D
DIRUANG RAWAT INAP Lt.7 DENGAN DIAGNOSA STROKE
DI RUMAH SAKIT SITI FATIMAH
DI SUSUN OLEH :
NIM : 01.18.0101
TINGKAT : III.B
Mengetahui,
Karu/CI Mahasiswa
Mengetahui
Pembimbing Akademik
I. Konsep Penyakit
A. Definisi
Menurut WHO stroke adalah tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama
24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanda dan adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskuler. (Susilo, 2010)
Stroke atau cidera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak adalah kulminasi penyakit
zaqserebravaskuler selama beberapa tahun. (Smelthzer. C. 2012)
B. Anatomi fisiologi
1. Otak besar (serebrum), merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia.
Otak besar mempunyai fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental, yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegasi), ingatan (memori), kesadaran dan
pertimbangan
2. Otak kecil (serebelum), mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap otot
dan tonus otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Otak kecil juga berfungsi
mengkoordinasikan gerakan halus dan cepat.
3. Otak tengah (mesensefalon), terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak
tengah berfungsi penting pada refleks mata, tonus otot serta fungsi posisi atau
kedudukan tubuh.
4. Otak depan (diensefalon), terdiri atas dua bgaian, yaitu thalamus yang berfungsi
menerima semua rangsangan dan reseptor kecuali bau, dan hipotalamus yang
berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan nutrient, penjagaan agar tetap
bangun, dan penumbuhan sikap agresif.
5. Jembatan varol (pons varoli), merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil ke bagian kiri dan kanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang besar.
C. Etiologi
Menurut Smelthzer.c.suzan. 2009
1. Thrombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak)
2. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain)
3. Iskemia ( penurunan aliran darah ke otak)
4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak. Akibatnya adalah penghentian suplai
darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan,
berfikir, memori, bicara atau sensasi)
D. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hypoksia karena
gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting
terhadap otak. Oklusi pada pembuluh dara serebral oleh embolus menyebabkan edema
dan nekrosis diikuti thrombosis dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan
intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari
keseluruhan penyakit cerebrovaskuler.
E. Manifestasi klinik
Stroke menyebabkan berbagai deficit neurologic, bergantung pada lesi (pembuluh
darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah
aliran darah kolateral (sekunder dan akserori). Fungsi otak yang rusak tidak dapat
membaik sepenuhnya.
Manifestasi klinis stroke menurut Smelthzer & Bare (2012), antara lain:
1. Defisit lapang pandang
a. Tidak menyadari orang atau objek ditempat kehilangan penglihatan
b. Kesulitan menilai jarak
c. Diplopia
2. Defisit motoric
a. Hemiparesis (kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama)
b. Hemiplegi (paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama)
c. Ataksia (berjalan tidak mantap, dan tidak mampu menyatukan kaki)
d. Disartia (kesulitan berbicara)
e. Disfagia (kesulitann dalam menelan)
3. Defisit sensorik : kebas dan kesemutan pada bagian tubuh
4. Defisit verbal
a. Afasia ekspresif (tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami)
b. Afasia reseptif (tidak mampu memahami kata yang di bicarakan)
c. Afasia global (kombinal baik afasia ekspresif dan reseptif)
5. Defisit kognitif
a. Kehilangan memori jangka panjang dan pendek
b. Penurunan lapang perhatian
c. Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
d. Perubahan penilaian
6. Defisit emosional
a. Kehilangan control diri
b. Labilitas emosional
c. Penurunan toleransi oada situasu tang menimbulkan stress
d. Depresi
e. Menarik diri
f. Rasa takur, bermusuhan dan marah
g. Perasaan isolasi
F. Komplikasi
Menurut Suddarth, 2011 yaitu :
1. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak
2. Penurunan aliran darah serebral dan luasnya area cidera aliran darah serebral
bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan interigas pembuluh darah
serebral. Hipertensi atau hipotensi ekstrem perlu dihindari untuj mencegah
perubahan aliran darah serebral dan potensinya luasnya area cidera.
3. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard. Embolisme akan
menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.
G. Pemeriksaan diagnostic
Menurut Batticaca, 2008 sebagaii berikut :
1. Angiografi serebral, membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
misalnya perdarah anteriovena atau adanya ruptuk dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
2. Ct-scan, memperhatikan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya yang pasti.
3. Lumbal Fungsi, tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan
lumbal menunjukkan asanya hemoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada
intracranial.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance) menentukan posisi dan besar/luas terjadi
perdarahn otak. Hasil pemeriksaan adanya didapatkan area yang mengalami lesi
atau infark akibat dari hemoragik.
5. USG Doppler, mengidentifikasi adanya penyakit antriovena (masalah system arteri
karotis)
6. EEG, melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga
menurun nya impuls listrik dalam jaringan otak
7. Sinar Tengkorak, menggambarkan perubahan kelenjar lempeng plenal daerah yang
berlawanan dan masa yang meluas. Kalsifikasi katorits interna terdapat pada
thrombosis serebral, kalsifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan
subaraknoid
8. Tes diagnostik
a. Radiologi
1. Angiografi serebral
2. Lumbal fungsi
3. CT-scan
4. MRI
5. USG Doppler
6. EEG
b. Laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Tes darah koagulasi
3. Tes kimia darah
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalam serangkaian kegiatan atau pelaksanaan
tindakan yang telah direncanakan atau dibuat oleh perawat untuk membantu pasien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi agar memiliki status kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan, dan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
optimal, mengukur hasil dan proses keperawatan.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
A. Anamnesa
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama/ Inisial : Dasmawati
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tanjung Agung
Status perkawinan : kawin
Suku Bangsa : Indonesia
No. Registrasi : 00.01.03.97
c. Bagaimana efek bagi keluarga bila ada salah satu anggota keluarga yang
sakit?
“cemas”
Genogram
: Perempuan : Serumah
: Laki-laki
: Pasien
: Meninggal
5. Riwayat Alergi :
“tidak ada”
0 (dibantu) 0 (dibantu)
10 (mandiri)
Grooming Transfer
15 (mandiri)
Dressing Mobility
91-100 (dependen/mandiri)
Functional evaluation the barthel index
D. Pemeriksaan Fisik
1. ROS (Review of System) / Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :( ) Baik ( ) Sedang ( ) Lemah
Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,50 C
Pulse : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
TD : 101/73 mmHg
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan sebelum : 60 kg Berat badan setelah : 48
kg
Keadaan Kulit
Warna : “sawo matang”
Turgor : “elastis”
Kelembaban : “lembab”
Edema : “tidak ada edema”
Kelainan : “tidak ada kelainan”
2. Pemeriksaan Kepala dan leher
a. Kepala
Bentuk kepala : “bulat”
Bola Mata : ( ) Normal ( ) Eksopthalamus ( ) Srabismus ( )
lainnya .....
Kelopak Mata : ( ) Lesi ( ) Cekung ( )edema ( ) lainnya “Normal”
Konjungtiva : ( ) Anemia ( ) an anemia
Sklera : ( ) Ikterus ( ) anikterus
Pupil : Ukuran “2-4 mm” Reflek ( ) isokor ( ) anisokor
Fungsi penglihatan : “normal”
Penggunaan alat bantu : “tidak ada”
Fungsi pendengaran : “normal”
Bentuk :
Kebersihan : “baik/bersih”
Nyeri telinga :( ) Ya ( ) Tidak, Jelaskan:
Penciuman (Hidung)
Bentuk :( ) Normal ( ) Tidak, Jelaskan:
Gangguan penciuman : ( ) Ya ( ) Tidak, Jelaskan:
Mulut :( ) Bersih ( ) Kotor ( ) Berbau
Mukosa :( ) Lembab ( ) Kering ( ) Stomatitis
Keadaan bibir :( ) Lembab ( ) Kering
Warna lidah : “normal”
b. Leher
Bentuk : “tidak ada edema”
Peningkatan JVP : “tidak ada”
Pembesaran tyroid : “tidak ada”
Pembesaran Kelenjar getah bening : “tidak ada”
Pembesaran tonsil : “tidak ada”
nyeri waktu menelan : “tidak ada”
3. Dada
a. Inspeksi : “normal”
Bentuk dada : “simetris”
Kelainan bentuk dada,
Retraksi dinding dada : “tidak ada”
Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak Teratur
Jenis Nafas : ( ) Dyspnoe ( ) Kusmaul ( ) Ceyne Stokes, lain-lain:
Suara Nafas : ( ) Vesikuler ( ) Stridor ( ) Wheezing ( ) Ronchi, lain-
lain:
Sesak Nafas : ( ) Ya ( ) Tidak
Batuk :( ) Ya ( ) Tidak
Sputum : ( ) Ya ( ) Tidak
b. Palpasi :
Ekspansi dada saat bernafas : ( ) simetris ( ) asimetris
nyeri tekan : “ada, sakit saat pasien batuk”
Massa :
Taktil fremitus :
PAYUDARA :
Kesimetrisan, luka, hiperpigmentasi, pengeluaran, massa dll.
4. Abdomen
a. Inspeksi : bentuk, warna kulit, jejas, ostomi dll
b. Auskultasi : frekuensi peristaltik usus
c. Perkusi :( ) timpani ( ) hipertimpani ( ) Pekak
d. Palpasi :
Hati : ( )tidak teraba ( ) teraba nyeri tekan ( ) Ya ( ) Tidak
Lien : ( )tidak teraba ( ) teraba nyeri tekan ( ) Ya ( ) Tidak
5. Genetalia
a. Kebersihan :( ) Bersih ( ) Kotor
b. Alat bantu (kateter ) dan lain-lain : “menggunakan alat bantu kateter”
c. Kandung kencing
Membesar : ( ) Ya ( ) Tidak
Nyeri tekan : ( ) Ya ( ) Tidak
Gangguan : ( ) Anuria ( ) Oliguri ( ) Retensi ( ) Inkontinensia
( ) Nokturia ( ) Lain-Lain : “normal”
7. Ektremitas
a. Otot
Kemampuan pergerakan sendi :( ) Bebas ( ) Terbatas
Kekuatan Otot :
b. Tulang
Inspeksi : Bentuk : ( ) Nornal ( ) deformitas ( ) Bengkak
Peradangan : ( ) Ya ( ) Tidak
Palpasi : ( ) Normal ( ) Krepitasi ( ) masa
Lain lain :
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Data Penunjang
Tanggal : 03 desember 2020
Jenis Pemeriksaan : foto thorax (selang dada)
Hasil :
Kesan :
2. Therapi
Tanggal / Shift :
Jam Nama Obat Dosis Cara Golongan Keterangan/
Pemberian Obat Indikasi
Inj.ampicilin 2x1 Iv Antibiotik Mengobati
infeksi saluran
pernafasan
Tanggal :
Gizi / Diet
ANALISA DATA
TTV:
TD : 106/69 mmHg
N: 78x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,50C
2 Ds: pasien mengatakan Hambatan upaya nafas Pola nafas tidak efektif
sesak nafas
Do:
-pasien tampak susah
bernafas
TTV:
TD : 106/69 mmHg
N: 78x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,50C
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
ditandai dengan batuk efektif/ tidak mampu batuk
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas ditandai
dengan pola nafas
3. Defisit nutrisii berhubungan dengan kurangnya asupan makan dibuktikan dengan
penurunan berat badan 10% bising usus, hiperaktif,mukosa pucat, dan serum albumin turun
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal : No. RM :
Ruangan : Nama :
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : No. RM :
Ruangan : isolasi Nama : dasmawati