A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Sroke adalah : Sindrom Klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat
berupa defisit neurologis fokal dan global, yang berlangsung 24 jam atau lebih,
atau langsung menimbulkan kematian dan semata mata di sebabkan gangguan
peredaran darah otak non traumatik. ( Kapita selekta 2000)
2. Etiologi
A. Infark otak ( 80 % ) :
Emboli :
a. Emboli kardiogenik :
Fibrilasi atrium atau aritmia lain
Trombus mural ventrikel kiri
Endokarditis ( infeksi atau non infeksi )
b. Emboli paradoksol ( Foramen Ovale Paton )
c. Emboli Arkus Aorta.
Arteri vertebralis
b. Penyakit Intrakranial
Arteri karotis interna
Arteri serebri media
Arteri basilaris
Lakuner ( oklusi arteri perforans kecil )
2. Pendarahan Intraserebral ( 15 % )
Hipertensif
Angiopati amiloid
3. Pendarahan Subaraknoid ( 5 % )
4. Penyebab lain.
Emigren
Kondisi hiperkoogulasi
Penyalahgunanaan obat
Kelainaan Hematologis
Miksoma Atrium
3. Patofisiologi
Sroke
Hipertensi Kronik
Kecil Ukuranya
Besar Ukurannya
Volume antara 30 60 cc
Resiko kelemahan
Kelemahan sebesar 75 %,
vol 5cc dan berakibata fatal
93 % pada
Pendarahan lobar.
b. Sirkulasi
Gejala
Tanda
c. Integritas ego
Gejala
Tanda
d. Eliminasi
Gejala
e. Neurosensori
Gejala
f. Makanan / Cairan
Gejala
Tanda
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala
Tanda
h. Pernapasan
Gejala
Tanda
i.
Keamanan
Tanda
j.
Interaksi sosial
Tanda
k. Penyeluhan / pembelajaran
Gejala
Adanya
riwayat
atau hipotensi ekrem perlu di hindari untuk mencegah perubahan pada aliran
darahserebral dan potensi meluasnya area cedera.
C. Embolisme serebral
Embilisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium
atau dapat berasal dari katup darah ke otak, selanjutnya menurunkan aliran
serebral.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Angiografi serebral
b. Scan CT
Memperlihatkan
adanya
edema,
hepetoma,
c. Fungsi Lumbal
darah
menunjukkan
adanya
mengalami
infark,
homoragik subarakhnoid
d. MRI
Menujukkan
daerah
mungkin
spesifik.
memperlihatkan
daerah
lesi
f. EGG
Mengidentifikasi
masalah
didasarkan
pada
7. Penatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi : Diuretik untuk menurunkan
edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3 5 hari setelah infrak
serebral koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau memberatkan
trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler, medikasi
anti trombisit dapat di resepkan, karena trombosit memainkan peran sangat
penting dalam pembentukkan trombus dan embolisasi ( Suddart & Bruner , 2002)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan kepaerawatan yang komprehensif pada klien dengan stroke non
hemoragik, dilaksanakan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari : Pengkajian , diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien yang dilaksanakan
secara bio psiko sosial spritual dalam upaya promotif, preventif, kuratitif,
dan rehabilitatif.
1. Pengkajian
Dalam pengumpulan data, penulis memperoleh data secara langsung dari klien
melelui observasi dan wawancara. Untuk memperoleh data yang lebih akurat lagi
perlu di dukung pula dengan adanya Informasi yang di dapat dari cacatan dokter
dan perawat. Adapun pengkajian klien dengan Stroke Non Hemoragik menurut
Marylinn E. Dongoes adalah sebagai berikut :
Lembar alir neurologik di pertahankan untuk menunjukkan parameter pengkajian
keperawatan di bawah ini :
a) Perubahan pada tingkat kesadaran atau konstipasi responsitivitas yang di
buktikan oleh gerakan menolak terhadap perubahan posisi, dan respon
terhadap stimulasi, boriorentasi terhadap tempat, waktu dan orang.
b) Adanya atau tidak adanya gerakan volunter atau involunter ekstramitas,
tonus otot : postur tubuh dan posisi kepala.
c) Kelakuan atau flaksiditas leher
d) Pembukaan mata, ukuran pupil komparatif dan reaksi pupil terhadap
cahaya dan posisi okular.
e) Warna wajah dan ektramitas : Suhu dan kelembaban kulit.
f) Kualitas dan frekuensi nadi dan pernapasan : gas darah arteri sesuai
indikasi suhu tubuh, dan tekanan arteri.
g) Kemempuan untuk bicara
h) Volume cairan yang di minum atau diberikan volume urine yang di
keluarkan setiap 24 jam.
10
Bila terjadi lesi pada homisfer dominan. Pasien juga mungkin mengalami
afasialesi
homisfer
non
dominan
dapat
mengakibatkan
apraksia
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnoasa keperawatan adalah : pernyatan yang jelas, singkat dan pasti
tentang masalah kesehatan klien serta menyebnya yang dapat di pecahkan atau
diubah melalui tindakan keperawatan ( Carpenito,2000).
Menurut Suddart & Bruner 2000, Pengkajian, dianosa keperawatan utama untuk
pasien stroke,meliputi hal berikut :
a. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan homiparises, kehilangan
keseimbangan dan koordinator, spastisitas, dan cedera otak.
b. Nyeri ( bahu nyeri ) yang berhubungan dengan hemiplogia dan disuse.
c. Kurang perawatan diri ( Higiene, toileting,berpindah makan ) yang
berhubungan dengan gejala sisa stroke.
d. Inkontinensia yang berhubungan dengan kandung kemih flaksit,
ketidakstabilan detrusor, kesulitan dalam berkomunikasi.
11
Intervensi keperawatan :
dan
bandingkan
keadaan
normalnya / standart.
- Pantau tanda tanda vital, seperti adanya
hipertensi / hipotensi, frekuensi irama
jantung, evaluasi pupil.
- Catat perubahan dalam penglihatan, seperti
adanya
kebutaan,
ganggauan
12
lapang
Intervensi keperawatan :
untuk
pengaturan
posisi
ataun
c. Diagnosa Keperawatan :
Intervensi keperawatan :
d. Diagnosa keperawatan
13
Intervensi keperawatan :
kalimat
yang
pendek,
Kaji
kesadaran
sensorik
seperti
resiko
tinggi
terhadap
kerusakan
neuromuskuler.
Intervensi keperawatan :
4. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil yang di dapatkan dengan menyebutkan item item atau
prilaku yang dapat diamati dan di pantau untuk menentukan apakah hasilnya
sudah tercapai atau belum dalam jangka waktu yang telah di temukan
(Dongoes,2000).
14
15
DAFTAR PUSTAKA
16
A.Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan pada tanggal 9 januari 2006 pukul 09.30 wita dan
di dapatkan data- data sebagai berikut :
1. Biodata
Klien bernama Tn. B, umur 60 thn, laki laki, kawin, agama islam, suku
jawa, pendidikan tidak sekolah, pekerjaan Buruh Bangunan, Alamat Jl. Loa
bakung RT 12, Samarinda, Klien masuk Rumah sakit tanggal 2 januari 2006 jam
18. 25, No Register 06.00.01.26, dengan dianosa medis Stroke Non Hemoragik.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Saat masuk rumah sakit ( tanggal 2 januari 2006 ), klien mengatakan
tangan dan kaki mengalami kelemahan sebelah kanan. Dan saat mengkaji
(tanggal 9 januari 2006, jam 9.30 ) klien mengeluh tangan dan kakinya
merasa lemah.
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat duduk duduk di teras rumah, klien tiba tiba jatuh pingsan dan
mengalami kelemahan di sebelah kanan pada tangan dan kaki, lalu klien di
bawa oleh istrinya ke IGD Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahrani
Samarinda, dan di rawat di ruang Asoka. Sampai sekarang klien masih
17
merasa tangan & kaki kanannya masih merasa lemah, serta sakit kepala
dan susah BAB kurang lebih 4 hari.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya klien tidak pernah di rawat ke rumah sakit dengan penyakit
yang serius, klien hanya menderita hipertensi dan sering merasa nyeri
kepala.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga, tidak ada yang mempunyai riwayat hipertensi, nyeri
kepala.
Genogram Keluarga :
Keterangan :
18
Laki - laki
Klien ( penderita )
Perempuan
Klien
merasa
pasrah
akan
penyakitnya,
dan
berharap
akan
kali sehari dengan menu nasi, lauk, sayur,. Klien juga mengatakan
minum sehari 7 8
makan tiga kali / hari dengan bubur TKTP, tidak ada masalah dengan
pemenuhan nutrisi. Intake cairan ke dalam tubuh, minum tidak
menentu antara 6 7 gelas / hari. Jenis air putih, teh, kadang kadang
susu . Tidak mengalami masalah dalam pemenuhan cairan melalui
oral.
b. Eliminasi
Klien mengatakan bahwa jika di rumah klien BAB kurang lebih satu
hingga dua kali dalam sehari, sedangkan BAK tiga hingga empat kali
19
dalam sehari. Selama di rumah sakit, klien belum BAB selama 4 hari
dan klien BAK 4 kali sehari.
c. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan bahwa jika di rumah, klien mulai tidur dari jam
20.00 hingga pukul 05.00, sedagkan tidur siang klien mulai tidur dari
jam 13.00 sampai jam 14.00. Di rumah sakit klien mengatakan susah
tidur, tidur malam mulai dari jam 23.00 hingga 03.00, sedangkan pada
siang hari klien tidur tidak menentu karena
tidak tenang dan belum terbiasa. Klien mengatakan dalam sehari tidur
kurang lebih 3 sampai dengan 4 jam.
d. Aktivitas dan gerak
Klien mengatakan selama di rumah dia pergi kerja sebagai buruh
bangunan, setiap hari berjalan kaki dan naik taksi. Namun di Rumah
Saakit, klien hanya berbaring
20
karena klien
Optikus
sekitarnya.
N III, IV, V : Okulamotorius, Trochlearis, Abdusent
Pupil bereaksi terhadap cahaya ( mengecil ), tidak ada diplopia ( melihat
ganda ), bola mata dapat di gerakkan..
Pada pemeriksaan mulut dan faring : Bibir tidak anemis dan tidak
stomatitis, gusi batas jelas warnanya kemerahan. Pada gig caries ( - ). Lidah
bersih, tonsil tidak ada peradangan.
21
Pada pemeriksaan hidung : tulang hidung normal, posisi septum nasi tepat
di tengah, lubanh hidung tidak terdapat sumbatan, cuping hidung tidak ada, tidak
ada infeksi poup dan pendarahan dan dapat membedakan bau bauan.
Pada pemeriksaan leher : Suara vokal, jelas, dan tidak parau, kelenjar
limfe tidak ada pembengkakkan, tidak ada tekanan vena jugularis dan denyut nadi
karotis reraba dan stabil, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Pada pemeriksaan dada : Bentuk dada simetris, pada palpasi tidak ada
massa, pada perkusi sonor, aukultasi suara
irama teratur.
Pada pemeriksaan abdomen : Inspeksi bentuk datar dan simetris, aukustasi
bising usus 3 kali permenit, palpasi nyeri tekan pada kuadran kiri bawah dan
tidak ada pembesaran hepar, perkusi suara timpani.
Genetalia klien tidak mengeluh sakit pada deerah genatalianya
Pada pemeriksaan tungkai : tungkai kanan terasa kram, tidak tampak
odem, kekuatan otot
Pada refleks bisep, trisep, bracasradialis : respon lamban atau lemah, skala respon
refleks nya adalah 1.
22
Pada pemeriksaan kulit : warna sawo matang, hangat, tugor kulit < 2
detik, elastis, tekstur kulit kasar dan kering.
Pada pemeriksaan
julurkan.
7.
Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium :
Hemoglobin : 8,9
23
Leukosit : 7000
Trombosit : 296.000
Albumin ; 4,1
Closterol : 144
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan klien yang sedang di jalani klien antara lain IVFD RL
dengan drip Neuransanbe perhari 20 tetes permenit, Manitol 3 kali 100 cc. Injeksi
: Cepotaxime 3 x 1 gram, dan Antrain 3x 1 ampul, Ulsikur 3 x 1 ampul, Akalnex
5 x 1 gram.
B. DATA FOKUS
A. Data Subjektif :
1. Klien mengatakan merasa kram pada tangan dan kakinya sebelah kanan
2. Klien mengatakan nyeri pada daerah kepala
3. Klien mengatakan sudah 4 hari tidak BAB
4. Klien mengatakan sulit tidur kalau malam
5. Klien selalu bertanya tanya bagaimana keadaan tentang kondisi saya
B. Data objektif :
1. Aktivitas di bantu oleh istrinya
2. Klien terbaring di tempat tidur
3. Klien meringis menahan sakit
24
C. Analisa Data
1. Pengelompokkan Data I
a. Data subjektif
- Klien mengatakan kram pada tangan dan kaki sebelah kanan.
b. Data Objektif
-
Kekuatan otot 3
25
2.Pengelompokkan Data II
a. Data subjektif
-
b. Data Objektif
-
37 C.
c. Masalah
Nyeri kepala
d. Penyebab
d. Penyebab :
Tindakan Invasif.
4. Pengelompokan Data IV
a. Data Subjektif
-
b. Data Objektif
-
26
c.Masalah
d. Penyebab :
5. Pengelompokkan Data V
a. Data Subjektif
- Klien selalu bertanya tanya bagaimana proses penyakitnya.
b. Diagnosa Objektif
-
c. Masalah
: Ansietas
d. Penyebab
D . Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data, maka dapat merumuskan diagnosa keperawatan
berdasarkan prioritas pada Tn. B adalah :
1. Kerusakan mobilitas fisik berdasarkan dengan penurunan kekuatan
otot.
2. Nyeri kepala berhubungan dengan penurunan aliran darah ke area otak
3. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sukar untuk relaksasi
5. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses
penyakitnya.
27
E. Perencanaan
1.
Tujuan
Tujuan
28
29
30
Tujuan :
a. Setelah mendapat perawatan assietas dapat teratasi dalam waktu 1 x 60
menit
Hasil yang di harapkan :
a. Klien mengatakan paham dan tahu
b. Klien lebih rileks dan santai
Rencana tindakan :
a. Beri support dan dukungan empati]
b. Dengarkan dengan seksama keluhan klien
c. Jelaskan tentang proses keperawatan sesuai wewenang
d. Libatkan keluarga dalam diskusi dan dalam mengambil tindakan.
F. Implementasi
1. Diagnosa keperawatan I :
a. Tanggal 9 januari 2006, jam 11.30
Tindakan :
1. Melakukan ROM aktif dan Pasif
2. Menganjurkan klien lebih banyak melakukan aktifitas secara perlahan
untuk periode eaktu yang pendek.
3. Memberikan reinforcemen positif untuk peningkatan aktivitas.
4. Melibatkan keluarga untuk memberi dukungan dalam beraktifitas
5. Menjelaskan yang tidak toleran seperti : self care, latihan dan aktivitas.
Evaluasi :
1. Klien dapat melakukannya
31
32
33
34
Intervensi di hentikan.
35
Masalah teratasi
Klien mengatakan dapat tidur dengan tenang, lama tidur kurang lebih 7
jam.
Intervensi di hentikan.
O :
36
A :
37