Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELETIHAN DENGAN POST SECTIO


CAESAREA HARI KE-0 DENGAN INDIKASI PARTUS LAMA PADA
NY. S DI RUANG FLAMBOYAN RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

KTI

Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto

Oleh:

Dinar Nuning Prasasti

NIM. P1337420214075

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2017

i
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELETIHAN DENGAN POST SECTIO


CAESAREA HARI KE-0 DENGAN INDIKASI PARTUS LAMA PADA
NY. S DI RUANG FLAMBOYAN RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

KTI

Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto

Oleh:

Dinar Nuning Prasasti

NIM. P1337420214075

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2017

ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Dinar Nuning Prasasti

NIM : P1337420214075

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan kasus yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan kasus ini adalah
hasil plagiat maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Purwokerto, 16 Mei 2017

Yang Membuat Pernyataan

Dinar Nuning Prasasti

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hasil laporan kasus oleh Dinar Nuning Prasasti, NIM. P1337420214075,


dengan judul Asuhan Keperawatan Keletihan dengan Post Sectio Caesarea
Hari Ke-0 dengan Indikasi Partus Lama Pada Ny. S Di Ruang Flamboyan
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto ini telah diperiksa dan
disetujui untuk diuji.

Purwokerto, 16 Januari 2017

Pembimbing

Hartati, S.Kep., Ns., MM

NIP. 19710318 199803 2 002

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus oleh Dinar Nuning Prasasti, NIM P1337420214075,


dengan judul Asuhan Keperawatan Keletihan dengan Post Sectio Caesarea
Hari Ke-0 dengan Indikasi Partus Lama Pada Ny. S Di Ruang S RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto ini telah dipertahankan di depan dewan
penguji pada tanggal 17 Januari 2016.

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Walin, SST., M.Kes

NIP. 19650423 198803 2 002

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmatdan hidayah-Nya,


sehingga laporan kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Keletihan dengan
Post Sectio Caesarea Hari Ke-0 dengan Indikasi Partus Lama Pada Ny. S Di
Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Diploma III Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Program
Studi D III Keperawatan Purwokerto.

Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat


bantuan, bimbingan, motivasi, serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Sugiyanto, S.Pd., M.App., Sc. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes Semarang.
2. Putrono, S.Kep., Ns., M.Kes. Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang.
3. dr. Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B. Selaku Direktur RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
4. Walin, SST., M.Kes. Selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
Purwokerto.
5. Hartati, S.Kep., Ns., MM. Selaku dosen pembimbing sekaligus penguji 2
yang dalam penyusunan laporan kasus ini yang telah memberikan bimbingan
dan saran.
6. Rusmini, S.Kep., Ns., MH. Selaku ketua penguji yang telah memberikan
saran-saran yang membangun.
7. Ratifah, SST., M.Kes. Selaku penguji 1 yang telah memberikan saran-saran
yang membangun.
8. Herry Prasetyo, MN. Selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan motivasi serta bimbingan.
9. Dosen serta staf karyawan Program Studi Keperawatan Purwokerto.

vi
10. Kedua orang tua, kedua kakak beserta keluarga yang telah memberi motivasi
dan semangat sampai saat ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi D III
Keperawata Purwokerto.
12. Pihak-pihak yang telah memberikan saran dan bantuan dalam penyelesaian
laporan ini.
Semoga atas semua yang telah diberikan akan mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kasus ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis membuka diri, mengharapkan
segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak serta
memohon maaf yang setulus-tulusnya.
Besar harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat. Amin.

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ....................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Manfaat ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori
1. Sectio Caesarea ............................................................................. 5
2. Partus Lama .................................................................................. 6
3. Keletihan ....................................................................................... 7
B. Pengelolaan Keletihan ......................................................................... 10
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keletihan Post Sectio Caesarea
1. Pengkajian .................................................................................... 10
2. Diagnosa ....................................................................................... 11
3. Perencanaan .................................................................................. 11
4. Implementasi ................................................................................ 12
5. Evaluasi ........................................................................................ 12
BAB III METODA
A. Metoda Penulisan ................................................................................ 13
B. Sampel ................................................................................................. 13
C. Lokasi .................................................................................................. 13
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 13
viii
E. Analisis ................................................................................................ 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ..................................................................................................... 15
B. Pembahasan ......................................................................................... 25
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 31
B. Saran .................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
2. Skala Keletihan SSRT (Subjective Self Rating Test)
3. Lembar Bimbingan
4. Surat Keterangan Pengambilan Kasus
5. Daftar Riwayat Hidup

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat


melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua cara persalinan yaitu
persalinan lewat vagina yang lebih dikenal dengan persalinan alami dan
persalinan caesar atau section caesarea. Sectio caesarea yaitu tindakan
operasi untuk mengeluarkan bayi dengan melalui insisi pada dinding perut
dan didnding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500 gram (Wiknjosatro, 2007 dalam Sumelung, Kundre,
Karundeng 2014)

Tingginya angka kelahiran di Indonesia meningkat seiring


meningkatnya kelahiran dengan sectio caesarea. Angka kejadian sectio
caesarea di indonesia menurut data survei nasional pada tahun 2014 adalah
9211.000 persalinan dengan sectio caesarea dari 4.039.000 persalinan atau
sekitar 22,8% dari seluru persalinan (Riskesdas, Riset Kesehatan Dasar
2014).

Indikasi untuk dilakukannya tindakan section caesarea yaitu gawat


janin, diproporsi sepalopelvik, persalinan lama, plasenta previa, prolapsus tali
pusat, mal presentase janin/ letak lintang (Norwitz & Schorge, 2007 dalam
dalam Sumelung, Kundre, Karundeng, 2014), panggul sempit dan
preeklamsia (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2010 dalam Sumelung, Kundre,
Karundeng, 2014).

Tindakan sectio caesarea dilakukan atas beberapa indikasi salah


satunya adalah partus lama. Menurut Purwaningsih & Fatmawati, (2010)
dalam Purnamasari, (2012) partus lama merupakan fase dari suatu partus

1
2

yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga menimbulkan gejala-


gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan, serta asfiksia dan kematian dalam
kandungan.

Ada beberapa gejala yang timbul akibat partus lama salah satunya
adalah keletihan. Keletihan yang ditimbulkan oleh pasien setelah mengalami
pembedahan adalah keluhan utama yang sering terjadi pada pasien post
operasi. Lemasnya tubuh, hilangnya kekuatan otot pada pasien, mual muntah,
status gizi yang turun dan lamanya rawat inap post operasi juga merupakan
dampak dari pembedahan abdomen (Jensen et al., 2011 dalam Fitriyana,
2012). Kelelahan post operasi adalah komplikasi umum dan pertama terjadi
setelah operasi. Kelelahan pasca operasi terjadi selama 90 hari setelah bedah
abdomen (George, 2002 dalam Fitriyana, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian oleh Fitriyana, (2012) tingkat kelelahan


pada pasien post operasi bedah mayor berada pada rentang 35 sampai 71,
rata-rata responden memiliki tingkat kelelahan sebesar 50,25. Hasil penelitian
dari Saragih, Hapsari & Sumarni, (2015) di daerah Bantul ibu postpartum
yang mengalami tingkat kelelahan tinggi ada sebanyak 31 (68,89%)
responden.

Berdasarkan dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan


dan menyusun laporan kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keletihan Dengan Post Sectio Caesarea Hari Ke-0 Dengan Indikasi
Partus Lama Pada Ny. S Di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto”.
3

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan keletihan pada klien Ny. S dengan


post sectio caesarea hari ke-0 dengan indikasi partus lama di Ruang
Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,


dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi keletihan pada klien
post sectio caesarea hari ke-0, serta evaluasi masalah setelah
dilakukan tindakan pemecahan masalah.
b. Menganalisa/membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan,
perencanaan, tindakan yang ditekankan pada prosedur-prosedur
keperawatan-SPO, dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi keletihan pada klien dengan post sectio caesarea hari ke-0
dengan indikasi partus lama.
C. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis.
Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan
pengalaman khususnya dalam bidang maternitas pada kasus keletihan
pada post sectio caesarea.
2. Bagi institusi.
a. Institusi Rumah Sakit
Memberikan masukan kepada rumah sakit melalui proses
keperawatan yang dilakukan.
b. Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan ilmu keperawatan.
4

3. Bagi praktisi.
Dapat dijadikan masukan dan informasi bagi seluruh praktisi kesehatan
dalam menentukan kebijakan pada masa yang akan datang khususnya
dalam pemberian asuhan keperawatan dan penanganan pada pasien
dengan keletihan post sectio casarea.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori

1. Sectio Caesarea

a. Pengertian

Sectio Caesarea merupakan suatu persalinan buatan, di mana


janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serja berat janin di
atas 500 gram (Prawirohardjo, 2009).
b. Indikasi

Menurut Nugroho, (2011) indikasi tindakan dilakukan sectio


caesarea pada ibu adalah disproporsi cepalopelvik, plasenta previa,
letak lintang, partus lama, tumor jalan lahir, solutio plasenta,
preeklamsi/eklami, partus tak maju, dan infeksi intrapartum.
Sedangkan pada bayi adalah gawat janin, prolamsus funikuli, primi
grafida tua, kehamilan dengan DM, infeksi intrapartum.
c. Manifestasi Klinis Post Sectio Caesarea
Manifestasi klinis post sectio caesarea menurut Nurarif dan
Kusuma (2015) adalah :
1) Nyeri akibat adanya luka pembedahan.
2) Adanya luka insisi pada bagian abdomen.
3) Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-
800 ml.
4) Gangguan eliminasi urin dan biasanya terpasang kateter
urinarius.
5) Kelelahan.
6) Gangguan pola tidur.

5
6

7) Pengaruh anestesi dapat menyebabkan mual dan muntah.


8) Defisit perawatan diri pada mandi, makan dan toileting.
2. Partus Lama

a. Pengertian

Partus lama merupakan persalinan yang berlangsung lebih


dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi (Zainiyah,
2014).
b. Etiologi

Menurut Prawirohardjo, (2009) sebab-sebab partus lama


dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu :
1) Kelainan tenaga (kelainan his).
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terjadi
pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan
mengalami hambatan atau kemacetan.
2) Kelainan janin.
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena
kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin.
3) Kelainan jalan lahir.
Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi
kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan.
c. Manifestasi Klinis

Menurut Mochtar, (2007) gejala klinik partus lama terjadi


pada ibu dan juga pada janin.
1) Pada ibu
Gelisah, keletih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat,
pernapasan cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering
dijumpai, oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat
mekonium.
7

2) Pada janin :
a) Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur
bahkan negarif, airketuban terdapat mekonium, kental
kehijau-hijauan, berbau.
b) Kaput succedaneum yang besar.
c) Moulage kepala yang hebat.
d) Kematian janin dalam kandungan.
e) Kematian janin intra parental.
3. Keletihan

a. Pengertian

Keletihan terus-menerus dan penurunan kapasitas untuk kerja


fisik dan mental pada tingkat yang lazim (Herdman & Kamisuru
2015).
Keadaan meningkatnya ketaknyamanan dan menurunnya
efisiensi akibat pekerjaan berkepanjangan atau berlebihan,
kehilangan tenaga atau kemampuan rangsangan (Mudzakkir, 2009).
b. Manifestasi Keletihan

Menurut Carpenito (2009) manifestasi dari keletihan ada


beberapa yaitu :
1) Menurunnya perhatian.
2) Persepsi yang lambat dan terganggu.
3) Gangguan berpikir.
4) Penurunan motivasi.
5) Penurunan perfoma fisik dan aktivitas mental.
6) Hilangnya koordinasi halus.
7) Penilaian yang buruk.
8) Acuh terhadap keadaan sekitar.
8

c. Cara pengukuran tingkat keletihan

Pengukuran tingkat keletihan salah satunya dapat dilakukan


dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gejala-gejala
atau perasaan yang secara subjektif dirasakan oleh tesponden adalah
sebagai berikut (Ariani, 2009) :
Subjective Feelings of Fatigue
Terbagi menjadi 5 kategori gejala keletihan :
1) Gejala mengantukyang terdiri dari 7 petanyaan yaitu :
a) Perasaan berat di kepala.
b) Lelah diseluruh badan.
c) Kaki terasa berat.
d) Menguap.
e) Terasa ngantuk.
f) Merasa ada beban di kepala.
g) Merasa pikiran kacau.
2) Gejala keletihan terdiri dari 3 pertanyaan :
a) Kaku dan canggung dalam bergerak.
b) Tidak seimbang dalam berdiri.
c) Merasa ingin berbaring.
3) Gejala penurunan mental dalam memotivasi kerja yang terdiri
dari 10 pertanyaan :
a) Merasa sulit untuk berfikir.
b) Lelah berbicara.
c) Menjadi gugup.
d) Tidak dapat berkonsentrasi.
e) Tidak dapat mempunyai perhatian.
f) Cenderung untuk lupa.
g) Kurang kepercayaan.
h) Cemas terhadap sesuatu.
i) Tidak dapat mengontrol sikap.
j) Tidak dapat tekun dalam bekerja.
9

4) Gejala khusus keluhan tubuh terdiri atas :


a) Sakit kepala.
b) Merasa kaku dibagian bahu.
c) Merasa nyeri di pinggang.
d) Merasa pernafasan tertekan.
e) Haus.
f) Suara serak.
5) Gangguan sistem saraf otonon antara lain :
a) Merasa pusing/ pening.
b) Kelopak mata terasa berat.
c) Gemetar pada bagian tubuh tertentu.
d) Merasa kurang sehat.
Penulis mengadopsi pengukuran tingkat keletihan yang sudah
pernah dipakai dan di reliveable oleh Ariani (2009). Metode
pengukuran keletihan menggunakan skala yang dikeluarkan oleh
Industrial Fatigue Research Committe (IFRC) atau dapat disebut
Subjective Symptoms Test (SST) dimana berisi sejumlah pertanyaan
yang berhubungan dengan gejala-gejala kelelahan. Skala IFRT ini
terdiri dari 30 gejala kelelahan yang disusun dalam bentuk
pertanyaan. Jawaban untuk kuesioner IFRC tersebut terbagi menjadi
4 kategori besar yaitu sangat sering (SS) nilai 4, sering (S) nilai 3,
kadang (K) nilai 2, tidak pernah (TP) nilai 1. Dalam menentukan
tingkat kelelahan jawaban tiap pertanyaan dijumlahkan kemudian
disesuaikan dengan kategori tertentu. Kategori yang diberikan yaitu :
30 : tidak lelah.
31-60 : kelelahan ringan.
61-90 : kelelahan menengah.
90-120 : kelelahan berat.
10

B. Pengelolaan Keletihan Post Sectio Caesarea dengan Partus Lama

Tindakan pengelolaan keletihan menurut Wilkinson dan Aherm, (2013) :


1. Mampu melakukan pergerakan yang memakan energi dalam aktivitas
harian.
2. Melakukan penghematan energi tindakan personal dalam mengelola
energi untuk memulai dan mempertahankan aktivitas.
3. Beradaptasi dengan keletihan, yang dibuktikan oleh toleransi.
4. Mempertahankan nutrisi yang adekuat.
5. Mempertahankan keseimbangan antara nutrisi dan istirahat.
C. Konsep Asuahan Keperawatan Keletihan pada Pasien Post Sectio

Caesarea dengan Indikasi Partus Lama

1. Pengkajian

Menurut Wilkinson dan Ahern, (2013) pengkajian yang terkait


dengan keletihan post partum sectio caesarea dengan indikasi partus lama
meliputi :
a. Data Subjektif :
1) Penurunan konsentrasi pada dirinya sendiri karena keletihan.
2) Ketidak tertarikan dengan lingkungan karena keletihan dan
peningkatan penggunaan energi.
3) Pengungkapan peningkatan keluhan fisik yang dipersiapkan
oleh klien.
4) Persepsi membutuhkan energi tambahan untuk menyelesaikan
tugas rutin.
5) Menyatakan secara verbal kekurangan energi yang tidak pernah
berhenti dan berlebihan.
6) Menyatakan secara verbal tentang keletihan yang dirasakan.
7) Penurunan libido.
8) Menanyakan perasaan mengantuk yang luar biasa.
11

b. Data Objektif :
1) Penurunan efektifitas kerja karena peningkatan penggunaan
energi.
2) Ketidakmampuan mempertahankan rutinitas seperti aktivitas
sehari-hari.
3) Ketidak mampuan untuk mengembalikan energi meskipun
setelah tidur.
4) Peningkatan kebutuhan istirahat karena keletihan.
5) Kurang energi atau ketidakmampuan untuk mempertahankan
tingkat aktivitas fisik biasa.
6) Lesu atau tidak bergairah.
2. Diagnosa

Menurut Herdman & Kamisuru (2015) diagnosa keperawatan


yang muncul pada pasien post sectio caesarea dengan indikasi partus
lama adalah keletihan.
3. Perencanaan

Menurut Bulechek, Butcher, Dochterman, Wagner (2016)


intervensi diagnosa keletihan adalah :
NOC :
a. Kelelahan : Tingkat kelekahan
b. Indikator :
1. Kelelahan
2. Kelesuan
3. Kegiatan sehari-hari (ADL)
Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada
12

NIC :

a. Manajemen Energi :

1) Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan.


2) Gunakan instrumen yang valid untuk mengukur kelelahan.
3) Atur penggunaan energi untuk mengobati atau mencegah
keletihan dan mengoptimalkan fungsi.
4) Memonitor intake/nutrisi untuk mengetahui sumber nutrisi yang
adekuat.
4. Implementasi

Implementasi merupakan perencanaan dari rencana intervensi


untuk mencapai tujuan yang spesifik. Implementasi yang dilakukan
berdasarkan semua tindakan yang sudah direncanakan pada intervensi
yaitu : mengkaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan,
mengunakan instrumen yang valid untuk mengukur kelelahan, mengatur
penggunaan energi untuk mencegah keletihan dan mengoptimalkan
fungsi, memonitor intake/nutrisi untuk mengetahui sumber nutrisi yang
adekuat.
5. Evaluasi

Evaluasi merupakan rangkaian proses dalam asuhan keperawatan


dimana tindakan yang dilakukan dalam evaluasi adalah mengukur
kemajuan pasien dalam kriteria hasil dengan indikator yang sudah
direncanakan, dan menganalisis respon klien terhadap tindakan yang
telah dilakukan untuk menentukan seberapa jauh kriteria hasil yang telah
dicapai.
BAB III

METODA PENULISAN

A. Metoda Penulisan

Metoda penulisan yang digunakan penulis dalam laporan kasus ini


adalah metoda deskriptif. Metoda deskriptif yaitu bagian dari jenis penelitian
observasional yang dilakukan melalui pengamatan atau observasi baik secara
langsung maupun tidak langsung tanpa ada perlakuan atau intrevensi
(Hidayat, 2010).
B. Sampel

Menurut Hidayat (2010) sample adalah bagian populasi yang akan


diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Teknik pengambilan sample yang dilakukan penulis adalah dengan
menggunakan teknik convenience sampling method dimana subjek dipilih
karena kemudahan dan keinginan penulis (Nursalam, 2009). Sample yang
digunakan pada KTI ini adalah ibu post sectio caesarea yang mengalami
keletihan.
C. Loksi

Lokasi yang digunakan penulis dalam laporan kasus ini adalah di


Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2010) teknik pengumpulan data yang digunakan


dalam laporan kasus ini adalah wawancara dan observasi. Wawancara
merupakan metode dalam pengumpulan data dengan mewawancarai secara
langsung dari responden yang diteliti. Sedangkan observasi dilakukan dengan
cara melakukan pengamatan secara langsung kepada responden yang diteliti
untuk mencari perubahan atau hal-hal yang diteliti.

13
14

Alat bantu yang digunakan adalah format Asuhan Keperawatan dalam


membantu proses pengamatan sebagai alat pendokumentasian.
E. Analisis

Proses analisis data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.


Data hasil pengkajian selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan kasus.
Analisis data dilakukan dengan mengungkapkan keadaan yang sebenarnya
dibandingkan dengan teori. Kemudian data dikelompokan berdasarkan
masalah yang ada dan sesuai dengan kriteria permasalahannya maka akan
muncul diagnosa keperawatan. Kemudian menentukan perencanaan atau
intervensi sesuai NIC untuk hasil yang diharapkan menurut NOC.
Selanjutnya melakukan implementasi sesuai intervensi yang dan untuk
kemudian dievaluasi pada tahap terakhir baik evaluasi formatif maupun
sumatif.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Laporan kasus ini berisi rangkaian asuhan keperawatan pada Ny. S
dengan diangnosa keperawatan keletihan berhubungan dengan kelesuhan
fisiologis pada ibu post sectio caesarea hari ke-0 dengan indikasi partus lama
di ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
1. Biodata Klien
Klien bernama Ny. S berusia 23 tahun dengan status marital
P1A0, dan berjenis kelamin perempuan. Klien berasal dari suku Jawa,
bangsa Indonesia dan beragama islam. Pendidikan terakhir klien adalah
SMA dan sekarang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Alamat klien di
Ds. Cindaga RT 3 RW 12 Kecamatan Kebasen Banyumas dengan
diagnosa medis post sectio caesarea dengan indikasi partus lama. Pasien
masuk ke rumah sakit pada tangga 21 April 2017 dengan nomor rekam
medis 02005201.
2. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2017 pukul 07.00 di
ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Narasunber data pengkajian adalah klien dan ibu klien .
a. Riwayat Keperawatan (Nursing History)
Ny. S mengatakan awalnya mengalami kenceng-kenceng
pada pukul 23.00 tanggal 20 April 2017 kemudian pasien datang ke
puskesmas Kebasen untuk memeriksakan keadaannya, pada pukul
02.00 tanggal 21 April 2017 keluar lendir darah dari jalan lahir
pasien. Pasien di rujuk ke rumah sakit Margono Soekarjo pada pukul
19.00 karena inpartu kala 1 fase laten dengan his his yang tidak
adekuat. Setelah dilakukan pemeriksaan dan observasi di ruang VK
pasien di indikasi dilakukan tindakan sectio caesarea atas indikasi
partus lama. Operasi dimulai pukul 24.00 WIB dan selesai pukul

15
16

01.15 WIB tanggal 22 April 2017, bayi lahir normal berjenis


kelamin laki-laki. Saat ini Ny. S mengeluh nyeri di daerah luka
operasi, selain itu Ny. S juga mengatakan merasa lemas, letih, dan
merasa ingin berbaring.
Riwayat kesehatan dahulu, Ny. S belum pernah menjalani
operasi sectio caesarea sebelumnya dan ini merupakan kehamilan
pertamanya, riwayat ANC teratus ke puskesmas, Ny. S tidak
mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, asma, dan
penyakit menular. Riwayat alergi, Ny. S mengatakan tidak
mempunyai alergi apapun, baik makanan maupun obat-obatan.
Riwayat obstetrikus Ny. S mengatakan belum pernah hamil
sebelumnya, kelahiran anak yang sekarang merupakan kelahiran
anak yang ke 1 yang dilahirkan dengan cara sectio caesarea dan
ditolong oleh dokter spesialis obgyin. Tidak ada komplikasi yang
terjadi kepada ibu maupun bayinya, bayi normal berjenis kelamin
laki-laki dengan panjang 48 cm, berat badan 2600 gr, lingkar dada
33 cm, lingkar kepala 33 cm dan ASI sudah keluar. Pada trimester I
Ny. S memeriksakan kandungannya ke puskesmas setiap 1 bulan
sekali, keluhan Ny. S selama hamil trimester I adalah mual-mual
sebanyak kurang lebih 2-4 kali/hari. Pada trimester II Ny. S
memeriksakan kandungannya ke puskesmas setiap 1 bulan sekali
tidak ada keluhan selama trimester II. Sedangkan pada trimester III
Ny. S memeriksakan kandungannya ke puskesmas setiap 1 bulan
sekali pada usia kehamilan 8 bulan dan 2 minggu sekali pada usia
kehamilan 9 bulan selama trimester III keluhan yang dialami Ny. S
adalah bengkak pada kedua kakinya.
1) Data Umum (Review of System).
Pengkajian yang digunakan adalah dengan pengkajian
menurut pola fungsional gordon, wawancara langsung dan
pengkajian tingkat keletihan menggunakan skala keletihan.
17

Pendekatan dengan pola fungsional gordon meliputi


beberapa aspek. Pola persepsi kesehatan Ny. S mengatakan
kesehatan itu penting, jika pasien atau keluarga ada yang sakit,
segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat, ditandai
saat ini Ny. S dibawa ke puskesmas Kebasen saat sudah mulai
merasakan adanya kontraksi dan dirujuk ke RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo.
Pola nutrisi dan metalobik Ny. S mengatakan nafsu
makannya berkurang, ditandai dengan Ny. S hanya
menghabiskan 3/4 makanan yang diberikan oleh rumah sakit
serta minum 5-7 gelas/hari.
Pola eliminasi Ny. S mengatakan setelah operasi belum
BAB, BAB terakhir 2 hari yang lalu. Buang air kecil melalui
selang kencing yang di pasang sebelum operasi.
Pola Aktivitas dan Latihan, Ny. S mengatakan merasa
lemas, letih, dan merasa ingin berbaring serta semua
aktivitasnya dibantu oleh suami dan ibunya.
Pola Istirahat dan Tidur, Ny. S mengatakan tidak
mengalami kesulitan selama tidur dan terbangun ketika
memberikan ASI kepada anaknya ditandai dengan Ny. S tampak
segar dan tidak terdapat lingkar hitam di sekitar bawah mata.
Pola Persepsi dan Kognitif Ny. S mengatakan takut
untuk bergerak karena apabila bergerak merasa nyeri pada luka
post operasi sesar, Ny. S juga mengatakan belum terlalu paham
kapan waktu yang di perbolehkan untuk bergerak.
Pola Persepsi dan Konsep Diri Ny. S mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus menerus didaerah luka
post operasi, nyeri semakin bertambah jika bergerak. Namun
pasien merasa yakin keadaannya akan cepat membaik.
Pola Peran dan Hubungan, Ny. S mengatakan hubungan
dengan suami, keluarga dan tetangga terjalin dengan baik
18

ditandai dengan Ny. S tampak ditunggui oleh keluarganya, Ny.


S juga tampak dikunjungi oleh tetangganya. Pola Reproduksi
dan Seksual, Ny. S mengatakan sudah menikah dan berjenis
kelamin perempuan.
Pola Koping dan Pertahanan Diri, Ny. D mengatakan
jika ada masalah dibicarakan dengan keluarganya ditandai
dengan Ny. S dirawat diruang Flamboyan RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo atas persetujuan keluarganya.
Pola Keyakinan dan Nilai, Ny. S mengatakan beragama
islam, Ny. S selalu berdoa untuk kesembuhannya ditandai
dengan Ny. S berdoa dan berdzkir sesuai dengan agamanya.
Tingkat keletihan NY. S dikaji dengan menggunakan skala
keletihan dan diperoleh skor 71, termasuk dalam keletihan
menengah.
2) Pemeriksaan Data Fokus (Examination dan Physical
Assesstment)
Hasil pemeriksaan fisik terdiri dari pemeriksaan umum
yaitu, keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, tekanan
darah 110/ 80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit,
suhu 36,8 C.
1) Pemeriksaan Head to Toe meliputi (1) Kepala : Mesochepal;
(2) Rambut : Tidak rontok, hitam, panjang, bersih; (3) Mata :
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan
baik; (4) Hidung : Simetris, tidak ada pembesaran polip; (5)
Telinga : Simetris, tidak ada serumen berlebih, pendengaran
baik; (6) Mulut & gigi : Tidak ada stomatitis, bersih, mukosa
lembab; (8) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid; (9)
Dada : Bentuk dada simetris; (10) Payudara : Pembesaran
simetris, aerola kehitaman, konsistensi lembek, putting susu
menonjol, asi sudah keluar; (11) Jantung : Inspeksi: ictus cordis
tidak terlihat, Palpasi: teraba ictus cordis pada dada kiri, Perkusi:
19

redup, Auskultasi: regular, tidak terdengar bunyi tambahan; (12)


Jantung : Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat, Palpasi: teraba ictus
cordis pada dada kiri, Perkusi: redup, Auskultasi: regular dan
tidak terdengar bunyi tambahan; (13) Paru-paru : Inspeksi:
pengembangan paru kanan dan kiri simetris, Palpasi:
gerakan dada kanan dan kiri terasa sama, tidak ada nyeri
tekan, Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat; (14) Abdomen :
Inspeksi: terdapat luka post sectio caesarea yang tertutup perban
± 20 cm, pada sekitar luka tidak terdapat kemerahan, tidak
bengkak, kondisi balutan bersih, Palpasi : TFU 4 jari dibawah
pusar, kontraksi baik, letak uterus ditengah, terdapat nyeri tekan
pada radius 4 cm pada luka post operasi sectio caesarea, tidak
ada distensi kandung kemih, Perkusi: timpani, Auskultasi: bising
usus 10 x/ menit; (15) Genetalia : Perineum utuh, kebersihan
cukup, lokhea rubra (merah), jumlah lokhea ± 50 cc, konsisten
cair, bau khas, tidak terdapat bendungan lokhea, terpasang DC;
(16) Ekstermitas : Atas: tidak ada edema, terpasang RL 20 tpm,
Bawah: tidak ada edema, tidak ada varises; (17) Kulit : Turgor
kulit baik, warna kulit sawo matang, tidak ada dermatitis,
capillary reffil < 2 detik; (18) Penyesuaian dengan bayi : Respon
ibu sangat senang terhadap kelahiran bayinya karena bayinya
berjenis kelamin laki-laki sesuai dengan yang diharapkannya;
(18) Riwayat KB : Pasien mengatakan belum pernah
menggunakan KB sebelumnya; (19) Rencana KB : Pasien
mengatakan ingin menggunakal KB suntik; (20) Bio psiko sosial
: Fase Taking on (tahapan meniru) pasien mengatakan meniru ibunya
dalam memulai peran seorang ibu, fase taking in pasien mengatakan
mulai membayangkan peran yang akan ia lakukan sebagai seorang ibu,
fase letting go pasien mengatakan ia sudah meninggalkan perannya
dimasa lalu dan memulai peran yang baru menjadi seorang ibu.
20

3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang didapatkan hasil
laboratorium pada tanggal 21 April 2017 antara lain hemoglobin
normal 11.7 g/dL (nilai normal 11.7 – 15.5 g/dL), leukosit
normal 11680 /uL (nilai normal 3600 – 11000 /uL), hematokrit
normal 37% (nilai normal 35 – 47 %), eritrosit normal 4.5
10^6/uL (nilai normal 3.8 – 5.2 10^6/uL), trombosit normal
324.000 /uL (nilai normal 150.000 – 440.000), MCV normal
81.5 fL (nilai normal 80-100 fL), MCH normal 26.1 pg (nilai
normal 26 - 34 pg), MCHC normal 32.1 % (nilai normal 32 – 36
%), RDW tinggi 18.3 % (nilai normal 11.5 – 14.3 %), MPV
normal 10.2 fL (nilai normal 9.4 – 12.3 fL), basofil normal 0.1
% (nilai normal 0 – 1 %), eosinofil rendah 0.2 % (nilai normal 2
– 4 %), batang rendah 1.2 % (nilai normal 3 - 5 %), segmen
tinggi 72.6 % (nilai normal 50 – 70 %), limfosit rendah 19.5 %
(nilai normal 25 – 40 %), monosit normal 6.4 % (nilai normal 2
– 8 %).
Pemeriksaan penunjang yang didapatkan hasil
laboratorium pada tanggal 22 April 2017 antara lain hemoglobin
normal 12 g/dL (nilai normal 11.7 – 15.5 g/dL), leukosit tinggi
20240 /uL (nilai normal 3600 – 11000 /uL), hematokrit normal
37% (nilai normal 35 – 47 %), eritrosit normal 4.6 10^6/uL
(nilai normal 3.8 – 5.2 10^6/uL), trombosit normal 321.000 /uL
(nilai normal 150.000 – 440.000), MCV normal 80.6 fL (nilai
normal 80-100 fL), MCH normal 26.1 pg (nilai normal 26 - 34
pg), MCHC normal 32.4 % (nilai normal 32 – 36 %), RDW
tinggi 18.1 % (nilai normal 11.5 – 14.3 %), MPV normal 10.2 fL
(nilai normal 9.4 – 12.3 fL), basofil normal 0.1 % (nilai normal
0 – 1 %), eosinofil rendah 0.0 % (nilai normal 2 – 4 %), batang
rendah 1.1 % (nilai normal 3 - 5 %), segmen tinggi 82.5 % (nilai
21

normal 50 – 70 %), limfosit rendah 10.5 % (nilai normal 25 – 40


%), monosit normal 5.8 % (nilai normal 2 – 8 %).
Terapi yang digunakan oleh Ny. S adalah Amoxicilin 3 x 500,
Asam Mefenamat 2 x 500, Adfer 2 x 1 tab
3. Perumusan Masalah (Nursing Problem)
Berdasarkan data fokus yang ditemukan pada pengkajian,
didapatkan tiga diagnosa keperawatan, (1) Nyeri akut berhubungan
dengan agen injuri fisik; (2) Keletihan berhubungan dengan kelesuhan
fisiologis; (3) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive.
Namun penulis hanya memfokuskan pada diagnosa keperawatan
keletihan berhubungan dengan kelesuhan fisiologis. Data yang
menunjang untuk diagnosa keperawatan keletihan berhubungan dengan
kelesuhan fisiologis adalah berasal dari data subjektif dan data objektif.
Data subjektif yaitu Ny. S mengatakan merasa lemas, letih, merasa ingin
berbaring serta semua aktivitasnya dibantu oleh suami dan ibunya. Data
objektifnya yaitu Ny. S tampak lemas dan berbaring ditempat tidur serta
aktifitas/ ADL tampak dibantu keluarga, seperti makan/minum, mandi,
toileting, berpakaian, ROM, ambulasi di bantu orang lain sedangkan
untuk toileting dibantu alat dan orang lain. Tekanan darah 110/ 80
mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, dan suhu tubuh36,8 C.
Sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai diagnosa
keperawatan yang muncul, yaitu keletihan berhubungan dengan
kelesuhan fisiologis.
4. Perencanaan (Plan)
Perencanaan tindakan keperawatan penulis menggunakan dasar
NOC dan NIC sesuai diagnosa keperawatan yang muncul pada
perumusan masalah dan direncanakan selama 3 hari mulai tanggal 22
April 2017 – 24 April 2017. Pada diagnosa keletihan berhubungan
dengan kelesuhan fisiologis, tujuan yang diharapkan yaitu kelelahan
berkurang atau hilang dengan NOC Tingkat kelelahan. Kriteria hasil
yang diharapkan yaitu: (1) Kelelahan (dari skala 2 menjadi skala 5); (2)
22

Kelesuan (dari skala 2 menjadi skala 5); (3) Kegiatan sehari-hari (ADL)
(dari skala 3 menjadi skala 5). Keterangan skala yang digunakan pada
kriteria hasil diatas yaitu: (1) Berat, (2) Cukup berat, (3) Sedang, (4)
Ringan, (5) Tidak ada.
Intervensi yang digunakan pada diagnosa keletihan berhubungan
dengan kelesuhan fisiologis yaitu menggunakan NIC Manajemen energi.
Dengan intervensi yaitu (1) Kaji status fisiologis pasien yang
menyebabkan kelelahan, (2) Gunakan instrumen yang valid untuk
mengukur kelelahan, (3) Atur penggunaan energi untuk mencegah
keletihan dan mengoptimalkan fungsi, (4) Monitor intake/nutrisi untuk
mengetahui sumber nutrisi yang adekuat.
5. Pelaksanaan (Implementation)
Implementasi atau tindakan yang penulis lakukan didasarkan pada
perencanaan pada tanggal 22 April 2017 (1) Mengkaji status fisiologis
pasien yang menyebabkan kelelahan, (2) Mengunakan instrumen yang
valid untuk mengukur kelelahan, (3) Mengatur penggunaan energi untuk
mencegah keletihan dan mengoptimalkan fungsi, (4) Memonitor
intake/nutrisi untuk mengetahui sumber nutrisi yang adekuat.
Implementasi yang dilakukan penulis pada hari Sabtu, 22 April
2017 pukul 07.00 WIB ttv pasien tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80
x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,8 C. Pukul 07.10 mengkaji status
fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan dengan respon Ny. S
mengatakan kelelahan di sebabkan karea proses pembedahan , obat yang
digunakan dan karena partus lama yang terjadi lebih dari 12 jam. Pukul
08.40 WIB menggunakan instrumen yang valid untuk mengukur
kelelahan yaitu dengan menggunakan skala keletihan dengan respon Ny.
S yaitu total skore yang didapatkan pada pengkajian tingkat keletihan
adalah 71 dan termasuk kedalam tingkat keletihan menengah. Pukul
09.10 WIB mengatur penggunaan energi untuk mencegah keletihan
dengan cara menganjurkan pasien untuk istirahat dan tidak terlalu banyak
mengobrol dengan pengunjung yang datang. Dengan respon Ny. S dan
23

keluarga kooperatif serta mau melakukan apa yang di anjurkan. Pukul


12.10 WIB memonitor intake/nutrisi untuk mengetahui sumber nutrisi
yang adekuat dengan respon Ny. S mengatakan menghabiskan ¾ dari
porsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Implementasi pada hari Minggu, 23 April 2017 pukul 07.00 WIB
ttv pasien tekanan darah 120/ 90 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 22
x/menit, suhu 36,6 C. Pukul 07.10 mengkaji status fisiologis pasien yang
menyebabkan kelelahan dengan respon Ny. S mengatakan kelelahan di
sebabkan karea proses pembedahan, obat yang digunakan dan karena
partus lama yang terjadi lebih dari 12 jam. Pukul 08.00 WIB
menggunakan instrumen yang valid untuk mengukur kelelahan yaitu
dengan menggunakan skala keletihan dengan respon Ny. S yaitu total
skore yang didapatkan pada pengkajian tingkat keletihan adalah 66 dan
termasuk kedalam tingkat keletihan menengah. Pukul 09.00 WIB
mengatur penggunaan energi untuk mencegah keletihan dengan cara
menganjurkan pasien untuk istirahat dan tidak terlalu banyak mengobrol
dengan pengunjung yang datang. Dengan respon Ny. S dan keluarga
kooperatif serta mau melakukan apa yang di anjurkan. Pukul 12.15 WIB
memonitor intake/nutrisi untuk mengetahui sumber nutrisi yang adekuat
dengan respon Ny. S mengatakan menghabiskan ¾ dari porsi makanan
yang diberikan oleh rumah sakit.
Implementasi pada hari Senin, 24 April 2017 pukul 07.00 WIB
ttv pasien tekanan darah 110/ 90 mmHg, nadi 85 x/menit, respirasi 21
x/menit, suhu 37,0 C. Pukul 07.10 mengkaji status fisiologis pasien yang
menyebabkan kelelahan dengan respon Ny. S mengatakan kelelahan di
sebabkan karea proses pembedahan, obat yang digunakan dan karena
partus lama yang terjadi lebih dari 12 jam. Pukul 08.30 WIB
menggunakan instrumen yang valid untuk mengukur kelelahan yaitu
dengan menggunakan skala keletihan dengan respon Ny. S yaitu total
skore yang didapatkan pada pengkajian tingkat keletihan adalah 57 dan
termasuk kedalam tingkat keletihan ringan. Pukul 12.30 WIB memonitor
24

intake/nutrisi untuk mengetahui sumber nutrisi yang adekuat dengan


respon Ny. S mengatakan menghabiskan ¾ dari porsi makanan yang
diberikan oleh rumah sakit. Pukul 13.00 WIB mengatur penggunaan
energi untuk mencegah keletihan dengan cara menganjurkan pasien
untuk istirahat dan tidak terlalu banyak mengobrol dengan pengunjung
yang datang. Dengan respon Ny. S dan keuarga kooperatif serta
melakukan apa yang dianjurkan.
6. Evaluasi
Hasil penelitian yang diperoleh dari tindakan keperawatan yang
telah disusun sebelumnya menggunakan penelitian / evaluasi secara
sumatif dengan evaluasi diakhir tindakan setiap harinya.
Hasil evaluasi pada hari Sabtu, 22 April 2017 yaitu Ny. S
mengatakan merasa lemas, letih, merasa ingin berbaring dan kaki terasa
berat. Ny. S tampak lemas dan berbaring ditempat tidur, aktifitas
tampak dibantu oleh keluarga, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80
x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,8 C, serta dikaji tingkat
keletihannya menurut skala keletihan diperoleh skor 71 dan termasuk
dalam keletihan menengah. Masalah keperawatan keletihan belum
teratasi. Dibuktikan dengan indikator klien kelelahan (skala 2), kelesuhan
(skala 2), kegiatan sehar-hari ADL (skala 3).
Hasil evaluasi pada hari Minggu, 23 April 2017 yaitu Ny. S
mengatakan merasa lemas, letih, merasa ingin berbaring dan kaki terasa
berat. Ny. S tampak lemas dan berbaring ditempat tidur, serta Ny. S
tampak dapat melakukan beberapa aktifitas secara mandiri, tekanan darah
120/ 90 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,6 C, serta
dikaji tingkat keletihannya menurut skala keletihan diperoleh skor 66 dan
termasuk dalam keletihan menengah. Masalah keperawatan keletihan
belum teratasi. Dibuktikan dengan indikator klien kelelahan (skala 3),
kelesuhan (skala 3), kegiatan sehar-hari ADL (skala 4).
Hasil evaluasi pada hari Senin, 24 April 2017 yaitu Ny. S
mengatakan merasa sudah tidak teralu lemas, letih, serta tidak terus
25

terbaring di tempat tidur, pasien juga tampak dapat melakukan beberapa


aktifitas secara mandiri. Ny. S tampak lebih bugar . Ny. S tampak dapat
melakukan beberapa aktifitas secara mandiri, tekanan darah 110/ 90
mmHg, nadi 85 x/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 37,0 C, serta dikaji
tingkat keletihannya menurut skala keletihan diperoleh skor 57 dan
termasuk dalam keletihan ringan. Masalah keperawatan keletihan belum
teratasi. Dibuktikan dengan indikator klien kelelahan (skala 4), kelesuhan
(skala 4), kegiatan sehar-hari ADL (skala 4).
B. PEMBAHASAN
Berisi pembahasan tentang kesenjangan-kesenjangan yang terjadi
antara teori dengan kondisi nyata pada Asuhan Keperawatan Keletihan Post
Sectio Caesarea Hari Ke-0 Dengan Indikasi Partus Lama di Ruang
Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto yang telah
dilaksanakan pada tanggal 22 April 2017 sampai dengan tanggal 24 April
2017.
1. Biodata Pasien
Pasien bernama Ny. S, berjenis kelamin perempuan dan berumur 23
tahun, dengan status marital P1A0 serta dengan diagnosa medis post
sectio caesarea dengan indikasi partus lama. Pasien beragama islam, suku
jawa pendidikan terakhir pasien adalah SMA dan sekarang pasien
merupakan ibu rumah tangga, pasien masuk rumah sakit pada tanggal 21
April 2017 dengan nomor rekam medis 02005201. Pasien tinggal di
Cindaga RT 3/RW 12 kecamatan Kebasen, Banyumas pasien tinggal
bersama suaminya yang bernama Tn. D berumur 24 tahun, dan sekarang
bekerja sebagi karyawan BUMN dengan latar belakang pendidikan S1
2. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S tanggal
22 April 2017 di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto dengan diagnosa keperawatan keletihan berhubungan dengan
kelesuhan fisiologis. Pendekatan yang digunakan menggunakan
pengkajian sesuai teori Hidayat (2010) dimana pengkajian dilakukan
26

dengan cara mewawancarai pasien dan observasi langsung. Hasil


pengkajian meliputi :
Berdasarkan pengkajian didapatkan data Ny. S berusia 23 tahun
dengan P1A0, dengan diagnosa medis post sectio caesarea hari ke-0
dengan indikasi partus lama. Menurut Prawirohardjo (2009) sebab-sebab
partus lama dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu kelainan his, kelainan
janin, dan kelainan jalan lahir sedangkan berdasarkan data yang di
peroleh Ny.S termasuk dalam golongna kelainan his. Hasil pengkajian
juga menyebutkan bahwa Ny. D mengeluh nyeri akibat adanya luka
pembedahan, keletihan, terpasang DC kateter, aktifitas sehari-hari
dibantu orang lain . Hal ini sesuai dengan penjelasan menurut Nurarif
dan Kusuma (2015). Nurarif dan Kusuma (2015) menyebutkan bahwa
tanda dan gejala post sectio casarea diantaranya nyeri akibat adanya luka
pembedahan, adanya luka insisi pada bagian abdomen, kehilangan darah
selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml, gangguan eliminasi
urin dan biasanya terpasang kateter urinarius, kelelahan, gangguan pola
tidur, pengaruh anestesi dapat menyebabkan mual dan muntah, defisit
perawatan diri pada mandi, makan dan toileting.
Keluhan yang dialami Ny. S mengatakan merasa lemas, letih,
merasa ingin berbaring dan kaki terasa berat. Ditandai dengan Ny. S
tampak lemas dan berbaring ditempat tidur, aktifitas tampak dibantu oleh
keluarga, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi 23
x/menit, suhu 36,8 C. Sebagaimana yang disebutkan oleh Carpenito
(2009) gejala keletihan yaitu menurunnya perhatian, persepsi yang
lambat dan terganggu, gangguan berpikir, penurunan motivasi,
penurunan perfoma fisik dan aktivitas mental, hilangnya koordinasi
halus, penilaian yang buruk, dan acuh terhadap keadaan sekitar.
Setelah diukur menggunakan skala keletihan didapatkan bahwa
keletihan yang dialami Ny. S berada pada keletihan menengah dengan
skor 71. Hasil pengukuran didasarkan pada skala keletihan menurut
Ariani (2009) bahwa jumlah skor 30 adalah tidak lelah, 31-60 adalah
27

kelelahan ringan, 61-90 adalah kelelahan menengah, 90-120 adalah


kelelahan berat. Berdasarkan hasil pengkajian diatas, Ny. S menunjukan
bahwa Ny. S mengalami kelelahan menengah.
3. Perumusan Masalah (Nursing Problem)
Berdasarkan data fokus yang ditemukan pada pengkajian,
didapatkan data subjektif dan data objektif. Data subjektif yaitu Ny. S
mengatakan merasa lemas, letih, merasa ingin berbaring dan kaki terasa
berat dan kaki terasa berat. Data objektifnya yaitu Ny. S terlihat lemas
dan berbaring ditempat tidur, aktifitas tampak dibantu oleh keluarga,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi 23 x/menit, suhu
36,8 C.
Sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai diagnosa
keperawatan yang muncul, yaitu keletihan berhubungan dengan
kelesuhan fisiologis. Hal ini sesuai dengan Herdman dan Kamitsuru
(2015) bahwa batasan karakteristik diagnosa keperawatan keletihan
diantaranya apatis, gangguan konsentrasi, gangguan libido, instrospeksi,
kelelahan, kurang energi, kurang minat terhadap sekitar, letargi,
peningkatan kebutuhan istirahat, peningkatan keluhan fisik, pola tidur
tidak memuaskan, tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada
tingkat yang biasanya, tidak mampu mempertahankan rutinitas yang
biasanya, mengantuk, merasa bersalah karena tidak dapat menjalankan
tanggung jawab, penurunan performa. Faktor yang berhubungan menurut
Herdman dan Kamitsuru (2015) untuk data diatas adalah kelesuhan
fisiologis.
Pada pengkajian, diagnosa pendamping yang muncul adalah nyeri
akut berhubungan dengan agen injuri fisik ditandai dengan data subjektif
Ny. S mengatakan nyeri pada luka operasi (P : Luka insisi, Q : seperti
ditusuk-tusuk, R : nyeri didaerah abdomen (luka bekas operasi), S : skala
nyeri 6, T : terus menerus, bertambah jika bergerak), pada data objektif
Ny. S terdapat nyeri tekan pada radius 4 cm, pasien tampak meringis
kesakitan, tampak balutan luka post sectio sepanjang ± 20 cm di
28

abdomen. Selain itu, terdapat diagnosa resiko infeksi berhubungan


dengan prosedur invasive ditandai dengan Ny. S terdapat luka post
operasi yang tertutup perban sepannjang ± 20 cm, sekitar balutan luka
tidak terdapat kemerahan, tidak bengkak, kondisi balutan bersih.
Terpasang infus RL 20 tetes/ menit, leukosit sebelum operasi H 11680
u/L dan leukosit setelah operasi H 20240 u/ L.
4. Perencanaan (Plan)
Perencanaan tindakan keperawatan didasarkan pada NIC dan
NOC menurut Butcher, Dochterman, dan Wagner (2016) yang
direncanakan selama 3 hari mulai tanggal 22 April 2017. Tujuan yang
diharapkan yaitu tingkat keletihan klien berkurang atau hilang dengan
NOC Tingkat kelelahan. Kriteria hasil yang diharapkan yaitu: (1)
Kelelahan (dari skala 2 menjadi skala 5); (2) Kelesuan (dari skala 2
menjadi skala 5); (3) Kegiatan sehari-hari (ADL) (dari skala 3 menjadi
skala 5). Keterangan skala yang digunakan pada kriteria hasil diatas
yaitu: (1) Berat, (2) Cukup berat, (3) Sedang, (4) Ringan, (5) Tidak ada.
Intervensi yang digunakan pada diagnosa keletihan berhubungan
dengan kelesuhan fisiologis yaitu menggunakan NIC Manajement energi.
Dengan intervensi yaitu (1) Mengkaji status fisiologis pasien yang
menyebabkan kelelahan, (2) Mengunakan instrumen yang valid untuk
mengukur kelelahan, (3) Mengatur penggunaan energi untuk mencegah
keletihan dan mengoptimalkan fungsi, (4) Memonitor intake/nutrisi
untuk mengetahui sumber nutrisi yang adekuat yang.
5. Pelaksanaan (Implementation)
Implementasi atau tindakan yang penulis lakukan didasarkan pada
NIC dan NOC menurut Butcher, Dochterman, dan Wagner (2016) yaitu
pertama dengan mengkaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
kelelahan, dengan cara mengajukan beberapa quesioner serta
menggunakan pendekatan dengan komunikasi terapeutik. Berdasarkan
hasil penelitian dari Siti, Zulpahiyana, Indrayana (2016) komunikasi
terapeutik sangat penting dilakukan karena dengan menggunakan
29

komunikasi terapeutik pasien akan nyaman dan terbuka dalam


mengungkapakan apa yang dirasakan dan bermanfaat membantu klien
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran, membantu
tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain,
lingkungan fisik, dan diri sendiri.
Kedua dengan mengunakan instrumen yang valid untuk
mengukur kelelahan. Respon yang didapat yaitu Ny. S menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penulis dan didapatkan tingkat keletihan
pada hari pertama keletihan menengah dengan skor 71, hari kedua
keletihan menengah dengan skor 66, dan hari ketiga keletihan ringan
dengan skor 57. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkatan keletihan
yang sedang dialami klien. Pada implementasi ini pengukuran dilakukan
setiap hari. Karena tingkat keletihan klien dapat cepat berubah, baik naik
maupun turun. Keletihan diukur mengguanakan skala keletihan sesuai
teori dari Ariani (2009) dan didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Suma’mur (1996) dalam Putri (2008) yaitu untuk
mengukur tingkat keletihan pasien salah satu cara yang digunakan untuk
mengukur tingkat keletihan adalah dengan menggunakan skala SSRT
yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berisi sejumlah
pertanyaan yang berhubungan tentang gejala-gejala keletihan.
Ketiga dengan mengatur penggunaan energi untuk mencegah
keletihan dan mengoptimalkan fungsi. Dalam hal ini penulis
menganjurkan pasien untuk istirahat, tidur dan tidak terlalu banyak
mengobrol dengan pengunjung yang datang. Berdasarkan hasil penelitian
dari Pratiwi (2016) kebutuhan istirahat dan tidur sangat diperlukan
karena ibu yang mendapatkan anestesi umum untuk sectio caesarea
merasa sangat lelah dan mengantuk sehingga ibu harus dianjurkan
istirahat sebanyak mungkin, tidur juga di butuhkan dalam proses
penyembuhan organ-organ reproduksi. Fungsi tidur pada masa nifas
untuk mengistrahatkan tubuh yang letih, meningkatkan kekebalan tubuh
30

dari serangan penyakit ,mempercepat involusi uteri, memperbanyak


produksi ASI, manambah konsentrasi, dan kemampuan fisik.
Keempat dengan memonitor intake/nutrisi untuk mengetahui
sumber nutrisi yang adekuat. Klien mengatakan bahawa klien hanya
mengahabiskan ¾ dari 1 porsi makanan yang di sediakan oleh rumah
sakit. Berdasarkan hasil penilitian dari Anggrahini (2016) yang
menyatakan bahwa pasien yang mengalami persalinan dengan cara
operasi sesarea perlu diperhatikan tentang nutrisi diet tinggi kalori tinggi
proteinnya untuk menunjang proses penyembuhan, nutrisi yang baik
sangat penting untuk mencapai keberhasilan penyembuhan luka dan
mengembalikan energi untuk mengatasi kelelahan.
6. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan menurut Butcher, Dochterman, dan
Wagner (2016) yang direncanakan selama 3 hari mulai tanggal 22-24
April 2017 yaitu masalah keletihan dapat teratasi atau berkurang.
Hal tersebut dibuktikan oleh indikator yang sudah tercapai
sebagian pada hari ketiga yaitu kelelahan (skala 4 dari skala tujuan 5),
kelesuhan (skala 4 dari skala tujuan 5), kegiatan sehari-hari (ADL) pasien
(skala 4 dari skala tujuan 5) dengan nilai skala keletihan adalah 57
(keletihan ringan). Sedangkan pada hari pertama indikator yang dicapai
yaitu kelesuhan (skala 2 dari skala tujuan 5), kelesuhan (skala 2 dari
skala tujuan 2), kegiatan sehari-hari (ADL) pasien (skala 3 dari skala
tujuan 5) dengan nilai skala keletihan adalah 71 (keletihan menengah).
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah
keletihan berhubungan dengan kelesuhan fisiologis sudah teratasi
sebagian.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil laporan kasus dan pembahasan, penulis dapat
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pasien bernama Ny. S, berjenis kelamin perempuan dan berumur 23
tahun, dengan status marital P1A0, dengan alamat Ds. Cindaga RT 3 RW
12 Kecamatan Kebasen Banyumas. Diagnosa medis Ny. S adalah post
sectio caesarea dengan indikasi partus lama. Ny. S. merasa lemas, letih,
merasa ingin berbaring dan kaki terasa berat. Ny. S menunjukkan tanda-
tanda keletihan seperti lemas dan berbaring ditempat tidur, aktifitas
tampak dibantu oleh keluarga, tekanan darah 110/ 90 mmHg, nadi 85
x/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 37,0 C.
2. Didapatkan diagnosa keperawatan keletihan berhubungan dengan
kelesuhan fisiologis ditandai dengan data subjektif yaitu Ny. S
mengatakan merasa lemas, letih, merasa ingin berbaring dan kaki terasa
berat, serta data objektifnya yaitu Ny. S terlihat lemas, dan berbaring
ditempat tidur dan aktifitas tampak dibantu oleh keluarga, tekanan darah
110/ 90 mmHg, nadi 85 x/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 37,0 C.
3. Intervensi yang sudah direncanakan dapat diterapkan pada klien dengan
NOC : Tingkat kelelahan dan NIC : Manajement energi.
4. Implementasi yang dilakukan selama 3 kali 24 jam dari tanggal 22-24
April 2017 adalah untuk mengatasi keletihan dengan tujuan Ny. S
menunjukan kelelahan dan kelesuan berkurang serta dapat melakukan
kegiatan sehari-hari (ADL) secara mandiri.
5. Evaluasi yang didapatkan selama 3 hari asuhan keperawatan, dapat
disimpulkan bahwa masalah keletihan berhubungan dengan kelesuhan
fisiologis sudah teratasi sebagian dengan nilai skala keletihan SSRT
(Subjective Self Rating Test) adalah 57 (keletihan ringan).

31
32

B. SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut dan membantu asuhan keperawatan
maternitas dengan keletihan penulis memberikan saran yang diharapkan akan
bermanfaat, hal tersebut diantaranya :
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
Bagi pihak rumah sakit diharapkan menerapkan penggunaan skala
keletihan untuk mengukur tingkat keletihan pada pasien yang mengalami
keletihan pada ibu post operasi sectio caesarea dengan menggunakan
skala SSRT (Subjective Self Rating Test), karena skala SSRT merupakan
skala yang digunakan untuk mengukur tingkat keletihan pasien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu
pengetahuan tentang keletihan pada pasien post operasi secsio caesarea
agar keletihan keletihan yang dialami dapat berkurang.
3. Bagi Keluarga
Bagi pihak keluarga untuk lebih memperhatikan kondisi klien dan tetap
mendampingi klien. Karena klien masih memerlukan bantuan dalam
melakukan aktivitasnya.

Demikian beberapa kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan,


semoga dapat menambah pengetahuan bagi rumah sakit, institusi pendidikan
serta keluarga pasien dalam menghadapi masalah keletihan
DAFTAR PUSTAKA

Anggrahini, L. (2016). Upaya peningkatan nutrisi pada pasien post sectio


caesarea di rsu assalam gemolon. Publikasi Ilmiah tidak dipublikasikan.
Surakarta: Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiah Surakarta, (online), (eprints.ums.ac.id,
diakses11 Mei 2017)

Ariani, D. N. (2009). Tinjauan faktor kelelahan. Skripsi tidak dipublikasikan.


Jakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, (online),
(http://.uinjkt.ac.id, di akses tanggal 12 Desember 2016).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.


(2014). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., Wagner, C. M. (2016) NIC-


NOC edisi keenam. Singapore.

Carpenito, L. J. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta

Fitriyana, M. (2012). Hubungan antara kadar albumin pre operasi dengan tingkat
kelelahan pada pasien post operasi bedah mayor di Rsud Banyumas.
Skripsi tidak dipublikasikan. Purwokerto: Jurusan Keperawatan, Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Jendral Soedirman, (online),
(jos.unsoed.ac.id, diakses 27 Desember 2016).

Herdman, T. H., Kamisuru, S. (2015) Diagnosa keperawatan definisi & klasifikasi


2015-2017. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. (2010). Metode penelitian kesehatan. Paradigma kuantitatif.


Surabaya: Health Books Publishing.

Mudzakkir, M. (2009). Panduan lengkap kebidanan dan keperawatan.


Yogyakarta: Merkid Press.
Mochtar, Rustam. (2007). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Nurarif, A. H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis dan NANDA NIC-NOC edisi revisi jilid 3. Yogjakarta:
Mediaction.

Nugroho, T. (2011). Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, penyakit


dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nursalam (2009). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu


keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pratiwi, W. I. (2016). Upaya peningkatan istirahat tidur pada ibu post sectio
caesarea di RSU Assalam Gemolong. Publikasi Ilmiah tidak
dipublikasikan. Surakarta: Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiah Surakarta, (online),
(eprints.ums.ac.id, diakses13 Mei 2017)

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Purnamasari, D. A. (2012). Karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada ny. R


dengan post sectio caesarea indikasi partus tak maju di ruang bougenvile
RSUD Sukoharjo. KTI tidak dipublikasikan. Surakarta: Program Studi
Keperawatan, FK Muhammadiyah Surakarta, (online), (eprints.ums.ac.id,
diakses 2 Januari 2017 ).

Putri, D. P. (2008). Hubungan faktor internal dan eksternal pekerja terhadap


kelelahan (fatigue)pada operatoe alat besar PT. Indonesia power unit
bisnis. Skripsi tidak dipublikasikan. Jakarta : Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia, (online), (http://lib.ui.ac.id, diakses 13
Mei 2017).

Saragih, B., Hapsari, E. D., Sumarni. (2015). Hubungan tingkat kelelahan dengan
postpartum blues pada ibu postpartum pasca gempa di wilayah puskesmas
jetis kabupaten Bantul [Abstrack], Penelitian Ilmiah, (online),
(http://www.obsgyn.nhm.ac.id, diakses 25 Desember 2016).

Setyowati, A. (2013). Studi kasus asuhan keperawatan nyeri pada ny. W dengan
post sectio caesarea dengan indikasi cephalopelvic disproportion (CPD)
di ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. KTI tidak
dipublikasikan. Surakarta: Program Studi DIII Keperawatan, STIKES
Kusuma Husada Surakarta, (online), (http://stikeskusumahusada.ac.id,
diakses 11 Januari 2017 ).

Siti, M., Zulpahiyana., Indrayana, S. (2016). Komunikasi terapeutik perawat


berhubungan dengan kepuasan pasien. Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia, (online), Vol. 4 No. 1, (http://ejournal.almaata.ac.id, diakses 12
Mei 2017).

Sumelung, V., Kundre, R., Karundeng, M. (2014). Faktor – faktor yang berperan
meningkatnya angka kejadian sectio caesarea di rumah sakit umum daerah
liun kendage tahuna. Ejurnal Keperawatan, (online), Vol. 2 No. 1,
(http://ejournal.unsrat.ac.id, diakses 11 Desember 2016).

Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan


Diagnosa NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta:
EGC.

Zainiyah, H. (2014). Hubungan usia dan paritas ibu dengan kejadian partus lama
di IRNA C RSUD Syarifah Ambami Rato Ebhu Bangkalan. Penelitian
Ilmiah, (online), (http://www.obsgyn.nhm.ac.id, diakses 10 Desember
2016).
Lampiran 1

ASUHAN KEPERAWATAN KELETIHAN


PADA NY. S P1A0 DENGAN POST SECTIO CAESAREA HARI KE-0
DENGAN INDIKASI PARTUS LAMA
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD Prof Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

Oleh:

Dinar Nuning Prasasti

NIM. P1337420214075

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2017
ASUHAN KEPERAWATAN KELETIHAN
PADA NY. S P1A0 DENGAN POST SECTIO CAESAREA HARI KE-0
DENGAN INDIKASI PARTUS LAMA
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD Prof Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

A. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Dinar Nuning Prasasti
NIM : P1337420214075
Tanggal : Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Tanggal : 22 April 2017
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. S
Umur : 23 tahun
Status Marital : P1A0
Alamat : Cindaga RT 3 RW 12, Kecamatan Kebasen
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 21 April 2017
No. RM : 02005201
Diagnosa Medis : Post Sectio Caesarea Dengan Indikasi
Partus Lama
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. D
Umur : 24 tahun
Pedidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan BUMN
Alamat : Cindaga RT 3 RW 12 Kecamatan Kebasen
Hub. dengan pasien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di daerah luka operasi.
P : Agen cidera fisik (prosedur invasi).
Q : Seperti ditusuk-tusuk.
R : Nyeri didaerah abdomen (luka bekas operasi).
S : Skala nyeri 6.
T : Terus menerus, bertambah jika bergerak.
b. Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan merasa lemas, letih, merasa ingin berbaring dan
kaki terasa berat.
Total skore yang didapatkan pada pengkajian tingkat keletihan pada
Ny. S yaitu, 71 dan termasuk dalam kelelahan menengah.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang pada tanggal 21 April 2017 pukul 19.00 atas rujukan
dari Puskesmas Kebasen dengan G1P0A0 usia 23 tahun hamil 39
minggu. Pasien mulai merasa kenceng-kenceng pada pukul 23.00
tanggal 20 April 2017 kemudian pasien dibawa ke Puskesmas
Kebasen, pada pukul 02.00 tanggal 21 April 2017 keluar lendir darah
dari jalan lahir pasien. Pasien dirujuk ke RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto pukul 19.00 karena inpartu kala 1 fase laten
dengan his yang tidak adekuat. Riwayat ANC teratur ke Puskesmas,
dengan HPHT 18 Juli 2016 dan HPL 25 April 2017 setelah
dilakukan pemeriksaan dan observasi di ruang VK, pasien di indikasi
untuk dilakukan tindakan sectio caesarea atas indikasi partus lama.
Operasi dimulai pukul 24.00 WIB dan selesai pukul 01.15 WIB
tanggal 22 April 2017, bayi lahir normal dan berjenis kelamin laki-
laki.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien sebelumnya belum pernah dirawat dirumah sakit, dan ini
merupakan kelahiran anak pertamanya. Pasien baru pertama kali di
rawat di rumah sakit dan dioperasi.
e. Riwayat Obstetrikus
1) Riwayat kehamilan
Pasien mengatakan belum pernah hamil sebelumnya, kelahiran
anak yang sekarang merupakan kelahiran anak yang ke 1.
2) Riwayat Persalinan
a) Persalinan saat ini
Jenis persalinan : Sectio Caesarea
Penolong : Dokter Sp. OG
Komplikasi ibu dan anak : -/-
Jenis kelamin : laki-laki
Keadaan bayi : Normal
PB/ BB bayi : 48 cm / 2600 gr
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Keadaan laktasi : ASI sudah keluar
3) Riwayat Ante Natal Carae (ANC)
a) Trimester I
Periksa ke puskesmas setiap 1 bulan sekali, keluhan selama
hamil trimester I mual-mual sebanyak kurang lebih 2-4
kali/hari.
b) Trimester II
Periksa ke puskesmas setiap 1 bulan sekali, tidak ada
keluhan selama trimester II.
c) Trimester III
Periksa ke puskesmas setiap 1 bulan sekali pada usia
kehamilan 8 bulan. Periksa ke puskesmas 2 minggu sekali
pada kehamilan 9 bulan selama trimester III kaki bengkak.
4) Riwayat Persalinan Dan Kelahiran Saat Ini
a) Lama persalinan : 75 menit
b) Tipe persalinan : Sectio Caesarea
c) Masalah dalam persalinan : Partus Lama
3. Pola Fungsional Gordon
a. Pola Persepsi Kesehatan
DS : Pasien mengatakan kesehatan itu penting, jika pasien atau
keluarga ada yang sakit, segera dibawa ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat.
DO : Pasien sebelumnya dirawat di puskesmas Kebasen dan di rujuk
ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekajo.
b. Pola Nutrisi Dan Metalobik
DS : Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang, pasien makan
3x sehari akan tetapi pasien hanya menghabiskan 3/4 makanan
yang diberikan oleh rumah sakit serta minum 5-7 gelas/hari.
DO : Pasien terlihat menghabiskan 1 porsi dari makanan yang di
sediakan rumah sakit.
c. Pola Eliminasi
DS : Pasien mengatakan setelah operasi belum BAB, BAB terakhir 2
hari yang lalu. Buang air kecil melalui selang kencing yang di
pasang sebelum operasi.
DO : Pasien terpasang DC, jumlah urin 1500/ hari, warna kuning,
bau khas.
d. Pola Latihan Dan Aktivitas
DS : Pasien mengatakan merasa lemas, letih, dan merasa ingin
berbaring serta semua aktivitasnya dibantu oleh suami dan
ibunya.
DO : Keluarga pasien tampak membantu aktivitas pasien, klien
tampak lemas dan berbaring ditempat tidur
Tabel 1 ADL
Pola Latihan Dan Aktivitas

No Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

1 Makan /minum √
2 Mandi √
3 Toileting √
4 Berpakaian/berhias √
5 ROM √
6 Ambulasi √

Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu alat dan orang lain
4 : Dibantu total
e. Pola Istirahat Tidur
DS : Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan selama tidur dan
terbangun ketika memberikan ASI kepada anaknya.
DO : Pasien tidur malam 5- 6 jam, kemudian tidur siang.
f. Pola Persepsi Dan Kognitif
DS : Pasien mengatakan takut untuk bergerak karena apabila
bergerak merasa nyeri pada luka post operasi caesar. Pasien
juga mengatakan belum terlalu paham kapan waktu yang
diperbolehkan untuk bergerak.
DO : Pasien tampak berbaring ditempat tidur, pasien tampak enggan
bergerak. Semua aktivitasnya dibantu oleh suami dan ibunya.
g. Pola Persepsi Dan Konsep Diri
DS : Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus
menerus didaerah luka post operasi, nyeri semakin bertambah
jika bergerak. Namun pasien merasa yakin keadaannya akan
cepat membaik.
DO : Pasien tampak meringis kesakitan pasien juga kooperatif
dengan semua tindakan keperawatan yang diberikan.
h. Pola Peran Dan Hubungan
DS : Pasien mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan
tetangga terjalin dengan baik.
DO : Pasien tampak ditunggui oleh keluarganya, pasien juga tampak
dikunjungi oleh tetangganya.
i. Pola Reproduksi Seksual
DS : Pasien mengatakan sudah menikah.
DO : Pasien berjenis kelamin perempuan.
j. Pola Koping Dan Pertahanan Diri
DS : Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan
dengan keluarganya.
DO : Pasien di rawat di ruang flamboyant RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo atas persetujuan suaminya.
k. Pola Keyakinan Dan Nilai
DS : Pasien mengatakan dirinya beragama islam.
DO : Pasien tampak berdoa.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital : TD : 110/ 80 mmHg, N : 80 x/menit,
R : 20 x/menit, S : 36,8 C
d. Kepala
1) Bentuk : Mesochepal
2) Rambut : Tidak rontok, hitam, panjang, bersih
3) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
fungsi penglihatan baik
4) Hidung : Simetris, tidak ada pembesaran polip
5) Telinga : Simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
baik
6) Mulut & gigi : Tidak ada stomatitis, bersih, mukosa lembab
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
e. Dada : Bentuk simetris
1) Payudara : Pembesaran simetris, aerola kehitaman,
konsistensi lembek, puting susu menonjol, asi sudah keluar
2) Jantung
a) Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
b) Palpasi : Teraba ictus cordis pada dada kiri
c) Perkusi : Redup
d) Auskultasi : Regular, tidak terdengar bunyi tambahan
3) Paru-paru
a) Inspeksi : Pengembangan paru kanan dan kiri simetris
b) Palpasi : Gerakan dada kanan dan kiri terasa sama,
tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : Redup
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan
f. Abdomen
1) Inspeksi : Terdapat luka post sectio caesarea yang tertutup
perban ± 20 cm, pada sekitar luka tidak terdapat kemerahan,
tidak bengkak, kondisi balutan bersih.
2) Palpasi : TFU 2 jari dibawah pusar, kontraksi baik, letak
uterus ditengah, terdapat nyeri tekan pada radius 4 cm pada
luka post operasi sectio caesarea. Tidak ada distensi kandung
kemih.
3) Perkusi : Timpani
4) Auskultasi : Bising usus normal
g. Genetalia : Perineum utuh, kebersihan cukup, lokhea rubra
(merah), jumlah lokhea ± 50 cc, konsisten cair, bau khas, tidak
terdapat bendungan lokhea, terpasang DC
h. Ekstermitas
1) Atas : Tidak ada edema, terpasang RL 20 tpm.
2) Bawah : Tidak ada edema, tidak ada varises
i. Kulit : Turgor kulit baik, warna kulit sawo matang, tidak
ada dermatitis, capillary reffil < 2 detik
j. Penyesuaian Dengan Bayi
Respon ibu sangat senang terhadap kelahiran bayinya karena
bayinya berjenis kelamin perempuan sesuai dengan yang
diharapkannya
k. Riwayat KB
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan KB sebelumnya.
l. Rencana KB
Pasien mengatakan ingin menggunakal KB suntik.
m. Pengkajian Bio psiko sosial
1) Taking on (tahapan meniru)
Pasien mengatakan meniru ibunya dalam memulai peran seorang
ibu.
2) Taking in
Pasien mengatakan mulai membayangkan peran yang akan ia
lakukan sebagai seorang ibu.
3) Letting go
Pasien mengatakan ia sudah meninggalkan perannya dimasa lalu
dan memulai peran yang baru menjadi seorang ibu.
5. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 2 Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Sebelum Operasi Tanggal 21 April 2017
Pemeriksaaan Hasil Satuan Nilai

HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 11.7 g / Dl 11.7 – 15.5
Leukosit H 11680 U/L 3600 – 11000
Hematocrit 37 % 35 – 47
Eritrosit 4.5 10e6 / Ul 3.8 – 5.2
Trombosit 324.000 / Ul 150000 – 440000
MCV 81.5 Fl 80 – 100
MCH 26.1 Pg / cell 26 – 34
MCHC 32.1 % 32 – 36
RDW H 18.3 % 11.5 – 14.5
MPV 10.2 Fl 9.4 – 12.3
Hitung Jenis
Basofil 0.1 % 0–1
Eosinophil L 0.2 % 2–4
Batang L 1.2 % 3–5
Segmen H 72.6 % 50 – 70
Limfosit L 19.5 % 25 – 40
Monosit 6.4 % 2–8

Tabel 3 Hasil Laboratorium


Pemeriksaan Laboratorium Setelah Operasi Tanggal 22 April 2017
Pemeriksaaan Hasil Satuan Nilai

HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 12.0 g / Dl 11.7 – 15.5
Leukosit H 20240 U/L 3600 – 11000
Hematocrit 37 % 35 – 47
Eritrosit 4.6 10e6 / Ul 3.8 – 5.2
Trombosit 321.000 / Ul 150000 – 440000
MCV 80.6 Fl 80 – 100
MCH 26.1 Pg / cell 26 – 34
MCHC 32.4 % 32 – 36
RDW H 18.1 % 11.5 – 14.5
MPV 10.2 Fl 9.4 – 12.3
Hitung Jenis
Basofil 0.1 % 0–1
Tabel lanjutan
Eosinophil L 0.0 % 2–4
Batang L 1.1 % 3–5
Segmen H 82.5 % 50 – 70
Limfosit L10.5 % 25 – 40
Monosit 5.8 % 2– 8

6. Laporan Operasi
Operasi dilakukan pada tanggal 22 april 2017 pada pukul 24.00 – 01.15
WIB. Diagnosa bedah yaitu sectio caesarea dengan indikasi partus lama.
Jenis pembedahan adalah sectio caesarea transperitonial. Jenis anastesi
spinal.
7. Therapy
22 April 2017
Infus RL 20 tpm + drip Oxytocin 20 IU
Amoxicilin 3 x 500 gram
Asam Mefenamat 2 x 500 gram
Adfer 2 x 1 tab
Ketorolac 2 x 1 :30 mg
23 April 2017
Amoxicilin 3 x 500 gram
Asam Mefenamat 2 x 500 gram
Adfer 2 x 1 tab
Ketorolac 2 x 1 :30 mg
24 April 2017
Amoxicilin 3 x 500 gram
Asam Mefenamat 2 x 500 gram
Adfer 2 x 1 tab
Ketorolac 2 x 1 :30 mg
B. ANALISA DATA
Tabel 4 Analisa Data
NO Data Fokus Etiologi Problem
1 DS : pasien mengatakan nyeri pada Agen Injuri Nyeri Akut
luka operasi Fisik
P : Luka insisi
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri didaerah abdomen (luka
bekas operasi)
S : skala nyeri 6
T : terus menerus, bertambah jika
bergerak

DO : terdapat nyeri tekan pada radius 4


cm, pasien tampak meringis kesakitan,
tampak balutan luka post sectio
sepanjang ± 20 cm di abdomen

TD : 110/ 80 mmHg, N : 80 x/menit,


R : 20 x/menit, S : 36,8 C
2 DS : Pasien mengatakan lemas, letih, Kelesuhan Keletihan
merasa ingin berbaring dan kaki tersa fisiologis
berat. Semua aktivitasnya dibantu oleh
suami dan ibunya.
DO : Pasien tampak lemas dan
berbaring ditempat tidur, aktifitas
tampak dibantu keluarga
Skala ADL :

Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri

Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
ROM √
Ambulasi √
Tabel lanjutan
Total skore yang didapatkan pada
pengkajian tingkat keletihan pada Ny.
S yaitu, 71 dan termasuk dalam
kelelahan menengah.
TD : 120/ 90 mmHg, N : 85 x/menit,
R : 22 x/menit, S : 37,1 C

3 DS : - Prosedur Resiko
DO : terdapat luka post operasi yang Invasive Infeksi
tertutup perban sepannjang ± 20
cm, sekitar balutan luka tidak
terdapat kemerahan, tidak bengkak,
kondisi balutan bersih. Terpasang
infus RL 20 tetes/ menit, leukosit
sebelum operasi H 11680 u/L dan
leukosit setelah operasi
H 20240 u/ L
TD : 110/ 90 mmHg, N : 83 x/menit,
R : 21 x/menit, S : 36,9 C

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah dilakukan pengkajian selama 3 hari di dapatkan 3 diagnosa yang telah
diurutkan berdasarkan prioritas pasien :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.
2. Keletihan berhubungan dengan kelesuhan fisiologis.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive.
D. INTERVENSI
Tabel 5 Intervensi Keperawatan
DX NOC NIC

1 Setelah dilakukan tindakan NIC : Manajemen Nyeri


keperawatan selama 3 x 24 jam di a. Lakukan pengkajian nyeri
harapkan nyeri dapat berkurang, secara komprehensif
dengan kriteria hasil : b. Observasi reaksi nonverbal
NOC : Tingkat Nyeri c. Kendalikan factor
Indicator Awal Akhir lingkungan (suara bising)
Melaporkan 2 5 d. Ajarkan teknik non
adanya nyeri farmakologi
e. Kolaborasikan dengan tim
Ekspresi nyeri 2 5
medis dalam pemberian
Tekanan darah 2 5 analgetik.
Kehilangan 3 5 f. Monitor TTV
selera makan
Keterangan :
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
2 Setelah dilakukan tindakan NIC : Manajement energi
keperawatan selama 3 x 24 jam di
harapkan kelelahan dapat a. Kaji status fisiologis pasien
berkurang dengan kriteria hasil : yang menyebabkan kelelahan
NOC : Tingkat kelelahan b. Gunakan instrumen yang
Indicator Awal Akhir valid untuk mengukur
Kelelahan 2 5 kelelahan
c. Atur penggunaan energi
Kelesuan 2 5 untuk mencegah keletihan
dan mengoptimalkan fungsi
Kegiatan 3 5 d. Monitor intake/nutrisi untuk
sehari-hari mengetahui sumber nutrisi
(ADL) yang adekuat
Keterangan :
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
Tabel lanjutan

3 Setelah dilakukan tindakan NIC : Control infeksi


keperawatan selama 3 x 24 jam a. Observasi tanda dan gejala
diharapakan tidak terjadi infeksi, infeksi lokal, monitor TFU,
dengan kriteria hasil : lokea, kontraksi uterus
NOC : Keparahan infeksi b. Batasi jumlah pengunjung
c. Tingkatkan intake nutrisi
Indicator Awal Akhir
yang tepat
Kemerahan 3 5 d. Kolaborasi untuk pemberian
Nyeri 2 5 terapi antibiotic bila perlu
e. Monitor TTV
Ketidak 3 5 f. Motivasi istirahat
stabilan suhu
Hilang nafsu 3 5
makan
E. IMPLEMENTASI
Tabel 1.6 Implementasi

Tgl/jam DX Implementasi Respon Paraf

Sabtu I,III - Memonitor ttv - TD : 110/ 80 mmHg


22/4/2017 pasien N : 80 x/menit
07.00 R : 20 x/menit
S : 36,8 C Dinar
07.10 II - Mengkaji status - Pasien mengatakan
fisiologis pasien kelelahan di sebabkan
yang karena proses
menyebabkan pembedahan, karena
kelelahan partus lama yang terjadi Dinar
lebih dari 12 jam
07.15 I - Melakukan - Pasien mengatakan
pengkajian nyeri nyeri pada luka operasi.
secara P : Luka insisi
komprehensif Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri didaerah
abdomen (luka bekas
operasi)
S : skala nyeri 6 Dinar
T : terus menerus
bertambah jika bergerak
- Mengobservasi - Pasien tampak meringis
reaksi nonverbal kesakitan
- Mengajarkan - Pasien kooperatif dan
teknik non dapat melakukan teknik
farmakologi nafas relaksasi dengan cara
dalam nafas dalam
07.30 I,III - Kolaborasi - Obat masuk melalui per
dengan tim medis oral
dalam pemberian
obat
Amoxicillin
3x500 gram
Asam Mefenamat
2x500 gram
Adfer 2x1 tab Dinar
Ketorolac 2x1
amp
Tabel lanjutan
07.40 III - Mengobservasi - Terlihat terdapat luka
tanda dan gejala post sectio caesarea
infeksi lokal yang tertutup perban ±
20 cm, pada sekitar luka
tidak terdapat
kemerahan, tidak Dinar
bengkak, dan kondisi
balutan bersih.
- Memonitoring - TFU 4 jari di bawah
TFU pusara
- Memonitoring - Kontraksi uterus keras
kontraksi uterus
- Memonitoring - Pengeluaran lockea
pengeluaran lokea 50cc
08.40 II - Menggunakan - Pasien kooperatif, total
instrumen yang skore yang didapatkan
valid untuk pada pengkajian tingkat
mengukur keletihan adalah 71 dan
kelelahan termasuk kedalam
menggunakan tingkat menengah Dinar
skala keletihan
09.10 II - Mengatur - Pasien memahami
penggunaan instruksi dan mengikuti
energi untuk instruksi yang di
mencegah berikan
keletihan dan
mengoptimalkan
fungsi dengan
menganjurkan
pasien untuk Dinar
istirahat dan tidak
terlalu banyak
mengobrol
dengan
pengunjung yang
datang
10.45 I - Mengendalikan - Keluarga dan pasien
faktor lingkungan mengerti untuk tidak
(suara bising) menimbulkan suara
bising Dinar
11.00 I,III - Memonitor TTV - TD : 120/80 mmHg
pasien N : 84 x/ menit
R : 23 x/ menit
S : 36,8 C
11.30 III - Membatasi - Pasien memahami Dinar
jumlah instruksi dan mengikuti
Tabel lanjutan
pengunjung instruksi yang di
berikan
11.35 III - Meningkatkan - Pasien mengerti dan
intake nutrisi mengikuti instruksi
yang tepat yang diberikan
Dinar
12.10 II - Memonitor - Pasien mengatakan
intake/nutrisi menghabiskan ¾ dari
untuk mengetahui porsi makanan yang
sumber nutrisi diberikan oleh rumah
yang adekuat sakit Dinar
12.30 III - Memonitor TFU - TFU 2 jari di bawah
pasien pusar
- Memonitor - Kontraksi uterus pasien
kontraksi uterus keras
- Memonitor - Pengeluaran lokea
pengeluaran lokea sebanyak 20cc
- Mengobservasi - Terlihat terdapat luka
tanda dan gejala post sectio caesarea
infeksi lokal yang tertutup perban ± Dinar
20 cm, pada sekitar luka
tidak terdapat
kemerahan, tidak
bengkak, dan kondisi
balutan bersih, adanya
nyeri tekan di radius 4
cm dari luka operasi

- Memotifasi - Pasien memahami


pasien untuk instruksi dan mengikuti
istirahat instruksi yang di
berikan
13.30 I,III - Memonitor ttv - TD : 120/ 70 mmHg
pasien N : 83 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,9 C
Dinar

Minggu I,III - Memonitor ttv - TD : 120/ 90 mmHg


23/4/2017 pasien N : 80 x/menit
07.00 R : 22 x/menit
S : 36,6 C Dinar
07.10 II - Mengkaji status - Pasien mengatakan
fisiologis pasien kelelahan di sebabkan
yang karena proses
menyebabkan pembedahan, karena Dinar
Tabel lanjutan
kelelahan partus lama yang terjadi
lebih dari 12 jam
07.15 I - Melakukan - Pasien mengatakan
pengkajian nyeri nyeri pada luka operasi.
secara P : Luka insisi
komprehensif Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri didaerah
abdomen (luka bekas Dinar
operasi)
S : skala nyeri 5
T : terus menerus
bertambah jika bergerak
- Mengobservasi - Pasien tampak meringis
reaksi nonverbal kesakitan
- Mengajarkan - Pasien kooperatif dan
teknik non dapat melakukan teknik
farmakologi nafas relaksasi dengan cara
dalam nafas dalam
07.30 I,III - Kolaborasi - Obat masuk melalui per
dengan tim medis oral
dalam pemberina
obat :
Amoxicillin
3x500 gram
Asam Mefenamat Dinar
2x500 gram
Adfer 2x1 tab
Ketorolac 1 amp
08.00 II - Menggunakan - Pasien kooperatif, total
instrumen yang skore yang didapatkan
valid untuk pada pengkajian tingkat
mengukur keletihan adalah 66 dan
kelelahan dengan termasuk kedalam
menggunakan tingkat keletihan
skala keletihan menengah Dinar
09.00 II - Mengatur - Pasien dan keluarga
penggunaan kooperatif serta mau
energi untuk melakukan apa yang di
mencegah anjurkan
keletihan dengan
cara
menganjurkan
pasien untuk
istirahat dan tidak Dinar
terlalu banyak
mengobrol
Tabel lanjutan

dengan
pengunjung yang
datang
10.00 III - Memonitor TFU - TFU pasien 2 jari di atas
pasien pusar
- Memonitor - Kontraksi uterus keras
kontraksi uterus
pasien
- Memonitor - Pengeluaran lokea 50cc
Dinar
pengeluaran lokea
- Mengobservasi - Terlihat terdapat luka
tanda dan gejala post sectio caesarea
infeksi lokal yang tertutup perban ±
20 cm, pada sekitar luka
tidak terdapat
kemerahan, tidak
bengkak, dan kondisi
balutan bersih, adanya
nyeri tekan di radius 4
cm dari luka operasi
10.40 I - Mengendalikan - Pasien kooperatif dan
faktor lingkungan mau melakukan apa
(suara bising) yang dianjurkan
Dinar
10.45 III - Memotivasi - Pasien memahami
pasien untuk instruksi dan mengikuti
istirahat instruksi yang di
berikan
11.00 III - Membatasi - Keluarga memahami Dinar
jumlah instruksi dan mengikuti
pengunjung instruksi yang di
berikan dengan
berkunjung secara
bergantian Dinar
- Meningkatkan - Pasien mengerti dan
intak nutrisi yang mengikuti instruksi
tepat yang diberikan
12.15 II - Memonitor - Pasien manghabiskan ¾
intake/nutrisi porsi makanan yang
untuk mengetahui disediakan oleh rumah
sumber nutrisi sakit
yang adekuat Dinar
12.45 I,III - Memonitor ttv - TD : 110/ 70 mmHg
pasien N : 85 x/menit
R : 24 x/menit
S : 36,5 C
Dinar
Tabel lanjutan
13.45 III - Memonitor TFU - TFU pasien 2 jari di atas
pasien pusar
- Memonitor - Kontraksi uterus keras
kontraksi uterus
pasien
- Memonitor - Pengeluaran lokea 40cc
pengeluaran lokea
- Mengobservasi - Terlihat terdapat luka Dinar
tanda dan gejala post sectio caesarea
infeksi lokal yang tertutup perban ±
20 cm, pada sekitar luka
tidak terdapat
kemerahan, tidak
bengkak, dan kondisi
balutan bersih, adanya
nyeri tekan di radius 4
cm dari luka operasi

Senin I,III - Memonitor ttv - TD : 110/ 90 mmHg


24/4/2017 pasien N : 85 x/menit
07.00 R : 21 x/menit
S : 37,0 C
07.10 II - Mengkaji status - Pasien mengatakan Dinar
fisiologis pasien kelelahan di sebabkan
yang karena proses
menyebabkan pembedahan, karena
kelelahan partus lama yang terjadi
lebih dari 12 jam Dinar
07.15 I - Melakukan - Pasien mengatakan
pengkajian nyeri nyeri pada luka operasi.
secara P : Luka insisi
komprehensif Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri didaerah
abdomen (luka bekas
operasi)
S : skala nyeri 3 Dinar
T : terus menerus
bertambah jika bergerak
- Mengobservasi - Pasien tampak meringis
reaksi nonverbal kesakitan
- Mengajarkan - Pasien kooperatif dan
teknik non dapat melakukan teknik
farmakologi nafas relaksasi dengan cara
dalam nafas dalam

07.30 I,III - Kolaborasi - Obat masuk melalui per


Tabel lanjutan
dengan tim medis oral
dalam pemberina
obat
Amoxicillin
3x500 gram
Asam Mefenamat Dinar
2x500 gram
Adfer 2x1 tab
Ketorolac 1 amp
08.30 II - Menggunakan - Pasien kooperatif, total
instrumen yang skore yang didapatkan
valid untuk pada pengkajian tingkat
mengukur keletihan adalah 57 dan
kelelahan dengan termasuk kedalam
menggunakan tingkat keletihan ringan Dinar
skala keletihan
09.00 III - Memonitor TFU - TFU 2 jari di bawah
pasien pusat
- Memonitor - Kontraksi uterus keras
kontraksi uterus
pasien
- Memonitor - Pengeluaran lokea 30cc
pengeluaran lokea Dinar
pasien
- Mengobservasi - Terlihat terdapat luka
tanda dan gejala post sectio caesarea
infeksi lokal yang tertutup perban ±
20 cm, pada sekitar luka
tidak terdapat
kemerahan, tidak
bengkak, dan kondisi
balutan bersih, adanya
nyeri tekan di radius 4
cm dari luka operasi
- Memotivasi - Pasien memahami
pasien untuk instruksi dan mengikuti
istirahat instruksi yang di
berikan
09.30 I - Mengendalikan - Pasien kooperatif dan
faktor lingkungan mau melakukan apa
(suara bising) yang dianjurkan
11.00 III - Membatasi - Keluarga memahami Dinar
jumlah instruksi dan mengikuti
pengunjung instruksi yang di
berikan dengan
berkunjung secara Dinar
Tabel lanjutan
bergantian
11.20 III - Meningkatkan - Pasien mengerti dan
intake nutrisi mengikuti instruksi
yang tepat yang diberikan
12. 30 II - Memonitor - Pasien manghabiskan 1 Dinar
intake/nutrisi porsi makanan yang
untuk mengetahui disediakan oleh rumah
sumber nutrisi sakit
yang adekuat Dinar
13.00 II - Mengatur - Pasien dan keluarga
penggunaan kooperatif serta mau
energi untuk melakukan apa yang di
mencegah anjurkan
keletihan dengan
menganjurkan
pasien untuk Dinar
istirahat dan tidak
terlalu banyak
mengobrol
dengan
pengunjung yang
datang
13.50 III - Memonitor FTU - TFU 2 jari di bawah
pusat
- Memonitor - Kontraksi uterus keras
kontraksi uterus
- Memonitor - Pengeluaran lokea 30cc
pengeluaran lokea
- Mengobservasi - Terlihat terdapat luka
tanda dan gejala post sectio caesarea
lokal infeksi yang tertutup perban ± Dinar
20 cm, pada sekitar luka
tidak terdapat
kemerahan, tidak
bengkak, dan kondisi
balutan bersih, adanya
nyeri tekan di radius 4
cm dari luka operasi
14.20 I,III - Memonitor ttv - TD : 120/70 mmHg
pasien N : 85 x/ menit
R : 20 x/ menit
S : 36,8 C
Dinar
Tabel lanjutan
14.30 III - Memotivasi - Pasien dan keluarga
pasien untuk kooperatif serta
istirahat melakukan apa yang di
anjurkan Dinar
F. EVALUASI
Tabel 7 Evaluasi Keperawatan

Hari/Tgl DX Paraf Paraf


Sabtu I S : Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi, nyeri
22/4/2017 bertambah jika bergerak.
18.00 P : Luka insisi
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri didaerah abdomen (luka bekas operasi)
S : skala nyeri 6
T : terus menerus, bertambah jika bergerak Dinar
O : Terdapat nyeri tekan pada radius 4 cm, pasien
tampak meringis kesakitan, tampak balutan luka
post sectio sepanjang ± 20 cm di abdomen.
TD : 110/ 80 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit
S : 36,8 C
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Melaporkan adanya nyeri 2 5 2
Ekspresi nyeri 2 5 2
Tekanan darah 4 5 4
Kehilangan selera makan 3 5 3
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Ajarkan terknik non farmakologi
3. Tingkatkan kebutuhan istirahat
S : Pasien mengatakan merasa lemas, letih, merasa
II
ingin berbaring dan kaki terasa berat.
O : Pasien tampak lemas dan berbaring ditempat tidur,
aktifitas tampak dibantu oleh keluarga
Skala keletihan 71 (keletihan menengah)
ADL
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √ Dinar
Berpakaian √
ROM √
Ambulasi √

TD : 110/ 80 mmHg, N : 80 x/menit,


R : 20 x/menit, S : 36,8 C
Tabel lanjutan
A : Masalah keletihan belum teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir
Kelelahan 2 5 2
Kelesuan 2 5 2
Kegiatan se ari-hari
(ADL) 3 5 3
P : Lanjutkan intervensi
1. Lanjutkan pengkajian kelelahan
2. Lajutkan pengukuran kelelahan
3. Monitor intake/nutrisi untuk mengetahui sumber
nutrisi yang adekuat
III S:-
O : Terdapat luka post operasi yang tertutup perban
sepanjang ± 20 cm, sekitar balutan luka tidak
terdapat kemerahan, tidak bengkak, kondisi balutan
bersih. leukosit H 20240 u/ L
TD : 110/ 80 mmHg, N : 80 x/menit,
R : 20 x/menit, S : 36,8 C
A: Masalah resiko infeksi belum teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir
Kemerahan 3 5 3
Nyeri 2 5 2
Ketidakstabilan suhu 3 5 3
Hilang nafsu makan 3 5 3
P: lanjutkan intervensi Dinar
1. Observasi tanda dan gejala infeksi local
2. Monitor ttv
3. Berikan intake nutrisi yang tepat

Minggu I S : Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi, nyeri


23/4/2017 bertambah jika bergerak dan kaki terasa berat.
18.00 P : Luka insisi
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri didaerah abdomen (luka bekas operasi)
S : skala nyeri 5
T : terus menerus, bertambah jika bergerak
O : Terdapat nyeri tekan pada radius 4 cm, pasien
tampak meringis kesakitan, tampak balutan luka
post sectio sepanjang ± 20 cm di abdomen. Dinar
TD : 120/ 90 mmHg, N : 85 x/menit, R : 22 x/menit
S : 37,1 C
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Ekspresi nyeri 2 5 3
Tabel lanjutan
Tekanan darah 4 5 4
Kehilangan selera makan 3 5 4
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Ajarkan terknik non farmakologi
3. Tingkatkan kebutuhan istirahat
II S : Pasien mengatakan merasa lemas, letih, merasa
ingin berbaring.
O : Pasien tampak lemas dan berbaring ditempat tidur,
aktifitas tampak dibantu oleh keluarga dan dapat
melakukan beberapa aktifitas secara mandiri
Skala keletihan 66 (keletihan menengah)
ADL
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
ROM √
Ambulasi √
TD : 120/ 90 mmHg, N : 85 x/menit, R : 22 x/menit
S : 37,1 C Dinar
A : Masalah keletihan belum teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir
Kelelahan 2 5 3
Kelesuan 2 5 3
Kegiatan sehari-hari
(ADL) 3 5 4
P : Lanjutkan intervensi
1. Lanjutkan pengkajian kelelahan
2. Lajutkan pengukuran kelelahan
3. Monitor intake/nutrisi untuk mengetahui sumber
nutrisi yang adekuat

III S:-
O : Terdapat luka post operasi yang tertutup perban
sepanjang ± 20 cm, sekitar balutan luka tidak
terdapat kemerahan, tidak bengkak, kondisi balutan
bersih.
TD : 110/ 80 mmHg, N : 80 x/menit,
R : 20 x/menit, S : 36,8 C Dinar
Tabel lanjutan
A: Masalah resiko infeksi belum teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir
Kemerahan 3 5 4
Nyeri 2 5 3
Ketidakstabilan suhu 3 5 4
Hilang nafsu makan 3 5 4

P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda dan gejala infeksi local
2. Monitor ttv
3. Berikan intake nutrisi yang tepat
Senin I S : pasien mengatakan nyeri pada luka operasi, nyeri
24/4/2017 bertambah jika bergerak.
18.00 P : Luka insisi
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri didaerah abdomen (luka bekas operasi)
S : skala nyeri 3
T : terus menerus, bertambah jika bergerak
O : terdapat nyeri tekan pada radius 4 cm, pasien tidak Dinar
tampak meringis kesakitan, tampak balutan luka
post sectio sepanjang ± 20 cm di abdomen.
TD : 110/ 90 mmHg, N : 83 x/menit, R : 21 x/menit
S : 36,9 C
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Melaporkan adanya nyeri 2 5 4
Ekspresi nyeri 2 5 4
Tekanan darah 4 5 5
Kehilangan selera makan 3 5 5
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Ajarkan terknik non farmakologi
3. Tingkatkan kebutuhan istirahat

S : Pasien mengatakan merasa sudah tidak teralu lemas


II
dan letih.
O : Pasien tampak lebih bugar dan tidak terus terbaring
di tempat tidur, pasien juga tampak dapat
melakukan beberapa aktifitas secara mandiri.
Skala keletihan 57 (keletihan menengah)
ADL
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri Dinar
Makan/minum √
Tabel lanjutan
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
ROM √
Ambulasi √
TD : 110/ 90 mmHg, N : 83 x/menit, R : 21 x/menit
S : 36,9 C
A : Masalah keletihan belum teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir
Kelelahan 2 5 4
Kelesuan 2 5 4
Kegiatan sehari-hari
(ADL) 3 5 4
III P : Lanjutkan intervensi
1. Lanjutkan pengkajian kelelahan
2. Lajutkan pengukuran kelelahan
3. Monitor intake/nutrisi untuk mengetahui
sumber nutrisi yang adekuat

S:-
O : Terdapat luka post operasi yang tertutup perban
sepanjang ± 20 cm, sekitar balutan luka tidak
terdapat kemerahan, tidak bengkak, kondisi balutan
bersih.
TD : 110/ 90 mmHg, N : 83 x/menit, R : 21 x/menit
S : 36,9 C
A: Masalah resiko infeksi belum teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir
Dinar
Kemerahan 3 5 4
Nyeri 2 5 4
Ketidakstabilan suhu 3 5 5
Hilang nafsu makan 3 5 5

P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda dan gejala infeksi local
2. Monitor ttv
3. Berikan intake nutrisi yang tepat
Lampiran 2.1

Hasil Pengukuran Tingkat Keletihan Pada Ny. S P1A0 Post Sectio Caesarea
Dengan Indikasi Prtus Lama Hari Ke-0 Di Ruang Flamboyan

RSUD Prof Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

Pengukuran tingkat keletihan salah satunya dapat dilakukan dengan mengajukan


beberapa pertanyaan mengenai gejala-gejala atau perasaan yang secara subjektif
dirasakan oleh tesponden. Pengukuran tingkat keletihan dilakukan pada tanggal
22 April 2017 pada pukul 07.00 :
Subjective Feelings of Fatigue
Terbagi menjadi 5 kategori gejala keletihan :
6) Gejala mengantukyang terdiri dari 7 petanyaan yaitu :
h) Perasaan berat di kepala. SS
i) Lelah diseluruh badan. SS
j) Kaki terasa berat. SS
k) Menguap. S
l) Terasa ngantuk. S
m) Merasa ada beban di kepala. S
n) Merasa pikiran kacau. T
7) Gejala keletihan terdiri dari 3 pertanyaan :
d) Kaku dan canggung dalam bergerak. T
e) Tidak seimbang dalam berdiri. SS
f) Merasa ingin berbaring. SS
8) Gejala penurunan mental dalam memotivasi kerja yang terdiri dari 10
pertanyaan :
k) Merasa sulit untuk berfikir. K
l) Lelah berbicara. K
m) Menjadi gugup. T
n) Tidak dapat berkonsentrasi. K
o) Tidak dapat mempunyai perhatian. K
p) Cenderung untuk lupa. K
q) Kurang kepercayaan. T
r) Cemas terhadap sesuatu. T
s) Tidak dapat mengontrol sikap. K
t) Tidak dapat tekun dalam bekerja. S
9) Gejala khusus keluhan tubuh terdiri atas :
g) Sakit kepala. S
h) Merasa kaku dibagian bahu. K
i) Merasa nyeri di pinggang. SS
j) Merasa pernafasan tertekan. K
k) Haus. T
l) Suara serak. K
10) Gangguan sistem saraf otonon antara lain :
e) Merasa pusing/ pening. S
f) Kelopak mata terasa berat. K
g) Gemetar pada bagian tubuh tertentu. K
h) Merasa kurang sehat. S

Keterangan

SS (sangat sering) :4

S (sering) :3

K (kadang) :2

T (tidak pernah) :1

30 : tidak lelah.
31-60 : kelelahan ringan.
61-90 : kelelahan menengah.
90-120 : kelelahan berat.
Total skore yang didapatkan pada pengkajian tingkat keletihan pada Ny. S yaitu :
71 dan termasuk dalam kelelahan menengah
Lampiran 2.2

Hasil Pengukuran Tingkat Keletihan Pada Ny. S P1A0 Post Sectio Caesarea
Dengan Indikasi Prtus Lama Hari Ke-1 Di Ruang Flamboyan
RSUD Prof Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

Pengukuran tingkat keletihan salah satunya dapat dilakukan dengan mengajukan


beberapa pertanyaan mengenai gejala-gejala atau perasaan yang secara subjektif
dirasakan oleh tesponden. Pengukuran tingkat keletihan dilakukan pada tanggal
23 April 2017 pada pukul 07.00 :
Subjective Feelings of Fatigue
Terbagi menjadi 5 kategori gejala keletihan :
1) Gejala mengantukyang terdiri dari 7 petanyaan yaitu :
a) Perasaan berat di kepala. S
b) Lelah diseluruh badan. S
c) Kaki terasa berat. K
d) Menguap. S
e) Terasa ngantuk. S
f) Merasa ada beban di kepala. S
g) Merasa pikiran kacau. T
2) Gejala keletihan terdiri dari 3 pertanyaan :
a) Kaku dan canggung dalam bergerak. T
b) Tidak seimbang dalam berdiri. SS
c) Merasa ingin berbaring. S
3) Gejala penurunan mental dalam memotivasi kerja yang terdiri dari 10
pertanyaan :
a) Merasa sulit untuk berfikir. K
b) Lelah berbicara. T
c) Menjadi gugup. T
d) Tidak dapat berkonsentrasi. K
e) Tidak dapat mempunyai perhatian. K
f) Cenderung untuk lupa. K
g) Kurang kepercayaan. T
h) Cemas terhadap sesuatu. T
i) Tidak dapat mengontrol sikap. K
j) Tidak dapat tekun dalam bekerja. S
4) Gejala khusus keluhan tubuh terdiri atas :
a) Sakit kepala. S
b) Merasa kaku dibagian bahu. K
c) Merasa nyeri di pinggang. SS
d) Merasa pernafasan tertekan. K
e) Haus. T
f) Suara serak. K
5) Gangguan sistem saraf otonon antara lain :
a) Merasa pusing/ pening. S
b) Kelopak mata terasa berat. K
c) Gemetar pada bagian tubuh tertentu. K
d) Merasa kurang sehat. S

Keterangan

SS (sangat sering) :4

S (sering) :3

K (kadang) :2

T (tidak pernah) :1

30 : tidak lelah.
31-60 : kelelahan ringan.
61-90 : kelelahan menengah.
90-120 : kelelahan berat.
Total skore yang didapatkan pada pengkajian tingkat keletihan pada Ny. S yaitu :
66 dan termasuk dalam kelelahan menengah.
Lampiran 2.3

Hasil Pengukuran Tingkat Keletihan Pada Ny. S P1A0 Post Sectio Caesarea
Dengan Indikasi Prtus Lama Hari Ke-2 Di Ruang Flamboyan
RSUD Prof Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

Pengukuran tingkat keletihan salah satunya dapat dilakukan dengan mengajukan


beberapa pertanyaan mengenai gejala-gejala atau perasaan yang secara subjektif
dirasakan oleh tesponden. Pengukuran tingkat keletihan dilakukan pada tanggal
24 April 2017 pada pukul 07.00 :
Subjective Feelings of Fatigue
Terbagi menjadi 5 kategori gejala keletihan :
1) Gejala mengantukyang terdiri dari 7 petanyaan yaitu :
a) Perasaan berat di kepala. K
b) Lelah diseluruh badan. K
c) Kaki terasa berat. K
d) Menguap. K
e) Terasa ngantuk. K
f) Merasa ada beban di kepala. K
g) Merasa pikiran kacau. T
2) Gejala keletihan terdiri dari 3 pertanyaan :
a) Kaku dan canggung dalam bergerak. T
b) Tidak seimbang dalam berdiri. S
c) Merasa ingin berbaring. S
3) Gejala penurunan mental dalam memotivasi kerja yang terdiri dari 10
pertanyaan :
a) Merasa sulit untuk berfikir. K
b) Lelah berbicara. T
c) Menjadi gugup. T
d) Tidak dapat berkonsentrasi. K
e) Tidak dapat mempunyai perhatian. K
f) Cenderung untuk lupa. K
g) Kurang kepercayaan. T
h) Cemas terhadap sesuatu. T
i) Tidak dapat mengontrol sikap. K
j) Tidak dapat tekun dalam bekerja. K
4) Gejala khusus keluhan tubuh terdiri atas :
a) Sakit kepala. K
b) Merasa kaku dibagian bahu. K
c) Merasa nyeri di pinggang. K
d) Merasa pernafasan tertekan. K
e) Haus. T
f) Suara serak. K
5) Gangguan sistem saraf otonon antara lain :
a) Merasa pusing/ pening. K
b) Kelopak mata terasa berat. K
c) Gemetar pada bagian tubuh tertentu. K
d) Merasa kurang sehat. S

Keterangan

SS (sangat sering) :4

S (sering) :3

K (kadang) :2

T (tidak pernah) :1

30 : tidak lelah.
31-60 : kelelahan ringan.
61-90 : kelelahan menengah.
90-120 : kelelahan berat.
Total skore yang didapatkan pada pengkajian tingkat keletihan pada Ny. S yaitu :
57 dan termasuk dalam kelelahan ringan.
Lampiran 3

LEMBAR BIMBINGAN
PENYUSUNAN TUGAS AKHIR DIPLOMA III
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO
JURUSAN KEPERAWATAN - POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Mahasiswa : Dinar Nuning Prasasti


: P1337420214075
Pembimbing : Hartati, S.kep., Ns., MM

Judul : Asuhan Keperawatan Keletihan pada Ny. S dengan Post Sectio


nCaesarea Hari Ke-0 dengan Indikasi Partus Lama.

NO Hari, Materi TTD Monitor


Saran
tanggal bimbingan Pembimbing Ka.Prodi
1. 24 November Judul Perbaikan judul
2016

2. 24 November Judul ACC Judul


2016

3. 19 Desember BAB I 1. Sistematika


2016 Penulisan
2. Tujuan umum dan
khusus
3. Support hasil
penelitian di latar
belakang
4. 24 Desember BAB I-II 1. Urutan materi di
2016 BAB II
5. 3 Januari BAB II 1. NOC, Indikator,
2017 skala
2. NIC

6. 6 Januari BAB III 1. Sample kasus


2107 2. Lokasi pengambilan
kasus

7. 10 Januari - Daftar 1. Menurut APA


2017 Pustaka
- PPT 2. Jelas, ringkas dan
maksimal 15 menit

8. 13 Januari ACC Ujian


2017

9. 28 April BAB IV Sistematika penulisan


2017 BAB IV

10. 3 Mei 2017 BAB V Simpulan dan saran


lebih fokus sesuai kasus

11. 5 Mei 2017 BAB IV-V 1. NIC harus di


implementasikan
2. Skala NOC

12 8 Mei 2017 BAB I-V 1. Kata pengantar


2. Lembar persetujuan
3. Daftar pustaka

13. 12 Mei 2017 BAB I-V 1. Lampiran-lampiran


2. PPT jelas dan
ringkas
14. 16 Mei 2017 BAB I-V ACC ujian
Lampiran 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Dinar Nuning Prasasti

NIM : P1337420214075

TTL : Cilacap, 25 Juli 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : JL. Wisata Payau NO. 13 RT 01/RW 07, Karangtalun,


NCilacap Utara

Telepon : a. HP : 081325668114

b. E-mail : dnrprasasti@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. Pendidikan TK di TK Aisiyah 4 Karangtalun lulus tahun 2002


2. Pendidikan SD di SD Negeri 6 Tritih Kulon lulus tahun 2008
3. Pendidikan SLTP di SMP Negeri 1 Cilacap lulus tahun 2011
4. Pendidikan SLTA di SMA Negeri 2 Cilacap lulus tahun 2014

Purwokerto, 16 Mei 2017

Dinar Nuning Prasasti

Anda mungkin juga menyukai