KONSEP KELUARGA
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. (BKKBN, 1992
didalam Bakri,H,2017).
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI,1998 didalam
Bakri,H,2017).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.
(Friedman, 2003 didalam Ratnawati, E (2017).
b. Tipe Keluarga
Susman (1974) dan Macklin (1988) dalam Friedman dkk. (2003) membagi tipe
keluarga menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
b. Pasangan inti, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja
c. Keluarga dengan orang tua tunggal, yaitu satu orang sebagai kepala keluarga
(biasanya karena bercerai)
d. Lajang yang tinggal sendiri
d. keluarga komuni, yaitu keluarga dengan lebih dari satu pasang monogamy
dengan anak-anak secara bersama-sama menggunakan fasilitas serta sumber-
sumber yang ada
c. Struktur Keluarga
b. struktur peran
c. struktur kekuatan
TUJUAN KELUARGA
K
K
O
E P
N M
K E
I U
U R
Kkbj L N
A A
A K
T N
I A
A
S
N
I
STRUKTUR KELUARGA
Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan, tak
hanya bagi keluarga melainkan berbagai macam hubungan. Tanpa ada
komunikasi, tidak aka nada hubungan yang dekat dan hangat, atau bahkan tidak
akan saling mengenal.
c. Struktur kekuatan
a. struktur Egalisasi (memberikan hak dan kewajiban yang sama pada setiap
anggota keluarga)
d. struktur yang kaku ( terkesan negatif, karena menerapkan aturan yang tidak
boleh dilawan)
g. suasana emosi yang dingin (komunikasi yang kurang baik dan banyak rahasia
dalam keluarga
b. satu kesatuan
c. hubungan kuat
e. konteks keluarga
f. sumber dukungan social
a. definisi Hipertensi
Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi
adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal
dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana
mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal.
b. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1
Sistem peredaran darah terdiri dari peredaran darah tertutup dan peredaran darah
ganda.Peredaran darah tertutup artinya darah beredar dan mengalir didalam pembuluh darah
secara terus menerus dan berkesinambungan. Sedangkan sistem peredaran darah ganda
berarti darah melewati jantung sebanyak 2 kali dalam 1 kali peredaran, dimana ia melewati
jantung pada saat darah mengandung oksigen tinggi dan pada saat darah mengandung
karbondioksida yang tinggi. Peredarah darah dalam tubuh terbagi menjadi peredaran besar
dan peredaran kecil.
1). Peredaran darah pulmonalis
Peredaran darah pulmonalis atau peredarah darah kecil menunjukkan jalur aliran
darah yang lebih pendek.Dimulai dari jantung bagian ventrikel (bilik) kanan,
kemudian darah menuju arteri pulmonalis. Setelah darah masuk ke dalam paru-paru,
darah bergerak mengalir melalui vena pulmonalis menuju ke jantung lagu, tepatnya
pada bagian serambi kiri (atrium kiri)
2). Peredaran darah sistemik
Jalur peredaran darah besar cukup jauh karena melalui seluruh tubuh.Darah yang
mengandung oksigen tinggi, bergerak dari ventrikel kiri (bilik kiri).Dari ventrikel,
kontraksi menyababkan katub aorta terbuka.Dari aorta darah mengalir ke seluruh
tubuh melalui arteri yang terhubung ke seluruh tubuh. Dengan demikian darah yang
kaya akan oksigen tersalurkan ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkan.
Setelah tiba di bagian pembuluh kapiler, maka terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida.Darah yang mengandung karbondioksida bergerak kembali menuju
ke vena cava. Darah yang terdapat pada bagian bawah jantung akan bergerak ke vena
cava inferior.
Adapun darah yang terdapat pada bagian atas jantung akan bergerak ke vena cava
superior: kedua vena cava tersebut memiliki ujung di atrium kanan dan membawa
darah yang mengandung karbondioksida tinggi. Proses ini berlangsung secara terus-
menerus selama hidup.
1) Jantung
A. Bagian-bagian jantung
1) Katup jantung
Fungsi jantung mempompa darah dengan baik menuju paru-paru dan sistem
tubuh.Untuk mencegah darah mengalir mundur kembali ke jantung, maka jantung
memiliki sistem katup. Katup jantung dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu katup
atriovaskular dan semilunar
a. Katup kardiovaskular.
Katup atriovaskular terletak di tengah-tengah jantung, antara atrium dan
ventrikel.Katup ini memunginkan darah hanya mengalir dari atrium ke ventrikel.
Katup atrioventrikular di sisi kanan jantung disebut katup trikuspid karena
terbuat dari tiga katup (flaps) yang terpisah untuk memungkinkan darah melewati
dan menghubungkan untuk memblokir regurgitasi darah.
Katup atrioventrikular di sisi kiri jantung disebut katup mitral atau katup
biskupidalis karena memiliki dua katup.Katup atrioventrikular yang melekat pada
sisi ventrikel dengan tali kuat disebut korda tendinea.Korda tendinea tertarik
pada katup atroventrikular untuk menjaga mereka dari terlipat ke belakang dan
memungkinkan darah untuk dimuntahkan melewati mereka kembali.
Selama kontraksi dari ventrikel, katup atrioventrikular terlihat seperti
parasut kubuh dengan tendineakorda bertindak sebagai hal yang memegang
parasut kencang.
b. Katup semilunar
Katup semilunar terletak antara ventrikel dan arteri yang membawa darah
dari jantung.Katup semilunar di sisi kanan jantung adalah katup paru, dinamakan
demikian karena mencegah aliran balik darah dari batang paru ke ventrikel
kanan.
Katup semilunar di sisi kiri jantung adalah katup aorta, diberi nama
demikian karena mencegah aorta dari muntah darah kembali ke ventrikel kiri.
Katup semilunar lebih kecil dari katup atrioventrikular dan tidak memiliki korda
tendinea untuk menahan mereka ditempat.
c. etiologi
a. Arterosklerosis
c. Baroreseptor
d. Renin secretion
penurunan TPR
masa ginjal curah jantung bentuk
hiperte
nsi
EVC
efek katekolamin
peningkatan meningkat
Aldosteron
kortisol
tumor
tumor korteks adrenal tumor
medula
korteks
e. manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelianan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat( kumpulan cairan) penyempitan pembulu darah, pada kasus
berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). (Majid,A.2018)
f. komplikasi
g. Pemeriksaan Penunjang
Menurut padila (2013)
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakaan organ seperti ginjal
dan jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f. Pemeriksaan: renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
g. Foto dada dan CT scan.
2. Kebutuhan nutrisi
Dalam kebutuhan nutrisi yang dikaji adalah bagaimana cara
penyajian makanan. Kebiasaan dalam mengelola air minum, kebiasaan
keluarga dalam mengelola keluarga.
5. Ekonomi
Sarana ekonomi apa yang ada di wilayah keluarga, berapakah
penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan, apakah keluarga mempunyai
tabungan, jaminan Kesehatan di keluarga anda, surat keterangan tidak
mampu/SKTM, siapa yang mengelola keuangan, sebutkan!
6. Sosial
Bagaimana hubungan antar keluarga lain, apakah anggota keluarga
terlibat aktif dalam kegiatan di masyarakat
7. Pendidikan
Adakah anggota keluarga yang sedang mengikuti Pendidikan di
luar Pendidikan formal, adakah anggota keluarga yang tidak bisa
membaca, adakah anggota keluarga yang mempunyai keterampilan
khusus, bagaimana pandangan keluarga terhadap Pendidikan anggota
keluarga.
8. Psikologis
a. Pola komunikasi, pola komunikasi dalam keluarga, Bahasa yang
digunakan
b. Pola pertahanan, mekanisme penanganan masalah dalam
keluarga, bagaimana respon keluarga bila salah satu anggota
bermasalah
9. Spiritual
Apakah anggota keluarga taat menjalankan ibadah, jika tidak mengapa?
- Pemeriksaan fisik:
1. Rambut dan hygne kepala
Warna rambut hitam, tidak berbau, rambut tumbuh subur, dan kulit kepala
bersih.
2. Mata (kanan/kiri)
Posisi mata simetris, konjungtiva merah muda, skelera putih, dan pupil
isokor, dan respon cahaya baik.
3. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakkan, dan berfungsi dengan
baik.
4. Mulut dan tenggorokan
Rongga normal, mukosa terlihat pecah-pecah, tonsil tidak ada
pembesaran.
5. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan pendengaran tidak
terganggu.
6. Leher
Kelenjer getah bening, sub mandibula, dan sekitar telinga tidak ada
pembesaran.
7. Dada/ thorax
a) Inspeksi
Pada klien dengan emfisema terlihat adanya peningkatan usaha dan
frekuensi pernapasan serta penggunaan otot bantu napas. Pada
inspeksi, klien biasanya tampak mempunyai bentuk dada barrel
chest (akibat udara yang terperangkap), penipisan massa otot, dan
pernapasan dengan bibir dirapatkan. Pernapasan abnormal tidak
efektik dan penggunaan otot-otot bantu napas
(sternokleidomastoideus). Pada tahap lanjut, dispnea terjadi saat
aktivitas bahkan pada aktivitas kehidupan sehari-hari seperti
makan dan mandi. Pengkajian batuk produktif dengan sputum
purulen disertai demam mengindikasi adanya tanda pertama
infeksi pernapasan
b) Palpasi
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya
menurun.
c) Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor
sedangkan diafragma menurun.
d) Auskultasi
Sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai
tingkat beratnya obstruktif pada bronkhiolus. Pada pengkajian lain,
didapatkan kadar oksigen yang rendah (hipoksemia) dan kadar
karbondioksida yang tinggi (hiperkapnea) terjadi pada tahap lanjut
penyakit. Pada waktunya, bahkan gerakan ringan sekalipun seperti
membungkuk untuk mengikatkan tali sepatu, mengakibatkan
dispnea dan keletihan (dispnea eksersional). Paru yang mengalami
emfisematosa tidak berkontraksi saat ekspirasi dan bronkhiolus
tidak dikosongkan secara efektif dari sekresi yangf dihasillkan.
Klien rentan terhadap reaksi inflamasi dan infeksi akibat
pengumpulan sekresi ini. Setelah infeksi ini terjadi, klien
mengalami mengi yang berkepanjangan saat ekspirasi. Anoreksia,
penurunan berat badan, dan kelemahan merupakan hal yang umum
terjadi. Vena jugularis mungkin mengalami distensi selama
ekspirasi.
8. Kardiovaskuler
a) Irama jantung regular : S1. S2, tunggal
b) Nyeri dada ada, biasanya skala 6 dari 10
c) Akral lembab
d) Saturasi Hb O2 hipoksia
9. Persyarafan
a) Keluhan pusing ada
b) Gangguan tidur ada
10. Perkemihian B4 (bladder)
a) Kebersihan normal
b) Bentuk alat kelamin normal
c) Uretra normal
11. Pencernaan
a) Anoreksia disertai mual
b) Berat badan menurun
12. Muskulosletal/integument
a) Berkeringat
b) Massa otot menurun
Edukasi
-Jelaskan tujuan kepatuhan
diet terhadap kesehatan
-Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
e. implementasi keperawatan
f. evaluasi keperawatan