercak – bercak ringan

(Sulistyawati, 2009).

c) Ibu mengatakan mengeluh mengalami perdarahan yang

membuatnya terganggu (Irianto, 2014).

d) Ibu mengatakan tidak pernah mengalami infeksi pada

saluran genetalia atau mengalami perdarahan yang

mengganggu sebelum memakai alat kontrasepsi suntik Depo

Progestin (Varney dkk, 2007).

e) Ibu mengatakan mengkonsumsi lebih banyak makanan yang

mengandung zat besi untuk mencegah anemia

(Sulistyawati, 2009)

f) Ibu mengatakan pola eliminasinya tidak terganggu

(Saifuddin, 2010).

g) Ibu mengatakan pola istirahatnya tidak terganggu

(Sulistyawati, 2009).
3

h) Ibu mengatakan mengalami penurunan libido (Irianto, 2014)

i) Ibu mengatakan menjaga kebersihan genetaliannya

(Sulistyawati, 2014)

j) Ibu mengatakan aktifitasnya terganggu karena keluar

bercak- bercak darah (Saifuddin, 2010).

k) Ibu mengatakan cemas dengan adanya bercak darah yang

keluar (Sulistyawati, 2014).

Data Objektif :

a) Keadaan Ibu : Baik (Sulistyawati, 2009).

b) Kesadaran : Composmetis (Sulistyawati, 2009).

c) Vital sign :

(1) Tekanan Darah : kurang dari 160/90 mmHg

(Sulistyawati, 2014).

(2) Respirasi : 16-20x/ menit (Sulistyawati, 2009).

(3) Suhu : 36°C - 37,5°C (Sulistyawati, 2009).

(4) Nadi : 70 - 88 x/ menit (Sulistyawati, 2009)

d) Conjungtiva pucat (Sulistyawati,2009).

e) Genetalia : Pengeluaran pervaginam berupa bercak - bercak

merah (Saifuddin,2010).

f) Pemeriksaan penunjang laboratorium bila HB < 8 g% segera

diberi terapi (Sulistyawati, 2009).


3

2) Masalah

Masalah adalah yang berkaitan dengan keadaan dari hasil

pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan

pasien (Hidayat dan Wildan, 2013). Masalah yang sering timbul

muncul pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting

adalah rasa cemas karena perdarahan diluar haid

(Saifuddin, 2010).

3) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien-pasien dan

yang belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang

didapatkan dengan melakukan analisa data Kebutuhan yang

diperlukan akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting

adalah dukungan moril pada ibu (Irianto, K.2014).

c. Langkah Ketiga : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul

berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila diagnosa

atau masalah potensial ini benar- benar terjadi

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

Diagnosa potensial yang terjadi pada akseptor KB Suntik Depo

Progestin adalah anemia (Sulistyawati, 2011).


3

d. Langkah Keempat : Antisipasi

Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan

harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang

dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang

dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada

step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan segera.

Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu

dilakukan secara mandiri, segera kolaborasi atau bersifat rujukan

(Sulistyawati dan Nugrheny,2010).

Antisipasi pada spotting yaitu pemberian 1 siklus pil

kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol), ibuprofen

(sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari). Jelaskan bahwa selesai

pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan atau

2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan

dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg

etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 - 21

hari. (Saifuddin, 2010).

e. Langkah Kelima : Perencanaan

Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan

kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya.

Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan pada akseptor

KB Suntik Depo Progestin dengan spotting menurut Saifuddin

(2010) adalah :
3

1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi

hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak

memerlukan pengobatan.

2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin

melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan

pengobatan:

a) 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg

etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk

5 hari). Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi

kombinasi dapat terjadi perdarahan.

b) Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan

ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi

kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1

siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg

etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi

untuk 14 - 21 hari.

3) Berikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang

bertujuan untuk mencagah terjadinya infeksi pada vulva, salah

satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan

vulva dari depan kebelakang menggunakan air bersih

(Alimul,2006).

f. Langkah Keenam : Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan dari asuhan yang telah

direncanakan secaea efisien dan aman.Pada kasus dimana bidan


3

harus kolaborasi dengan dokter, maka keterlibatan bidan dalam

manajemen asuhan pesien adalah tetap bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010). Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung

tindakan yang telah direncanakan pada akseptor KB Suntik Depo

Progestin dengan spotting menurut Saifuddin (2010), adalah :

1) Menginformasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai,

tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak

memerlukan pengobatan.

2) Apabila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan

ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan

pengobatan:

a) 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35µg

etinilestradiol), ibu profen (sampai 800 mg, 3x/hari

untuk5 hari).Jelaskan bahwa selesai pemberian pil

kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.

b) Apabila terjadi perdarahan banyak selama pemberian

suntikan diangani dengan pemberian 2 tablet pil

kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan

dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50

µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi

untuk 14 - 21 hari.

3) Memberikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang

bertujuan untuk mencagah terjadinya infeksi pada vulva, salah


4

satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan

vulva dari depan kebelakang menggunakan air bersih

(Alimul, 2006).

g. Langkah Ketujuh : Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang

kita berikan kepada pasien. Kita mengacu kepada beberapa

pertimbangan yaitu tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan

untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010).

Menurut Saifuddin (2010), evaluasi yang diharapkan pada

akseptor KB suntik Depo Progesteron dengan spotting meliputi :

1) Ibu mengerti tentang efek samping yang akan timbul pada

akseptor KB Suntik Depo Progestin.

2) Ibu sudah tidak merasa cemas dengan keadaannya.

3) Spotting dapat teratasi dan pasien tetap menggunakan KB

Suntik Depo Progestin.


4

Data Perkembangan

Pendokumentasian asuhan kebidanan, rencana asuhan kebidanan ditulis

dalam data perkembangan SOAP yang merupakan salah satu pendokumentasian

menurut Varney (2007), SOAP merupakan singkatan dari:

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa.Anamnesa dilakukan pada akseptor KB Suntik Depo

Progestin dengan Spotting.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung Assessment. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan

melihat keadaan umum, kesadaran dan perdarahan pervaginam.Pada

pemeriksaan laboratorium misalnya pada pemeriksaan Hb.

A: Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan implementasi data


subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
P: Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan evaluasi

berdasarkan assessment. Memberikan konseling sesuai dengan

permasalahan yang ada sebagai upaya untuk membantu proses

pengobatan.
4

C. Landasan Hukum

Kewenangan Bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi

bidan di Indonesia, dalam kasus KB suntik Depo Progestin dengan spotting

bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya dalam Permenkes

RI No. 97/Menkes/Per/X/2014 tentang Izin penyelenggaraan praktek Bidan,

dalam kasus ini bidan berwenang untuk :

1. Pasal 18

a) Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi dilakukan dengan cara yang

dapat dipertanggung jawabkan dari segi agama, norma budaya, etika,

serta segi kesehatan.

b) Pelayanan kontrasepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

(1) Pergerakan pelayanan kontrasepsi.

(2) Pemberian atau pemasangan kontrasepsi.

(3) Penanganan terhadap efek samping, komplikasi, dan kegagalan

kontrasepsi.

2. Pasal 19

a) Pergerakan pelayanan kontrasepsi sebagaimana dimaksud dalam pasal

18 ayat (2) huruf a dilakukan sebelum pelayanan sampai pasangan

usia subur siap untuk memilih metode alat kontrasepsi.

b) Pergerakan pelayanan kontrasepsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(a) dilakukan secara berkesinambungan oleh tenaga kesehatan dan

tenaga non kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –

undangan.
4

3. Pasal 20

a) Pemberian atau pemasangan kontrasepsi sebagaimana dimaksud

dalam pasal 18 ayat (b) huruf 2 harus didahului oleh konseling dan

persetujuan tindakan medic (Infomed consent).

b) Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (a) dapat dilakukan

difasilitas pelayanan kesehatan atau tempat pelayanan lain.

c) Konseling senagaimana dimaksud pada ayat (a) berupa komunikasi,

informasi, dan edukasi tentang metode kontrasepsi.

d) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (c) harus dilakukan secara

lengkap dan cukup sehingga pasien dapat memutuskan untuk memilih

metode kontrasepsi yang akan digunakan (Infomed coise).

4. Pasal 21

a) Penangan terhadap efek samping, komplikasi, dan kegagalan

kontrasepsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (b) huruf 3

dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat berupa konseling, pelayanan

sesuai standar, dan / atau rujukan kefasilitas pelayanan kesehatan

lanjutan.

b) Efek samping sebagaimana dimaksud pada ayat (a) merupakan efek

yang tidak diinginkan akibat penggunaan alat kontrasepsi tetapi tidak

menimbulkan akibat yang serius.

c) Kontrasepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (a) merupakan

gangguan kesehatan ringan sampai berat bagi klien yang terjadi akibat

proses pemberian / pemasangan metode kontrasepsi.


4

5. Pasal 23

a) Metode kontrasepsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dapat

berupa:

(1) Metode kontrasepsi jangka pendek

(2) Metode kontrasepsi jangka panjang

(3) Metode kontrasepsi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada

ayat (b) huruf 1 meliputi suntik, pil, dan kondom.

(4) Pemberian pelayanan Metode kontrasepsi jangka pendek berupa

suntik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan metode

kontrasepsi jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.


BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Jenis Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bentuk laporan studi kasus

dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu

metode yang dilakukan dengan bertujuan untuk mendeskriptifkan, atau

memaparkan peristiwa-peristiwa yang dilakukan secara sistematis dan

menekankan pada data faktual dari pada penyimpanan. Studi kasus adalah

meneliti suatu pemasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.

Studi kasus ini menggunakan asuhan kebidanan dengan manajemen Varney

yang terdiri dari 7 langkah (Notoatmodjo, 2010).

Laporan studi kasus ini menggambarkan tentang asuhan kebidanan

keluarga berencana pada Ny K P 1A0 umur 26 tahun akseptor KB Suntik Depo

Progestin dengan spotting.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi pengambilan kasus adalah tempat dimana pengambilan kasus

diambil (Notoadmojo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan di UPTD

Puskesmas Nusukan Surakarta.

C. Subjek Studi Kasus

Merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan

kasus (Notoadmojo, 2012). Subjek dalam studi kasus ini yaitu Ny.K P 1 A0

umur 26 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting.

45
4

D. Waktu Studi Kasus

Waktu pelaksanaan adalah batas waktu dimana kasus diambil

(Notoatmojo, 2010). Studi studi kasus ini dilaksanakan pada bulan Desember

2016 - Agustus 2017 dan pengambilan kasus pada studi kasus ini

dilaksanakan pada tanggal 17 – 23 Mei 2017.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk pengumpulan

data (Arikunto, 2013). Penulisan studi kasus ini menggunakan format asuhan

kebidanan Keluarga Berencana dengan 7 langkah Varney dan data

perkembangan dengan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Studi kasus ini dilakukan dengan pengumpulan data primer dan

sekunder yang diperoleh dengan teknik wawancara dan observasi.

1. Data Primer

Menurut Hidayat (2007) data primer adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung oleh orang yang melakukan studi kasus.

a. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

Inspeksi adalah proses pengamatan atau observasi untuk

mendeteksi masalah kesehatan pasien (Hidayat, 2008). Pada

kasus KB suntik Depo Progestin dengan spotting inspeksi

dilakukan secara berurutan mulai kepala sampai kaki dan

pengeluaran pervaginam.Pada pemeriksaan konjungtiva, untuk

mengetahui kemungkinan adanya anemia pada akseptor KB

suntik Depo Progestin (Sulistyawati, 2014).


4

2) Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu

tangan untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan,

tekstur dan mobilitas (Hidayat, 2008). Pada akseptor KB suntik

dengan spotting pemeriksaan palpasi dilakukan melalui

pemeriksaan bimanual dengan meraba ada tidaknya massa dalam

ovarium dan uterus serta adanya nyeri (Sulistyawati, 2014).

3) Perkusi

Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan melakukan

pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian

tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan konsistensi organ-organ

tubuh, dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh

(Hidayat, 2008).Pada kasus KB Suntik Depo Progestin dengan

spotting pemeriksaan ini tidak harus dilakukan

(Wiknjosastro,2007).

4) Auskultasi

Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang dihasilkan

dalam tubuh melalui stetoskop (Hidayat, 2008).Pada pemeriksaan

kasus Suntik Depo Progestin dengan spotting, pemeriksaan

dilakukan untuk memeriksakan tekanan darah ibu normal atau

tidak (Wiknjosastro, 2007).

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari pasien.Jadi data tersebut diperoleh


4

langsung dari pasien (Notoadmojo, 2012). Pada kasus KB Suntik

Depo Progestin dengan spotting metode yang digunakan

adalahwawancara kepada klien dan bidan berdasarkan pedoman

menggunakan format asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney,

daftar pertanyaan yang penulis buat.

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulkan data dengan cara

mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pencatatan

pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil.

Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang (Notoadmojo, 2012). Untuk memperoleh

data objektif penulis melakukan pengamatan langsung pada akseptor

2. Data Skunder

Menurut Hidayat (2007) data sekunder adalah data yang diperoleh

selain dari pemeriksaan fisik, melainkan dari keterangan keluarga dan

lingkungannya, status dan dokumentasi pasien, serta catatan dalam

kebidanan. Data sekunder meliputi studi berupa :

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah semua bentuk informasi yang

berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi maupun tidak

resmi, dokumen resmi dibawah tanggung jawab instansi resmi,

misalnya laporan, catatan-catatan di dalam kartu klinik, sedangkan

tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah tanggung jawab

instansi tidak resmi seperti biografi, catatan harian (Notoadmojo,

2010). Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan


4

data yang diambil dari daftar rekam medis pasien di UPTD

Puskesmas Nusukan Surakarta.

b. Studi Kepustakaan

Menurut Sugiono (2009), studi kepustakaan adalah kajian

teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan

norma yang dikembangkan oleh berbagai ahli. Pada kasus KB Suntik

Depo Progestin dengan spotting penulisan menggunakan bahan

reverensi buku dari rekam medis pasien, jurnal, dan buku dari tahun

2005 sampai 2014.

G. Alat-Alat yang Digunakan

Menurut Saifuddin (2010), alat dan bahan yang dibutuhkan dalam

pengambilan data yaitu :

1. Alat yang dibutuhkan dalam melakukan wawancara antara lain :

a. Format pengkajian pada akseptor KB Suntik Depo Progestin.

b. Buku Tulis

c. Alat Tulis

2. Alat dan bahan dalam observasi antara lain :

a. Sphygmomanometer.

b. Stetoskop

c. Termometer

d. Timbangan berat badan

e. Tinggi badan

f. Kom berisi air


5

g. Speculum

h. Tampon tang

i. Kassa steril

j. Lampu sorot

k. Hanscoon

l. 1 set Hb sahlis

H. Jadwal Studi Kasus

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun Proposal Karya Tulis Ilmiah sampai dengan penulisan laporan

Karya Tulis Ilmiah, beserta waktu berlangsungnya setiap kegiatan tersebut

(Notoadmojo, 2012).
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Tanggal : 17 Mei 2017

Jam : 08.30 WIB

Tempat :UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta

A. Pengkajian

Tanggal : 17 Mei 2017 Jam : 08.30 WIB

a. Identitas Pasien

IDENTITAS IBU IDENTITAS AYAH

1. Nama : Ny. K Nama : Tn. H

2. Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun

3. Agama : Islam Agama : Islam

4. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

5. Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU

6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

7. Alamat : Tapen 3/5 Nusukan Surakarta

b. Anamnesa (Data Subyektif)

1) Keluhan utama :

Ibu mengatakan sebagai akseptor KB Suntik Depo Progestin dan

mengeluh mengeluarkan bercak darah yang keluar dari alat kelamin

sejak tanggal 13 Mei 2017 (selama 4 hari).

51
5

2) Riwayat mentruasi

a) Menarche : Umur 13 bulan

b) Siklus : Ibu mengatakan jarak haid tiap bulan 28

hari

c) Lama : Ibu mengatakan lama haidnya 6-7 hari

d) Banyaknya : Ibu megatakan sehari ganti pembalut 2-3

kali

e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur

f) Sifat darah : Ibu mengatakan darahnya encer merah

segar

g) Disminore : Ibu mengatak tidak pernah nyeri haid

3) Riwayat perkawinan

Status perkawinan syah, kawin umur 24 tahun dengan suami umur

28 tahun lamanya2 tahun, jumlah anak 1 orang.

4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N Tgl/Tahun Tempat Umur JenisPersa Penolong Penyulit Anak Nifas Keadaaan


o Partus Partus Hamil linan Jenis BB PB anaksekar
ang
1 2016 BPM 9bln Spontan Bidan Tdk ada P 3kg 50c baik hidup

5) Riwayat Kontrasepsi

a) Macam peserta KB: lama

b) Metode yang pernah dipakai:ibu mengatakan setelah melahirkan

anak pertama, ibu menggunakan KB suntik 3 bulanan kurang

lebih selama 1 tahun.


5

c) Keluhan yang dirasakan :

ibu mengatakan selama pemakaian KB suntik 3 bulanan

mengeluarkan bercak darah dari jalan lahir sejak tanggal 13 Mei

2017 (selama 4 hari)

6) Riwayat Penyakit

a) Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan saat ini mengalami flek – flek sejak 4 hari yang

lalu.

b) Riwayat Penyakit Sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa

nyeri pada dada kiri dan cepat lelah saat

beraktifitas.

(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa

nyeri pada pinggang bawah kanan kiri

dantidak sakit sat BAK.

(3) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernahsesak nafas

dan batuk berkepanjangan lebih dari 2

minggu

(4) Hipertensi : Ibu mengatakan tidan pernah megalami

tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg

(5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah mudah

lapar haus dan sering BAK pada malam

hari.
5

(6) Hepatitis : Ibu megatakan tidak pernah pada mata,

kuku, dan kulit berwarna kuning.

(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah

mengalami kejang disertai keluar busa

dari mulutnya.

(8) Lain – lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita

penyakit lain seperti siphilis dan

gonorhoe.

c) Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun

pihak suami tidak ada yang mempunyai penyakit menurun

seperti hipertensi, DM, dan asma dan penyakit menular seperti

HIV/AIDS, TBC, hepatitis.

d) Riwayat Keturunan Kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun

pihak suami tidak ada yang memiliki keturunan kembar.

e) Riwayat Operasi

Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun.

7) Pola Kebiasan Sehari-hari

a) Pola Nutrisi

(1) Makan : Ibu mengatakan makan 3 x/hari, dengan porsi

sedang, jenis nasi (2 centong nasi), sayuran (sayur bayam,


5

kangkung), lauk( tempe, tahu, telur, terkadang daging), dan

kadang dengan buah (jeruk, semangka)

(2) Minum : Ibu mengatakan minum ± 8 gelas, jenis berupa air

putih 6 gelas dan teh 2 gelas.

b) Pola Eliminasi

(1) BAB : Ibu mengatakan frekuensi BAB 1 x/hari, konsistensi

lunak, warna kuning kecoklatan.

(2) BAK : Ibu mengatakan BAK sehari 4-5 kali, warna kuning

jernih

c) Pola Istirahat

(1) Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam.

(2) Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 7-8 jam

d) Pola aktivitas

Ibu mengatakan tidak ada perbedaan sebelum terjadi bercak dan

selama terjadi bercak, ibu mengerjakan pekerjaan rumah seperti

biasa membersihkan rumah, memasak, mencuci sendiri.

e) Pola Seksual

(1) Sebelum Spotting : Ibu mengatakan melakukan hubungan

seksual 2 kali dalam seminggu dan tidak mengeluarkan

darah sehabis berhubungan seksual.

(2) Selama Spotting : Ibu mengatakan selama mengalami

bercak darah tidak melakukan hubungan seksual.


5

f) Personal Hygiene

(1) Sebelum Spotting : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, yaitu

pagi pukul 07.00 WIB dan sore pukul 16.30 WIB, gosok

gigi 2x/hari, keramas 3 kali dalam seminggu.

(2) Selama Spotting : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, yaitu

pagi pukul 07.00 WIB dan sore pukul 16.30 WIB, gosok

gigi 2x/hari, keramas 3 kali dalam seminggu, ganti

pembalut 2 kali sehari.

8) Data Psikologis : Ibu mengatakan merasa cemas karena

bercak darah yang keluar dari alat kelaminnya.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

1) Status Generalis

a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 360C

d) BB : 56 kg

e) TB : 155 cm
5

2) Pemeriksaan Sistematis

a) Kepala

(1) Rambut : Hitam tidak rontok tidak

berketombe

(2) Muka : Bersih tidak ada cloasama, tidak

odema

(3) Mata

Conjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

Odema : Tidak odema

(4) Hidung : Simetris tidah ada polip tidak ada

sekret

(5) Telinga : Smetris tidak ada serumen

Mulut/gigi/gusi : Tidak ada stomatitis, tidak karies,

tidak berdarah

b) Leher

(1) Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar


Gondok gondok

(2) Tumor : Tidak ada benjolan

(3) Pembesaran : Tidak ada


Kelenjar Limfe
5

c) Dada dan Axilla

(1) Mammae

(a) Membesar : Normal

(b) Tumor : Tidak ada benjolan

(c) Simetris : Simetris kanan kiri

(2) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan

(b) Nyeri : Tidak ada nyeri

d) Abdomen

(1) Pembesaran uterus : Tidak ada pembesaran uterus

(2) Pembesaran hati : Tidak ada pembesaran hati

(3) Benjolan/tumor : Tidak ada benjolan/tumor

(4) Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

(5) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi

e) Anogenital

(1) Vulva vagina

(a) Varices : Tidak ada varices

(b) Luka : Tidak ada luka

(c) Kemerahan : Tidak ada kemerahan

(d) Kelenjar : Tidak ada pembesaran


bartholini

(e) Pengeluaran : Perdarahan berupa bercak


pervaginam darah, warna merah
5

kecoklatan, bau khas darah.

(2) Inspeculo : Portio sedikit membuka

keluar bercak darah, warna

kecoklatan, bau khas darah

dan tidak ada peradangan

pada dinding vagina.

(3) Anus

(a) Haemoroid : Tidak dilakukan

(b) Keluhan lain : Tidak dilakukan

f) Ekstremitas

(1) Varises : Tidak ada varises

(2) Odema : Tidak ada odema

(3) Reflek patela : Positif kanan kiri

3) Pemeriksaan penunjang

(a) Pemeriksaan laboratorium : Hb 11 gr%

(b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

B. Interpretasi Data

Tanggal: 17 Mei 2017 Pukul: 09.40 WIB

a. Diagnosa Kebidanan

Ny. K P1 A0 umur 26 tahun Akseptor KB Suntik Depo Progestin

dengan Spotting.

Data Dasar :

Data Subyektif :
6

1) Ibu mengatakan bernama Ny K

2) Ibu mengatakan pernah melahirkan 1 kali dan belum pernah

keguguran

3) Ibu mengatakan berumur 26 tahun

4) Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin sejak

tanggal 13 Mei 2017(selama 4 hari).

5) Ibu mengatakan merasakan cemas karena keluarnya bercak darah

dari alat kelaminnya.

Data Obyektif:

1) Keadaan umum: Baik

2) Kesadaran: Composmentis

3) TTV TD : 110/70 mmHg N : 84 x/ menit

R : 20 x/ menit S : 360C

4) Mata: Conjungtiva merah muda, sklera putih

5) Palpasi: Abdomen tidak ada nyeri tekan pada daerah bagian bawah

dan tidak teraba adanya benjolan atau masa

6) Vulva: Tampak adanya bercak darah berwarna merah kecoklatan

bau khas darah

7) Vagina: Tampak adanya bercak darah berwarna merah kecoklatan,

bau khas darah.

8) Inspekulo: Portio sedikit membuka keluar bercak darah kecoklatan

dan bau khas darah, dan tidak ada peradangan pada dinding vagina.

9) Hb: 11 gr%
6

b. Masalah

Ibu cemas dan tidak nyaman sehubungan dengan bercak darah yang

dialaminya

c. Kebutuhan

Informasi tentang bercak darah dan diberikan ibu dukungan moril.

3. Diagnosa potensia

Potensi terjadi anemia.

4. Antisipasi/ Tindakan segera

Diberikan terapi pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari

selama 7 hari.

5. Perencanaan

Tanggal : 17 Mei 2017 Pukul : 09.45 WIB

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

b. Berikan informasi tentang bercak darah (Spotting) yang dialami.

c. Beri KIE tentang efek samping KB Suntik Depo Progestin

d. Menganjurkan ibu untuk menjaga pesonal hygiene terutama pada

daerah kemaluannya.

e. Beri ibu dukungan moril.

f. Beri terapi pil kombinasi 30-35µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari

selama 7 hari dan anjurkan ibu untuk minum secara teratur.

g. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan, dan beritahu ibu

bahwa akanada kunjungan rumah 3 hari lagi yaitu pada tanggal 20 Mei

2017.
6

6. Pelaksanaan

Tanggal: 17 Mei 2017 Pukul: 09.50 WIB

a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang dalam

keadaan batas normal akan tetapi ada bercak darah pada alat genetalia

ibu

b. Memberikan informasi bahwa bercak darah (spooting) merupakan

perdarahanyang ringan karena merupakan efek samping akibat

pemakaian KB suntik Depo Progestin.

c. Beri KIE tentang efek samping KB Suntik DepoProgestin yaitu

kenaikan berat badan, amenore ( siklus haid yang terhenti), perdarahan

ireguler (pola haid yang tidak teratur), spotting (bercak – bercak),

pusing.

d. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personalhygiene terutama

daerah kemaluannya, dengan cara membasuh alatkelamin dari depan

kebelakang khususnya pada kasus Spotting manfaatnya yaitu mencegah

terjadinnya infeksi dan agar Spotting tidak bertambah parah dan cepat

sembuh.

e. Memberikan dukungan moril pada ibu agar tidak cemas karena Spotting

tersebut dapat diatasi, meyakinkan pada akseptor akan kesembuhan

dirinnya.

f. Memberi ibu terapi pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet

perhari (14 tablet) selama 7 hari dan anjurkan ibu untukminum secara

teratur.
6

g. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang bila ada keluhan

dan memberitahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi

yaitu pada tanggal 20 Mei 2017

7. Evaluasi

Tanggal : 17 Mei 2017 Pukul : 10.00 WIB

a. Ibu megerti tentang hasil pemeriksaan.

b. Ibu mengerti dan memahami bahwa keadaanya yang dialami

merupakan salah satu efek samping dari penggunaan KB Suntik Depo

Progestin.

c. Ibu mengerti tentang efek samping KB Suntik Depo Progestin.

d. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan.

e. Ibu bersedia melakukan anjuran serta nasehat yang diberikan.

f. Ibu telah diberikan pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet

perhari selama 7 hari dan bersedia meminumnya.

g. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan dan

menerima kunjungan rumah yaitu tanggal 20 Mei 2017.


6

DATA PERKEMBANGAN I

(Kunjungan Rumah)

Tanggal : 20 Mei 2017 Pukul : 16.30 WIB

Tempat : Tapen 3/5 Nusukan Surakarta

S: Subyektif

1. Ibu mengatakan setelah minum obat secara teratur bercak darah sudah mulai

berkurang dan ibu masih menggunakan pembalut 2 kali sehari.

2. Ibu mengatakan cemas dan tidak nyaman karena mengeluarkan bercak dari

kemaluan.

3. Ibu mengatakan masih minum obat dari bidan dan obatnya tinggal 6 tablet.

O :Obyektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV TD : 120/80 mmHg N : 84 x/ menit

R : 20 x/ menit S : 36,40C

4. Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih.

5. Vulva : Tampak adanya bercak darah berwarna merah

kecoklatan bau khas darah

A: Assesment

Ny. K P1 A0 umur 26 tahun Akseptor KB Suntik Depo Progestin

denganSpotting hari ke-4

P: Planning

Tanggal : 20 Mei 2017 Pukul :16.40 WIB


6

1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Keadaan umum : baik

Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Suhu : 36,40C

Nadi : 84 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

2. Memberikan dukungan moril pada ibu agar tidak cemas karena Spotting

tersebut dapat teratasi, meyakinkan terhadap akseptor akan kesembuhan

dirinya.

3. Memberikan KIE pada ibu agar makan makanan bergizi dengan menu

seimbang seperti setiap makanan terdiri dari karbohidrat (nasi, ketela,

jagung, gandum), serat (sayur dan buah), vitamin ( sayur dan buah), protein

(daging, ikan, tahu, tempe, telur, ayam), mineral (air putih).

4. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan tubuh terutama daerah

kemaluan dengan cara setiap habis BAB dan BAK disarankan untuk cebok

dari arah depan ke belakang dan menggunakan celana dalam dengan bahan

yang mudah menyerap keringat.

5. Menganjurkan ibu untuk meminum obatnya secara teratur.

6. Memberitahu ibu akan ada kunjungan ulang 3 hari lagi yaitu pada tanggal

23 Mei 2017
6

Evaluasi

Tanggal : 20 Mei 2017 Pukul : 17.00WIB

1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.

2. Ibu bersedia melakukan anjuran dan nasehat yang diberikan.

3. Ibu bersedia makan makanan bergizi dengan menu seimbang.

4. Ibu bersedia menjaga kebersihan tubuh terutama daerah kemaluannya.

5. Ibu bersedia minum obat secara teratur.

6. Ibu bersedia menerima kunjungan ulang pada tanggal 23 Mei 2017


6

DATA PERKEMBANGAN II

(Kunjungan Rumah)

Tanggal : 23 Mei 2017 Pukul : 15.30 WIB

Tempat : Tapen 3/5 Nusukan Surakarta

S: Subyektif

1. Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan bercak darah dari kemarin sore

pada tanggal 22 Mei 2017 dan ibu sudah tidak memakai pembalut.

2. Ibu mengatakan sudah tidak cemas dan tidak nyaman dengan keadaanya

sekarang.

3. Ibu mengatakan masih minum obat dari puskesmas tadi pagi.

O: Obyektif

1. Keadaan umum : baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tekanan darah : 110/80 mmHg

4. Suhu : 360C

5. Nadi : 84 x/menit

6. Respirasi : 20 x/menit

7. Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih.

8. Vulva : Tidak ada bercak darah

A: Assesment

Ny. K P1A0 umur 26 tahun Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

riwayat Spotting

P: Planning
6

Tanggal : 23 Mei 2017 Pukul :15.40 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu kondisi ibu

sudah baik

2. Menanyakan pada ibu apakah tetap menggunakan KB Suntik Depo

Progestin atau memilih menggunakan alat kontrasepsi metode lain.

3. Menganjurkan ibu untuk tidak minum obat lagi karena Spotting atau

perdarahan bercak sudah berhenti.

4. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan alat kelamin dan kembali

datang ke tenaga kesehatan bila ada keluhan.

Evaluasi

Tanggal : 23 Mei 2017 Pukul : 16.00 WIB

1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.

2. Ibu mengatakan tetap melanjutkan menggunakan KB Suntik

DepoProgestin.

3. Ibu bersedia untuk tidak minum obat lagi.

4. Ibu bersedia kembali ketenaga kesehatan bila ada keluhan.


6

B. PEMBAHASAN KASUS

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik

Depo Progestin dengan Spotting pada Ny. K P1 A0 dengan

manajemenkebidanan menurut Hellen Varney maka penulis akan membahas

serta membandingkan antara teori dan kasus pada saat memberikan Asuhan

Kebidanan sehingga dapat megetahui kesenjangan yang terjadi dan menarik

kesimpulan dengan menggunakan 7 langkah Varney sebagai berikut :

1. Pengkajian

a. Data Subjektif

1) Keluhan utama

Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting

yang dikeluhkan ialah mengeluarkan bercak – bercak ringan

(Saifudin, 2010). Pada kasus Ny K ibu mengatakan keluar bercak

darah dari alat kelamin sejak tanggal 13 Mei 2017 (selama 4 hari).

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

2) Pengkajian riwayat menstruasi

Pengkajian riwayat menstruasi ini, dalam kasus KB suntik

Depo Progestin sangat dibutuhkan karena untuk membedakan

antara mana yang merupakan siklus menstruasi ibu dan mana yang

merupakan perdarahan diluar siklus mestruasi. Juga digunakan

untuk mengetahui apakah ibu mengalami kelainan atau gangguan


7

reproduksi atau tidak(Varney dkk, 2007).Pada kasu Ny K riwayat

menstruasinya normal tidak ada kelainan.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

3) Riwayat penyakit sekarng

Ibu mengeluhkan mengalami perdarahan yang membuatnya

terganggu (Irianto, 2014). Pada kasus Ny K ibu meneluh keluar

flek – flek dari jalan lahir sejak 4 hari yang lalu.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

4) Riwayat penyakit sistemik

Pada penderita penyakit diabetes militus, hipertensi dan

jantung tidak diperolehkan memakai KB suntik Depo Progestin

(Irinto, 2014). Untuk riwayat penyakit sistemik sangat penting

untuk mengetahui apakah ibu mengalami infeksi pada saluran

genetalia atau mengalami perdarahan dan mengganggu sebelum

memakai alat kontrasepsi suntik Depo Progestin (Varney dkk,

2007). Pada kasus Ny. K tidak ada riwayat penyakit sistemik yang

dialami oleh ibu terutama pada hipertensi dan diabetes militus.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.
7

5) Pola nutrisi

Pada akseptor KB suntik DepoProgestin dengan spotting

diperlukan mengkonsumsi lebih banyak makanan yang

mengandung zat besi untuk mencegah terjadinya anemia

(Sulistyawati, 2014).Pada kasus Ny K pola niutrisi ibu sudah

bagus.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

6) Pola eliminasi

Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting

secara normal tidak mempengaruhi pola eliminasi sehari-hari

(Saifuddin, 2010). Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa pun

tentang BAB dan BAK.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

7) Pola istirahat

Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting

tidak mempengaruhi pola istirahat (Sulistyawati, 2009). Pada kasus

Ny K ibu nmengatakan istirahatnya normal seperti biasa seperti

pada saat sebelum mengalami bercak – bercak.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.
7

8) Pola seksual

Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting

mengalami penurunan libido (Irianto, 2014). Pada kasus Ny K ibu

mengatakan selama mengalami bercak tidak melakukan hubungan

seksual.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

9) Personal hygiene

Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting

dianjurkan untuk menjaga kebersihan genetalia (Sulistyawati,

2014). Pada kasus Ny K ibu mengatakan sudah menjaga personal

hygiene.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

10) Pola aktivitas

Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting

aktivitasnya terganggu karena keluarnya bercak darah (Saifuddin,

2010). Pada kasus Ny K ibu mengatakan tidak mengalami

gangguan aktifitas selama mengalami bercak – bercak.

Jadi dapat disimpulkan ada kesenjangan antara teori dan

praktik.
7

11) Data psikologis

Data psikologis ini untuk mengetahui keadaan psikologis

pasien Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting

merasa cemas atau tidak dengan adanya bercak darah yang keluar

(Sulistyawati, 2014). Pada kasus Ny K ibu mengatakan cemas

karena bercak darah dari nkelaminnya.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

b. Data Objektif

1) Keadaan umum

Pada pasien Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

spooting keadaan umumnya baik (Sulistyawati, 2014). Pada kasus

Ny K keadaan umum ibu baik.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

2) Kesadaran

Pada pasien Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

spooting kesadaran composmetis (Sulistyawati, 2009). Pada kasus

Ny K kesadaran ibu composmetis.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.
7

3) Pemeriksaan tanda vital

Jika pengguna KB suntik Depo Progestin sebelumnya

sudah menderita penyakit hipertensi sebaiknya jangan

menggunakannnya karena dapat meningkatkan tekanan darah

(Sulistyawati, 2009). Pada kasus Ny K tekanan darah ibu 110/70

mmHg.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik

4) Mata

Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting

apabila pasien anemia maka conjungtiva pucat (Sulistyawati,

2009). Pada kasus Ny K conjungtiva ibu berwarna merah muda.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik

5) Genetalia

Pada akseptor KB suntik tiga bulan Depo Progestin PPV

(Pengeluaran Per Vaginam) berupa darah bercak merah

(Sulistyawati, 2009). Pada kasus Ny K terdapat bercak berwarna

merah kecoklatan.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik
7

6) Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus KB

suntik Depo Progestin dengan spotting yaitu dilakukan

pemeriksaan Hb apakah ibu mengalami anemia atau tidak, bila HB

< 8 g% segera beri terapi (Sulistyawati, 2009). Pada kasus Ny K

hasil pemeriksaan laboratorium Hb 11 gr%.

Jadi di simpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik

2. Interpretasi Data

Menurut Saifuddin (2010), masalah yang muncul pada akseptor KB

Suntik Depo Progestin dengan Spotting yaitu rasa tidak nyaman pada

daerah kemaluan,rasa cemas tentang perdarahan diluar haid. Kebutuhan

yang diberikan adalah dukungan moril pada ibu (Irianto K, 2014).

Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa

kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada langkah ini diagnosa kebidanan

yang muncul yaitu Ny. K P1A0 umur 26 tahun akseptor KB Depo

Progestin dengan Spotting. Masalah yang dialami adalah rasa cemas dan

tidak nyaman karenaperdarahan bercak yang dialami. Kebutuhan yng

diberikan adalah informasi tentang perdarahan bercak dan berikan

dukungan moril.

Maka ditarik kesimpulan pada langkah ini tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus.


7

3. Diagnosa Potensial

Menurut Sulistyawati (2011), bila perdarahan bercak terjadi secara

berlanjut akan timbul masalah potensial yaitu anemia.

Pada kasus Ny. K P1 A0 akseptor KB Suntik Depo Progestin

dengan Spotting, diagnosa potensial yang dimunculkan adalah anemia.

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

4. Tindakan Segera

Menurut Saifuddin (2010), antisipasi pada spotting yaitu pemberian

1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol), ibuprofen

(sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari). Jelaskan bahwa selesai pemberian

pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan atau 2 tablet pil

kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil

kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg

estrogen equin konjugasi untuk 14 - 21 hari.

Pada kasus Ny. K P1 A0 akseptor KB Suntik Depo Progestin

dengan Spottingantisipasinya diberi pil kombinasi 30-35 µg

etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari. Pada langkah ini

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus

5. Perencanaan

Menurut Saifuddin (2006), penatalaksanaan spotting adalah sebagai

berikut :
7

a. Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini

bukanlah masalah serius dan biasanya tidak perlu memerlukan

pengobatan.

b. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin

melanjutkan suntikan maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan :

1) Satu siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 -50 µg etinilestradiol),

Ibuproven (sampai 800 mg 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis

lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi

dapat terjadi perdarahan.

2) Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian suntikan

ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/

hari selama 3 -7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi

hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1.25 mg

esterogen equin konjugasi untuk 14 -21 hari.

c. Berikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang bertujuan

untuk mencagah terjadinya infeksi pada vulva, salah satu tindakan

yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan vulva dari depan

kebelakang menggunakan air bersih (Alimul,2006).

Pada kasus Ny.K P1 A0 akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

Spotting rencana tindakannya adalah beri tahu hasil pemeriksaan, beri

informasi tentang perdarahan bercak, KIE tentang efek samping KB Suntik

Depo Progestin, anjurkan ibu menjaga personl hygiene, beri dukungan

moril, beri pil kombinas 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama

7 hari, anjuran minum obat secara teratur, beritahu ibu untuk kunjungan
7

ulang bila ada keluhan dan akan dilakukan kunjungan rumah.Pada langkah

ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

6. Pelaksanaan

Menurut Saifuddin (2010), pada langkah ini melaksanakan langsung

tindakan yang telah direncanakan pada akseptor KB Suntik Depo

Progestin dengan Spotting yaitu informasi tentang perdarahan bercak dan

terapi pil kombinasi satusiklus atau ibuprofen 3 x 800mg selama 5 hari

atau obat sejenis lain. Bila terjadi perdarahan yang banyak selama

pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi

kombinasi/ hari selama3-7 hari dilanjutkan dengan siklus pil kontrasepsi

hormonal atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg esterogen equin

konjugasi untuk 14-21 hari.

Pada langkah ini telah dilakukan tindakan yang sesuai dengan

perencanaan yaitu memberitahu hasil pemeriksaan, memberikan informasi

tentang perdarahan bercak, KIE tentang efek samping KB Suntik Depo

Progestin, menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, pemberian

dukungan moril, pemberian terapi pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol

2x1 perhari selama 7 hari, anjuran minum obat secara teratur, memberitahu

untuk kunjungan ulang jika ada keluhan dan memberitahu akan dilakukan

kunjungan rumah.Pada tahap ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan kasus.
7

7. Evaluasi

Menurut saifuddin (2010),evaluasi yang diharapkan pada akseptor KB

suntik Depo Progestin dengan spotting meliputiIbu sudah merasa nyaman

dengan keadaannya, Spooting dapat teratasi dan sudah tidak merasa cemas

pasien tetap menggunakan KB suntik Depo Progestin.

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 7 hari, mulai dari

tanggal 17 Mei 2017sampai 23 Mei 2017 diperoleh keadaan umum ibu

baik, diagnosa potensial tidak terjadi, ibu tidak cemas dan sudah merasa

nyaman,perdarahan bercak berhenti sejak tanggal 22 Mei 2017, ibu

bersedia datang kesarana kesehatan bila ada keluhan dan ibu tetap

menggunakan KB Suntik Depo Progestin.Maka ditarik kesimpulan pada

langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuahan kebidanan dengan

menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney pada Ny. A P 1 A0

akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting maka penulis

dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian pada Ny. K P1 A0 akseptor KB Suntik Depo Progestin

dengan Spotting diperoleh dari data subyektif dan data obyektif. Dari

data subyektif diperoleh data bahwa ibu mengatakan keluar bercak

darah dari alat kelamin sejak tanggal13 Mei 2017, dan ibu merasa

cemas dengan keadaanya. Data obyektifnya diperoleh keadaan

umum baik, palpasi abdomen tidak ada benjolan atau massa, tidak

ada nyeri tekan pada perut, pemeriksaan vulva dan vagina tampak

adanya bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah,

pemeriksan inspekulo porsio sedikit membuka, keluar bercak darah

berwarna merah kecoklatan dan bau khas darah, tidak ada

peradangan pada dinding vagina, inspeksi pada conjungtiva

berwarna merah muda, dan pada data penunjang hasil pemeriksaan

laboratorium Hb 11 gr%.

2. Interpretasi data diperoleh dari pengumpulan data yang diambil dari

pengkajian sehingga didapatkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. K

80
8

P1A0 umur 26 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

Spotting. Dimana timbul masalah rasa cemas dan rasa tidak nyaman

karena perdarahan bercak darah yang dialaminya sehingga

kebutuhan yang diberikan adalah informasi tentang perdarahan

bercak dan berikan dukungan moril.

3. Pada kasus Ny. K P1A0 umur 26 tahun diagnose potensial anemia.

4. Antisipasi pada Ny. K P1A0 umur 26 tahuna kseptor KB Suntik Depo

Progestin dengan Spotting yaitu pemberian pil kombinasi 30-35 µg

etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari.

5. Rencana tindakan yang dilakukan pada Ny. K P 1A0 umur 28 tahun

akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting yaitu informasi

tentang hasil pemeriksaan, memberikan informasi tentang

perdarahan bercak, KIE tentang Suntik Depo Progestin,

menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, pemberian

dukungan moril, pemberian terapi pil kombinasi 30-35 µg

etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari, anjurkan minum obat

secara teratur, memberitahu ibu untuk kunjungan ulang bila ada

keluhan dan akan dilakukan kunjungan rumah.

6. Pelaksanaan dari asuhan yang diberikan pada Ny. K P 1 A0 umur 26

tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting sesuai

dengan apa yang telah direncanakan.

7. Evaluasi dari asuhan yang diberikan pada Ny. K P 1A0 umur 28 tahun

selama 7 hari, diperoleh hasil keadaan umum ibu baik, diagnosa


8

potensial tidak terjadi, ibu tidak cemas dan sudah merasa nyaman,

perdarahan bercak berhenti pada perawatan hari ke-7, ibu bersedia

dating kesarana kesehatan bila ada keluhan dan ibu tetap

menggunakan KB Suntik Depo Progestin.

8. Terdapat kesenjangan yaitu terdapat pada :

a. Pola aktivitas

Pada teori aktivitas ibu terganggu akibat bercak – bercak yang

dialaminya sedangkan pada kasus ibu tidak merasa terganggu.

b. Tindakan segera

Pada teori diberikan terapi ibuprofen sedangkan pada kasus tidak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya upaya untuk

meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Profesi

a. Bidan diharapkan meningkatkan ketrampilan dalam penanganan

kasus pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting

agar tidak terjadi anemia.

b. Bidan diharapkan dapat memberi antisipasi kasus Spotting sesuai

dengan teori yaitu pemberian tablet zat besi.


8

2. Bagi Institusi

a. UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta

Bagi Puskesmas diharapkan dapat memberikan pelayanan

konseling efek samping alat kontrasepsi terutama pada kasus

Depo Progestin dengan Spotting.

b. Pendidikan

Bagi institusi pendidikan dapat menambah referensi, wacana, dan

pengetahuan bagi mahasiswa maupun pengajar tentang asuhan

kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

Spotting.

3. Bagi Pasien

Diharapkan pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan

Spotting lebih mengetahui efek samping KB Suntik Depo Progestin

dan segera ketenaga kesehatan agar segera dilakukan penanganan.

Anda mungkin juga menyukai