Disusun Oleh:
Rina Yupita
2214314901006
PROFESI NERS
Hari/Tanggal:
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
CVA Infark adalah sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, progresif
cepat, berupa defisit neurologi fokal atau global yang berlangsung 24 jam terjadi
karena trombositosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan yang bisa
terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke
otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-
arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus aorta)
1.2 Etiologi
1) Hipertensi.
2) Penyakit kardiovaskuler-embolisme serebri berasal dari jantung: Penyakit
arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri,
abnormalitas irama (khususnya fibrilasi atrium), penyakit jantung kongestif.
3) Kolesterol tinggi
4) Obesitas
5) Peningkatan hematocrit
6) Diabetes Melitus
7) Merokok
1.4 Patofisiologi
1 Klasifikasi berdasarkan Klinik
a. Stroke Hemoragik (SH)
Stroke yang terjadi karena perdarahan Sub arachnoid, mungkin disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak pada daerah tertentu, biasanya terjadi saat pasien
melakukan aktivitas atau saat aktif. Namun bisa juga terjadi saat istirahat,
kesadaran pasien umumnya menurun.
b. Stroke Non Hemoragik (SNH)
Dapat berupa iskemia, emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi setelah
lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi iskemi yang
menyebabkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder, kesadaran
pasien umumnya baik.
2. Berdasarkan Perjalanan Penyakit
a. Trancient Iskemik Attack (TIA) atau serangan iskemik sepintas
Merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan hilang dalam
beberapa menit (durasi rata-rata 10 menit) sampai beberapa jam (24 jam)
b. Stroke Involution atau Progresif
Adalah perjalanan penyakit stroke berlangsung perlahan meskipun akut.
Munculnya gejala makin bertambah buruk, proses progresif beberapa jam sampai
beberapa hari.
c. Stroke Complete
Gangguan neurologis yang timbul sudah menetap atau permanen, maksimal sejak
awal serangan dan sedikit memperlihatkan parbaikan dapat didahului dengan TIA
yang berulang.
2) Non Dominan
1.7 Kompliksi
Ada beberapa komplikasi CVA infark (Muttaqin, 2008: 253)
a. Dalam hal imobilisasi:
Infeksi pernafasan (Pneumoni), nyeri tekan pada decubitus, Konstipasi
b. Dalam hal paralisis:
Nyeri pada punggung, Dislokasi sendi, deformitas
c. Dalam hal kerusakan otak:
Epilepsy, Sakit kepala
d. Hipoksia serebral
e. Herniasi otak
f. Kontraktur
BAB II
2.1 PENGKAJIAN
1. Biodata
Pengkajian biodata di fokuskan pada:
Umur: karena usia di atas 55 tahun merupakan resiko tinggi terjadinya serangan
stroke.Jenis kelamin: laki-laki lebih tinggi 30% di banding wanita. Ras: kulit
hitam lebih tinggi angka kejadiannya.
2. Keluhan utama.
Biasanya klien datang ke rumah sakit dalam kondisi: penurunan kesadaran atau
koma serta disertai kelumpuhan dan keluhan sakit kepala hebat bila masih sadar.
9. Sosial interaksi.
Biasanya di jumpai tanda kecemasan karena ancaman kematian diekspresikan
dengan menangis, klien dan keluarga sering bertanya tentang pengobatan dan
kesembuhannya.
Tujuan:
Kriteria hasil:
Kriteria hasil:
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien
- Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk memberikan
bantuan sesuai kebutuhan
Rencana tindakan
a. Tentukan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan perawatan diri
b. Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri bantuan
dengan sikap sungguh
c. Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi
berikan bantuan sesuai kebutuhan
d. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau
keberhasilannya
e. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
Rasional
1) Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara
individual
2) Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus
3) Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun
bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi adalah penting bagi
klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri-sendiri untuk
mempertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan
4) Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong klien untuk
berusaha secara kontinyu
5) Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan
mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
Kriteria hasil:
Kriteria hasil
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Terlampir
3.2 Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x7 jam, Monitor tekanan intrakranial (2590)
Ketidakefektifan perfusi jaringan
diharapkan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral b.d penyempitan pembuluh Definisi : Pengukuran dan interpretasi data pasien
cerebral dapat teratasi dengan kriteria hasil:
darah untuk pengaturan intrakranial
Perfusi Jaringan Cerebral (0406)
Aktivitas-aktivitas
Definisi: Kecukupan aliram darah melalui pembuluh
darah otak untuk mempertahankan fungsi otak 1 Monitor tekanan darah aliran otak
2 Monitor status neurologis
Skala target outcome : dipertahankan pada 1, 3 Monitor TTV
ditingkatkan ke 4 4 Letakkan kepala dan leher pasien
dalam posisi netral, hindari fleksi
(1 = berat 5 = tidak ada) pinggang yang berlebihan
5 Sesuaikan kepala tempat tidur untuk
Indikator :
mengoptimalkan perfusi serebral
040602 Tekanan intrakranial 1 2 3 4 5 6 Berikan agen farmakologis untuk
040613 Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5 mempertahankan TIK dalam jangkauan
040614 Tekanan darah 1 2 3 4 5 tertentu
diastolik
040617 Nilai rata – rata 1 2 3 4 5
tekanan darah
040616 Demam 1 2 3 4 5
040619 Penurunan tingkat 1 2 3 4 5
kesadaran
25
2 Nyeri Akut b.d penurunan Kontrol Nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
motoric skala target outcome :
Dipertahankan pada 3 di tingkatkan ke 5 Aktivitas-aktivitas:
1=berat
5=tidak ada Lakukan pengkajian nyeri khomresif yang
Indikator : meliputi lokasi, karakteristik, frequensi,
(160502) Mengenali kapan nyeri 1 2 3 4 5 kualitas, intensitas, bertanya nyeri dan
terjadi factor pencetus
26
Skala target outcome : dipertahankan pada 3 1. Monitor TTV
ditingkatkan ke 5 2. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
3. Tentukan batasan pergerakan sendi dan
(1 = deviasi berat dari kisaran normal 5 = Tidak ada efeknya terhadap fungsi sendi
deviasi dari kisaran normal ) 4. Monitor lokasi dan kecenderungan adanya
nyeri dan ketidaknyamanan selama
Indikator :
pergerakan
020703 Jari – jari 1 2 3 4 5 5. Lakukan latihan ROM pasif sesuai
020707 Pergelangan tangan 1 2 3 4 5 indikasi
020709 Siku 1 2 3 4 5 6. Libatkan keluarga dalam melakukan
020713 Pergelangan kaki 1 2 3 4 5 ROM, jika perlu
020715 Lutut 1 2 3 4 5 7. Anjurkan melakukan pergerakan sendi
yang ritmis dan teratur sesuai kadar nyeri
yang bisa ditoleransi
8. Anjurkan keluarga untuk memberikan
penguatan positif
9. Kolaborasi dengan terapi fisik mengenai
rencana ambulasi sesuai kebutuhan
Senin, 19 Desember
2022
No Tanggal Jam Dx Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
27
1 19-12-22 19.00 Ketidakefektifan 1 Memonitor tekanan darah aliran otak S:
perfusi jaringan 2 Memonitor status neurologis
cerebral b.d Pasien mengatakan lemas badan sebelah
penyempitan 3 Memonitor TTV
4 Menyesuaikan kepala tempat tidur kanan
pembuluh darah
untuk mengoptimalkan perfusi serebral
dengan head up 300 O:
5 Memberikan agen farmakologis untuk
mempertahankan TIK dalam jangkauan KU : lemah
tertentu Kesadaran : Cm
Inj. Citicolin 2 x 500 mg
GCS : 456
Inj. Clopidogrel 75 mg
Inf. Manitol 6 x 100 ml Klien tampak pucat
Inj. Furosemide 20 mg Membrane mukosa dan bibir kering
Drip Nicardipin 2,5 mg/jam TTV :
PO : CPG 1xx 75 mg
-. TD : 158/89 x/menit
-. Nadi : 67 x/menit
-. Suhu : 36,8 0C,
-. RR : 20x /m,
-. SpO2 : 97 %
P : Intervensi di lanjutkan
28
S : Skala 5
2 Mengajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
T: Hilang Timbul
3 Menggunakan strategi komunikasi O:
terapeutik untuk mengetahui pengalaman Ku : cukup
nyeri dan penerimaan pasien terhadap Tampak meringis
nyeri Sesekali tampak memegang bagian yang
nyeri
4 Mengajarkan penggunaan teknik TTV
nonfarmakologi seperti relaksasi nafas -. TD : 158/89 x/menit
dalam, terapi musik -. Nadi : 67 x/menit
5 Melibatkan keluarga dalam modalitas -. Suhu : 36,8 0C,
penurunan nyeri jika memungkinkan -. RR : 20x /m,
6 Mengajarkan metode farmakologi untuk SpO2 : 97 %
menurunkan nyeri ( pemberian injeksi
ketorolac 3x 30 mg ) A: Masalah belum teratasi
7 Pemberian terapi obat :
Infus NS 18 tpm P : Intervensi di lanjutkan
Injeksi metrodazole 3x500 g
Injeksi Ranitide 2x1 amp
3 19-11-22 19.00 Hambatan 1 Memonitor TTV S:
mobilitas fisik 2 Mengkaji kemampuan pasien dalam
b.d penurunan mobilisasi Pasien mengatakan lemas badan sebelah
fungsi
3 Menentukan batasan pergerakan sendi dan kanan
muskuluskeletal
efeknya terhadap fungsi sendi
4 Memonitor lokasi dan kecenderungan O:
adanya nyeri dan ketidaknyamanan selama
pergerakan KU : lemah
5 Melakukan latihan ROM pasif sesuai Kesadaran : Cm
indikasi
GCS : 456
6 Melibatkan keluarga dalam melakukan
29
ROM, jika perlu
7 Menganjurkan melakukan pergerakan sendi Kekuatan otot :
yang ritmis dan teratur sesuai kadar nyeri 1 2
yang bisa ditoleransi 1 4
8 Berkolaborasi dengan terapi fisik mengenai
TTV
rencana ambulasi sesuai kebutuhan
-. TD : 158/89 x/menit
-. Nadi : 67 x/menit
-. Suhu : 36,8 0C,
-. RR : 20x /m,
SpO2 : 97 %
P : Intervensi di lanjutkan
Selasa, 20 Desember
2022
No Tanggal Jam Dx Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1 20-12-22 19.00 Ketidakefektifan 1 Memonitor tekanan darah aliran otak S:
perfusi jaringan 2 Memonitor status neurologis
cerebral b.d Pasien mengatakan masih lemas badan
30
penyempitan 3 Memonitor TTV
pembuluh darah sebelah kanan
4 Menyesuaikan kepala tempat tidur
untuk mengoptimalkan perfusi serebral
dengan head up 300
O:
5 Memberikan agen farmakologis untuk
KU : lemah
mempertahankan TIK dalam jangkauan
tertentu Kesadaran : Cm
Inj. Citicolin 2 x 500 mg GCS : 456
Inj. Clopidogrel 75 mg Klien tampak pucat
Inf. Manitol 6 x 100 ml
Inj. Furosemide 20 mg Membrane mukosa dan bibir kering
Drip Nicardipin 2,5 mg/jam TTV :
PO : CPG 1xx 75 mg -. TD : 140/78 x/menit
-. Nadi : 76 x/menit
-. Suhu : 36,4 0C,
-. RR : 20x /m,
-. SpO2 : 97 %
P : Intervensi di lanjutkan
31
O:
terapeutik untuk mengetahui pengalaman
Ku : cukup
nyeri dan penerimaan pasien terhadap
Tampak meringis
nyeri
Sesekali tampak memegang bagian yang
4 Mengajarkan penggunaan teknik nyeri
nonfarmakologi seperti relaksasi nafas TTV
dalam, terapi musik -. TD : 140/78 x/menit
-. Nadi : 76 x/menit
5 Melibatkan keluarga dalam modalitas
-. Suhu : 36,4 0C,
penurunan nyeri jika memungkinkan
-. RR : 20x /m,
6 Mengajarkan metode farmakologi untuk
menurunkan nyeri ( pemberian injeksi -. SpO2 : 97 %
ketorolac 3x 30 mg )
7 Pemberian terapi obat : A: Masalah teratasi sebagian
Infus NS 18 tpm
Injeksi metrodazole 3x500 g P : Intervensi di lanjutkan
Injeksi Ranitide 2x1 amp
2 20-12-22 19.00 Hambatan S:
mobilitas fisik 1 Memonitor TTV
b.d penurunan 2 Mengkaji kemampuan pasien dalam Pasien mengatakan masih lemas badan
fungsi
mobilisasi sebelah kanan
muskuluskeletal
3 Menentukan batasan pergerakan sendi
dan efeknya terhadap fungsi sendi O:
4 Memonitor lokasi dan kecenderungan
adanya nyeri dan ketidaknyamanan KU : lemah
selama pergerakan Kesadaran : Cm
5 Melakukan latihan ROM pasif sesuai
GCS : 456
indikasi
6 Melibatkan keluarga dalam melakukan Kekuatan otot :
ROM, jika perlu 1 2
7 Menganjurkan melakukan pergerakan
32
sendi yang ritmis dan teratur sesuai kadar 1 4
nyeri yang bisa ditoleransi
TTV
8 Berkolaborasi dengan terapi fisik
-. TD : 140/78 x/menit
mengenai rencana ambulasi sesuai
kebutuhan -. Nadi : 76 x/menit
-. Suhu : 36,4 0C,
-. RR : 20x /m,
-. SpO2 : 97 %
P : Intervensi di lanjutkan
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta.
Depkes RI, 1996, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Diknakes, Jakarta.
Harsono, 1996, Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi 1, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Hudak C.M., Gallo B.M., 1996, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi
VI, Volume II, EGC, Jakarta.
35
Islam, Mohammad Saiful, 1998, Stroke: Diagnosis Dan Penatalaksanaannya,
Lab/SMF Ilmu Penyakit Saraf, FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
36