Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI STROKE PADA LANSIA

A. Definisi Penyakit
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat
berupa deficit neurologi fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih
menimbulkan kematian dan semata – mata disebabkan gangguan predaran darah otak
non traumatic.
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
( patofisiologi, Elizabeth J. Corwin ).

B. Etiologi
1. Infark otak (80%)
a. Emboli : emboli kardiogenik, fibrilasi dan aritmia lain, thrombus mural
dan ventrikel kiri, penyakit katub mitral atau aorta, endocarditis ( infeksi
atau non infeksi ).
b. Emboli paradoksal ( foramen ovalopaten ) : emboli arkus aorta,
aterotrombotik
c. Penyakit intracranial : arteri karotis interna, arteri serebri interna, arteri
basilaris dan lakuner (okulasi arteri perforans kecil).
2. Perdarahan intraserebral (15%)
a. Hipertensi
b. Malformasi
c. Angiopati amyloid
3. Perdarahan subarachnoid (5%)
4. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan) : thrombus sinus,
dura, diseksi arteri karotis, vasikulitis system saraf pusat, migren, kondisi
hiperkoagulasi, penyalahgunaan obat, kelainan hematologis dan miksoma
atrium.
5. Faktor risiko
a. Yang tidak dapat diubah : Riwayat keluarga, Riwayat TIA, Riwayat
jantung, coroner, usia, jenis kelamin dan ras
b. Yang dapat diubah : hipertensi, DM, merokok, penyalahgunaan obat –
obatan dan dislipidemia.

C. Manifestasi
Pada stroke non hemoragik (iskemik) gejela utamanya adalah timbulnya deficit
neurologi secara mendadak/subakut. Didahului gejala prodomal, terjadi pada waktu
istirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran tidak menurun kecuali bila embolus
cukup besar pada usia > 50 tahun.

Menurut WHO dalam internasional statistical dessification of disease and related


health problem 10 tahun revition, stroke hemoragik dibagi atas :
1. Perdarahan intraserebral (PIS)
2. Perdarahan subarachnoid (PSA)
Stroke akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena
hipertensi, serangan sering kali siang hari saat aktivitas atau emosi atau marah, sifat
nyeri kepala hebat, mual dan muntah sering terdapat pada permulaan serangan.
Hemiparesis/hemiplegi terjadi pada permulaan serangan biasanya menurun dan cepat
koma (60% biasanya terjadi kurang dari setengah 23% diantaranya setengah jam s.d
2jam dan 12% terjadi setelah 2 jam sampai 19 hari).

Pada pasien PSA gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut kesadaran
sering terganggu dan sangat bervariasi ada gejala/tanda rangsangan meningeal,
oedema pupil dapat terjadi bila ada subhialoid karena pecahnya aneurisma pada arteri
komunikans arteri karotis interna.

Gejala neurologi tergantung pada berat dan ringannya gangguan pembuluh darah
dan lokasinya, manifestasi klinis stroke akut dapat berupa :
1. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis yang timbul
mendadak)
2. Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan
hemiparesik)
3. Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor atau
koma)
4. Afasia (bicara tidak lancar, kurang ucapan atau kesulitan memahami ucapan)
5. Disartria (bicara cadel)
6. Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler atau diplopia)
7. Ataksia (truncal atau anggota badan)
8. Vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala.

D. Patofisiologi
1. Pathway non hemoragik

Thrombus / emboli

Peredaran darah otak terganggu

Suplai darah ke
jaringan tidak adekuat

Iskemik / infark jaringan

Deficit neurologi
reversible
2. Stroke hemoragik

Peningkatan tekanan sistemi

Ruptur pembuluh darah

Perdarahan subaracnoid

Hematoma serebral

Herniasi otak / PTIK

Kesadaran menurun

Vasospasme arteri
serebral saraf sentral

Iskemik / infark
jaringan otak

Deficit neurologi
reversible

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi system saraf : miografi, CT Scan. Aniografi, MRI, RRG,
EMG
2. Laboratorium : darah, urine, cairan serebrospinal.

F. Penatalaksanaan
1. Demam dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan harus segera diobati
secara agresif dengan antipiretik (aseraminofen atau kompres dingin), jika
diperlukan.
2. Nutrisi pasien stroke memiliki risiko tinggi untuk aspirasi bila pasien sadar penuh
tes kemampuan menelan dapat digunakan dengan memberikan satu sendok air
putih kepada pasien dengan posisi setengah duduk dan kepala fleksi ke depan
sampai dagu menyentuh dada.
3. Hidrasi intravena hipovelemia sering ditemukan dan harus dikoreksi dengan
kristaloid isotonis. Cairan hipotonis (misalnya dekstrosa 5% dalam air, larutan
NaCl 0,45%) dapat memperhebat edema serebri dan harus dihindari.
4. Glukosa hiperglikemia dan hipoglikemia (kadar glukosa darah sewaktu >_ 200
mg/dl).
5. Perawatan paru fisioterapi dada setiap 4 jam harus dilakukan untuk mencegah
atelectasis paru pada pasien yang tidak bergerak.
6. Aktivitas pasien dengan stroke harus dimobilisasi dan harus dilakukan fisioterapi
dada sedini mungkin bila kondisi klinis neurologis dan hemodinamika stabil.
7. Neurorestorasi dini stimulasi sensorik, kognitif, memori, Bahasa, emosi serta otak
yang terganggu. Depresi dan amnesia juga harus dikenali dan diobati sedini
mungkin.
8. Profilaksis thrombosis vena dalam pasien stroke iskemik dengan imobilisasi lama
yang tidak dalam frakparin heparin intravena harus diobati dengan heparin 5.000
unit atau frakparin 0,3 cc setiap 12 jam selama 5 – 10 hari untuk mencegah
pembentukan thrombus dalam vena profunda karena insidennya sangat tinggi.
Terapi ini juga dapat diberikan dengan pasien perdarahan intraserebral setelah 72
jam onset stroke.

Diagnosa keperawatan
Diganosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan stroke adalah sebagai
berikut :
1. Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik : renal, serebral, kardivaskular, pulmonal,
gastrotestinal, perifer) b.d aliran arteri lambat
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan musculoskeletal dan neurovaskuler
3. Kurang perawatan diri b.d tidak berfungsinya anggota gerak

Intervensi keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik : renal, serebral, kardivaskular, pulmonal,
gastrotestinal, perifer) b.d aliran arteri lambat
Kriteria Hasil :

1. Vital sign dalam batas normal


2. Tidak ada keluhan sakit kepala atau pusing
3. Nilai lab dalam batas normal
4. Tekanan darah dalam batas yang dapat diterima
Intervensi :

1. Monitor tekanan darah 4 jam, nadi apical dan neurologis setiap 10 menit
2. Pertahankan tirah baring pada posisi semifowler sampai tekanan darah
dipertahankan pada tingkat yang diterima
3. Pantau data laboratorium : AGD, kreatin
4. Anjurkan tidak menggunakan nikotin atau merokok
5. Kolaborasi pemberian obat – obatan anti hipertensi misalnya golongan inhibitor
simpatis (propranolol, atenolol) golongan vasodilator (hidtalazin)

2. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan musculoskeletal dan neurovaskuler


Kriteria Hasil :
1. Kerusakan kulit terhindar ridak ada kontarktur dan footdrop
2. Klien berpartisipasi dalam latihan
3. Klien mencapai keseimbangan saat duduk
4. Klien mampu menggunakan sisi tubuh yang tidak sakit untuk kompensasi
hilangnya fungsi pada sisi yang hemiplagi.

Intervensi :

1. Berikan posisi tidur yang tepat


2. Cegah aduksi bahu
3. Atur posisi tangan dan jari (jari – jari diposisikan sedikit fleksi dan tangan
ditempatkan supinasi)
4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam
5. Latihan ROM 4 – 5 kali sehari

3. Kurang perawatan diri b.d tidak berfungsinya anggota gerak


Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat merawat diri berpakaian
2. Pasien dapat merawat diri mandi
3. Pasien dapat merawat diri makan
4. Pasien dapat merawat diri toileting

Intervensi :
1. Kaji kemampuan perawatan diri
2. Pantau kebutuhan klien untuk alat bantu dalam mandi, berpakaian, makan dan
toileting
3. Berikan bantuan hingga klien sepenuhnya dapat mandiri
4. Dukung klien untuk menunjukan aktivitas normal sesuai kemampuan
5. Libatkan klien dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien
Implementasi keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik : renal, serebral, kardivaskular, pulmonal,
gastrotestinal, perifer) b.d aliran arteri lambat :
 Memonitor tekanan darah 4 jam, nadi apical dan neurologis setiap 10 menit
 Mempertahankan tirah baring pada posisi semifowler sampai tekanan darah
dipertahankan pada tingkat yang diterima
 Memantau data laboratorium : AGD, kreatin
 Menganjurkan tidak menggunakan nikotin atau merokok
 Mengkolaborasi pemberian obat – obatan anti hipertensi misalnya golongan
inhibitor simpatis (propranolol, atenolol) golongan vasodilator (hidtalazin)

2. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan musculoskeletal dan neurovaskuler :


 Memberikan posisi tidur yang tepat
 Mencegah aduksi bahu
 Mengatur posisi tangan dan jari (jari – jari diposisikan sedikit fleksi dan
tangan ditempatkan supinasi)
 Mengubah posisi pasien setiap 2 jam
 Melatih ROM 4 – 5 kali sehari.

3. Kurang perawatan diri b.d tidak berfungsinya anggota gerak :


 Mengkaji kemampuan perawatan diri
 Memantau kebutuhan klien untuk alat bantu dalam mandi, berpakaian, makan
dan toileting
 Memberikan bantuan hingga klien sepenuhnya dapat mandiri
 Mendukung klien untuk menunjukan aktivitas normal sesuai kemampuan
 Melibatkan klien dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien
DAFTAR PUSTAKA
Bram, I. (2017). Stroke Non Hemoragik. https://www.Academia.edu/1144500
7/stroke_non_hemoragik. diakses pada tanggal 5 Desember 2018.
https://www.academia.edu/19716775/ASKEP_STROKE
PPNI 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: PPNI.
Apriliyani, T. (2017). Pemberian Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot
Ekstremitas Pada Asuhan Keperawatan Tn. A Dengan Stroke Hemoragik Di Ruang Aggrek II
RSUD dr. Moewardi Surakarta. Tugas Akhir. Surakarta: Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Susanti dan Difran Nobel Bistara (2019) yang berjudul “Pengaruh Range Of Motion terhadap
Kekuatan Otot pada Pasien Stroke”. Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No. 2 (Mei 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online) DOI hps://doi.org/10.22146/jkesvo.44497
Wati, Eno Apriliya. (2019). ‘Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik Pada Ny. B dan Ny.
MDengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Tahun 2019’

Anda mungkin juga menyukai