M YANG MENGALAMI
GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KELEBIHAN VOLUME
CAIRAN DI RUANG BOUGENVIL RSUD UNGARAN
DI SUSUN OLEH :
NIM.P14085
SURAKARTA
2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K dan Tn. M YANG MENGALAMI
GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KELEBIHAN VOLUME
CAIRAN DI RUANG BOUGENVIL RSUD UNGARAN
DI SUSUN OLEH :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P14085
Ungaran
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing
201185071
iii
MOTTO
Keberhasilan akan diraih dengan belajar, jangan ingat lelahnya belajar tapi ingat
buah manisnya yang bisa dipetik kelak ketika kita sukses. Sukses adalah berani
bertindak dan punya prinsip, rahasia keberhasilan adalah kerja keras dan belajar
dari kegagalan
iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI
Dewan Penguji :
Ketua :
Anggota :
1.Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns., M.Kep (…………………….)
NIK. 201185071
v
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ketua :
1. Joko Kismanto, S.Kep., Ns ( )
NIK : 200670020
Anggota :
2. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns., M.Kep ( )
NIK : 201185071
Mengetahui
Ketua Program Studi D3 Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. K dan Tn. M dengan
Diagnosa Gagal Ginjal Kronik di RSUD Ungaran”
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta yang telah member kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta
2. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
4. Fakhrudin Nasrul Sani S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing
sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat,
memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan
serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Joko Kismanto, S.Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, Bpk Suwito dan Ibu Maryati yang selalu menjadi inspirasi
dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
vii
8. Kedua saudaraku, Eko Hatmono dan Revo Aditama Febrian yang selalu
memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
9. Keluargaku yang ada di Wonogiri (Lek Mami, Mbah Ten, Ikhsan, Agung,
Mas No, Lek Tati, Intan, Nita, Bagus, Lisa dll) yang selalu memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
10. Sahabatku (Nopia, Tari, Ragil, Novi, Arinda, Eka, Ningsih) yang selalu
menemani, membantu dan memberi semangat dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah.
11. Kekasihku Feri Arif Kurniawan yang telah sabar memberikan dukungan dan
semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
12. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………. i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME…………………… ii
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………… iii
MOTTO………………………………………………………….. iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI………………. v
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………. vi
KATA PENGANTAR…………………………………………. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL……………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………... 1
1.2. Batasan Masalah…………………………………..…….... 4
1.3. RumusanMasalah…………………………………………. 4
1.4. Tujuan…………………………………………………….. 5
1.3.1 Tujuan Umum………………………………………. 5
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………… 5
1.5. Manfaat…………………………………………………… ` 6
1.4.1 Teoritis……………………………………………… 6
1.4.2 Praktis………………………………………………. 6
ix
3.7 Analisa Data…………………………………………………. 32
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan ……………………………………………………. 54
5.1.1 Pengkajian……………………………………………….. 54
5.1.3 Diagnosa Keperawatan………………………………….. 56
5.1.4 Intervensi Keperawatan……………………..................... 57
5.1.5 Implementasi Keperawatan……………………………… 58
5.1.6 Evaluasi………………………………………………….. 61
BAB VI
6.1 Kesimpulan……………………………………………………. 64
6.1.1 Pengkajian………………………………………………. 64
6.1.2 Diagnosa Keperawatan…………………………………. 64
6.1.3 Intervensi Keperawatan……………………………….... 65
6.1.4 Implementasi Keperawatan…………………………….. 65
6.1.5 Evaluasi Keperawatan………………………………….. 65
6.2 Saran…………………………………………………………… 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik (GGK) atau End Renal Disease (ESRD) adalah
bentuk serta fungsi dari ginjal normal secara bertahap (Joy, Kshirsagar &
Franceschini, 2008).
pengobatan sangat mahal. Secara global lebih dari 500 juta orang
pada tahun 2007 jumlah penderita GGK sekitar 80.000 orang, dan tahun
dengan tingkat GGK yang cukup tinggi, tahun 2007 jumlah pasien GGK
mencapai 2.148 orang, kemudian tahun 2008 menjadi 2.260 orang (Alam
1
2
2013).
penyakit GGK pada umur ≥15 tahun menurut provinsi tahun 2013 ialah
kelompok umur ≥75 tahun 0,6%. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih
ditemukan bahwa kasus Gagal Ginjal Kronik pada bulan Januari 2010
sampai bulan Maret 2012 sebanyak 120 kasus (Dinkes Jateng, 2013).
cairan ini adalah munculnya rasa haus pada pasien. Pembatasan intake
berkumur air hangat. Terapi Es batu yang dikulum oleh pasien GGK akan
akan membuat rasa haus berkurang (Arfany, Armiyati & Kusuma, 2015).
Terapi berkumur air hangat dapat digunakan untuk mengatasi rasa haus
Handajani & Tandelilin (2008) berkumur dapat melatih otot-otot yang ada
haus yang muncul karena program pembatasan cairan pada pasien Gagal
Ginjal Kronik.
4
mengulum es batu adalah 8,38 dan sesudah mengulum esbatu rata-rata rasa
haus menjadi 4,69, sehingga terjadi penurunan rasa haus sebesar 3.69
(44,03%). Rata-rata rasa haus sebelum berkumur air matang adalah 8 dan
sesudah berkumur air matang rasa haus menjadi 5,25, sehingga terjadi
penurunan rasa haus sebesar 2,75 (34,38%). Hasil ini sesuai dengan
dengan mengulumes batu akan terjadi penurunan rasa haus pada pasien
GGK sebesar 56%. Penelitian yang dilakukan oleh Conchon & Fonseca
Batasan masalah yang akan di bahas pada studi kasus ini adalah
1.4 Tujuan
RSUD Ungaran.
RSUD Ungaran
RSUD Ungaran
RSUD Ungaran.
RSUD Ungaran.
1.5 Manfaat
sebagai berikut :
1) Bagi perawat
klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dan melatih berfikir kritis
akan datang
4) Bagi pembaca
Kronik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definsi
Sari, 2014).
2.1.2 Etiologi
(2012) yaitu :
8
9
renalis).
sklerosi sistemik).
2.1.3 Klasifikasi
1) Gangguan kardiovaskuler
2) Gangguan pulmoner
3) Gangguan gastrointestinal
ammonia.
4) Gangguan endokrin
5) Gangguan muskuloskeletal
6) Gangguan integumen
dan rapuh.
hipomagnesemia, hipokalasemia.
8) System hematologi
2.1.5 Patofisiologi
organ tubuh.
13
2.1.6 Pathway
Intoleransi Anemia
Gangguan nutrisi
aktifitas kurang dari
kebutuhan Transpot O2
menurun
Gangguan harga
diri berhubungan
dengan
ketergantungan
perubahan peran
2.1.7 Komplikasi
1) Hematologis
hanya bekerja bila kadar besi, folat, dan vitamin B12 adekuat dan
anemia aplastik.
2) Dehidrasi
menyebabkan dehidrasi.
bermanfaat.
4) Kulit
menyebabkan pucat.
5) Gastrointestinal
6) Endokrin
leg) atau kram otot dapat juga terjadi dan kadang merespon
bunuh diri.
8) Immunologi
sering terjadi. Uremia menekan fungsi sebagian besar sel imun dan
9) Lipid
peritoneal.
yang tersisa.
berikut :
protein.
18
gerakan air).
3) Pielografi intravena
reversibel.
massa.
4) Sistouretrogram berkemih
retensi.
5) Biopsi ginjal
2.1.9 Penatalaksanaan
berikut :
1) Penatalaksanaan medis
a) Koreksi hiperkalemia
b) Koreksi anemia
c) Koreksi asidosis
d) Pengendalian hipertensi
e) Transplantasi ginjal
2.2.1 Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Keluhan utama
pruritus.
3) Riwayat Kesehatan
kemih.
d) Pola eliminasi
sakitan.
hiperprokaltinemia.
23
5) Pemeriksaan fisik
a)Keadaan umum
b) Sistem hematologi
eritropotein.
c) Sistem neuromuskuler
regulasi.
interpretasi informasi
regulasi.
Intervensi :
a) pantau tekanan darah, nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas
cairan.
cairan.
secara cermat.
tujuan dalam nilai laboratorium normal dan tak ada tanda malnutritisi,
nutrisi adekuat.
Intervensi :
perhari
intervensi.
interpretasi informasi
yang bersangkutan.
27
Intervensi :
dan penanganannya.
konsep konsekuensinya.
hidupya.
Intervensi :
a) Kaji respons dan reaksi pasien dan keluarga terhadap penyakit dan
penanganannya.
kemesraan.
Intervensi :
harga diri.
METODE PENELITIAN
3.3 Partisipan
Partisipan dalam studi kasus ini adalah Tn.K dan Tn.M yang
RSUD Ungaran.
Lokasi dan waktu merupakan tempat atau lokasi kasus yang akan
30
31
3.5.1 Wawancara
(Prastowo, 2011)
sumber data utama yaitu pasien, perawat, dan keluarga pasien yang
berkaitan dengan masalah yang di teliti yaitu pada pasien yang mebgalami
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan
3.7.4 Kesimpulan
induksi.
4.1 Hasil
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas Klien
Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama Tn. K Tn. M
Umur 60 tahun 47 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Karyawan swasta Wiraswasta
Status perkawinan Kawin Kawin
No RM 2284xx 5151xx
Dx Medis Gagal Ginjal Kronik Gagal Ginjal Kronik
Tanggal pengkajian 22 Mei 2017 25 Mei 2017
Tanggal masuk rumah sakit 20 Mei 2017 23 Mei 2017
2. Riwayat penyakit
Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2
Keluhan utama Klien mengatakan lemas dan Klien mengatakan nyeri
sesak nafas pinggang belakang ± 1
minggu
Riwayat penyakit Klien masuk rumah sakit Klien datang ke IGD
sekarang melalui IGD pada tanggal 20 RSUD Ungaran pada
mei 2017 dengan keluhan sesak tanggal 23 Mei 2017
nafas, badan terasa lemah, pukul 15.55 dengan
pinggang terasa nyeri ±5 hari keluhan nyeri pinggang
yang lalu, nyeri terasa saat belakang ± 1
duduk lama,skala nyeri 4,nyeri minggu,nyeri saat duduk
terasa sewaktu-waktu. BAK lama, skala nyeri 5, nyeri
sedikit dan terasa nyeri, sewaktu-waktu, BAK
terdapat edema pada keluar sedikit-sedikit, dan
ekstremitas bawah. Pasien terdapat edema pada
mendapatkan terapi infuse RL ekstremitas bawah pasien.
20 tpm, dan terapi oksigen Di dapatkan hasil TTV
3ltr/mnt. pasien :
Di dapatkan hasil pemeriksaan TD : 150/60 mmHg
tanda-tanda vital pasien : Nadi : 88x/mnt
TD : 130/70 mmHg RR : 22x/mnt
Nadi : 90x/menit Suhu : 36.30C
RR : 26x/menit Pasien mendapatkan
suhu : 36.6 0C terapi infuse RL 20 tpm
34
35
b. BAK b. BAK
1) Sebelum sakit 1) Sebelum sakit
Frekuensi : 5-6 x Frekuensi : 5-6 x
sehari sehari
Jumlah urin: 300 cc Jumlah urin: ±150 cc
sekali BAK sekali BAK
Warna : kuning jernih Warna : kuning pekat
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
2) Selama sakit 2) Selama sakit
Frekuensi : terpasang Frekuensi : terpasang
kateter kateter
Jumlah urin: 350cc/24 Jumlah urin: 350 cc/24
jam jam
Warna : kuning pekat Warna : kuning pekat
Keluhan : urin keluar Keluhan : urin keluar
sedikit-sedikit, rasa sedikit-sedikit dan
tidak puas, dan terasa terasa nyeri
nyeri
4. Pemeriksaan Fisik
Observasi Klien 1 Klien 2
Keadaan/penampilan umum
a.Kesadaran Composmentis Composmentis
GCS :E4M6V5 GCS : E4M6V5
b.Tanda-tanda vital
Tekanan darah 130/70mmHg 150/60 mmHg
Nadi
Frekuensi 92 x / menit 88x/ menit
Irama Teratur Teratur
kekuatan Kuat Kuat
Pernafasan
Frekuensi 26 x/ menit 22x/ menit
Irama Teratur Teratur
Kepala
Bentuk kepala Mesochepal Mesochepal
Kulit kepala Bersih, tidak ada lesi Bersih tidak ada ketombe
Rambut Hitam, pendek, beruban Bersih, pendek, bersih
Muka
- Mata
Palpebra Tidak oedem Tidak oedem
Konjungtiva Anemis Anemis
Sclera Tidak Ikterik Tidak Ikterik
Pupil isokor isokor
+
Reflek terhadap /+ +/+
cahaya
Penggunaan alat tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat
bantu penglihatan bantu penglihatan bantu penglihatan
- Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak tampak
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC Ictus cordis teraba di SIC
4&5 4&5
Perkusi Bunyi pekak
Auskultasi Bunyi jantung I, II Bunyi pekak
reguler Bunyi jantung I, II regular
Abdomen
Inspeksi Bentuk simetris tidak Bentuk simetris tidak asites
Auskultasi asites Bising usus 12x/ menit
Perkusi Bising usus 12x/menit Bunyi tymphani
Palpasi Bunyi tymphani Ada nyeri tekan
Ada nyeri tekan
Genetalia Terpasang kateter Terpasang kateter
Rektum Tidak ada hemoroid Tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Atas
Kekuatan otot ka/ki 4/3 4/3
ROM ka/ki +/+ +/+
Perubahan bentuk Tidak ada Tidak ada
tulang Hangat Hangat
Perabaan akral
Bawah
Kekuatan otot ka/ki 4/4 4/4
ROM ka/ki +/+ +/+
Perubahan bentuk Oedem kanan dan kiri Oedem kanan dan kiri
tulang
Perabaan akral Hangat Hangat
Pitting edema >3 detik >3 detik
41
INDEX ERITROSIT
MCV 92.2 fL 80-96
MCH 31.3 pg 28-33
MCHC 27.9 g/dl 33-36
RDW 12.5 % 11.6-14.6
MPV 9.6 fL 7.2-11.1
PDW 20 % 25-65
Hitung jenis
Eosinofil 2.25 % 0-4
Basofil 1.20 % 0-2
Nefrofil 83.65 % 5-80
Limfosit 09.00 % 22-44
Monosit 4.20 % 0-7
KLINIK
SGOT 25 u/l <35
SGPT 32 u/l <45
Index Eritrosit
MCV 82.6 fL 80-97
MCH 29.1 pg 27-31.2
MCHC 35.3 g/dL 31.8-35.4
Hitung jenis
Neutrofil 80.1 % 37-80
MXD 92 % 4-18
Limfosit 10.7 % 19-48
KIMIA KLINIK
Fungsi ginjal
Ureum 119.4 Mg/dL <50
Kreatinin 8.84 Mg/dL 0.8-1.3
43
Klien 2
INDEX ERITROSIT
MCV 90.2 fL 80-96
MCH 30 pg 28-33
MCHC 29.9 g/dl 33-36
RDW 13.3 % 11.6-14.6
MPV 8.3 fL 7.2-11.1
PDW 18 % 25-65
Hitung jenis
Eosinofil 2.20 % 0-4
Basofil 0.15 % 0-2
Nefrofil 86.70 % 5-80
Limfosit 6.00 % 22-44
Monosit 3.70 % 0-7
KLINIK
SGOT 15 u/l <35
SGPT 35 u/l <45
Index Eritrosit
MCV 89.0 fL 80-97
MCH 29.3 pg 27-31.2
MCHC 30.2 g/dL 31.8-35.4
Hitung jenis
Neutrofil 79.9 % 37-80
MXD 88 % 4-18
Limfosit 12.5 % 19-48
KIMIA KLINIK
Fungsi ginjal
Ureum 96 Mg/dL <50
Kreatinin 7.56 Mg/dL 0.8-1.3
44
Index Eritrosit
MCV 78.0 fL 80-97
MCH 27 pg 27-31.2
MCHC 28.2 g/dL 31.8-35.4
Hitung jenis
Neutrofil 78.7 % 37-80
MXD 78 % 4-18
Limfosit 10.5 % 19-48
KIMIA KLINIK
Fungsi ginjal
Ureum 86 Mg/dL <50
Kreatinin 7.65 Mg/dL 0.8-1.3
4.1.5 Intervensi
Nyeri akut b.d agen cidera 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui karakteristik
biologis secara komprehensif nyeri (PQRST)
Setelah dilakukan tindakan (PQRST) 2. Tehnik relaksasi nafas
keperawatan selama 3 x 24 2. Ajarkan tehnik relaksasi dalam membantu
jam klien menunjukkan nafas dalam mengontrol nyeri
NOC 3. Berikan informasi 3. Untuk menambah
1. Pasien mampu mengenai nyeri, seperti pengetahuan pasien dan
mengontrol nyeri penyebab nyeri akan keluarga tentang nyeri
2. Pasien melaporkan dirasakan, dan antisipasi
bahwa nyeri dari ketidaknyamanan
berkurang skala nyeri akibat prosedur
menjadi 1 4. Kolaborasi dengan dokter 4. Pemberian analgesik
3. Pasien mampu dalam pemberian analgesic akan membantu
mengenali nyeri meredakan rasa nyeri
4. Pasien menyatakan
rasa nyaman setelah
rasa nyeri berkurang
Klien 2
Nyeri akut b.d agen cidera 1. Lakukan pengkajian 1. Mengetahui
biologis nyeri secara karakteristik nyeri
Setelah dilakukan tindakan komprehensif (PQRST)
keperawatan selama 3 x 24 (PQRST) 2. Tehnik relaksasi
jam klien menunjukkan 2. Ajarkan tehnik nafas dalam
NOC relaksasi nafas dalam membantu
1. Pasien mampu 3. Berikan informasi mengontrol nyeri
mengontrol nyeri mengenai nyeri, 3. Untuk menambah
2. Pasien melaporkan seperti penyebab pengetahuan pasien
bahwa nyeri nyeri akan dirasakan, dan keluarga
berkurang skala nyeri dan antisipasi dari tentang nyeri
menjadi 1 ketidaknyamanan 4. Pemberian
3. Pasien mampu akibat prosedur analgesik akan
mengenali nyeri 4. Kolaborasi dengan membantu
4. Pasien menyatakan dokter dalam meredakan rasa
rasa nyaman setelah pemberian analgesic nyeri
rasa nyeri berkurang
Kelebihan volume cairan b.d 1. Monitoring status 1. Untuk mengetahui
gangguan mekanisme regulasi cairan (BB harian, keadaan pasien
Setelah dilakukan tindakan turgor kulit, dan 2. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 adanya edema, ttv) jumlah cairan yang
jam klien menunjukkan 2. Pencatatan volume masuk dan cairan
NOC intake dan output yang keluar
1. Edema berkurang dan hitung balance 3. Untuk mencegah
2. Turgor kulit cairan terjadinya
baik/tidak kering 3. Batasi masukan kelebihan cairan
3. Produksi urine > cairan yang masuk
600cc/hari 4. Untuk membantu
4. Keseimbangan antara pasien menjaga
input dan output 4. Tingkatkan dan kebersihan gigi dan
5. BB stabil (tidak dorong oral hygiene mulut
kelebihan cairan) 5. Untuk mengatasi
6. Mukosa bibir lembab 5. Ajarkan terapi rasa haus klien
berkumur air hangat
48
4.1.6 Implementasi
Diagnosa 22 Mei 2017 23 Mei 2017 24 Mei 2017
Keperawatan
Klien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
Ketidakefektifa 08.00 Monitor vital sign TD 08.00 Monitor vital sign 08.00 Monitor vital sign
n pola nafas b.d 130/70 mmHg, HR TD 120/80 TD 130/60
hiperventilasi 92x/menit, mmHg, HR mmHg, HR
RR26x/menit, S 90x/menit, RR 89x/menit,
36.60C 24x/menit, S RR24x/menit, S
36.40C 36.50C
09.00 Atur posisi klien 08.45 Atur posisi klien 09.00 Atur posisi klien
semifowler semifowler semifowler
10.10 Monitoring vital sign 09.30 Monitoring vital 10.30 Monitoring vital
TD 130/60 mmHg, sign 120/70 sign TD 110/80
RR 26x/menit, HR mmHg, HR mmHg, HR
90x/menit, S 36.30C 92x/menit, RR 89x/menit, RR
24x/menit, S 24x/menit, S
10.30 Mengajarkan tehnik 36.40C 36.50C
relaksasi otot
progresif 09.45 Mengajarkan 10.45 Mengajarkan
tehnik relaksasi tehnik relaksasi
10.45 Kolaborasi dengan otot progresif otot progresif
49
dokter dalam
pemberian analgesic 09.50 Kolaborasi 10.50 Kolaborasi
dengan dokter dengan dokter
dalam pemberian dalam pemberian
analgesic analgesic
Kelebihan 10.55 Monitor vital sign TD 10.10 Monitor vital sign 11.10 Monitor vital sign
volume cairan 120/80 mmHg, HR TD 110/70 TD 120/80
b.d gangguan 90x/menit, mmHg, HR mmHg, HR
mekanisme RR26x/menit, S 89x/menit, RR 90x/menit,
regulasi 36.60C 24x/menit, S RR24x/menit, S
36.40C 36.50C
11.00 Terapi berkumur air
hangat 10.25 Terapi berkumur 11.30 Terapi berkumur
air hangat air hangat
11.30 Mengkaji status
cairan : BB 65 kg, 10.30 Mengkaji status 11.45 Mengkaji status
edema pada kedua cairan : BB 65 kg, cairan : BB 65 kg,
kaki, kulit kering, edema pada kedua edema pada kedua
ureum 200 mg/dL, kaki, kulit kering, kaki, kulit kering,
kreatinin 10.6mg/dL ureum 200 ureum 200
mg/dL, kreatinin mg/dL, kreatinin
12.00 Mencatat intake dan 10.6mg/dL 10.6mg/dL
output: intake 1450,
output 1225 11.00 Mencatat intake 12.00 Mencatat intake
Menghitung balance dan output: intake dan output:intake
cairan 1450-1225 1400, output 1245 1400, output 1275
=225 Menghitung Menghitung
balance cairan balance cairan
12.30 Kolaborasi dengan 1400-1245=155 1400-1275=125
dokter untuk
pemberian diuretic 12.00 Kolaborasi 12.30 Kolaborasi
dengan dokter dengan dokter
untuk pemberian untuk pemberian
diuretik diuretic
Gangguan pola 20.00 Monitor/ catat 20.00 Monitor/ catat 20.00 Monitor/ catat
tidur b.d kebutuhan tidur kebutuhan tidur kebutuhan tidur
imobilisasi pasien setiap hari dan pasien setiap hari pasien setiap hari
jam dan jam dan jam
Gangguan pola 20.00 Monitor/ catat 20.00 Monitor/ catat 20.00 Monitor/ catat
tidur b.d kebutuhan tidur kebutuhan tidur kebutuhan tidur
imobilisasi pasien setiap hari pasien setiap hari pasien setiap hari
dan jam dan jam dan jam
20.15 Jelaskan pentingnya 20.15 Jelaskan 20.15 Jelaskan
tidur yang adekuat pentingnya tidur pentingnya tidur
20.20 Ciptakan yang adekuat yang adekuat
lingkungan yang 20.20 Ciptakan 20.20 Ciptakan
bersih dan nyaman lingkungan yang lingkungan yang
20.30 Mengajarkan tehnik bersih dan bersih dan
relaksasi otot nyaman nyaman
progresif 20.30 Mengajarkan 20.30 Mengajarkan
20.45 Kolaborasi dengan tehnik relaksasi tehnik relaksasi
dokter untuk otot progresif otot progresif
pemberian obat 20.45 Kolaborasi 20.45 Kolaborasi
tidur dengan dokter dengan dokter
51
EVALUASI
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan Tn.K
dan Tn.M dengan chronic kidney disease ( CKD) di ruang Bugenvil RSUD
tujuan umum dan tujuan khusus pada klien 1 dan klien 2. Pembahasan ini
evaluasi.
5.1.1 Pengkajian
minum 450 cc, makan 500 cc, cairan infuse 500 cc. serta output: urine 250
klien terpasang kateter dan urine keluar sedikit. Pengkajian pola eliminasi
klien Tn. M intake: minum 450cc, makan 600 cc, serta output urine 300cc,
54
55
terdapat oedema pada kedua ekstremitas bawah, pitting edema >3 detik,
normal. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan anuria (< 50 ml/hari)
dan normal haluan urine tidak seperti oliguria. Oliguria (<400 ml/hari)
adalah suatu klinis yang di jumpai pada gagal ginjal kronik. Pentalaksaan
tekanan vena sentral, konsentrasi urine dan serum, cairan yang hilang,
tekanan darah dan status klinis pasien. Masukkan dan haluan oral dan
dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi pengganti cairan. Cairan
yang hilang melalui kulit dan paru yang hilang akibat proses metabolisme
Bare, 2012).
Fakta dan teori tentang kelebihan volume cairan tidak ada kesenjangan,
itu terbukti dari data yang ada pada klien terdapat edema di ekstremitas.
observasi berupa adanya edema pitiing grade 3 pada kedua tungkai bawah
klien, jumlah urin dalam 24 jam (350 cc), tekanan darah 130/70 mmHg.
56
didapatkan data subjektif klien mengatakan badan merasa lemah, dan mudah
haus. Data objektif ditandai dengan kedua ekstremitas bawah oedem, pitting
edema > 3 detik, mukosa bibir kering, balance cairan +225cc. Hasil
BAK sedikit dan mudah haus. Data objektif ditandai dengan kedua
ekstremitas bawah oedema, pitting edema > 3 detik, membrane mukosa bibir
cairan ditunjukan dengan adanya data meliputi keluhan klien yang mengalami
penurunan frekuensi jumlah urine sedikit, data observasi berupa adanya piting
57
edema grade 3 pada kedua tungkai bawah klien serta ascites, jumlah urine
dalam 24 jam, tekanan darah 130/90 mmhg (Feny dan Arcellia, 2016).
Berdasarkan data yang didapat dari klien Tn. K dan klien Tn. M
klien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana keperawatan dapat diselesaikan
dengan Spesifik (jelas dan khusus). Perencanaan adalah suatu proses di dalam
pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang suatu apa yang
akan dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan
24 jam volume cairan dapat terkontrol dengan kriteria hasil: tindakan yang
bisa dilakukan pada klien Tn.K dan klien Tn.M adalah monitor cairan untuk
mengetahui cairan apa saja yang masuk, pantau intake dan output untuk
mengetahui balance cairan klien, dan pemberian terapi berkumur air hangat
mencatat jumlah cairan yang diminum dan jumlah urin setiap harinya pada
jumlah cairan yang diminum serta urin yang dikeluarkan setiap harinya.
yang ada di rongga mulut, sehingga otot-otot di rongga mulut akan dapat
dan pipi. Kontraksi otot-otot tersebut akan merangsang kelenjar saliva untuk
rongga mulut tetap basah, sehingga menurunkan sensasi haus yang muncul
Pmantauan intake dan output serta pemberian terapi berkumur air hangat bisa
tindakan keperawatan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
2012).
disusun dengan memperhatiakan aspek tujuan dan kriteria hasil dalam rentang
59
selama 3 hari kelolaan pada asuhan keperawatan Tn. K dan Tn. M dengan
mengatakan merasa lemas, dan mudah haus, data objektif terjadi odema
kering, balance cairan + 225cc. Pemberian terapi berkumur air hangat , data
subjektif klien merasa haus, data objektif: klien tampak berkumur air
cairan klien, data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, data
objektif edema sudah agak mengempis pada bagian ekstremitas kaki, pitting
edema >3detik, membrane mukosa bibir kering, balance cairan +155 cc.
Pemberian terapi berkumur air hangat , data subjektif klien merasa haus, data
36.2ºC.
cairan klien, data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, data
125cc. Pemberian terapi berkumur air hangat , data subjektif klien merasa
60
haus, data objektif: klien tampak berkumur air hangat selama 30 detik lalu
sampai 27 mei 2017. Tanggal 25 mei 2017 penulis mengkaji intake dan
output cairan klien, data subjektif klien mengatakan badan nya terasa lemah,
BAK sedikit, dan mudah haus, data objektif didapatkan kedua ekstremitas
bawah tampak oedema, pitting edema >3detik, balance cairan +130 cc,
tekanan darah 150/60 Mmhg, Nadi 88x/ Menit, respirasi 22x/menit, suhu 36
ºC. Pemberian terapi berkumur air hangat , data subjektif klien merasa haus,
data objektif: klien tampak berkumur air hangat selama 30 detik lalu
membuangnya.
cairan klien, data subjektif klien badan nya terasa lemah, dan mudah haus,
edema > 3 detik, balance cairan +80 cc, tekanan darah 140/70 mmhg, nadi
90x/menit, respirasi klien merasa haus, data objektif: klien tampak berkumur
cairan klien, data subjektif klien mengatkan badannya terasa lemah, BAK
sedikit, dan mudah haus, data objektif balance cairan +30cc, tampak odema
terapi berkumur air hangat, data subjektif klien merasa haus, data objektif:
dasar tujuan keperawatan klien telah ditetapkan dengan respon perilaku klien
(Dermawan. 2012).
tertasi. Data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, dan mudah
balance cairan +225cc. Intervensi dilanjutkan, pantau intake dan output cairan
Data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, dan mudah haus, data
objektif odema diekstremitas bawah sudah berkurang, balance cairan +155 cc.
62
Intervensi dilanjutkan, pantau intake dan output cairan dan berikan terapi
Data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, dan mudah haus, data
cc. Intervensi dilanjutkan, pantau intake dan output cairan dan berikan terapi
tertasi. Data subjektif klien mengatakan badan nya terasa lemah, BAK sedikit,
dan mudah haus. Data objektif klien tampak lemas, oedema pada kedua
dilanjutkan, pantau intake dan output cairan dan berikan terapi berkumur air
hangat.
Data subjektif klien mengatakan badan terasa lemah, BAK seikit, dan mudah
haus. Data objektif klien tampak lemas, oedema pada kedua ekstremitas
pantau intake dan output cairan dan berikan terapi berkumur air hangat.
subjektif klien mengatakan badan nya terasa lemah, dan mudah haus. Data
63
pantau intake dan output cairan dan berikan terapi berkumur air hangat.
balance cairan hari pertama 225 cc, hari kedua 155cc, dan hari ketiga 125cc.
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fransisca (2012) klien yang
diberikan terapi berkumur air hangat akan berdampak pada penurunan rasa
kering di mulut akibat program pembatasan cairan, sehingga hal tersebut akan
Pada Tn.M pada hasil akhir mengalami penurunan hasil balance cairan
kedua +80cc dan hari ketiga, +30cc. Ini menunjukkan bahwa penelitian yang
dilakuakan Fransisca (2012) klien yang diberikan terapi berkumur air hangat
pembatasan cairan, sehingga hal tersebut akan dapat menurunkan rasa haus
yang muncul.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
tentang asuhan keperawatan Gagal Ginjal Kronik pada Tn.K dan Tn.M di
efektifitas berkumur air matang terhadap penurunan rasa haus pada pasien
Gagal Ginjal Kronik. Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat
6.1.1 Pengkajian
450 cc, makan 500 cc, infus 500cc. serta output: urine 250 cc, IWL= 15
+225 cc. Sedangakan pada klien Tn.M intake: minum 450cc, makan
600 cc, infuse 500cc, serta output urine 300cc, IWL= BB X 15= 68 kg x
64
65
6.1.3 Intervensi
agar produksi saliva bisa maksimal. Ajarkan pada klien untuk tetap
6.1.4 Implementasi
telah sesuai dengan apa yang sudah dibuat dalam intervensi yaitu
saliva.
6.1.5 Evaluasi
merasakan haus.
66
6.2 Saran
berkumur air hangat terhadap penurunan rasa haus pada pasien gagal
ginjal kronik
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SD N 02 Kepahiang, Bengkulu
Riwayat pekerjaan :-
Publikasi :-