Dosen Pembimbing:
Ns. Eridha Putra S.Kep.,M.Kep
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah swt yang telah member saya kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas makala ini. Tanpa pertolongan-Nya saya sekelompok tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah
ditititpkan kepada kami. makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun
dengan penuh kesabaran saya mencoba untuk menyelesaikan makala ini.
Makala ini memuat tentang ”HARGA DIRI RENDAH” tema yang akan dibahas
dimakala ini sengaja dipilih oleh dosen pembimbing saya untuk saya pelajari lebih dalam,dan
butuh waktu yang panjang untuk mendalami materi ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Saya selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah banyak membantu dalam proses penyelesain makalah ini semoga makala yang
saya buat ini dapat bermanfaat serta dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca
meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, saya selaku penyusun mohon kritik dan
saranya terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................
2.1 Masalah Utama Harga diri Rendah..............................................................................
2.1.1 Pengertian.........................................................................................................
2.1.2 Tanda Dan Gejala.............................................................................................
2.1.3 Klasifikasi ........................................................................................................
2.1.4 Etiologi.............................................................................................................
2.1.5 Konsep Dasar...................................................................................................
2.1.6 Pathway ...........................................................................................................
2.1.7 Masalah Keperawatan......................................................................................
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Asma.................................................................
2.2.1 Analisa Data.....................................................................................................
2.2.2 Diagnossis Keperawatan…………………………………………………….
2.2.3 Intervensi Keperawatan………….…………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut (Herman, 2011) gangguan jiwa adalah terganggunya kondisi mental atau
psikologi seseorang dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan lingkungan. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi prilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur dan sex, keadaan
badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-isitadat, kebudayaan dan kepercayaan,
pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, rasa
permusuhan hubungan antar manusia.Gangguan jiwa menyebabkan pasien tidak sanggup
menilai dengan baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai diri untuk mencegah mengganggu
orang lain atau merusak/menyakiti diri sendiri untuk itu perlu dilakukan asuhan keperawatan
jiwa.
Jumlah pasien gangguan jiwa di Indonesia saat ini menurut Riskesdas (2013) adalah 236
juta orang dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0.17% menderita
gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung. Tercatat sebanyak 6% penduduk
berusia 15,24 tahun mengalami gangguan jiwa. Dari 34 provinsi di Indonesia, Sumatera Barat
merupakan peringkat ke 9 dengan jumlah gangguan jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan
prevalensi masalah skizofrenia pada urutan ke-2 sebanyak 1.9 permil. Peningkatan gangguan
jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan
dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh pasien.
Peran perawat untuk mengatasi masalah klien dengan harga diri rendah adalah
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien, membantu klien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu klien untuk
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih dan melatih kemampuan yang dipilih
klien serta membantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
(Prabowo, 2014). Keluarga sebagai sistem pendukung utama juga memiliki peran penting
dalam membantu pasien meningkatkan harga dirinya (Dermawan, 2013). Tindakan dan peran
keluarga yang dapat dilakukan untuk membantu menyelesaikan masalah klien menurut Yosep
(2014) diantaranya mendorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya,
memberi kegiatan sesuai kemampuan pasien, menetapkan tujuan yang nyataa, membantu
klien mengungkapkan beberapa rencana mengungkapkan masalah, dan membantu klien
mengungkapkan upaya yang bisa digunakan dalam menghadapi masalah.
1.3 Tujuan
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa gangguan konsep sensori:
harga diri rendah?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Data Objektif
1. Penurunan produktifitas
2. Tidak berani menatap lawan bicara
3. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4. Bicara lambat dengan nada suara rendah
Manifestasi yang bisa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri
rendah menurut Fitria (2009) adalah:
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi
9. Selera makan kurang
10.Tidak berani menatap lawan bicara
11.Lebih banyak menunduk
12.Bicara lambat dengan nada suara lemah
Adapun tentang respon konsep diri dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Menurut fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Harga diri rendah situasional adalah keadaan di mana indvidu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam
berespon terhadap suatu kejadian (kehilangan, perubahan).
Harga diri rendah situasional adalah keadaan yang terjadi trauma yang tiba-tiba
misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara
tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena:
Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangat alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan
kateter, pemeriksaan perineal).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai. Misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
b. Harga diri rendah kronik adalah keadaan di mana individu mengalami evaluasi
diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu yang lama.
Harga diri rendah kronik merupakan perasaan negatif terhadap diri telah
berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir
yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptif. Kondisi ini dapat
ditemukan pada klien dengan gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan
jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab Harga Diri Rendah adalah
kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang diharga, tidak dibei
kesempatan, dan tidak diterima dalam kelompok. (Yosep, 2007)
2.1.10 Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang memiliki harga diri meliputi pendataan orang lain, harapan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang
tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah peran seks, tuntutan
peran kerja, harapan peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal, meliputi ketidak percayaan
orang tua tekanan dari kelompok sebaya, perubahan dalam stuktural sosial.
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang mengancam kehidupannya.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalaminya sebagai frustasi
c. Transisi Peran situasi adalah terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran dan kematian
d. Transisi peran sehat sakit akibat pergeseran dari keadaan sehat ke sakit
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran bentuk,
penampilan, fungsi tubuh, perubahan fisik berhubungan dengan tumbang
normal moral dan prosedur medis keperawatan
2.1.11 Konsep dasar
Isolasi sosial
x x x x
Keterangan :
Px : perempuan :
Jelaskan:
Pola komunikasi: px mengatakan komunikasi dengan keluarga baik
Pola asuh:
px mengatakan anak pertama dari dua bersaudara
px mengatakan diasuh orang tua sejak kecil
px menagatakan tinggal bersama ibunya
pola pengambilan keputusan: pada pengambilan keputusan dalam keluarga biasanya
diputuskan oleh ibunya
Diagnosa Keperawatan : tidak ada masalah
2. Konsep diri
a. Citra tubuh:
Bentuk : px mengatakan menyukai bentuk tubuhnya
ukuran : px mengatakan BB nya 68 kg TB 172 cm
fungsi: px mengatakan anggota tubuhnya berfungsi dengan baik
potensi : px mengatakan suka rokok
kelengkapan : px mengatakan semua tubuhnya lengkap
b. Identitas:
Px mengatakan namanya Tn.I umurnya 35 tahun hobi sepak bola
c. Peran:
Px mengatakan anak pertama dari dua bersaudara dan lebih dekat dengan ibunya
Px mengatakan saat dirumah bekerja sebagai pegawai pabrik gula di mojokerto
d. Ideal diri:
- Px mengatakan ingin segera pulang dan bekerja sehingga bisa cepat menikah
e. Harga diri:
Px mengatakan malu karena sudah berumur tapi belum menikah
Px mengatakan sedih karena keinginannya tidak dipenuhi
Px mengatakan tidak berguna dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Di rumah = Px mengatakan orang yg paling berarti dalam hidupnya adalah ibunya
Di RS = Px mengatakan mempunyai banyak teman dan px mengenal semua
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial
Di rumah = Px mengatakan sejak sakit jarang berhubungan sosial dengan
masyarakat, px ngluyur dijalan (data dari perawat)
Di RS = Px aktif dalam kegiatan rehab
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
DS: px mengatakan kadang bercakap-cakap dengan teman-teman. px mengatakn
suka melakukan kegiatan direhab
DO: px tampak mondar-mandir, mampu mengenali teman teman di RSJ
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Spiritual
a. Agama
Pxmengatakan bahwa beragama Islam, dan percaya, yakin kepada Allah SWT.
b. Pandangan terhadap gangguan jiwa
Dirumah: px mengatakan saat dirumah melakukan sholat 5 waktu
Di RSJ: px mengatakan jarang sholat karena lupa
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah
4. Ukuran:
BB : 68 Kg
TB : 172 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
S: px mengatakan badan gatal-gatal di kaki dan tangan
O: px tampak menggaruk badan, terdapat bercak merah bekas garukan ditangan dan
kaki px
Diagnosa keperawatan: gangguan integritas kulit
Hiperkinesia, hiperaktivitas
Stereotipi
Gaduh Gelisah Katatonik
Mannarism Katapleksi
Tik Ekhopraxia
Coommand automatism
Grimace
Otomatisma
Negativisme Reaksikonversi
Tremor
Verbigerasi Berjalan kaku/rigid
a. Mood
Depresi Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia Kesepian
Lain lain
Jelaskan
Px tidak ada perubahan mood.
Px mengatakan perasaannya biasa saja
b. Afek
Sesuai
Tidak sesuai
Tumpul/dangkal/datar Labil
Jelaskan:
Afek / emosi sesuai
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi tidak ada
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b. Ilusi
Ada
Tidak ada
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir:
Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiasi longgar
Tangensial Fligh of ideal
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
Clang Association Main kata kata
Afasia Lain lain…
Jelaskan:
Pembicaraan pada pasien lancar dan dipahami, jawaban sesuai namun kadang kadang
lambat menjawab, pembicaraan cepat
b. Isi Pikir
Obsesif Fobia, sebutkan
Ekstasi Waham
Fantasi o Agama
Alienasi o Somatik/hipokondria
Pikiranbunuhdiri Kesabaran
Preokupasi o Kejar / curiga
Pikiran isolasi sosial o Nihilistrik
Ide yang terkait o Dosa
Pikiran Rendah diri o Sisip pikir
Pisimisme o Siar piker
Pikiran magis o Kontrol pikir
Pikiran curiga Lain lain : rasa bersalah
Jelaskan:
DS: - px mengatakan malu karena kudah beruur tapi belum menikah
px mengatakan tidak berguna dan tidak bisa berbuat apa-apa
px mengatakan jika memilih jadi presiden akan diberikan uang 1 milyar
px mengatakan uang yang dibawa ibunya 2 milyar
c. Bentuk pikir:
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik Jelaskan:
Pembicaraan nyata dan dapat diandalkan, tetapi kadang tidak nyata
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Isi Pikir: Waham kebesaran
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
Px mampu menyebutkan jam saat ini "sekarang jam 11.00"
Px lupa tanggal saat ini "lupa saya sekarang tanggal berapa"
Px mampu menyebutkan tempat saat ini "sekarang di RSJ Lawang"
Px mampu menyebutkan nama temannya "itu yang kemarin marah marah
namanya Tn. S, yang pakai baju putih putih itu mahasiswa"
Meninggi
Menurun
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
Px tidak mengalami tingkat kesadaran meninggi / menurun
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka menengah (24 jam - <1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Jelaskan:
Gangguan daya ingat panjang : "px mengatakan lahir tahun 1989" tidak
ada masalah
Gangguan daya ingat menengah : "px mengatakan kemarin habis rehap"
dibbuktikan di CPPT
Gangguan daya ingat jangka pendek: "px mengatakan nama kamu Ika"
(setelah berkenalan 10 menit ditanya lagi)
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah
b. Berhitung Jelaskan:
px mampu menjawab saat ditanya 10+10" 20 mbak"
px mampu menjawab saat ditanya 25: 5 "5 mbak"
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah
3) Makan
Jelaskan :
Px mampu makan sendiri tanpa bantuan, makan 3x sehari
b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari. Frekuensi makan
3x sehari, komposisi nasi, lauk, sayur, buah Bagaimana nafsu makannya Nafsu
makan baik dan 1 porsi habis
Bagaimana berat badannya.
Px mengatakan BB: 68 kg dan TB: 172 cm
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah
c. Tidur
1) stirahat dan tidur
Tidur malam, lama: 21.00 s/d 04.30
Tidur siang. lama: tidak tidur siang Aktifitas sebelum/sesudah tidur: duduk,
BAK/BAB, mandi / cuci muka
Jelaskan:
Px mengatakan tidak ada masalah waktu tidurnya, tidur nyenyak, bangun
tidur nyenyak
Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia Parasomnia
Lain lain Jelaskan
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur. Diagnosa Keperawatan:
tidak ada masalah
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Pasien mengatakan yang memberikan masukan dan memberikan support
adalah ibu, perawat dan temannya
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah
3.11ASPEK PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang
suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit/gangguan jiwa, perawatan
dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah (presipitasi), obalobatan atau
lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya
masalah tsb.
Axis IV : ......................................................................................................................
Axis V: 30-21 (disabilitas berat dalam komunikasi dn daya nilai, tidak mampu berfungsi
hampir semua bidang)
3. Terapi Medis
Haloperidol 5 mg 1-0-1/2-0 oral
Klorpromazin 100 mg 0-0-0-1 oral
Resiko perilaku
Gangguan isi pikir : kekerasan
waham kebesaran
Gangguan integritas
kulit Gangguan konsep diri :
3.16 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
harga diri rendah
kegiatan mandiri
kegiatan dengan
bantuan
C. Fase kerja
Apa saja kemampuan yang dimiliki "Tn.l"? Saya buat daftar ya? Wah bagus sekali
ada 5 kemampuan yang dimiliki "Tn.l". Dari 5 kegiatan tersebut yang mana yang
masih bisa dilakukan di RSJ? Bagus sekali ada 4 kegiatan yang masih bisa dilakukan
di RSJ. Sekarang "Tn.I" pilih kegiatan mana yang akan kita latih dulu? Baiklah kalau
begitu yang pertama merapikan tempat tidur. Pertama-tama caranya yaitu dirapihkan
dulu spreinya, lalu bersihkan dengan penebah. Lalu rapihkan bantal dan lipat selimut.
Bagaimana apakah Tn.I sudah paham? Coba bapak ulangi lagi. Nah bagus. Nanti
bapak coba praktekkan di kamar ya...
D. Fase terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif(klien)
Bagaimana perasaannya setelah bercakap-cakap tentang kegiatan yang dimiliki
Tn.I dan latihan merapikan tempat tidur.
Evaluasi obyektif (perawat)
Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Tn.I? 2
2. Rencana tindak lanjut
Besok kita latihan kemampuan yang kedua ya....
3. Kontrak yang akan datang
Topik: besok kita latihan kemampuan yang kedua ya... yaitu mencuci piring
Waktu: waktunya seperti hari ini ya jam 10.00 selama 15 menit saja
Tempat : tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau diruang makan?
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran bagi perawat :
Diharapkan dapat memberikan pelayanan dan meningkatkan komunikasi
terapeutik kepada klien, sehingga dapat mempercepat penyembuhan.
Saran bagi penulis dan pembaca :
Dapat meningkatkan pengkajian dengan baik melalui penyusunan rencana kerja
dengan baik dalam mendapatkan data yang lebih akurat
DAFTAR PUSTAKA
Badan PPSDM 2012 Modul pelatihan Kesehatan Jiwa Masyarakat. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Dermawan, D. 2013. Keperawatan Jiwa, Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Biru
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa Yogyakarta: Nuta
Medika Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Fitria, Nita. 2012 Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika