Anda di halaman 1dari 26

I.

KONSEP KELUARGA

a. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. (BKKBN, 1992
didalam Bakri,H,2017).

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI,1998 didalam
Bakri,H,2017).

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.
(Friedman, 2003 didalam Ratnawati, E (2017).

b. Tipe Keluarga

Keluarga, meskipun merupakan kelompok kecil dalam suatu masyarakat, tetapi


memiliki persoalan yang kompleks. Untuk itu, keluarga yang memerlukan pelayanan
kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan
sosial, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan
peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu
mengetahui berbagai tipe keluarga.

Susman (1974) dan Macklin (1988) dalam Friedman dkk. (2003) membagi tipe
keluarga menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.

1. keluarga tradisional, dengan jenis sebagai berikut :

a. keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

b. Pasangan inti, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja

c. Keluarga dengan orang tua tunggal, yaitu satu orang sebagai kepala keluarga
(biasanya karena bercerai)
d. Lajang yang tinggal sendiri

e. Keluarga besar yang mencakup tiga generasi

f. Pasangan usia pertengahan atau pasangan lanjut usia

g. Jaringan keluarga besar

2. Keluarga non-tradisional, dengan jenis sebagai berikut :

a. pasangan yang memiliki anak tanpa menikah

b. pasangan yang hidup bersama tanpa menikah

c. keluarga homoseksual (gay/lesbian)

d. keluarga komuni, yaitu keluarga dengan lebih dari satu pasang monogamy
dengan anak-anak secara bersama-sama menggunakan fasilitas serta sumber-
sumber yang ada

c. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (Effendy,V,1998) dalam Bakri,H, 2017 menjelaskan


bahwa struktur dalam keluarga terbagi menjadi empat, yaitu:

a. pola komunikasi keluarga

b. struktur peran

c. struktur kekuatan

d. nilai- nilai keluarga


Gambar 1.1 Dimensi Struktur Keluarga

TUJUAN KELUARGA

K
K
O
E P
N M
K E
I U
U R
Kkbj L N
A A
A K
T N
I A
A
S
N
I

STRUKTUR KELUARGA

Struktur Keluarga Menurut Friedman (2003)


a. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan, tak
hanya bagi keluarga melainkan berbagai macam hubungan. Tanpa ada
komunikasi, tidak aka nada hubungan yang dekat dan hangat, atau bahkan tidak
akan saling mengenal.

Di dalam keluarga, komunikasi yang dibangun akan menentukan


kedekatan antara anggota keluarga. Pola komunikasi ini juga bisa menjadi salah
satu ukuran kebahagiaan sebuah keluarga.
b. Struktur peran

setiap individu dalam masyarakat memiliki perannya masing-masing. Satu


sama lain relative berbeda tergantung pada kapasitasnya. Begitu pula dalam
sebuah keluarga. Struktur peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan.

c. Struktur kekuatan

struktur kekuatan keluarga menggambarkan adanya kekuasaan atau


kekuatan dalam sebuah keluarga yang digunakan untuk mengendalikan dan
memengaruhi anggota keluarga. Kekuasaan ini terdapat pada individu di dalam
keluarga untuk mengubah perilaku anggotanya kea rah positif, baik dari sisi
perilaku maupun kesehatan. ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya
struktur kekuatan keluarga, yaitu :

1. legitimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua


terhadap anak
2. referent power (seseorang yang ditiru)
3. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima
4. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)

d. nilai - nilai dalam kehidupan keluarga

nilai merupakan suatu sistem, sikap, dan kepercayaan yang


mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.

d. Fungsi struktur keluarga


Struktur dalam keluarga tidak sekedar tentang anggota keluarga, tetapi
lebih kompleks lagi yakni mengenai interaksi dan hubungan antar anggota dalam
membina rumah tangga dan kehidupan sehari-hari. Berikut ialah jenis-jenis
struktur dalam keluarga.

a. struktur Egalisasi (memberikan hak dan kewajiban yang sama pada setiap
anggota keluarga)

b. struktur yang Hangat (menerima perbedaan dan memberikan toleransi)

c. struktur yang terbuka ( tidak saling menutup diri)

d. struktur yang kaku ( terkesan negatif, karena menerapkan aturan yang tidak
boleh dilawan)

e. struktur yang bebas ( tidak mengekang anggota keluarga)

f. struktur yang kasar (abuse/keluarga yang menerapkan berbagai aturan yang


mengekang)

g. suasana emosi yang dingin (komunikasi yang kurang baik dan banyak rahasia
dalam keluarga

h. disorganisasi keluarga ( keluarga yang tidak sadar akan peran masing-masing)

e. Keluarga sebagai sasaran pelayanan keperawatan

Terdapat sejumlah alas an mengapa keluarga dipandang sebagai sasaran


pelayanan keperawatan, anatara lain sebagai berikut.

a. perantara pesan kesehatan

b. satu kesatuan

c. hubungan kuat

d. tempat penemuan kasus dini

e. konteks keluarga
f. sumber dukungan social

f. Prinsip keperawatan keluarga

Menurut Efendi dan Makhfudli,2009 dalam Ratnawati,E 2017 ada


beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian asuhan
keperawatan keluarga adalah sebagai berikut.

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.


2. Kesehatan merupakan tujuan ytama dalm pemberian asuhan keperawatan
keluarga.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan merupakan sarana dalam mecapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4. Perawat melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan
masalah dan kebutuhan keluarga guna mengatasi masalah kesehatannya.
5. Mengutamakan kegiatan-kegiatan bersifat promotif dan preventif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
6. Perawat memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepetingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan keperawatan keluarga dalah keluarga secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga yaitu pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan.
9. Kegiatan utam dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga penyuluhan
kesehatan dn asuhan keperawatan kesehatan daasar atau perawatan dirumah.
10. Diutamakan bagi keluarga yang termasuk dalam kelompok risiko tinggi.

g. Peran keluarga dalam keperawatan kesehatan keluarga

Peran menurut Bailon & Maglya (1989)


1) Mengenal masalah kesehatan
2) Membuat keputusan tindakan masalah keperawatan
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Menciptkan suasana rumah yang sehat
5) Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat

h. Peran perawat keluarga

Perawat keluarga merupakan pelayanan kesehatan yang ditunjukan pada


keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Menurut
Mubarak dkk.(2010), peran keluarga dalam melakukan perawatan keluarga antara
lain sebagai berikut :
a. Pendidik
b. Koordinator
c. Pelaksana dan pengawas perawatan
d. Pengawas kesehatan
e. Konsultan
f. Kolaborator
g. Advokat
h. Fasilitator
i. Penemu kasus
j. Modifikator

II. KONSEP PENYAKIT

a. definisi Hipertensi

Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi
adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal
dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana
mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal.

Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan


diastolic atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan
darah tinggi persisten di mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg (smeltzer,2010)

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 160


mmHg atau tekanan diastolic sedikit 90 mmHg. hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya. ( A.price, S 2015).

b. Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1

Sumber: (Drs. H. Kirnarono,dkk 2015.)

Sistem peredaran darah terdiri dari peredaran darah tertutup dan peredaran darah
ganda.Peredaran darah tertutup artinya darah beredar dan mengalir didalam pembuluh darah
secara terus menerus dan berkesinambungan. Sedangkan sistem peredaran darah ganda
berarti darah melewati jantung sebanyak 2 kali dalam 1 kali peredaran, dimana ia melewati
jantung pada saat darah mengandung oksigen tinggi dan pada saat darah mengandung
karbondioksida yang tinggi. Peredarah darah dalam tubuh terbagi menjadi peredaran besar
dan peredaran kecil.
1). Peredaran darah pulmonalis
Peredaran darah pulmonalis atau peredarah darah kecil menunjukkan jalur aliran
darah yang lebih pendek.Dimulai dari jantung bagian ventrikel (bilik) kanan,
kemudian darah menuju arteri pulmonalis. Setelah darah masuk ke dalam paru-paru,
darah bergerak mengalir melalui vena pulmonalis menuju ke jantung lagu, tepatnya
pada bagian serambi kiri (atrium kiri)
2). Peredaran darah sistemik

Jalur peredaran darah besar cukup jauh karena melalui seluruh tubuh.Darah yang
mengandung oksigen tinggi, bergerak dari ventrikel kiri (bilik kiri).Dari ventrikel,
kontraksi menyababkan katub aorta terbuka.Dari aorta darah mengalir ke seluruh
tubuh melalui arteri yang terhubung ke seluruh tubuh. Dengan demikian darah yang
kaya akan oksigen tersalurkan ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkan.

Setelah tiba di bagian pembuluh kapiler, maka terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida.Darah yang mengandung karbondioksida bergerak kembali menuju
ke vena cava. Darah yang terdapat pada bagian bawah jantung akan bergerak ke vena
cava inferior.

Adapun darah yang terdapat pada bagian atas jantung akan bergerak ke vena cava
superior: kedua vena cava tersebut memiliki ujung di atrium kanan dan membawa
darah yang mengandung karbondioksida tinggi. Proses ini berlangsung secara terus-
menerus selama hidup.

Adapun alat-alat peredaran darah terdiri atas:

1) Jantung

Komponen penting dari sistem kardiovaskuler manusia adalah jantung, darah,


dan pembuluh darah.Sistem ini mencakup sirkulasi paru-paru yang memberikan
oksigen ke darah dan membawa keluar karbon dioksida dan uap air dari tubuh.Orang
dewasa rata-rata memiliki sekitar 5 sampai 6 pencernaan pada manusia bekerja
dengan sistem sirkulasi untuk memberikan nutrisi ke jantung.Denyut jantung normal
adalah 72 kali per menit.Denyut jantung dikatakan abnormal cepat, yaitu jika lebih
dari 100 per menit, kondisi ini dikenal sebagai takikardia.Sebaliknya, denyut jantung
abnormal lambat dikenal sebagai bradikardia. Detak jantung atau bahkan palpitasi
dapat dirasakan di dada, leher dan tenggorokan

A. Bagian-bagian jantung
1) Katup jantung
Fungsi jantung mempompa darah dengan baik menuju paru-paru dan sistem
tubuh.Untuk mencegah darah mengalir mundur kembali ke jantung, maka jantung
memiliki sistem katup. Katup jantung dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu katup
atriovaskular dan semilunar
a. Katup kardiovaskular.
Katup atriovaskular terletak di tengah-tengah jantung, antara atrium dan
ventrikel.Katup ini memunginkan darah hanya mengalir dari atrium ke ventrikel.
Katup atrioventrikular di sisi kanan jantung disebut katup trikuspid karena
terbuat dari tiga katup (flaps) yang terpisah untuk memungkinkan darah melewati
dan menghubungkan untuk memblokir regurgitasi darah.
Katup atrioventrikular di sisi kiri jantung disebut katup mitral atau katup
biskupidalis karena memiliki dua katup.Katup atrioventrikular yang melekat pada
sisi ventrikel dengan tali kuat disebut korda tendinea.Korda tendinea tertarik
pada katup atroventrikular untuk menjaga mereka dari terlipat ke belakang dan
memungkinkan darah untuk dimuntahkan melewati mereka kembali.
Selama kontraksi dari ventrikel, katup atrioventrikular terlihat seperti
parasut kubuh dengan tendineakorda bertindak sebagai hal yang memegang
parasut kencang.
b. Katup semilunar
Katup semilunar terletak antara ventrikel dan arteri yang membawa darah
dari jantung.Katup semilunar di sisi kanan jantung adalah katup paru, dinamakan
demikian karena mencegah aliran balik darah dari batang paru ke ventrikel
kanan.
Katup semilunar di sisi kiri jantung adalah katup aorta, diberi nama
demikian karena mencegah aorta dari muntah darah kembali ke ventrikel kiri.
Katup semilunar lebih kecil dari katup atrioventrikular dan tidak memiliki korda
tendinea untuk menahan mereka ditempat.

Jantung terletak dalam rongga berisi cairan yang disebut rongga


perikardial.Dinding dan lapisan rongga perikardial adalah membran khusus yang
dikenal sebagai perikardium.Perikardium adalah jenis membran serosa yang
menghasilkan cairan serosa untuk melumasi jantung dan mencegah gesekan
antara jantung dengan organ sekitarnya.

Selain pelumasan, perikardium berfungsi untuk menahan jantung tetap


dalam posisi dan mempertahankan ruang kosong jantung untuk mengembang bila
sudah penuh.Pericardium meiliki dua lapisan pariental yang membentuk kantung
di sekitar bagian luar rongga pericardial

2) Struktur dinding jantung


Dinding jantung terbuat dari 3 lapisan: epikardium, miokardium dan endocardium.
a. Epikardium
Lapisan epikardium adalah lapisan terluas dari dinding jantung dan disebut juga
dengan lapisan visceral pericardium. Ini adalah lapisan tipis membran serosa yang
membantu melumasi dan melindungi bagian luar jantung
b. Miokardium
Miokardium adalah lapisan tengah otot dari dinding jantung yang berisi jaringan
otot jantung. Miokardium menjadi mayoritas dari ketebalan dan massa dari dinding
jantung dan merupakan bagian dari jantung yang bertanggung jawab untuk
memompa darah. Dibawah miokardium adalah lapisan endokardium tipis.
c. Endokardium
Endokardium adalah skuamosa sederhana, yang merupakan lapisan endothelium
yang melapisi bagian dalam jantung. Endokardium sangat halus dan bertanggung
jawab untuk menjaga darah tidak menempelkan ke dalam jantung dan membentuk
bekuan darah yang berpotensi mematikan.
3) Ruang jantung
Jantung terdiri dari empat ruang, yakni atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan,
dan ventrikel kiri.Atrium lebih kecil dari ventrikel dan memiliki dinding tipis, kurang
berotot dibandingkan ventrikel.Atrium bertindak sebagai ruang penerima darah,
sehingga terhubung ke pembuluh darah yang membawa darah ke jantung.
Ventrikel adalah ruang yang lebih besar, ruang pemompa yang mengirimkan
darah keluar dari jantung, ventrikel yang terhubung ke arteri yang membawa darah
dari jantung.
Ruang-ruang di sisi kanan jantung lebih kecil dan memiliki lebih sedikit
miokardium di dinding jantung, dibandingkan dengan sisi kiri jantung.Perbedaan
ukuran antara sisi jantung adalah terkait dengan fungsi dan ukuran dua kali putaran
peredaran darah.Sisi kanan jantung mempertahankan sirkulasi paru-paru ke paru-paru
di dekatnya, sementara sisi kiri jantung mempompa darah sampai ke ekstremitas tubuh
dalam putaran peredaran darah sistemik.

c. etiologi

Sekitar 90% penyebab hipertensi belum diketahui dengan pasti yang


disebut dengan hipertensi primer atau esensial. sedangkan 7% disebabkan oleh
kelainan ginjal atau hipertensi renalis dan 3% disebabkan oeleh klainan hormonal
atau hipertensi hormonal serta penyebab lain. (Mutakin,A 2018).
Hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup,
dan total peripheral resistance (TPR). Peningkatan kecepatan jantung dapat terjadi
akibat rangsangan abnormal saraf atau hormone pada nodus SA.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi
apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan akibat
penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yag berlebihan.
(Majid,A,2018).

d. patofisiologi dan pathway


kepastian mengenal patofisiologi hipertensi masih dipenuhi ketidak
pastian. sejumlah kecil pasien ( antara 2% dan 5%) memiliki penyakit dasar ginjal
atau adrenal yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. namun, masih belum
adanya penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi dan kondisi inilah yang
disebut sebagai “Hipertensi” esensial.sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dala
pengaturan tekanan darah normal , yang kemudian dapat turut berperan dalam
terjadinya hipertensi esensial (Majid,A.2018)

penyebab hipertensi primer tidak diketahui, meskipun telah banyak


penyebab yang dapat diidentifikasi. Penyakit ini memungkinkan banyak faktor,
termasuk :

a. Arterosklerosis

b. Meningkatnya pemasukan sodium

c. Baroreseptor

d. Renin secretion

e. Renal exoretion dari sodium dan air

f. Faktor genetik dan lingkungan


asupan natrium factor genetik
asupan kalium aktivitas jantung
volume ekstra sel

vasokontriksi autoregula curah jantung

hipertofi otot vaskuler

resistensi perifer total


stenosisi iskemia
hipertensi
arteri ginjal
priemr 90%
renalis
C ginajl-renin- engiotensin
hipertensi
TPR
berbagai renalis 7%
penyakit aldosteron curah jantung hipertensi
ECV
ginjal hormonal dan
penyebabnya 3%
restensi
natrium

penurunan TPR
masa ginjal curah jantung bentuk
hiperte
nsi

EVC
efek katekolamin
peningkatan meningkat
Aldosteron

kortisol
tumor
tumor korteks adrenal tumor
medula
korteks

e. manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelianan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat( kumpulan cairan) penyempitan pembulu darah, pada kasus
berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). (Majid,A.2018)

individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala


sampai bertahun tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi yang khas sesuai organ yang divasikularisasi oleh pembuluh
darah. (Majid,A,2018)

f. komplikasi

Menurut Wijaya, A & Marisa, Y (2013) Tekanan darah tinggi apabila


tidak diobati dan di tanggulangi, maka dalam jangka panjang akan menyebabkan
kerusakan arteri di dalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari
arteri tersebut.

Komplikasi dari hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tersebut


a. Jantung : tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal
jantung coroner. Pada penderita Hipertensi, beban kerja jantung akan
meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya
yang disebut dekompensasi, Akibatnya, jantung tidak mampu lagi
memompa sehingga banyak cairan tertahan di paru maupun cairan
tubuh lainnya yang dapat menyebabkan sesak napas atau oedema.
Kondisi ini disebut gagal jantung.
b. Otak: komplikasi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal: tekanan darah dapat menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan
darah tinggi menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam
ginjal akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan
terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata: pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati
hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.

g. Pemeriksaan Penunjang
Menurut padila (2013)
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakaan organ seperti ginjal
dan jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f. Pemeriksaan: renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
g. Foto dada dan CT scan.

h. Penatalaksanaan medis dan keperawatan


Menurut nixson manurung (2016)
a. Diet rendah lemak dan rendah garam.
b. Latihan atau olaraga.
c. Penurunana barat badan.
d. Penurunan strees.
e. Pengobatan anti hipertensi :diuretic, penyekat beta adrenergic, penyekat
saluran kalsium, penghambat enzim pengubah angiotensin ( ACE).
d. amati adanya hipotensi mendadak
e. ukur masukan dan pengeluaran
f. mantau elektrolit, BUN,kreatinin sesuai pesanan
g. ambulasi seusai kemampuan, hindari kelelahan

III. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


a. pengkajian keperawatan
Pengkajian merupakan Langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan
keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada
anggota keluarga dan data sekunder. Hal- hal yang perlu dikaji dalam keluarga
adalah :
1. Struktur dan sifat keluarga
Struktur dan sifat keluarga dimulai dari kepala keljuarga, nama
kepala keluarga, jenis kelamin, umur, agama, suku, Pendidikan, pekerjaan,
alamat dan susunan anggota keluarga

2. Kebutuhan nutrisi
Dalam kebutuhan nutrisi yang dikaji adalah bagaimana cara
penyajian makanan. Kebiasaan dalam mengelola air minum, kebiasaan
keluarga dalam mengelola keluarga.

3. Kebutuhan istirahat dan tidur


Dalam kebutuhan istirahat dan tidur yang dikaji adalah kebiasaan
tidur dalam keluarga

4. Aktivitas dan olahraga


Apakah keluarga senang berolahraga, apakah semua anggota
keluarga mengikuti

5. Ekonomi
Sarana ekonomi apa yang ada di wilayah keluarga, berapakah
penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan, apakah keluarga mempunyai
tabungan, jaminan Kesehatan di keluarga anda, surat keterangan tidak
mampu/SKTM, siapa yang mengelola keuangan, sebutkan!

6. Sosial
Bagaimana hubungan antar keluarga lain, apakah anggota keluarga
terlibat aktif dalam kegiatan di masyarakat

7. Pendidikan
Adakah anggota keluarga yang sedang mengikuti Pendidikan di
luar Pendidikan formal, adakah anggota keluarga yang tidak bisa
membaca, adakah anggota keluarga yang mempunyai keterampilan
khusus, bagaimana pandangan keluarga terhadap Pendidikan anggota
keluarga.

8. Psikologis
a. Pola komunikasi, pola komunikasi dalam keluarga, Bahasa yang
digunakan
b. Pola pertahanan, mekanisme penanganan masalah dalam
keluarga, bagaimana respon keluarga bila salah satu anggota
bermasalah

9. Spiritual
Apakah anggota keluarga taat menjalankan ibadah, jika tidak mengapa?

10. Faktor lingkungan


a) Perumahan yang berisi jenis rumah, jenis bangunan, luas
pekarangan, luas bangunan, status rumah, atap rumah, apakah
dirumah terdapat jendela/lubang angin, pencahayaan rumah,
peneranganan, lantai, vector yang banyak di sekitar rumah
membahayakan Kesehatan, kebersihan didalam rumah, bila tidak
bersih disebabkan oleh apa, kebersihan halaman.
b) Sumber air, apakah keluarga mempunyai sumber air bersih sendiri,
jika iya apa jenisnya, jika tidak dari mana sumber airnya. Apakah
air untuk minum diambil dari sumber air tersebut, jika tidak
bagaimana memperolehnya, tempat penyimpanan air, pengurasan
tempat penampungan air, penggunaan air minum, kualitas sumber
air, dari mana sumber air yang digunakan untuk keperluan
kebersihan, jarak sumber air dengan tempat penampungan limbah.
c) Pembuangan air limbah , apakah rumah ini mempunyai saluran
pembuangan air limbah, bagaimana kondisi saluran pembuangan
air limbah
d) Pembuangan sampah, cara pembuangan sampah keluarga, keadaan
tempat penampungan sampah.
e) Kepemilikan kendang lemak, pemilikan kendang lemak, bila ada
dimana letak kendang dengan rumah induk, bila mempunyai
hewan ternak bagaimana cara pemanfaatan kotoran ternak
f) Pembuangan kotoran/tinja, apakah keluarga mempunyai tempat
pembiangan tinja, tempat pembuangan tinja yang dimiliki, dimana
keluarga melakukan buang air besar, bagaimana kondisinya,
berapa jarak tempat pembuanganan tinja dengan sumber air.

11. Komunikasi dan transportasi


Melalui apakah keluarga menerima informasi tentang Kesehatan,
sarana transportasi umum yang digunakan oleh keluarga, cara keluarga
pergi ke sarana pelayanan Kesehatan.

12. Pelayanan Kesehatan dan sosial


Adakah anggota keluarga yang menderita sakit pada satu tahun
terakhir, bila ada jenis penyakitnya apa dan bila ada bagaimana
mengatasinya. Adakah anggota keluarga yang sakit saat ini, jika ada
bagaimana cara mengatasinya. Bila ada jenis penyakitnya , adakah resiko
tinggi dalam keluarga, bila ada sebutkan jenis penyakitnya, apakah
keluarga mendapatkan pembinaan dan tenaga Kesehatan. Jika ya,
bagaimana tanggapan keluarga mengenai petugas Kesehatan. Apakah
keluarga merasa perlu mendapatkan pengarahan, penyuluhan/ informasi
Kesehatan, adakah anggota keluarga yang menjadi kader Kesehatan , jika
ada jenis kegiatan kader, apakah kader aktif mengikuti kegiatan, jika tidak,
alasannya, apakah kader sudah mendapatkan pelatihan , jika sudah. Jenis
pelatihan. Adakah anggota keluarga yang menjadi dukun beranak, jika ada
apakah sudah mendapat pelatihan, jika sudah jenis pelatihannya jika ada
apakah memiliki dukun kit, jika ya, bagaimana kondisinya, apakah setiap
menolong persalinan di damping oleh bidan, jika tidak alasannya, jika
mendapatkan kesulitan dalam menolong persalinan apa yang dilakukan.
Adakah anggota keluarga yang meninggal pada waktu satu tahun terakhir.
Jika ada siapa, apakah penyebab kematian tersebut.

13. Masalah maternal Kesehatan


Usia sekolah
Apakah dalam keluarga ada anak usia sekolah, jika ya berapa,
status gizi di liat dari kesesuaian berat badan (BB) tinggi badan (TB) dan
usia pola makan. Apakah ada kebiasaan makan yang salah, jika ya,
sebutkan jenisnya menurut, apakah sudah mendapat imunitas booster, jika
ya, berapa kali, apakah ada anak sakit saat ini, jika ya, jenisnya, jika ya,
penanganannya.

- Pemeriksaan fisik:
1. Rambut dan hygne kepala
Warna rambut hitam, tidak berbau, rambut tumbuh subur, dan kulit kepala
bersih.
2. Mata (kanan/kiri)
Posisi mata simetris, konjungtiva merah muda, skelera putih, dan pupil
isokor, dan respon cahaya baik.
3. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakkan, dan berfungsi dengan
baik.
4. Mulut dan tenggorokan
Rongga normal, mukosa terlihat pecah-pecah, tonsil tidak ada
pembesaran.
5. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan pendengaran tidak
terganggu.
6. Leher
Kelenjer getah bening, sub mandibula, dan sekitar telinga tidak ada
pembesaran.
7. Dada/ thorax
a) Inspeksi
Pada klien dengan emfisema terlihat adanya peningkatan usaha dan
frekuensi pernapasan serta penggunaan otot bantu napas. Pada
inspeksi, klien biasanya tampak mempunyai bentuk dada barrel
chest (akibat udara yang terperangkap), penipisan massa otot, dan
pernapasan dengan bibir dirapatkan. Pernapasan abnormal tidak
efektik dan penggunaan otot-otot bantu napas
(sternokleidomastoideus). Pada tahap lanjut, dispnea terjadi saat
aktivitas bahkan pada aktivitas kehidupan sehari-hari seperti
makan dan mandi. Pengkajian batuk produktif dengan sputum
purulen disertai demam mengindikasi adanya tanda pertama
infeksi pernapasan
b) Palpasi
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya
menurun.
c) Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor
sedangkan diafragma menurun.
d) Auskultasi
Sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai
tingkat beratnya obstruktif pada bronkhiolus. Pada pengkajian lain,
didapatkan kadar oksigen yang rendah (hipoksemia) dan kadar
karbondioksida yang tinggi (hiperkapnea) terjadi pada tahap lanjut
penyakit. Pada waktunya, bahkan gerakan ringan sekalipun seperti
membungkuk untuk mengikatkan tali sepatu, mengakibatkan
dispnea dan keletihan (dispnea eksersional). Paru yang mengalami
emfisematosa tidak berkontraksi saat ekspirasi dan bronkhiolus
tidak dikosongkan secara efektif dari sekresi yangf dihasillkan.
Klien rentan terhadap reaksi inflamasi dan infeksi akibat
pengumpulan sekresi ini. Setelah infeksi ini terjadi, klien
mengalami mengi yang berkepanjangan saat ekspirasi. Anoreksia,
penurunan berat badan, dan kelemahan merupakan hal yang umum
terjadi. Vena jugularis mungkin mengalami distensi selama
ekspirasi.
8. Kardiovaskuler
a) Irama jantung regular : S1. S2, tunggal
b) Nyeri dada ada, biasanya skala 6 dari 10
c) Akral lembab
d) Saturasi Hb O2 hipoksia
9. Persyarafan
a) Keluhan pusing ada
b) Gangguan tidur ada
10. Perkemihian B4 (bladder)
a) Kebersihan normal
b) Bentuk alat kelamin normal
c) Uretra normal
11. Pencernaan
a) Anoreksia disertai mual
b) Berat badan menurun
12. Muskulosletal/integument
a) Berkeringat
b) Massa otot menurun

b. Daftar masalah keperawatan


Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan hipertensi adalah :
1. Penurunan Curah Jantung
2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
3. Defisit Pengetahuan
4. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
5. Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif

c. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan hipertensi adalah :


1. Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif dibuktikan dengan hipertensi dan
kurang terpapar informasi tentang faktor resiko yang dapat diubah (Mis.
Merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas)
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko berhubungan dengan pemilihan
gaya hidup tidak sehat (Mis. Merokok)
3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
dibuktikan dengan menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

d. rencana tindakan keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


1. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan intervensi Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 Observasi
kurang terpapar informasi jam, maka Tingkat -Identifikasi kesiapan dan
dibuktikan dengan Pengetahuan Meningkat. kemampuan menerima
menunjukkan persepsi Dengan Kriteria hasil : informasi
yang keliru terhadap 1. Perilaku sesuai Terapeutik
masalah anjuran meningkat -Sediakan materi dan media
2. Perilaku sesuai pendidikan kesehatan
dengan pengetahuan -Jadwalkan pendidikan
meningkat kesehatan seseuai
3. Persepsi yang keliru kesepakatan
terhadap masalah
menurun -Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
-Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
-Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
-Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan intervensi Dukungan Berhenti
Cenderung Beresiko keperawatan selama 1x24 Merokok
berhubungan dengan jam, maka Perilaku Observasi
pemilihan gaya hidup Kesehatan Membaik. -Identifikasi keinginan
tidak sehat (Mis. Dengan kriteria hasil : berhenti merokok
Merokok). 1. Kemampuan -Identifikasi upaya berhenti
melakukan tindakan merokok
pencegahan masalah Terapeutik
kesehatan meningkat -Diskusikan motivasi
2. Kemampuan penghentian merokok
peningkatan -Diskusikan kesiapan
kesehatan meningkat perubahan gaya hidup
Edukasi
-Jelaskan efek langsung
berhenti merokok
- Jelaskan berbagai intervensi
dengan farmakoterapi (Mis.
Terapi penggantian nikotin).
3. Resiko Perfusi Miokard Setelah dilakukan intervensi Edukasi Diet
Tidak Efektif dibuktikan keperawatan selama 1x24
dengan hipertensi dan jam, maka Perfusi Miokard Observasi
- Identifikasi kemampuan
kurang terpapar informasi Meningkat. Dengan kriteria
pasien dan keluarga
tentang faktor resiko yang hasil : menerima informasi
-Identifikasi kebiasaan pola
dapat diubah (Mis. 1. Kekuatan nadi
makan saat ini dan masa lalu
Merokok, gaya hidup membaik -Indentifikasi persepsi pasien
dan keluarga tentang diet
kurang gerak, obesitas). 2. Tekanan darah
yang di programkan
membaik
Terapeutik
-Jadwalkan waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan
-Berikan kesempatan pasien
dan keluaraga untuk bertanya

Edukasi
-Jelaskan tujuan kepatuhan
diet terhadap kesehatan
-Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang

e. implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 2013).

f. evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan


perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan
atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai