KTI
Oleh :
BAYU EGGY PAMUNGKAS
NIM. 170102011
i
PURWOKERTO
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
KTI
Disusun Oleh:
Pada Tanggal.........
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
NIK.10661009048
NIK.111411140588
LEMBAR PENGESAHAN
KTI
Disusun Oleh:
Ka.Prodi Keperawatan D3
Fakultas Kesehatan
iii
Universitas Harapan Bangsa
iv
170102011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
TAROENADIBRATA PURBALINGGA
dorongan kepada penulis dalam penyelesaian KTI ini. Secara khusus penulis juga
Taroenadibrata Purbalingga
Harapan bangsa.
v
5. Yuris Tri Naili SH., KN, selaku Wakil Rektor II di Universitas Harapan
Bangsa
ini.
10. Noor Yunida Triana, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku dosen Penguji yang telah
12. Dosen Universitas Harapan Bangsa yang telah memberikan bimbingan dan
13. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan KTI ini.
Tidak ada yang bisa penulis berikan kecuali ucapan terima kasih yang
Penulis berharap agar penulis ini dapat berguna bagi pembaca, akan tetapi
tidak ada kesempurnaan didunia ini dalam segala hal khususnya pada penyusunan
vi
penulisan ini. Penulis sangat menyadari atas tidak sempurnaan KTI ini, untuk itu
dari segala kekurangan yang ada pada penulis dengan kebesaran hati menerima
kritik dan saran yang membangun dari pembaca, demi kesempurnaan dalam masa
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
170102011
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI........................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................ v
DAFTAR ISI.......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................. x
DAFTAR BAGAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 4
C. Tujuan Penulisan................................................................ 4
D. Manfaat Penulisan.............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 7
A. Konsep Medis Asma.......................................................... 7
B. Konsep Asuhan Keperawatan............................................ 18
C. Pemenuhan Oksigenasi pada Asma.................................... 27
BAB III METODE STUDI KASUS..................................................... 31
A. Rancangan Studi Kasus...................................................... 31
B. Subyek Stusi Kasus............................................................ 31
C. Fokus Studi........................................................................ 32
D. Tempat dan Waktu.............................................................. 32
E. Pengumpulan Data............................................................. 32
F. Penyajian Data................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 35
A. Hasil Penelitian.................................................................. 35
B. Pembahasan........................................................................ 46
C. Refleksi Diri....................................................................... 56
BAB V PENUTUP................................................................................. 57
viii
A. Kesimpulan......................................................................... 57
B. Saran................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
ix
LAMPIRANDAFTAR TABEL
x
DAFTAR BAGAN
xi
Bagan 2.1 Pathway asma 13LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dengan manifestasi mengi kambuhan, sesak nafas, dan batuk terutama pada
malam hari dan pagi hari. Asma merupakan penyakit yang umumnya
psikologis serta sosial yang termasuk domain dari kualitas hidup. Penyakit ini
Asma menjadi salah satu masalah kesehatan utama baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Menurut data dari laporan Global Initiatif for
Asthma (GINA) tahun 2017 dinyatakan bahwa angka kejadian asma dari
berbagai negara adalah 1- 18% dan diperkirakan terdapat 300 juta penduduk di
dunia menderita asma. Perbedaan ras dalam prevalensi asma juga pernah di
sebesar 21,1% dibandingkan dengan anak ras kaukasia, yaitu sebanyak 13% di
Amerika Serikat. Pada dewasa, jumlah ini tidak berbeda jauh antara ras
1
2
memperkirakan 235 juta penduduk dunia saat ini menderita penyakit asma dan
(NCHS) tahun 2016 prevalensi asma berdasarkan umur, jenis kelamin, dan ras
berturut-turut adalah 7,4% pada dewasa, 8,6% pada anak-anak, 6,3% laki-laki,
9,0% perempuan, 7,6% ras kulit putih, dan 9,9% ras kulit hitam.
Timur (4%), dan Bali (3,9%). Sementara Provinsi dengan prevalensi penyakit
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2017, prevalensi asma untuk seluruh
kelompok usia sebesar 3,5% dengan prevalensi penderita asma pada anak usia
1 - 4 tahun sebesar 2,4% dan usia 5 - 14 tahun sebesar 2,0% (Infodatin, 2017).
Prevalensi kasus asma di Jawa Tengah pada tahun 2018 sebesar 4,58%
dari jumlah keseluruhan kasus baru PTM yang dilaporkan pada tahun 2018
adalah 2.412.297 kasus (Dinkes Jateng, 2018). Jumlah kasus asma bronkhial
kasus. Meningkat cukup signifikan jika dibanding penemuan kasus tahun 2017
Taroenadibrata tahun 2018 sebanyak 303 kasus (Profil RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata, 2018).
pernafasan cepat dangkal sedangkan gejala lain dari asma yaitu; takipnea,
berjalan, bahkan berbicara, serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa
sesak dalam dada disertai pernafasan lambat, ekspirasi selalu lebih susah dan
Upaya yang dapat dilakukan dalam menurunkan angka kejadian asma adalah
anak-anak dari agen-agen yang dapat membuat asma kambuh seperti debu,
bulu binatang, perubahan cuaca, dan lain-lain. Serta selalu berikan masker
4
pada anak dan kenakan pakaian yang hangat pada anak, saat cuaca yang
dingin agar anak tidak terjadinya kekambuhan asma pada anak (Paulina,
2019).
dukungan dan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk tetap menjaga
kesehatan, menyarankan kepada pasien dan keluarga agar tetap tabah, sabar,
dan berdoa agar diberikan kesembuhan, serta keluarga dapat merawat pasien
Dampak yang akan terjadi jika anak dengan penyakit asma tidak
kekambuhan asma. Salah satu masalah yang muncul pada asma yaitu
B. RUMUSAN MASALAH
nafas pada An. N dengan asma di ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga?”
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Taroenadibrata Purbalingga
pola nafas pada An. N dengan asma di ruang Cempaka RSUD dr. R.
D. MANFAAT
3. Penulis
pasien asma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
yang ditandai dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang
berulang dan timbul terutama pada malam atau menjelang pagi akibat
jenis yakni :
a. Asma bronkial
rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan
7
8
b. Asma kardial
2. Etiologi Asma
kolinergik sistem saraf otonom. Ujung sensoris vagus pada epitel jalan
a. Faktor imunologis
b. Faktor endokrin
pubertas.
c. Faktor psikologis
3. Klasifikasi Asma
10
asma. Hal ini dapat dinilai jika pasien telah menggunakan obat
berikut :
a. Asma Ringan
2, yaitu terapi pelega bila perlu saja, atau dengan obat pengontrol
b. Asma Sedang
c. Asma Berat
4. Manifestasi Klinik
nafas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang,
5. Patofisiologi
dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronki dan kelenjar
6. Pathway
stress)
Bronchial mukosa menjadi sensitif
Penurunan stimuli reseptor
oleh Ig E
terhadap iritan pada
Peningkatan mast cell pada
trakheobronchial
trakheobronchial Hiperaktif non spesifik
Stimulasi reflek reseptor Pelepasan histamine terjadi stimuli penggerak dari cell
wheezing Penumpukan
Bronkus
sekret kental
Ketidakefektif
Ventilasi terganggu Sekret tidak keluar
an pola napas
Bernapas Batuk tak
Hipoksemia
Gangguan melalui mulut efektif
Intolerans
Gelisah Keringny
pertukaran Bersihan
i aktivitas
a mukosa
jalan napas
gas Gangguan Cemas
Risiko infeksi
pola tidur
7. Penatalaksanaan
akut/saat serangan.
a. Edukasi
profesi kesehatan.
perubahan terapi
mandiri.
diperlukan
3) Lingkungan kerja
asma.
h. Komplikasi
17
bronkhitis.
i. Pemeriksaan Diagnostik
faal paru adalah peak flow meter, caranya anak disuruh meniup
dicatat hasil.
2) Foto toraks
dan atelektasis.
3) Pemeriksaan darah
18
menggunakan alergen.
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang timbul pada pasien dengan asma adalah dispnea
e. Pemeriksaan fisik
dilakukan meliputi;
1) Inspeksi
posisi duduk
b) Dada diobservasi
pergerakkan dada.
dan fase ekspirasi (E). Rasio pada fase ini normalnya 1:2. Fase
Diseases (COPD)
2) Palpasi
3) Perkusi dada
dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang berisi darah.
21
4) Auskultasi
(abnormal).
vesikular.
dan crackles.
22
2. Diagnosa Keperawatan
1 Ketidakefektifan Pola Inspirasi dan atau ekspirasi 1. Perubahan ekspirasi dada 1. Ansietas
Nafas yang tidak memberikan 2. Mengambil posisi tiga titik 2. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
inspirasi/ekspirasi 5. Keletihan
tambahan 11.Obesitas
23
10.Takipneu 13.Dyspnea
18.Orthopnea
19.Pernafasan pursed-lip
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa NOC yang ditawarkan NOC yang dipilih NIC yang ditawarkan NIC yang dipilih
1 Ketidakefektifan Pola 1. Status pernafasan: kepatenan Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen jalan nafas 1. Manajemen jalan nafas
3. Status pernafasan ventilasi pola nafas yang efektif 4. Pengaturan posisi 3. Pengaturan posisi (0840)
4. Respon alergik sitemik (00032), dengan 5. Monitor pernafasan 4. Terapi oksigen (3320)
menjadi 4
menjadi 4
menjadi 4
1 menjadi 4
1 menjadi 4
4. Implementasi Keperawatan
a. Meredakan bronkospasme
bagian depan dan dada), apati, ansietas, gangguan tidur, rasa tidak
2015)).
b. Kontrol lingkungan
nyamuk dan asap lampu minyak (Akib, Munasir, & Kurniati, 2010).
meningkatkan istirahat.
gelembung busa, balon, bola kapas dan lain-lain. Balon lebih mudah
terapi nafas dalam dan anak dapat memilih warna kesukaan mereka
(Arfianto, 2014)
5. Evaluasi Keperawatan
kemampuan dalam:
1. Definisi
memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara
pernapasan)
e. Gangguan neuromuscular
g. Imaturitas neurologis
h. Penururnan energi
i. Obesitas
k. Sindrom hipoventilasi
o. Kecemasan.
pada semua anak dengan asma yang terlihat sianosis atau mengalami
(serangan sedang-berat).
khususnya asthma dengan tujuan agar fungsi paru pada anak akan
latihan napas dalam atau pursed lip breating. Pursed lip breating adalah
unit. Satu unit di sini dapat berarti satu pasien, keluarga, kelompok,
komunitas, atau institusi. Unit tersebut akan menjadi kasus yang akan
kejadian kasus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan
didalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun
Pada penelitian studi kasus ini peneliti melakukan penelitian studi kasus pada
Subjek yang dijadikan dalam penelitian ini yaitu pasien asma dengan
subjek studi kasus berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebagai
berikut:
1. Kriteria Inklusi
1
2
2. Kriteria Eksklusi
C. FOKUS STUDI
1. Tempat Penelitian
Taroenadibrata Purbalingga
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 - 17 Juli 2019 pada saat praktik
E. PENGUMPULAN DATA
dalam penyusunan KTI ini adalah kasus yang sebelumnya sudah dikelola
Purbalingga bulan Juli 2019 oleh peneliti sesuai dengan data subjek studi
yang sebenarnya.
3
2. Wawancara
Gordon yaitu pada persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan
metabolisme, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat dan
tidur, pola persepsi dan konsep diri, pola persepsi kognitif, pola
stress, pola tata nilai dan kepercayaan. Sumber data didapat dari pasien
dan keluarga.
3. Studi dokumentasi
yang mendukung.
4
F.PENYAJIAN DATA
dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan
A. HASIL PENELITIAN
1. Pengkajian
dilakukan pada tanggal 15 Juli 2019, pukul 10.30 WIB. Data pengkajian
yang didapatkan adalah An. N, jenis kelamin permpuan, lahir pada tanggal
rumah sakit pada tanggal 14 Juli 2019 pukul 03.00 WIB. Diagnosa medik
pada An. N asma bronkial. Saat dikaji keluhan utama: ibu pasien
napas sejak 1 hari yang lalu dan semakin memberat, dikarenakan saat
dahulu, ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak ada riwayat penyakit
seperti sesak, pasien hanya sakit biasa seperti demam, dan pilek. Pasien
1
2
baru mengetahui bahwa anaknya terkena asma saat pertama kali ini dibawa
sebanyak 9 kali, dan tidak ada sakit yang diderita selama kehamilan. Ibu
oleh bidan, ibu pasien lahir normal dengan berat bayi 3000 gram. Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien diberi ASI sejak bayi dan mendapatkan
terpasang infus D5 ¼ 500 cc/ 24 pukul (6 tetes per menit), pasien tampak
anterior dan posterior teraba datar dan keras, tidak adanya kaku kuduk
serumen tidak ada, tidak ada sekret pada hidung, mukosa bibir lembab,
lidah lembab, gigi bersih, dada tampak normal simetris, saat dilakukan
auskultasi pada paru-paru pasien terdengar bunyi ronchi dan bunyi napas
3
mengi, lingkar perut 55 cm, tidak ada mual atau muntah, anus normal,
Ibu pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit langsung berobat ke
Puskesmas atau jika tidak minum obat yang dibeli dari warung. Ny. A juga
sering mengingatkan pada An. N untuk tidak terlalu sering minum es agar
tidak sakit.
Ibu pasien mengatakan pola makan anaknya teratur makan pagi pukul
07.00 WIB, makan siang 11.00 WIB, dan makan malam 19.00 WIB,
pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan, tinggi badan 126 cm,
berat badan 20 kg, berat badan sebelum sakit ibu pasien mengatakan tidak
tahu, berat badan ideal pasien 23 kg, indeks masa tubuh pasien (IMT)
12,58 (-3 SD, dilihat dari kategori dan ambang batas status gizi anak
menurut Permenkes No. 2 Tahun 2020) status gizi kurang, hasil IMT
Berat badan(kg )
didapat dari rumus: .
Ti nggi badan ( m) xtinggi badan( m)
3. Eliminasi
Ibu pasien mengatakan An. N BAB 1 kali dalam sehari baik sebelum sakit
4. Aktivitas-latihan
4
mengaji saat sore hari dan sesekali meminta liburan di tempat wisata disaat
kali sehari, sikat gigi 2 kali/hari, keramas setiap hari dan menggunting
kuku ibu pasien mengatakan saat kuku panjang baru kuku di gunting.
5. Tidur-istirahat
Pola tidur pasien teratur dan ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien
tidak ada kebiasaan sebelum tidur. Pasien tidur siang biasa pukul 14.00-
15.00 WIB pasien hanya tidur 1 jam saat istirahat siang, dan tidur malam
pukul 21.00-06.30 WIB pagi pasien hanya tidur malam selama 9 jam.
6. Kognitif-persepsi
bahasa Jawa.
Ibu pasien mengatakan pasien tidak ada perubahan sikap setelah masuk ke
jenis kelamin perempuan ataupun laki-laki secara fisik yang dapat dilihat
secara langsung.
8. Peran-hubungan
5
keluarganya selama ini hidup rukun dan harmonis, kalaupun ada masalah
tetangga juga rukun.Ny. A mengatakan tidak ada tugas khusus untuk anak-
9. Seksualitas-reproduksi
11. Nilai-kepercayaan
sholat. Ny. A menghargai nilai dan norma sosial yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya.
05.07 WIB didapatkan Hb 14.0 g/dL (nilai normal 10.8 – 15.6 g/dL),
hematokrit 39.9 % (nilai normal 33.0- 45.0 %), eosinofil 0.9 % (nilai
6
normal 1.0 – 5.0 %), basofil 0.1 % (nilai normal 0-1%), neutrofil 84.3%
(nilai normal 25.0- 60.0 %), limfosit 7.5 % (nilai normal 25.0- 50.0 %),
monosit 7.2 % (nilai normal 1.0- 6.0), jumlah neutrofil 20.15 % (nilai
normal 1.50- 7.00), jumlah monosit 1.72 103/µl (nilai normal 0.00- 0.70
3 3 3
10 /µl), jumlah trombosit 527 10 /µl (nilai normal 184-488 10 /µl), PDW
8.7 fL (nilai normal 9.0 – 17.0 fL), MPV 8.8 fL (nilai normal 9.0 – 13.0
ditangan kanan, puyer batuk pilek 3x1 bungkus per oral, dan Nebulizer
2. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
semakin memberat
DO:
mengi,
3. pernapasan cuping
7
hidung,
dada,
pernapasan.
30 kali/menit.
b. Diagnosa keperawatan
pernapasan.
3. Intervensi Keperawatan
jalan napas dengan indikator : pasien tidak merasa tercekik (dari 1 (sangat
(deviasi berat) menjadi 4 (deviasi ringan)), tidak ada suara nafas abnormal
4. Implementasi Keperawatan
mulut
RR: 32 kali/menit
S: 36.8°C N: 95
3. memposisikan pasien kali/menit
setengah duduk rasional: 3. Bed pasien
4. memonitor pernapasaan
saat bernapas
lanjutan
perkembangan status
memberikan pasien
mengatasi dan
terjebak
5. Evaluasi Keperawatan
dirasakan oleh pasien, objektif yaitu data yang diperoleh melalui observasi
langsung, asesment dan planning adalah tindak lanjut yang akan dilakukan
Tanggal f
12
1 pasien 1 4 1
tidak
merasa
tercekik
2 irama nafas 1 5 1
3 frekuensi 1 4 1
pernafasan
dalam
rentang
normal
4 tidak ada 2 4 2
13
suara nafas
abnormal
P: lanjutkan intervensi
indikator;.
1 pasien 1 4 2
tidak
merasa
tercekik
14
2 irama nafas 1 5 2
3 frekuensi 1 4 2
pernafasan
dalam
rentang
normal
4 tidak ada 2 4 2
suara nafas
abnormal
P: lanjutkan intervensi:
indikator;
1 pasien 1 4 3
tidak
merasa
tercekik
2 irama nafas 1 5 3
3 frekuensi 1 4 4
pernafasan
dalam
rentang
normal
4 tidak ada 2 4 4
suara nafas
abnormal
P: pertahankan intervensi
B. PEMBAHASAN
keperawatan.
selama 3 hari dari tanggal 15 – 17 Juli 2019. Pembahasan ini akan dilihat
adanya kesenjangan antara teori dan praktek (kasus nyata) yang ditemukan
pada An. N.
1. Pengkajian
langsung terhadap kemampuan dan perilaku An. N serta dari status An.
E4/V5/M6 jumlah 15, tidak terdapat lesi ataupun keluhan lain dari An.N.
17
berupa batuk, suara nafas wheezing, sesak nafas, dada tertekan yang
kasus terdapat bunyi suara napas ronchi. Menurut Anisa (2012), wheezing
atau mengi merupakan salah satu ciri khas dari gejala asma. Hal ini
berat, infeksi saluran napas, asap rokok dan stress. Menurut Sundaru
18
(2009), pada awal serangan asma gejala tidak jelas seperti rasa berat di
dada, pada asma alergik biasanya disertai pilek atau bersin. Meski pada
pasien asma akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih dan
faktor penyebab dari penyakit asma yang ditemukan pada pasien sama
dengan teori faktor pencetus yang dikemukakan oleh GINA (2015) &
Sundaru (2009).
2. Diagnosa Keperawatan
factor lingkungan dan komplikasi dai infeksi saluran napas akut. Menurut
pernapasan ini ditegakkan dari analisa data yang didapat dari pengkajian
3. Intervensi Keperawatan
sebelumnya.
kenyamanan.
dengan inflamasi terutama pada penderita asma, nebulizer yaitu alat yang
bentuk partikel aerosol atau partikel yang sangat halus, aerosal sangat
bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan dalam organ paru, efek dari
meniup seperti meniup gelembung busa, balon, bola kapas dan lain-lain.
efektif jika dilakukan untuk terapi nafas dalam. Balon memiliki warna
terapi nafas dalam dan anak dapat memilih warna kesukaan mereka.
4. Implementasi Keperawatan
di tetapkan.
22
dan oksigenasi.
oksigenasi.
balon .
diafragma berkontraksi.
obat terapi pada penyakit obstruksi saluran napas atau sumbatan, seperti
penyakit paru-paru obstruksi kronik atau asma. Obat nebulizer ini bekerja
dilakukan dengan baik dan pasien juga dapat bekerja sama dengan
5. Evaluasi
capaian 1), irama nafas (awal 1, capaian 1), frekuensi pernapasan dalam
24
rentang normal (awal 1, capaian 1), tidak ada suara napas abnormal (awal
2, capaian 2). Selain itu, data dari keluarga menyebutkan bahwa An. N
Pada evaluasi hari kedua, 16 Juli 2019 pukul 13.40 WIB, diagnosa
merasa tercekik (awal 1, capaian 2), irama nafas (awal 1, capaian 2),
frekuensi pernapasan dalam rentang normal (awal 1, capaian 2), tidak ada
suara napas abnormal (awal 2, capaian 2). Data subjektif dan objektif
Pada evaluasi hari ketiga, 17 Juli 2019 pukul 13.50 WIB, diagnosa
merasa tercekik (awal 1, capaian 3), irama nafas (awal 1, capaian 3),
frekuensi pernapasan dalam rentang normal (awal 1, capaian 4), tidak ada
suara napas abnormal (awal 2, capaian 4). Data subjektif dan objektif
pasien tampak baik, pasien tidak kesulitan dalam bernapas, irama napas
intervensi oleh perawat ruangan karena dalam hal ini peneliti terbatas
C. REFLEKSI DIRI
Penelitian ini telah dilakukan sesuai prosedur yang ada. Namun dalam
berikut :
3. Pasien belum terbiasa dengan orang asing sehingga pada saat dilakukan
dikelola pada saat praktik keperawatan anak bulan Juli 2019 di RSUD dr.
R. Goeteng Taroenadibrata
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
bunyi ronchi dan bunyi napas pasien mengi. Pengetahuan orang tua, ibu
pasien tidak tahu tentang penyakit asma, ibu pasien tampak bingung dan
1
2
B. SARAN
1. Bagi Penulis
dengan asma.
2. Bagi Institusi
Akib, A. A., Munasir, Z & Kurniati, N. (2010). Buku Ajar Alergi Imunologi Anak
Management
27 Juli 2020
November 2019
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-desiaisyar-
Dinkes Jateng. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018.
WIB )
Infodatin (2017). Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI. ISSN
2442-7659.
anak usia 1-5 Tahun yang mengalami gangguan bersihan jalan nafas di
http://ejournal.bsi.ac.id/ejournal/index.php/jk/article/view/140 pada
Mansjoer, Arif. (2008). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Media
http://diossitroc.yolasite.com/resources/download-ebook-kapita-selekta-
kedokteran.pdf&ved=2ahUKEwj_4-
r59eLqAhXFdn0KHU2vCfEQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw3VNoys
Elsevier. Singapore
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/su6001a18.htm
Nelson. (2013). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15, vol.1. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin Huda & Kusuma Hardhi (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
1. Jogjakarta: MediAction.
client=ms-android-oppo&um=1&ie=UTF-
8&lr&q=related:W5UOQCa_xdO3uM:scholar.google.com/
#d=gs_qabs&u=%23p%3DW5UOQCa_xdMJ pada tanggal 4 November
2019
Permadi, Agung. (2017). Pengaruh Pursed Lips Breathing dan Sustained Maximal
http://jurnalinterest.com/index.php/int/article/download/108/107/&ed=2a
hUKEwir0MHR6OLqAhVjlEsFHecsAblQFjAAegQIARAB&usg=AOv
http://docplayer.info/amp/98948414-Asuhan-keperawatan-pada-pasien-
asma-bronkial-dalam-pemenuhan-kebutuhan-oksigenasi-di-ruang-
laikawaraka-rsu-bahteramas-provinsi-sulawesi-
tenggara.html&ved=2ahUKEwiAmOiv7fLqAhWUfH0KHekZACwQFj
AFegQIAhAB&usg=AOvVaw3YaaQcO_yihmrAytk8fJ6n&cf=1.
2018.http://dinkes.purbalinggakab.go.id/wp-content/uploads/2019/08/
Profil-Kesehatan-Tahun-
2018..pdf&ved=2ahUKEwi3377T6uLqAhVZb30KHTXyCNcQFjAAeg
2018.http://rsud.purbalinggakab.go.id/profil-2/&ved=2ahUKEwiUmtu07
uLqahUV63MBHZpWC1UQFjALegQICBAB&usg=AovVaaw1imNIdB
http://kupdf.net/download/pedoman-nasional-asma-anak-
idai_5a03eeede2b6f5d405496a8f_pdf&ved=2ahUKEwi7xZPB9-
LqahUf_XMBHbP1CJ0QFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw0JHB7QpQP
Saryono & Widianti, A.T. (2010). Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:
Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz, P.
World Health Organization. (2009). Buku Saku Pelayanan Anak di Rumah Sakit.
World Health Organization. (2009). (2017). Ashtma, update April 2017. Diperoleh
http://www.who.int/mediacentre/fachsheets/fs307/en>
http://staff.Ui.Ac.Id/Internal/143707229/Material?
FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. N
2. Tempat tgl lahir/usia : Purbalingga, 05 April 2011
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SD
6. Alamat : Kalimanah RT 02/RW 05
7. Tgl masuk : 14 Juli 2019
8. Tgl pengkajian : 15 Juli 2019
9. Diagnosa medik : Asma bronkhial
10. Rencana terapi : IVFD D5 ¼ 500 cc drip
Aminophilin 10 mg, puyer batuk pilek 3x1 PO, dan Nebulisasi Combivent
+ NaCl 3 cc
1
b. Usia : 33 th
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: Ibu rumah tangga
e. Agama : Islam
f. Alamat : Kalimanah RT 02/RW 05
Batuk
2
b. Keluhan selama hamil : perdarahan , PHS ,
infeksi ,ngidam
Muntah-muntah , demam , perawatan selama
hamil
c. Riwayat : terkena sinar , terapi obat
d. Kenaikan BB selama hamil Kg
e. Imunisasi TT kali
f. Golongan darah ibu: Golongan darah
ayah:
2. Natal
a, Tempat melahirkan : RS, Klinik, Rumah
b. Lama dan jenis persalinan : spontan, forceps, operasilain-lain
c. Penolong persalinan : dokter, bidan, dukun
d. Cara untuk memudahkan persalinan : drips, obat perangsang
e. Komplikasi waktu lahir : robek perineum, infeksi nifas
3. Post natal
a. Kondisi bayi : BB lahir gram, PB cm
b. Apakah anak mengalami : penyakit kuning, kebiruan, kemerahan ,
problem menyusui, BB tidak stabil (Untuk semua Usia)
¤ Penyakit yang pernah dialami : Batuk, demam, diare, kejang, lain-lain
¤ Kecelakaan yang dialami : jatuh, tenggelam, lalu lintas, keracunan
¤ Pernah : makanan, obat–obatan, zat/subtansi kimia, textil
¤ Komsumsi obat-obatan bebas
¤ Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : lambat, sama,
cepat
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
¤ Penyakit anggota keluarga : Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang mempunyai riwayat penyakit seperti An. N hanya sakit biasa
seperti batuk, pilek, pusing
3
¤ Genogram
Keterangan:
: Laki-laki/Perempuan
: Klien
: Menikah
: Tinggal serumah
4
V. Riwayat Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 20kg
2. Tinggi badan : 126 cm
3. Waktu tumbuh gigi: Ibu pasien mengatakan lupa saat pasien pertama
kali tumbuh gigi
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling : 4 bulan
2. Duduk : 10 bulan
3. Merangkap : 11 bulan
4. Berdiri : 13 bulan
5. berjalan : 15 bulan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : Ibu pasien mengatakan lupa
7. bicara pertama kali : Ibu pasien mengatakan lupa
8. Berpakaian tanpa bantuan : Ibu pasien mengatakan lupa
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : Sesaat setelah lahir
2. Cara pemberian : Setiap kali menangis
3. Lama pemberian : 1 th
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : -
2. Jumlah pemberian : -
3. Cara pemberian :-
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
5
3. Saat ini Nasi, lauk, air putih, kadang-kadang susu
6
2. Menu makan ikan Nasi, sayur, daging
3 kali sehari
3. Frekuensi makan Tidak ada 3 kali sehari
4. Makanan Tidak ada Tidak ada
pantangan Tidak ada
5. Pembatasan pola makan sendiri dengan
makan sendok dibantu ibu pasien
6. Cara makan berdoa dulu
berdoa dulu
7. Ritual saat makan
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman teh, air putih air putih
2. Frekuensi minum 5-8 gelas sehari 5-8 gelas sehari
3. Kebutuhan cairan tidak terkaji tidak terkaji
4. Car pemenuhan diminum diminum,cairan infus
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB (Buang Air Besar ) :
1. Tempat pembuangan WC jongkok WC jongkok
2. Frekuensi (waktu) 1 kali sehari 1 kali sehari
3. Konsistensi padat padat
4. Kesulitan tidak ada tidak ada
5. Obat pencahar tidak tidak
BAK (Buang Air Kecil) :
1. Tempat WC WC
pembuangan 5-10x dalam sehari 5-10x dalam sehari
Kuning jernih, Kuning jernih,
7
2. Frekwensi amoniak amoniak
3. Warna dan Bau tidak terkaji tidak terkaji
4. Volume tidak ada tidak ada
5. Kesulitan
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Pukul tidur
- Siang 1-2 pukul 1-2 pukul
- Malam 9 pukul 9 pukul
2. Pola tidur nyenyak nyenyak
3. Kebiasaan sebelum tidak ada tidak ada
tidur
4. Kesulitan tidur tidak ada tidak ada
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga tidak ada
2. Jenis dan frekuensi
3. Kondisi setelah
olah raga
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara mandiri dilap dan dibantu
- Frekuensi 1x 1x
- Alat mandi gayung handuk basah
8
2. Cuci rambut
- Frekuensi setiap hari tidak dilakukan
- Cara dibasahi dengan air
3. Gunting kuku
- Frekuensi tidak menentu tidak dilakukan
- Cara dibantu orang tua
4. Gosok gigi
- Frekuensi 2x tidak dilakukan
- Cara dilakukan sendiri
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari sekolah, bermain, hanya tiduran di
2. Pengaturan jadwal belajar bed
harian tidak ada tidak ada
3. Penggunaan alat Bantu
aktifitas tidak ada tidak ada
4. Kesulitan pergerakan
tubuh tidak ada tidak ada
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat senang pasien hanya berbaring
sekolah dan terlihat batuk dan
2. Waktu luang bermain sesak nafas
3. Perasaan setelah senang
rekreasi
4. Waktu senggang nonton tv
klg bermain dengan teman
5. Kegiatan hari libur
9
XI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien
sedang
B. Tanda-tanda vital
= Suhu : 36,5 °C
= Nadi : 104 kali/menit
= Respirasi : 30 kali/menit
= Tekanan darah : 90/70 mmHg
C. Antropometri
= Tinggi Badan : 126 cm
= Berat Badan : 20kg
= Lingkar kepala : 45 cm
= Lingkar perut : 55 cm
D. Sistem pernapasan
= Hidung : simetris, pernapasan cuping hidung
= Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
= Dada
¤ Bentuk dada normal
10
= Mulut : berish, Jml gigi: tidak terkaji, Kemampuan menelan: baik
=Gaster : kembung, nyeri,gerakan peristaltic
= Abdomen : normal, tidak ada nyeri tekan Hati : teraba normal, lien:
normal, ginjal: normal, faeces: padat
=Anus : normal,tidak ada haemoroid
G. Sistem indra
1. Mata
- Kelopak mata, bulu mata, alis
- Visus (gunakan Snellen chard)
- Lapang pandang
2. Hidung
- Penciuman: berfungsi dengan baik
- Sekret yang menghalangi penciuman: tidak ada
3. Telinga
- Keadaan daun telinga, kanal auditoris : bersih, serumen tidak ada
- Fungsi pendengaran : baik
H. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
a. Status mental : normal
b. Kesadaran : Eyes 4, Motorik 6, Verbal 5, dengan GCS: 15
c. Bicara: ekspresif
2. Fungsi cranial
a. N I
b. N II : Visus , lapang pandang
c. N III, IV, VI : Gerakan bola mata normal, pupil : isoskor ,
d. N V : Sensorik , Motorik
e. N VII : Sensorik , otonom , motorik
f. N VIII : Pendengaran, keseimbangan
g. N IX :
h. N X : Gerakan uvula, rangsang muntah/menelan
i. N XI : Sternocledomastoideus, trapesius
11
j. N XII : Gerakan lidah
3. Fungsi motorik : Massa otot , tonus otot , kekuatan
otot: 5
4. Fungsi sensorik : Suhu hangat , Nyeri: tidak ada
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi, keseimbangan
6. Refleks : Bisep, trisep, patella, babinski normal
7. Iritasi meningen : Kaku kuduk tidak ada
I. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala : mesochepal
2. Vertebrae : tidak terdapat Scoliosis, Lordosis, kyposis,
3. Pelvis : Gaya jalan: normal, gerakan, ROM: normal
4. Lutut : tidak ada pembengkakan atau kekakuan sendi
5. Kaki : tidak ada pembengkakan, kemampuan berjalan baik
6. Tangan : tidak ada pembengkakan, gerakan baik
J. Sistem Integumen
= Rambut : Warna hitam
= Kulit : sawo matang, lembab, tidak ada ruam
= Kuku : warna putih, bersih
K. Sistem Endokrin
= Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
= Ekskresi urine normal
= Suhu tubuh seimbang, keringat normal
= Riwayat bekas air seni dikelilingi semut: tidak
L. Sistem Perkemihan
= Oedema palpebra, moon face, oedema anasarka: tidak ada
= Keadaan kandung kemih: berisi
= Nocturia, dysuria, kencing batu: tidak ada
M. Sistem Reproduksi
1. Wanita
- Payu dara : belum tumbah sempurna
- Labia mayora & minora bersih
12
N. Sistem Imun
= Alergi (debu)
= Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : flu
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
A. 0 – 6 Tahun
Dengan menggunakan DDST
1. Motorik kasar
2. Motorik halus
3. Bahasa
4. Personal social
B. 6 tahun keatas
1. Perkembangan kognitif: pasien dapat menulis, membaca
2. Perkembangan Psikoseksual: pasien mengenali perempuan dan laki-
laki
3. Perkembangan Psikososial: pasien bermain dengan teman sebaya jika
di rumah
XII. Test Diagnostik
= Laboratorium
Hb 14.0 g/dL (nilai normal 10.8 – 15.6 g/dL), hematokrit 39.9 % (nilai normal
33.0- 45.0 %), eosinofil 0.9 % (nilai normal 1.0 – 5.0 %), basofil 0.1 % (nilai
normal 0-1%), neutrofil 84.3% (nilai normal 25.0- 60.0 %), limfosit 7.5 % (nilai
normal 25.0- 50.0 %), monosit 7.2 % (nilai normal 1.0- 6.0), jumlah neutrofil
20.15 % (nilai normal 1.50- 7.00), jumlah monosit 1.72 103/µl (nilai normal 0.00-
0.70 103/µl), jumlah trombosit 527 103/µl (nilai normal 184-488 103/µl), PDW 8.7
fL (nilai normal 9.0 – 17.0 fL), MPV 8.8 fL (nilai normal 9.0 – 13.0 fL), PCT 0.46
% (nilai normal 0.17- 0. 35 %).
XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)
IVFD D5 ¼ 500 cc drip Aminophilin 10 mg, puyer batuk pilek 3x1 PO, dan
Nebulisasi Combivent + NaCl 3 cc
13
CATATAN PERAWATAN (CP 1A)
DATA FOKUS
- napas pasien terdengar mengi sudah sesak napas sejak 1 hari yang
kali/menit.
14
CATATAN PERAWATAN
ANALISA DATA
semakin memberat
15
CATATAN PERAWATAN
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
16
Kolaborasi komplikasi
pemberian lanjutan
nebulizer, 4) untuk
5) Atur membuat
posisi semi pernafasan
fowler pasien
untuk menjadi lega,
memaksima secret
l ventilasi. menjadi lebih
encer dan
mudah
dikeluarkan
5) untuk
mengurangi
sesak napas
CATATAN PERAWATAN
CATATAN TINDAKAN
17
No. Kamar / Ruangan : Cempaka
Hari/Tanggal Pukul Nomor Tindakan Keperawatan Paraf
Diagnosa
Senin 15 Juli 12.00 1 1. pemberian terapi nebulizer
2019 (Nacl 0,9 % dan cl hube : 3 cc)
2. mengukur vital sign
3. memposisikan pasien setengah
duduk
4. memonitor pernapasan,
memonitor kecepatan, irama,
kedalaman dan kesulitan
bernapas pasien
(1) mengukur vital sign
Selasa 16 Juli 12.00 (2) mengajarkan batuk efektif
2019 (3) memonitor kecepatan, irama,
kedalaman dan kesulitan
bernapas
(1) mengukur vital sign
Rabu 17 Juli 12.35 (2) memonitor kecepatan, irama,
2019 kedalaman dan kesulitan
bernapas
(3) mengajarkan pasien latihan
nafas abdomen atau bibir
CATATAN PERAWATAN
EVALUASI CATATAN PERKEMBANGAN
18
No. Kamar / Ruangan : Cempaka
No. Hari/Tanggal Pukul Catatan Perkembangan Paraf
Diagnos
a
1 senin 15 Juli 2019 13.50 S: keluarga pasien mengatakan pasien masih
WIB sesak napas
O: pasien terlihat sesak nafas, RR: 32 kali/menit
S: 36.8°C N: 95 kali/menit, pernapasan ireguler,
terdapat pernapasan cuping hidung, terdapat
retraksi dinding dada
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi: (1) mengukur vital sign
(2) monitor kecepatan, irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas, monitor saturasi oksigen,
palpasi kesimetrisan ekspansi paru, monitor pola
napas
19
17 Juli 2019 13.50 pasien berkurang
WIB O: pasien terlihat membaik, RR : 26 kali/menit S:
36.9°C N: 89 kali/menit, pasien tidak kesulitan
dalam bernapas, irama napas reguler
A: masalah teratasi sebagian
P: pertahankan intervensi: (1) mengukur vital
sign (2) monitor kecepatan, irama, kedalaman
dan kesulitan bernafas, monitor saturasi oksigen,
palpasi kesimetrisan ekspansi paru, monitor pola
napas
20
Lampiran 2
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Kebijakan
D. Petugas
Perawat
E. Peralatan
a. Kertas tissue
b. Bengkok
c. Perlak/alas
21
F. Prosedur Pelaksanaan
1. Tahap PraInteraksi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
b. Mempersiapkan pasien
abdomen
pada punggung)
otot
22
i. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau
l. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
c. Mencuci tangan
23
mengembang dan tulang rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu
disadarkan bahwa diafragma memang turun pada waktu inspirasi. Saat
gerakan (ekskursi) dada minimal. Dinding dada dan otot bantu napas
relaksasi.
4. Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan
melalui mulut (pursed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja
dibuat aktif dan memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot
perut bagian depan dibuat berkontraksi selama inspirasi untuk
memudahkan gerakan diafragma dan meningkatkan ekspansi sangkar
toraks bagian bawah.
5. Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk
menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51 kg dapat
diletakkan di atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini.
24
saluran napas kecil pada waktu ekspirasi.
25
Lampiran 3
A. Pengertian :
Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk
B. Tujuan :
1) Mengurangi sesak napas
2) Memberikan rasa nyaman
3) Membantu memperlancar keluarnya cairan
4) Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
C. Di lakukan pada :
1) Pasien sesak napas
D. Persiapan :
- Persiapan alat
1) Sandaran punggung atau kursi
2) Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu
3) Tempat tidur khusus (functional bed) jika perlu
- Persiapan pasien, perawat, dan lingkungan
1) Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau
peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2) Pastikan identitas klien
3) Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
4) Siapkan peralatan
5) Cuci tangan
6) Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan tugas
26
7) Berikan privasi klien
E. Prosedur :
1) Pasien di dudukkan, sandaran punggung atau kursi di letakkan di bawah
atau di atas kasur di bagian kepala, di atur sampai setengah duduk dan di
rapikan. Bantal di susun menurut kebutuhan. Pasien di baringkan
kembali dan pada ujung kakinya di pasang penahan.
2) Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat tidurnya
langsung di atur setengah duduk, di bawah lutut di tinggikan sesuai
kebutuhan. Kedua lengan di topang dengan bantal.
3) Pasien di rapikan.
27
5) Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format yang
tepatLampiran 4
Set Nebulizer
Spuit 5 cc
Aquades
Obat Brongkodilator
Bengkok – 1 Buah
Tisieie
Handscoon
akan dilakukan
28
Menanyakan apakah pasien bersedia
Menutup pintu
Memasang sampiran
1.4. Pelaksanaan :
handscoon
duduk/semifowler
di program
obat habis
Matikan nebulizer
29
Bersihkan mulut dan hidung dengan
tissiu
Bereskan fasilitas
1.5. Terminasi :
selanjutnya
observasi
30
Lampiran 5
Standar Operasional Pelaksanaan Nafas Dalam dengan Meniup Balon
1. Pengertian
Melatih teknik nafas dalam
2. Tujuan Nafas Dalam
Untuk mengatur frekuensi dan pola nafas sehingga mengurangi air
trapping, memperbaiki fungsi diafragma, memperbaiki mobilitas sangkar
thoraks, memperbaiki ventilasi alveoli untuk memperbaiki pertukaran
gas tanpa meningkatkan kerja pernapasan, mengatur dan
mengkoordianasikan kecepatan pernapasan sehingga bernapas lebih
efektif dan mengurangi kerja pernapasan.
3. Indikasi
Diberikan kepada anak dengan bronkopneumonia, asma, dan chest
infection
4. Kontraindikasi
1) Pneumothoraks 2) Hemoptisis 3) Gangguan sistem Kardiovaskuler 4)
Edema paru 5) Efusi pleura.
5. Persiapan alat
a. Balon
b. Bengkok
c. Hand Rub 66
d. Tissue
6. Prosedur Tindakan
a. Perawat mencuci tangan dengan benar
b. Peralatan didekatkan ke pasien
c. Pasien diberi latihan Pursed Lips Breathing
d. Menarik nafas lewat hidung dianjurkan pada pasien dengan benar
e. Menahan nafas dianjurkan kepada pasien, kemudian perawat
memberikan hitungan sampai dengan 7x
31
f. Menghembuskan nafas perlahan-lahan dengan melakukan Pursed Lips
Breathing (mengeluarkan nafas melalui mulut) sambil menegangkan otot
perut, dianjurkan kepada pasien hembusan nafas supaya dimasukkan
dalam balon
g. Posisi yang nyaman diberikan dengan benar
h. Cuci tangan dilakukan dengan benar
i. Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri tindakan
j. Mengevaluasi respon pasien (respirasi rate dan heart rate)
7. Hal yang perlu diperhatikan
a. Pertahankan posisi pasien untuk duduk
b. Lingkungan dikondisikan agar kondusif (tidak berisik/banyak orang)
c. Tidak melatih nafas dalam pada malam hari karena dapat mengganggu
istirahat anak
32
Lampiran 6 Lembar Bimbangan
FAKULTAS KESEHATAN
NIM : 170102011
Taroenadibrata Purbalingga
lampiran
-Perbaikan
penulisan
-Kata “akan”
dihapus pada
33
bab 3, karena
sudah dilakukan
penelitian
-Cantumkan
tanggal pada
waktu
penelitian
tentang kalimat
dan simbol
- Sesuaikan
kalimat dengan
SPOK
- Tambahkan cara
menghitung
IMT
- Tambahkan
keterangan
“WIB” pada
setiap kalimat
yang
menunjukkan
34
pukul
- Fokuskan
diagnosa,
intervensi,
implementasi,
dan evaluasi
dengan judul
KTI
3 Cover - Lembar
pengesahan
diganti
BAB 3 - Tambahkan
subjek “anak”
pada rancangan
studi kasus
- Perbaiki
penulisan pada
kriteria inklusi
- Jelaskan lebih
rinci waktu
penelitian
35
BAB 5 penulisan
- Jangan
mengulang-
ulang kalimat
- Rapikan
paragraf
- Urutan
pengkajian
dibetulkan
- Tambahkan
pengkajian pola
Gordon
- Label NIC
dicantumkan
- Tambahkan
skala
pengukuran
pada kriteria
yang akan
ditargetkan
diintervensi
- Dibuat tabel
pada
36
implementasi
dan evaluasi
- Tambahkan
pembahasan
pada intervensi,
implementasi,
dan evaluasi.
37
LEMBAR KONSUL KTI
FAKULTAS KESEHATAN
NIM : 170102011
Taroenadibrata Purbalingga
cover KTI
-Penambahan di
lampiran
-Penambahan data
kasus asma di
38
Kabupaten
Purbalingga dan
RSUD dr. R.
Goeteng
Taroenadibrata
-Perbaikan
penulisan
-Kata “akan”
dihapus pada
bab 3, karena
sudah dilakukan
penelitian
-Cantumkan
tanggal pada
waktu
penelitian
tentang kalimat
dan simbol
- Sesuaikan
kalimat dengan
SPOK
39
- Tambahkan cara
menghitung
IMT
- Tambahkan
keterangan
“WIB” pada
setiap kalimat
yang
menunjukkan
pukul
- Fokuskan
diagnosa,
intervensi,
implementasi,
dan evaluasi
dengan judul
KTI
dan 3 Prodi d3
keperawatan
- Urutan ucapan
terimakasih di
kata pengatar;
40
no 1 dan 2
untuk direktur
rsud dr. R.
Goeteng
Taroenadibrata
- Perbaiki spasi
penulisan
- Perbaiki
penulisan
referensi
- Perbaiki
penulisan judul
tabel
- Tambahkan
keterangan
waktu pada
kasus yang
sudah dikelola
5 penulisan
- Jelaskan
kategori IMT
pasien
41
- Sesuaikan
etiologi
diagnosa
- Penambahan
kalimat
pengatar pada
diagnosa
sesuai dengan
NANDA
- Tambahkan
teori pada
intervensi yang
dipilih
- Penggunaan
kata
penghubung
tidak boleh
diawal kalimat
- Tambahkan
subjek pada
saran penelitian
- Perbaiki
42
penulisan daftar
pustaka
rektor 1, Dekan
- Direktur RSUD
dr. R.Goeteng
ditempatkan
setelah rektor
- Pada lampiran,
lembar
bimbingan
ditaruh paling
akhir
BAB 1, 2, - Perbaiki
dan 3 penulisan
referensi
- Tambahkan
subjek kalimat
pada manfaat
penelitian
- Cantumkan
referensi
- Perbaiki
43
penulisan
referensi
- Rapikan posisi
kalimat, jarak
kiri
5 miring pada
istilah asing
- Hambatan
penelitian pada
saat pengkajian,
penentuan
diagnosa,
intervensi,
implementasi
pikirkan
kembali
Daftar - Perbaiki
pustaka penulisannya
- Tambahkan
referensi
didapat dari
44
internet
45
46