Anda di halaman 1dari 8

DEFISIT PERAWATN DIRI

A. PENGERTIAN
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia didalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya,kesehatannya dan
kesejahteraannya Defisit sesuai dengan kondisi kesehatannya.Klien
dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan dirinya. (Aziz R., 2003)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian
atau berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Pengertian yang hampir sama diungkapkan oleh Wilkinson, (2006)
defisit perawatan diri menggambarkan suatu keadaan seseorang yang
mengalami gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri,
seperti mandi, berganti pakaian, makan dan toileting.

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, diturunkan melalui
kromososm orang tua ( kromososm keberapa masih dalam
penelitian). Diduga pada kromososm ke 6 dengan kontribusi
genetik tambahan 4,8,15 dan 22.
2) Kembar identik beresiko mengalami gangguan sebesar 50%
sedangkan kembar fraterna beresiko mengalami gangguan 15%
3) Riwayat janin saat pranatal dan perinatal trauma, penurunan
konsumsi oksigen pada saat dilahirkan, preklamsi, malnutrisi, stres,
ibu perokok, alkohol, pemakaian obat-obat, infeksi, hipertensi dan
agen teratonik.
4) Nutrisi: adanya riwayatgangguan nutrisi ditandai dengan penurunan
BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa
5) Keadaan kesehatan secara umum : gangguan neuromuskuler,
gangguan muskuloskletal, kelemahan dan kelelahan dan kecacatan
6) sensitivitas biologi : riwayat penggunaan obat, riwayat
terkenainfeksi, trauma kepala serta radiasi dan riwayat pengobatan
ketidak seimbangan dopamin dengan serotonin neurotrransmitter.
7) Paparan terhadap racun : paparan virus influenza pada trimester
kehamilan dan riwayat keracunan CO, asbestos karna menganggu
fisiologi otak
b. Psikologis
1) Adanya riwayat kerusakan struktur dilobus frontal yang menyebabkan
suplay oksigen dan glukosa terganggu dimana lobus tersebut
berepengaruh pada proses kognitif sehingga anak mempunyai
inelegensi dibawah rata-rata dan menyebabkan kurangnya
kemampuan menerima informasi dari luar
2) Keterampilan komunikasi verbal yang kurang, minsalnya tidak
mampu berkomunikasi, komunikasi tertutup ( non verbal) , gagap,
riwayat kerusakan yang mempunyai fungsi bicara minsalnya taruma
kepala dan berdampak kerusakan pada area broca dan area wenich.
3) Moral : riwayat tinggal dilingkungan yang dapat mempengaruhi moral
individu, minsalnya keluarga broken home, ada konflik keluarga
ataupun dimasyarakat
4) Kepribadian : orangg yang mudah kecewa, mudah putus asa,
kecemasan yang tinggi dan menutup diri
c. Sosial budaya
1) Usia : ada tugas perkembanga yang tidak sesuai
2) Gender : riwayat ketidak jelasan identitas dan kegagalan peran gender
3) Pendidikan ; pendidkan yang rendah dan riwayat putus sekolah atau gagal
sekolah
4) Pendapatan : pengasilan rendah
5) Pekerjaan : stress full dan beresiko tinggi
6) Status sosial : tuna wisma, kehidupan terisolasi ( kehilangan kontak sosial
apada lansia )
2. Faktor presipitasi
1) Biologi
a) Dalam enam bulan terakir mengalami penyakit infeksi otak atau
trauma kepala yang mengakibatkan lesi daerah frontal, temporal, dan
limbic sehingga terjadi ketidakseimbangan dopamin dan serotonin
neurotransmiter
b) Dalam enam bulan berakhir terjadi gangguan nutrisi ditandai dengan
penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa yang
berdampak pada pemenuhan glukosa di otak yang dapat
mempengaruhi fisiologi otak terutama bagian fungsi kognitif
c) Sensitivitas biologi : putus obat atau mengalami obesitas, kecacatan
fisik, kanker dan pengobatannya yang dapat menyebabkan perubahan
penampilan fisik
d) Paparan terhadap racun minsalnya, CO dan asbestosos yang dapat
mempengaruhi metabolisme di otak sehingga mempengaruhi fisiologi
otak
2) Psikologis
a) Dalam enam bulan terakir terjadi trauma atau kerusakan struktur di
lobus frontal dan terjadi suplay oksigen dan glukosa terganggu
sehingga mempengaruhi kemampuan dalam memahami informasi atau
mengalami gangguan persepsi dan kognitif
b) Keterampilan verbal, tidak mampu komunikasi, gagap, mengalami
kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara
c) Dalam enam bulan terakir tinggal dilingkungan yang dapat
mempengaruhi moral : lingkungan keluarga yang broken home,
konflik atau tinggal dalam lingkungan dengan prilaku sosial yang
tidak diharapkan
d) Konsep diri : harga diri rendah, perubahan penampilan fisik, ideal diri,
tidak realistik, gangguan pelaksanaan peran ( konflik peran, peran
ganda, ketidak mampuan menjalankan peran, tuntutan peran tidak
sesuai dengan usia)
3) Sosial budaya
a) Usia : dalam enam bulan terakir alami ketidak sesuaian tugas
perkembangan dengan usia, atau terjadi perlambatan dalam
penyelesaian tugas perkembangan atau regresi ketahap
perkembangan sebelumnya
b) Gender : enem bulan terakir alami ketidak jelasan identitas dan
kegagalan peran gender
c) Pendidikan : dalam enam bulan terakir mengalami putus sekolah dan
kegagalan sekolah
d) Pekerjaan : pekerjaan strssfull dan beresiko atau tidak bekerja
e) Pendapatan : pengasilan rendah atau dalam enam bulan terakir tidak
mendapatkan mengasilan
f) Status sosial : tuna wisma dan kehidupan asolasi, tidak mempunyai
sistem pendukung dan menarik diri
g) Agama dan keyakinan : tidak bisa menjalankan aktifitas keagamaan
secara rutin, terdapat nilai-nilai sosial dimasyarakat yang tidak
diharapkan

C. Tanda dan gejala


 Mengatakan penolakan atau tidak mampu untuk membersihkan tubuh atau
bagian tubuh
 Mengatakan malas melakukan perawatan diri
 Badan kotor, bau tidak rapi
 Menggaruk badan
 Hambatan kemampuan atau kurang berminat dalam memilih pakaian yang
tepat untuk dikenakan
 Tidak mampu melakukan defekasi atau urinasi pada tempat yang tepat
 Menarik diri dari hubungan sosial
 Malas mandi
 Tidak mau menyisir rambut
 Tidak mau menggosok gigi
 Tidak mau memotong kuku
 Tidak mau berhias/ berdandan
 Tidak bisa / tidak mau menggunakan alat mandi / kebersihan diri
 Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
 BAB dan BAK sembarangan
 Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan BAK
 Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar

D. Mekanisme koping
1) Konstruktif : negosiasi, kompromi, minta saran, perbandingan yang
positif, penggatian reward dan antisipasi
2) Destruktif : regresi, proyeksi, supresi, Withdrawl, isolasi, represi,
kompensasi, displacement

1. Rentang Respon deficit perawatan diri

Bagan 2.1 Rentang respon

Respons Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif malas DPD

Gambar: Rentang Respon Peilaku Kekerasan

(Sumber :Direja,2011)

Keterangan :

a. Asertif adalah Individu dapat mengungkapkan marah tanpa

menyalahkan orang lain dan memberikan ketenangan


b. Frustasi adalah Individu gagal mencapai tujun kepuasan saat marah dan

tidak dapat menemukan alternatif.

c. Pasif adalah Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.

d. malas adalah Perilaku yang tidak mau melakukan apapun

e. deficit perawatan diri adala ketidak mampuan memenuhi kebersihan

diri.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN: Defisit Perawatan Diri

F. POHON MASALAH

Harga Diri Rendah

Devisit Perawatan Diri: mandi, berdandan,makan, BAB, BAK

Isolasi Sosial : menarik diri

G. Strategi pelaksanaan
1. Strategi pelaksanaan 1: Melatih pasien cara-cara perawatan
kebersihan diri
 Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
 Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
 Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Strategi pelaksanaan : Melatih pasien berdandan/berhias
a. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Bercukur
b. Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Berhias
c. Strategi pelaksana 3 melatih cara makan dan minum yang baik
 Menjelaskan cara makan yang tertib.
 Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
 Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

d. Strategi pelaksana 4 melatih bab dan bak


 Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
 Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
 Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (1985). Fundamentals of Nursing concept,


process, and practice. St. Louis : The C.V. Mosby Compan

Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft Standar
Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram Magister
Keperawatan Jiwa FIK UI

Stolte, K. (2004), Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC.

Stuart. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 9th ed. Canada:
Mosby Elsevier.

Townsend. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing. 6th ed. Philadelphia : FA


Davis Company.

Keliat, B.A, Helena, N dan Farida, P. (2011). Manajemen Keperawatan Psikosial &
Kader Kesehatan Jiwa. Cetakan I, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai