Disusun Oleh:
Ayu Meilia Saputri
40901800012
Disusun Oleh:
Ayu Meilia Saputri
40901800012
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Hari : Rabu
Pembimbing
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Penguji II
......................................
.....................................
Ns. Dyah Wiji Puspita Sari, M.Kep
NIDN. 06-2207-8602
Penguji III
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
iv
MOTTO
Jangan menyerah selama masih ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Kita hanya
benar-benar kalah, jika kita berhenti berusaha.
(Merry Riana)
Life presents many choices, the choices we make determine our future.
(Catherine Pulsifer)
v
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.K Dengan Pre dan Post Operasi Katarak
Okuli Sinistra Di Ruang Baitul Izzah 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang”. Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan di Fakutas Ilmu Keperawatan
Unissula. Dalam penyusunan karya ilmiah ini tentu penulis tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sangat besar kepada :
1. Drs. H. Bedjo Santoso, Ph D. Selaku Rektor Univerrsitas Islam Sultan
Agung Semarang.
2. Iwan Ardian SKM, M,Kep. Selaku Dekan Fakultas Islam Sultan
Agung Semarang.
3. Ns. Muh. Abdurrouf, M.Kep. Selaku Kaprodi D3 Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
4. Ns. Retno Setyawati M.Kep. Sp.KMB selaku Pembimbing Karya
Tulis Ilmiah
5. Segenap Dosen pengajar dan Staff Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dengan sabar dan tulus selama proses studi.
6. Kepada orang tua saya, bapak Kartomo, Ibu saya Tati Ruyati (alm)
dan Ibu Ema Muriawati yang tidak pernah putus mendoakan yang
terbaik serta telah membiayai pendidikan hingga cita-cita saya dapat
tercapai.
7. Kepada Kakak saya, Handiko Krismanjoyo yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan do’a tiada henti sehingga penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
vi
8. Kepada sahabatku Hilda Rizqi Azkia, Lutfiyatul Aska, Adilia Zulfa
Safitri, Uswatun Khoirunnisa, dan Ayu Sri Lestari yang selalu
memberikan semangat, dukungan, bantuan dan doanya selama
penyususnan karya tulis ilmiah ini.
9. Teman-teman satu bimbingan serta teman-teman Fakultas Ilmu
Keperawatan khususnya kepada angkatan 2018 yang telah berjuang
bersama selama ini untuk menggapai masa depan.
10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu mensukseskan hingga terselesaikannya karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis sangat menghargai kritik dan saran demi peningkatan
pengetahuan dan perbaikan penulis di masa mendatang. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan harapan
penulis semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis sendiri, pembaca
dan bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr.Wb
vii
DAFTAR ISI
viii
1. Data Umum .......................................................................................... 18
2. Pola Kesehatan Fungsional ................................................................... 19
3. Pemeriksaan Fisik Head To Toe ........................................................... 24
4. Data Penunjang .................................................................................... 25
B. Analisa Data ................................................................................................ 26
C. Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 27
D. Intervensi Keperawatan................................................................................ 28
E. Implementasi Keperawatan .......................................................................... 30
F. Evaluasi ....................................................................................................... 33
BAB IV ............................................................................................................. 35
PEMBAHASAN ................................................................................................ 35
A. Pengkajian ................................................................................................... 35
B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 36
1. Ansietas Berhubungan dengan Kekhawatiran Mengalami Kegagalan .... 36
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik ....................... 39
3. Resiko Infeksi Berhubungan dengan Efek Prosedur Invansif ................. 41
BAB V............................................................................................................... 44
PENUTUP ......................................................................................................... 44
A. Simpulan ..................................................................................................... 44
B. Saran ........................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
LAMPIRAN – LAMPIRAN .............................................................................. 49
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan pada mata seperti katarak dapat mengakibatkan penglihatan
seseorang menjadi berkabut/buram. Katarak adalah penyebab paling umum
kelainan mata pada orang yang berusia diatas 40 tahundan merupakan
penyebab utama kebutaan yang terjadi di dunia. Kebutaan adalah puncak dari
kelainan yang terjadi pada mata (Suranto, 2012).
Data yang dilansir dari World Health Organitation (WHO)
menunjukkan bahwa sebanyak 45 juta orang di dunia menderita kebutaan.
Indonesia termasuk negara dengan pevelensi kebutaan yang tinggi di wilayah
Asia Tenggara. Lima negara dengan prevelensi kebutaan tertinggi dengan buta
dan gangguan penglihatan baik berat maupun sedang yaitu Afghanistan
dengan prevelensi 9,09%, Nepal sebanyak 8,17%, Laos dengan presentase
sebanyak 7,71%, Eritrea 7,66% dan Pakistan dengan prevelensi data sebanyak
7,54%. Sementara itu, India, China, Indonesia, Pakistan, dan Amerika Serikat
merupakan lima negara dengan prevelensi gangguan penglihatan terbanyak
(Ismandari, 2018).
Tahun 2018, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
memparkan data bahwa sebesar 7,77% kebutaan disebabkan oleh katarak.
Sedangkan pada penduduk usia 50 tahun ke atas prevelensi kebutaan akibat
katarak sebesar 1,9% (Ismandari, 2018). Di tingkat provensi, prevalensi
kebutaan di Jawa Tengah sebesar 2,7% dengan penyebab utama katarak
sebesar 73,8%(Kemenkes RI, 2018).
Katarak adalah suatu kondisi dimana lensa mata manusia mengalami
kekeruhan. Biasanya katarak akan terjadi seiring bertambahnya usia yang
tidak dapat dihindari. Tingkat keparahan pada katarak beragam dan
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kelainan bawaan, cidera, dan obat
- obatan tertentu. Kurang lebih sebanyak 90% penyebab kasus katarak yaitu
1
2
infeksi, dan beberapa peranan lain yang dilakukan perawat untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien.
B. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah menjelaskan tentang asuhan
keperawatan pada pasien pre dan post operasi katarak di ruang Baitul
Izzah 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep dasar penyakit (yaitu pengertian, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan
penatalaksanaan medis).
b. Mampu menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan (meliputi
pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi).
c. Mampu menyimpulkan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
katarak.
d. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan pre
dan post operasi katarak.
e. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan pre dan
post operasi katarak.
f. Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan pre dan post
operasi katarak.
g. Mampu menyimpulkan evaluasi pada pasien dengan pre dan post
operasi katarak.
C. Manfaat Penulisan
1. Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi mahasiswa dalammeningkatan
mutu pendidikan danmenjadi evaluasi untuk mengetahui tingkat
kemampuan dan perkembangan mahasiswa dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap pasien dengan katarak baik sebelum dan sesudah
operasi.
4
2. Lahan Praktik
Hasil studi kasus yang dilakukan dapat digunakan sebagai masukan untuk
unit pelayanan keperawatan dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan
yang telah dijalankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3. Pasien dan Keluarga
Dengan asuhan keperawatan yang komprehensif dapat membantu
mempercepat proses penyembuhan pasien dengan operasi katarak.
4. Penulis
Sebagai sarana pembelajaran, meningkatkan pemahaman serta wawasan
penulis mengenai asuhan keperawatan pada pasien pre dan post operasi
katarak sesuai dengan ilmu yang sudah disampaikan selama pendidikan.
BAB II
KONSEP DASAR
5
6
c. Nucleus drop
Yaitu jatuhnya seluruh atau bagian dari nukleus lensa ke rongga viteus.
Lensa yang tertinggal jika tidak ditangani dengan baik akan
mengakibatkan peradangan intraokular berat, glaukoma sekunder,
dekompensasi endotel, ablasio retina, nyeri dan kebutaan.
Komplikasi setelah operasi antara lain:
a. Edema kornea
Edema kornea dapat terjadi karena kombinasi dari trauna mekanik,
trauma kimia, terjadinya radang atau peningkatan intraokular (TIO)
dan waktu proses operasi yang lama.
b. Perdarahan
Komplikasi yang mungkin terjadi pasca operasi katarak yaitu
terjadinya perdarahan retrobulbar, efusi suprakoroid, dan adanya
hifema.
c. Glukoma sekunder
Terjadi karena peningkatan intraokular pasca operasi.
d. Edema MalukaKitoid (EMK)
EMK terjadi apabila terdapat penurunan visus pasca operasi, dan
terdapat gambaran penebalan yang terjadi pada retina saat pemeriksaan
OCT.
e. Uveitis Kronik (Astari, 2018)
7. Penatalaksanaan Medis
Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk memperlambat
perkembangan katarak atau mencegah tejadinya katarak, namun tetap
perlu ditangani dengan pembedahan, terapi katarak dengan metode
pembedahan yaitu mengangkat lensa keruh dan menggantinya dengan
lensa yang baru. Metode lain yang dapat dilakukan pada pasien katarak
yaitu metode insisi kecil. Pada metode ini dibuatnya likuifikasi lensa
dengan menggunakan probeultrasonorafi yang dimasukkan melalui insisi
di kornea atau sklera anterior (Soekardiet al,2013).
9
a. Penatalaksanaan NonBedah :
1) Terapi faktorresiko penyebab katarak
Terapi dilakukan dengan menghentikan pengobatan diabetes
melitus, konsumsi obat – obatan yang mempunyai sifat katarak
togenik seperti fenotiasin, kortokosteroid, dan miotik. Radiasi
(inframerah atau sinar-X) dihindari untuk mencegah terjadinya
proses katarak genesis.
2) Memperlambat progevitas
Terdapat beberapa sediaan yang mempunyai kandungan kalium
dan kalsium yangdapat digunakan pada katarak stadium awal untuk
mengurangi perkembangannya, akan tetapi hingga saat ini belum
ada kejelasan tentang mekanisme kerja pada sediaan tersebut.
3) Penilaian perkembangan visus yang terjadi pada katarak imatur dan
insipien.
a) Refraksi harus sering diperbaiki, karenarefraksi mengalami
perubahan secara cepat.
b) Pengaturan pencahayaan, pencahayaan yang terang sebaiknya
digunakan untuk pasien dengan kekeruhan yang terdapat pada
perifer lensa. Sedangkan pasien dengan kekeruhan pada bagian
sentral lensa, berikan cahaya remang yang ditempatkan dengan
posisi disamping dan sedikit di belakang kepala pasien,
pencahayaan remang akan memberikan hasil terbaik.
c) Gunakan kacamata gelap. Memberikan kenyamanan pada
pasien dengan kekeruhan yang terdapat pada bagian sentral
ketika beraktivitas di luar ruangan,
d) Midriatil, dengan kekeruhan yang sedikit, pupil akan
memberikan efek yang positif pada latraksial. Midriatil yang
diberikan seperti 5% atau 1% tropicamide dapat memberikan
penglihatan yang lebih jelas pada pasien.
b. Penatalaksanaan pembedahan katarak
10
a. Data subjektif
1) Kaji keluhan nyeri, mual, pusing kepala, diaphoresis, riwayat jatuh.
2) Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang regimen terapeutik,
kenyamanan lingkungan dan sitem pendukung pasien.
b. Data obyektif
Pengkajian pada tanda-tanda vital pasien,respon terhadap nyeri baik
verbal atau non verbal, tanda dan gejala infeksi, kaji ketajaman
penglihatan, resiko jatuh pada pasien, dan kaji tingkat pengetahuan
pasien dalam kesiapan menyerap informasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pra Operasi
1) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan
penglihatan: katarak.
2) Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
b. Pasca operasi
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien pasca
operasii katarak menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)yaitu:
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
2) Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invansif.
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi tentang prosedur pembedahan.
4) Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan.
3. Intevensi Keperawatan
a. Intervesi Pra Operasi.
1) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gagguan
penglihatan: katarak.
Intervensi:
a) Kaji ketajaman penglihatan.
b) Kaji kenyamanan lingkungan pasien.
c) Orientasikan pasien terhadap ruang rawat
13
Penyakit
Faktor usia Cedera pada Congenital metabolik
mata (Dm)
Kurang terpapar
informasi
Perubahan kimiawi
mengenai
dalam protein lensa
prosedur
Resiko Cidera pembedahan
Koagulasi
Gangguan
Mengabutkan Ansietas
Penerimaan
sensori pandangan/pandangan tidak jelas
Resiko Infeksi
Degenerasi pada lensa
Gangguan persepsi
sensori :penglihatan
Katarak
Nyeri Akut
Post operasi
Gambar 2.1Patways
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Umum
Pengkajian keperawatan dilakukandi ruang Baitul izzah 1 pukul
17.30 WIB pada tanggal 25 Januari 2021 dengan metode observasi,
wawancara terhadap pasien dan keluarga, dan melakukan pemeriksaan fisik
secara langsung terhadap pasien, data – data yang didapatkan divalidasi
kembali dalam rekam medik pasien serta meninjau pemeriksaan –
pemeriksaan penunjang yang didapatkan seperti terapy yang didapat,
pemeriksaan labolatorium, hasil radiology, serta catatan perkembangan pada
pasien. Didapatkan identitas pasien Tn. K 68 tahun, berjenis kelamin laki-laki,
dengan pendidikan terakhir SD, pasien bekerja sebagai petani, bertempat
tinggal di Danyang Purwodadi dengan nomor registrasi 01-42-20-70. Dengan
anak pasien sebagai penangggungjawab yaitu Ny.M berjenis kelamin
perempuan umur 45 tahun, agama islam, alamat Danyang Purwodadi.
Data yang didapatkan penulis pada pasien sebelum dilakukan operasi
yaitu, pasien mengatakan cemas menghadapi operasinya, pasien mengeluh
pusing dan khawatir takut penglihatannya tetap berkabut dan buram setelah
operasi, keadaaan umum pasien baik, kesadaraan composmentis, pasien
tampak gelisah dengan tekanan darah 153/80 mmHg, suhu pasien 36°C,
frekuensi pernafasan 22x/menit, dan nadi 80x/menit.
Pda tanggal 26 Januari 2021 pasien menjalani operasi katarak. Dan
data pengkajian yang diperoleh setelah dilakukan operasi yaitu pasien
mengeluh nyeri dengan provokator (p) nyeri dirasakan saat bergerak dan nyeri
hilang saat pasien istirahat, Quality (Q) nyeri dirasakan pasien seperti seperti
ditusuk-tusuk, dengan Region (R) berlokasi pada mata pasien sebelah kiri,
skala (s) nyeri yang dirasakan 4, dari 0-10 dan Timing (T) waktu nyeri
muncul secara mendadak dan hilang timbul. Pasien mengatakan matanya
pegel dan gatal, pasien tampak gelisah dan meringis, tidak ada demam dengan
17
18
suhu tubuh 36,3° C, nadi 85 x/menit, RR 20x/menit dan tekanan darah pasien
140/90 mmHg.
1. Data Umum
a. Keluhan Utama
Tn.K mengatakan pandangannya berkabut/buram, pasien tidak dapat
melihat dengan jelas.
b. Status Kesehatan Saat ini
Awal dari timbulnya keluhan yaitu pasien mengatakan pernah
mengalami infeksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan pencangkokan kornea pada mata sebelah kiri pada bulan
November 2020, yang kemudian mengakibatkan komplikasi katarak
yang jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan terjadinya
glaukoma, oleh karena itu dokter penanggungjawab tempat pasien
menjalani pengobatan merujuk pasien unuk melakukan tindakan
operasi katarak di RSI Sultan Agung Semarang.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data bahwa Tn.K
mempunyai riwayat pernah menjalani perawatan di rumah sakit karena
mengalami infeksi pada mata sebelah kiri pada tahun 2020, pasien
tidak pernah mengalami kecelakaan, tidak mempunyai alergi obat,
makanan ataupun minuman dan pasien mengatakan sudah pernah
mendapatkan imunisasi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram
Tn.K merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, pasien
memutuskan berkeluarga dengan istrinya yang merupakan anak ke
2 dari 4 bersaudara, istri pasien sudah meninggal sejak tahun 2017.
2 anak Tn.K dan istri berjenis kelamin perempuan dan laki-laki.
Saat ini, pasien tinggal bersama anak laki – lakinya, menantu dan 1
cucu yang berjenis kelamin perempuan.
2) Penyakit yang sedang diderita anggota keluarga
19
lebih sering minum air putih hangat. Tidak ada makanan pantangan
dan makanan yang dibatasi untuk pasien .
c. Pola eliminasi
1) Pola BAB
Sebelum sakit, Tn.K mengatakan frekuensi BABnya normal yaitu 1
kali dalam sehari, konsistensi padat dengan warna normal kuning
kecoklatan, Tn.K tidak menggunakan pencahar/enema, tidak ada
keluhan diare. Saat sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit,
pola BAB pasien normal, 1x di pagi hari pasien mengatakan tidak
ada keluhan diare/konstipasi.
2) Pola BAK
Sebelum sakit pola BAK pasien normal. Tn.K BAK dengan
frekuensi 4-5 kali dalam sehari dengan warna kuning. Setelah
sakitTn.K Mengatakan frekuensi BAKnya sebanyak 3 sampai 4
kali dalam sehari, dengan warna urin norrmal kuning.
d. Pola Aktivitas dan Lingkungan - Latihan
1) Kegiatan dalam pekerjaan
Tn.K merupakan seorang petani. Berangkat pagi pulang sore,
kegiatan yang dilakukan oleh Tn.K yaitu mencangkul, menyiram,
dan meberikan pupuk.
2) Olahraga yang dilakukan
Tn.K mengatakan tidak memepunyai olahraga khusus, pasien
menganggap kegiatanya sebagai petani merupakan olahraga.
3) Kesulitan/keluhan dalam aktivitas
Pasien mengeluh pandangannya berkabur/buram dan kurang jelas
sehingga ketika bekerja pasien tidak bisa semaksimal dulu. Pasien
masih dapat melakukan perawatan diri seperti mandi, memakai
pakaian, makan dengan mandiri. Pasien tidak mempunyai keluhan
sesak nafas akan tetepi ketika bekerja pasien merasa cepat lelah,
pasien menganggap lelahnya karena faktor usia.
e. Pola Istirahat-tidur
22
B. Analisa Data
Berdasarkan data hasil pengkajian yang dilakukan di tanggal 25
Januari 2021, penulis mendapatkan data pasien sebelum operasi diantaranya
yaitu pasien mengatakan cemas dan khawatir menghadapi operasinya, pasien
mengatakan takut penglihatannya akan tetap kabut setelah dilakukan operasi,
pasien mengeluh pusing. Sedangkan data objektif yangpenulis dapatkan pada
pasien yaitu pasien telihat cemas dan khawatir dan gelisah, pasien juga terlihat
tegang saat dilakukan pengkajian. Tekanan darah 153/80 mmHg, Suhu tubuh
pasien 36℃, respirasi rate pasien 26x/menit, dan Nadi 90x/menit. Berdasarkan
hasil pengkajian tersebut didapatkan problem ansietas dengan etiologi
kekhawatiran mengalami kegagalan pada operasi yang akan diprogramkan
pada pasien di tanggal 26 Januari 2021.
Data yang didapatkan setelah operasi pada tanggal 26 Januari 2021,
yaitu pasien mengatakan nyeri pada mata sebelah kiri dengan Pasien
mengeluh nyeri dengan provokator (p) nyeri dirasakan saat bergerak dan nyeri
hilang saat pasien istirahat, Quality (Q) nyeri dirasakan pasien seperti seperti
ditusuk-tusuk, dengan Region (R) berlokasi pada mata kiri pasien, skala (s)
nyeri yang dirasakan 5, dari 0-10 dan Timing (T) waktu nyeri muncul secara
mendadak dan hilang timbul.Pasien mengatakan matanya pegel dan gatal.
Sedangkan data obyetif yang didaptkan yaitu pasien tampak gelisah dan
27
meringis, tidak ada demam suhu tubuh 36,3℃, Tekanan darah pasien 140/90
mmHg, RR 20x/menit, danNadi 85 x/menit. Dari data – data yang diperoleh
tersebut, penulis merumuskan problem yang dikeluhkanpasien yaitu nyeri akut
dengan agen pencedera fisik sebagai etiologinya.
Data selanjutnya yangpenulis dapatkan dalam pengkajian pasca
operasi yaitu, Tn.Kmengeluh merasakan gatal dan perih pada matanya, tidak
terdapat demam dan pusing yang pasien rasakan. Sedangkan data yang
obyektif berdaasarkan pengkajian yang didapatkan penulis yaitupasien terlihat
ingin menyentuh matanya, tidak ada demam dengan suhu tubuh 36,3℃, Nadi
85 x/menit, tekanan darah pasien 140/90 mmHg, dan RR 20x/menit. Dari data
yang tersebut penulis menjadikan resiko infeksi sebagai problem kedua pasca
operasi yang muncul pada pasien dan efek prosedur infansif sebagai
etiologinya.
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data terdapat 3 masalah keperawatan yang
penulis rumuskan yaitu 1 diagnosa pre operasi dan 2 diagnosa pasca operasi
antara lain Ansietas yang berhubungan dengan kekhawatiran mengalami
kegagalan ditandai dengan Tn.k mengatakan cemas dan telihat khawatir
menghadapi operasinya yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2021,
pasien mengatakan takut penglihatannya akan tetap berkabuut setelah
dilakukan operasi, pasien mengeluh pusing, pasien tampak tegang dan gelisah
sebagai masalah keperawatan preoperasi pada pasien. Sedangkan masalah
keperawatan pasca operasi yang penulis tegakkan yaitu nyeri akut
berhubungan dengan luka pasca operasi ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri pada mata kiri dengan nyeri skala nyeri 5 dan dirasakan secara
mendadak seperti ditusuk-tusuk, dan Resiko infeksi berhubungan dengan efek
prosedur pembedahan ditandai dengan Tn.K mengeluhmatanya gatal dan perih
dan pasien terlihat ingin menyentuh matanya, sebagai diagnosa kedua yang
ditetapkan pasca tindakan operasi.
28
D. Intervensi Keperawatan
Pada tanggal 25 Januari 2021 dari diagnosa pre operasi, ansietas
berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan. Penulis menyusun
rencana tindakan keperawatan dengan tujuan yaitu setelah dilakukannya
tindakan keperawatan pada pasien selama 1 x 24 jam kecemasan yang
dirasakan pasien menurun dengan kriteria hasil pasien mengatakan kecemasan
menurun atau hilang, TTV pasien dalam rentang normal, keluhan pusing
hilang, serta gelisah dan tegang yang dirasakan pasien menurun atau hilang.
Intervensi keperawatan yang direncanakan penulis antara lain kaji
tingkat ansietas, monitoring tanda – tanda ansietas pada pasien, perawat
menciptakan suasana terapeutik pada pasien dengan melakukan komunikasi
terapeutik yang dilakukan untuk membantu poroses penyembuhan pasien
serta membangun kepercayaan pada pasien, memberikan informasi secara
nyata tentang diagnosis, prognosis dan pengobatan yang akan dihadapi pasien,
memberikan anjuran pada keluarga untuk menemani pasien, beri kegiatan
pengalihan yang dapat mengalihkan dan menurunkanrasa cemas pada pasien.
Rasional dari rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
adalah memberikan pengetahuan dan mendapatkan kepercayaan diri serta
keyakinan pada pasien bahwa apa yang akan dijalani merupakan tindakan
yang benar dan pasien bisa sehat seperti yang diharapkan. Data – data dari
pasien sebelumnya yang dilakukan tindakan serupa bisa memberikan pondasi
atau dasar pada pasien serta keluarga untuk penyuluhan dan memberikan
gambaran mengenai situasi yang akan dijalaninya serta menghindari duplikasi.
Masalah keperawatan kedua, nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik prosedur pembedahan katarak. Tujuan dari rencana tindakan
pada diagnosa ini, setelah diberikannya tindakan keperawatan pada pasien
selama 2x24 jam,nyeri yang pasien keluhkan menurun atau hilang dengan
pasien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang/berkurang, perilaku verbal dan
non verbal pasien baik, pasien tidak tampak meringis dan gelisah, keluhan
kesulitan tidur hilang/berkurang, TTV dalam batas normal sebagai kriteria
hasil yang penulis tetapkan.
29
E. Implementasi Keperawatan
Pada tanggal 25 Januari 2021, penulis mulai memberikntindakan
keperawatan secara langsung pada pasien dimulaisebelum pasien melakukan
tindakan operasi yang diprogramkan, tindakan yang dilakukan penulis yaitu
pada jam 18.30 mengkaji kondisi pasien, memberikan penjelasan dan
gambaran pada pasien tentang kejadian sebelum dan sesudah operasi,
memberikan pengertian mengenai pentingnya operasi, membangun rasa
kepercayaan kepda pasien dengan menciptakan suasana terapeutik yang baik,
dan berusaha memahami kondisi yang membuat pasiencemas dengan
memberikan penjelasan bahwa perbaikan penglihatan yang pasien inginkan
tidak terjadi secara instanakan tetapi melalui beberapa tahapan. Data subjektif
pasien mengatakan paham dan mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh
perawat, data objektifnya pasien tampak mendengarkan dan memahami apa
yang sudah disampaikan perawat, pasien kooperatif aktif bertanya mengenai
penyebab kecemasan yang sedang dirasakannya. Pada jam 18.45 WIB, penulis
monioring tanda – tanda vital dan melakukan pengkajian ulang tingkat
kecemasan yang terjadi yang pasien rasakan. Data subjektif yang didapatkan
yaitu pasien mengatakan kecemasan sudah berkurang dan pasien mengatakan
insyaallah siap menjalani tindakan operasi yang sudah direncanakanya, data
obyektifnya pasien tampak rileks dan tenang dengan tekanan darah pasien
140/80 mmHg, RR pasien 22 x/menit, nadi sebanyak 80 x/menit, dan suhu
tubuh pasien normal yaitu 36,3℃.
31
tanda dan gejala terjadinya infeksi pada pasien pasca operasi, melakukan
pengkajian ulang tingkat nyeri yang dirasakan pasien. Data subjektif pasien
mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul, keluarga pasien mengatakan paham
atas penjelasan perawat tentang tanda dan gejala dari infeksi, data objektif
yang didapatkan yaitu ekspersi wajah pasien sudah tenang, keluarga dapat
menyebutkan tanda dan gejala yang terjadi jika terdapat infeksi seperti warna
kemerahan di sekitar luka, bengkak, demam, nyeri.
Tanggal 27 Januari 2021 jam 10.00 WIB penulis memberikan asuhan
kepada pasien diantaranya yaitu mengukur tanda – tanda vital pasien,
melakukan pengkajian terhadap tingkat nyeri yang dikeluhkan pasien,
memfasilitasi istirahat – tidur pasien, memberi arahan pada pasien untuk
mengulang teknik relaksasi tarik nafas dalam yang sudah diajarkan secara
mandiri apabila nyeri timbul. Data subjektif setelah dilakukan tindakan yaitu
pasien mengatakan nyeri sudah berkurang dengan metode NRS, pasien
mengatkan skala nyeri 2, pasien mengatakan selalu menggunakan teknik
relaksasi napas dalam jika nyeri timbul, sedangkan data objektif yang
didapatkan yaitu pasien sudah tampak tenang, ekspresi meringis dan gelisah
sudah hilang, tekanan darah pasien menunjukkan 130/80 mmHg, Nadi pasien
80 x/menit, RR terhitung 20 x/menit, serta suhu tubuh pasien 36,5℃.
Pada jam 13.00 WIB penulis membersihkan mata bagian kiri pasien,
memberikan obat tetes mata, dan mengedukasi keluarga pasiencara mencuci
tangan, membersihkan mata yang dioperasi dengan baik dan benar, serta cara
memberikan obat tetes mata dan mengganti balutan dengan benar. Pada jam
13.30 penulis melakukan pengkajian ulang nyeri yang dirasakan pasien dan
memmbatu pasien dalam mempersiapkan rencana pulang. Data Objektif
setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu pasien dan keluarga mengatakan
paham akan penjelasan yang sudah diberikan oleh perawat mengenai cara
mencuci tangan yang benar, cara membersihkan mata, memberikan obat tetes
dan cara mengganti balutan mata dengan benar. Data subjektif yang
didapatkan yaitu pasien dan keluarga tampak sudah paham ditandai dengan
33
F. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan dilakukan penulis pada dimulai pada
jam 15.00 WIB tanggal 25 januari 2021. Evaluasi dilakukan untuk setiap
diagnosa keperawatan yang muncul. Evaluasi yang dilkukan pada diagnosa
keperawatan yang pertama yaitu ansietas berhubungan dengan kekhawatiran
mengalami kegagalan secara subjektif pasien mengatakan rasa cemas dan
khawatir yang dirasakan berkurang, pasien mengatakan paham menengenai
prosedur operasi katarak dan manfaat operasi, sedangkan secara objektif
pasien tampak tenang dan rileks setelah diberikan komunikasi terapeutik dan
edukasi mengenai operasi, hasil dari pemeriksaan ttv menunjukkan tekanan
darah pada pasien 140/80 mmHg, RR pasien terhitung 22 x/menit, nadi 80
x/menit, dan suhu tubuh pasien 36,3℃, sesuai dengan kriteria hasil masalah
teratasi, dengan planning hentikan intervensi.
Hasil evaluasi hari terakhir yang dilakukan penulis pada diagnosa
keperawatan yang kedua yaitu Nyeri akut pada tanggal 27 Januari 2021 jam
16.00 WIB dan secara subjektif pasien mengatakan nyeri berkurang dengan
pengkajian nyeri dirasakan saat pasien melakukan aktivitas atau disentuh dan
nyerri hilang ketika isirahat, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk – tusuk, pada
mata sebelah kiri, dengan skala nyeri 5 menjadi 2, dan nyeri disarakan secara
mendadak. Sedangkan secara objektif : pasien tampak rileks dan tenang, tidak
ada keluhan lain sepeti mual/pusing, pasien sudah bisa tidur dengan baik, hasil
pengkajian ttv yang dilakukan yaitu suhu pasien terukur 36,5℃, tekanan darah
menunjukan 130/80 mmHg, RR 20 x/menit, dan nadi terhitung 80x/menit,
berdasarkan kriteria hasil yang ditetapkan menunjukkan masalah yang terjadi
pada pasien teratasi sebagian. Intervensi yang dilanjutkan pada pasien yaitu
mengajarkan teknik baru dalam mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan:
distraksi, imajinasi, relaksasi.
34
Pada bab ini, kesenjangan antara teori dan realitas pada bidang
keperawatan di lapangan khususnya pada Tn.K dengan kasus pre dan post operasi
katarak selama tiga hari di ruangBaitul Izzah 1 RSI Sultan Agung Semarang akan
dibahas oleh penulis. Penulis melakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif. Asuhan keperawatan yang sistematis pada pasien yaitu dimulai
dengan pengkajian, menentukan diagnose, menyusun rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan, memberika tindakan keperawatan dan
menyusun evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada Tn.K.
A. Pengkajian
Pengkajian digunakan untuk melakukan tahapan awal dan merupakan
landasan utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data saat melakukkan
pegkajian dilakukan secara sistematis untuk mencegah terjadinya hilang data
secara signifikan, data yang didapat dalam pengkajian dapat digunakan untuk
memberi gambaran perubahan kesehatan pada pasien. Perawat dalam
pengumpulan data juga harus melihat riwayat masa lalu dan masalah saat ini.
Misalnya, riwayat kesehatan pasien saat ini, seperti alergi terhadap obat dan
pemeriksaan diagnostik. (Andini Harahap, 2020).
Merujuk pada data pengkajian, terdapat beberapa data yang belum
penulis dapatkan dan belum dibahas dalam asuhan keperawatan. Terdapat
beberapa data yang dirasa kurang dicermati saat dilakukannya pengkajajian,
diantaranya yaitu dalam melakukan pengkajian pola persepsi dan
pemeliharaan kesehatan pasien sebelum dan sesudah sakit, pasien bekerja
sebagai petani shingga terdapat faktor resiko yang dapat menimbulkan katarak
dan pada data pengkajian pola tersebutlah yang kurang dicermati oleh penulis,
pengobatan yang pernah dijalani dan faktor riwayat infeksi mata pada pasien
juga kurang dicermati oleh penulis. Saat dilakukan pengkajian didapatkan data
awal dari timbulnya keluhan yaitu pasien mengatakan pernah mengalami
35
36
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas Berhubungan dengan Kekhawatiran Mengalami Kegagalan
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) diagnosa
keperawatan adalah evaluasi klinis tentang respons pasien terhadap kasus
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik kasus yang
37
pasien mengatakan takut penglihatannya akan tetap kabur dan tidak jelas
setelah dilakukan operasi, pasien mengeluh pusing. Secara objektif data
yang didapatkan yaitu pasien terlihat cemas, gelisah, dan pasien tampak
tegang dengan tekanan darah menunjukkan153/80 mmHg, Suhu tubuh
36℃, RR terhitung 20x/menit, dan nadi 90x/menit.
Intervensi atau perencanaan yang ditetapkan oleh penulis untuk
mengatasi masalah keperawatan tersebut yaitu melalui edukasi dan terepi
relaksasi kepada pasien. Memberikan persiapan fisik dan juga mental
merupakan hal yang penting dalam persiapan operasi. Perawat mempunyai
pengaruh penuh dalam memberikan persiapan fisik pre operasi pada
pasien, sedangkan untuk mempersiapkan psikis pasien dilakukan oleh
perawat dan keluarga atau orang terdekat pasien untuk mepersiapkan
mental pasien sebelum menjalani tindakan operasi (Warouw et al., 2018).
Implementasi yang dilakukan penulis kepada pasien yaitu
menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai kejadian pra dan pasca
operasi, memberikan pengertian mengenai manfaat operasi, membangun
keperacayaan pada pasien dengan menciptakan suasana yang terapeutik
bersama pasien, dan berusaha memahami kondisi yang menyebabkan
pasien cemas. Untuk menurunkan tingkat kecemasan sebenarnya tidak bisa
dipisahkan dari pemberian edukasi. Memberikan pendidikan mengenai
katarak dapat memberikan pengetahuan baru pada pasien (Warouw et al.,
2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2015) di
RSD dr. Soebandi Jember mengenai hubungan tingkat pengetahuan
dengan tingkat kecemasan tentang perioperatif pada pasien dengan pre
operasi katarak, menunjukkan hasil adanya hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan tingkat kecemasan mengenai periopratif katarak
dengan P= ≤0,05 (p= 0,047). Menurut analisis penulis, dengan
memberikan edukasi dan penyuluhan kesehatan kepada pasien dapat
memberikan ketenangan dan menurunkan kekhawatiran yang belum pasti
39
dengan post operasi katarak dengan nilai p = 0,002 dan 0,000. Responden
yang memliki pengetahuan kurang umumnya dalam melakukan perawatan
sebagian besar belum mengerti tentang tindakan apa yang harus diberikan
terhadap keluarga dengan pasca operasi katarak.
Sejalan dengan penelitian mengenai hubungan antara pasien
dengan perawatan pasca operasi katarak dengan kontrol motivasi yang
diteliti oleh (Kamaryati et al., 2013) pada responden dari rumah sakit mata
Bali 83 Mandara mengenai perawatan pasca operasi katarak bekategori
baik, sebanyak 65 responden mendapatkan program penyuluhan dan
pedidikan kesehatan dari Rumah sakit sehingga membuat responden
mempunyai pengetahuan yang baik. Terkait dengan teori dalam
(Notoatmodjo, 2012) menjelaskan pengetahuan adalah ilmu yang sangat
penting untuk membentuk tingkah laku pada seseorang. Akan susah
menerapkannya pada praktek nyata apabila respponden mempunyai
pengetahuan yang kurang. Menurut analisis penulis, kurangnya
pengetahuan akan berdampak pada perawatan yang tidak tepat pada
keluarga dengan post operasi.
Evaluasi proses keperawatan yang telah dilakukan dalam proses
pemberian asuhan keperawatan tidak mengalami hambatan. Evaluasi hasil
pada tanggal 26 Januari sampai 27 Januari 2021, tujuan tercapai ditandai
dengan tidak ditemkannya tanda atau gejala infeksi yang terjadi pada
pasien, pasien serta keluarga mengatakan paham akan penjelasan yang
sudah diberikan, ketika pasien dan keluarga diberikan evaluasi mampu
menjawab dengan benar. berdasarkan kriteria dan hasil yang telah
diberikan, tidak terjadi masalah keperawatan resikoinfeki berhubungan
dengan efek prosedur invansif..
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan asuhan keperawatanyang telah diberikan oleh penulis
mulai tanggal 25 Januari 2021 sampai tanggal 27 Januari 2021 pada Tn.K
dengan katarak menggunakan proses pengkajian, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat perencanaan, melakukan implementasi, dan
menyimpulkan evaluasi di ruang Baitul Izzah 1 RSI Sultan Agung Semarang,
dapat diambil kesimpulan antara lain:
1. Pengkajian
Berdasarkan data pada hasil pengkajian yang telah dilakukan, penulis
mengumpulkan data berupa subjektif maupun objektif melalui anamnesa
secara langsung pada pasien. Hasil pada pengkajian menunjukkan,
masalah keperawatan yang diteggakkan oleh penulis yaitu Ansietas
berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan, nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik, dan resiko infeksi berhubungan
dengan efek posedurinvansif.
2. Prioritas masalah dan diagnosa keperawatan
Prioritas masalah keperawatan utama pada pasien sebelum dilakukannya
operasi adalah ansietas. Diagnosa dengn nyeri akut ditegakan sebagai
diagnosa prioritas pertama pasca operasi dan resiko infeksi sebagai
masalah keperawatan prioritas kedua pasca operasi yang dijalani pasien.
3. Intervensi Keperawatan
Perencanan tindakan keperawatan penulis tetapkan sesuai dengan buku
Standar Intervesni Keperawatan Indonesia (SIKI), dengan merencanakan
tindakan reduksi ansietas, manajemen nyeri, melakukan pencegahan
infeksi serta memberikan pendidikan tentang perawatan luka pasca operasi
di rumah kepada pasien dan keluarga.
44
45
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang diberikan pada pasien sudah sesuai prosedur dan
proses keperawatan, tidak ditemukannya adanya kesenjangan teori dengan
praktek pada implementasi yang diberikan oleh penulis.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan metode SOAP, dimana ketiga masalah
keperawatan yang ditegakkan dapat teratasi semua ditandai dengan rasa
cemas dan khawatir menurun, pasiensiap menjalani operasi yang telah
diprogramkan, nyeri yang dirasakan pasien menurun dari skala 5 menjadi
skala 2, masalah keperawatan dengan resiko infeksi tidak terjadi pada
pasien dibuktikan dengan tidak adanya tanda gejala terjadinya infeksi pada
pasien.
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan referensi dalam
meningkatkan pembelajaran khusunya tentang asuhan keperawatan dengan
pre dan post operasi katarak.
2. Perawat
Pemberian pelayanan asuhan keperawatan di ruangan sudah baik,
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan
dengan banyak keluarga yang dilibatkan pada proses perawatan,dengan
begitu keluarga dapat melakukan perawatan dengan baik pada pasien saat
di rumah.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Setelah 3 hari perawatan di rumah sakit, diharapkan pasien beserta
keluarga dapat menambah pengetahuan dan ketrampilannya mengenai
perawatan luka pasien di rumah serta pola hidup bersih dan sehat
meningkat.
4. Bagi Mahasiswa
46
DAFTAR PUSTAKA
Acc,
melanjutkan
25 Januari 2021 Pengambilan
selanjutya
Kasus
Mempersiakan
26 Januari 2021 Judul KTI askep dengan
benar
Mengumpulkan
23Februari 2021 BAB I
Bab I
Revisi
sistematika
penulisan, BAB
IV dalam
pembahasan
pengkajian
dituliskan data
BAB I sampai apa saja yang
12 Mei 2021
V
belum terkaji
saat melakukan
askep, atau data
yang kurang
tepat.
BAB V dibuat
perpoint
Melengkapi
24 Mei 2021 BAB I – V lembar-lembar
KTI
26 Mei 2021 BAB – V
Turnitin
NIM : 40901800012
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Tn.K dengan Pre dan Post Operasi
Katarak Okuli Sinistra di Ruang Baitul Izzah 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang
Pembimbng
NIM : 40901800012
Judul KTI : Asuhan Keperawatan PadaTn.K dengan Pre dan Post Operasi
Katarak Okuli Sinistra di Ruang Baitul Izzah 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang
Pembimbng