MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen pengampu : Lailatul Fadilah,S.Kep,Ners,M.Kep
Reg/Semester : 3A Semester 5
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa di
Poltekkes Kemenkes Banten. Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik karena banyak
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu Een Sukaedah, S.KM, M.Kes, sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Banten.
2. Ibu Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep, sebagai Ketua Jurusan Keperawatan.
3. Ibu Lailatul Fadilah S. Kep, Ners, M.Kep, sebagai Ketua Program Studi
D-III Keperawatan.
4. Ibu Lailatul Fadilah,S.Kep,Ners,M.Kep sebagai Koordinator dan Dosen Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kritik dan saran yang mendukung sangat kami harapkan. Kami juga berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................2
A. Kesimpulan ......................................................................................................................49
B. Saran..................................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................iii
Lampiran- lampiran
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijaga, dengan tekanan
kehidupan yang semakin berat untuk dihadapi. Seiring dengan berkembangnya
zaman dan kemajuan teknologi semakin banyak pula masalah yang mesti dihadapi,
baik menggunakan fisik ataupun psikologi untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Dengan keadaan seperti ini yang akan menuntut para individu untuk menyesuaikan
(adaptasi). Tidak setiap individu mampu beradaptasi dengan kemajuan, setiap individu
mempunyai hambatan-hambatan masing-masing. Dan masalah yang datang tanpa
diiringi dengan pemecahan-pemecahan masalah akan menimbulkan semacam
ancaman bagi perasaan individu yang dapat menimbulkan stres berkepanjangan bahkan
menyebabkan gangguan jiwa. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif
yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadian (WHO, 2007)
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) pada
tahun 2001 di pelayanan kesehatan primer menyatakan bahwa sekitar 450 juta orang di
dunia memiliki gangguan mental. Fakta lainnya adalah 25% penduduk diperkirakan akan
mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Gangguan jiwa mencapai
13% dari penyakit di dunia, dibandingkan TBC (7,2%), kanker (5,8%), jantung (4,4%)
maupun malaria (2,6%). Masalah gangguan jiwa dapat terus meningkat jika tidak
dilakukan penanganan (WHO, 2001).
Pada pembahasan makalah kali ini, kami membahas Asuhan Keperawatan pasien
dengan Harga Diri Rendah. Di makalah ini akan dibahas secara garis besar dan terperinci
apa yang harus dilakukan perawat jika dihadapkan dengan pasien Harga Diri Rendah.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian harga diri rendah?
2. Bagaimana proses terjadinya masalah harga diri rendah?
3. Apa saja jenis harga diri rendah?
4. Apa saja tanda dan gejala harga diri rendah?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien harga diri rendah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang harga diri rendah
2. Untuk mengetahui proses terjadinya masalah harga diri rendah
3. Untuk mengetahui apa saja jenis harga diri rendah
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala harga diri rendah
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien harga diri rendah
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Masalah Utama
a. Faktor Predisposisi
1) Biologis
3
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit
kronis atau trauma kepala merupakan merupakan salah satu faktor
penyebab gangguan jiwa.
2) Psikologis
2) Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak
mampu melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak
merasa sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini sering
dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran, dan terlalu banyak
peran. Konflik peran terjadi saat individu menghadapi dua harapan
yang bertentangan dan tidak dapat dipenuhi. Berhubungan dengan
4
peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya
sebagai frustasi, ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan
norma-norma budaya, nilai-nilai dan tekanan penyesuaian diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambahnya atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh. Perubahan bentuk,
ukuran, panampilan, dan fungsi tubuh. Perubahan fisik
berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Prosedur medis
keperawatan.
3. Jenis Harga Diri Rendah
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan, dicerai pasangan, putus sekolah, PHK, perasaan malu karena
sesuatu (korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba). Pada
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena:
a) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perianal)
b) Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/ sakit/ penyakit.
c) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai dan berbagai
tindakan tanpa persetujuan
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
sebelum penyakit dirawat. Pasien ini memiliki cara berpikir yang negatif,
sehingga kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif pada
dirinya. Kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang
kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
4. Tanda dan Gejala
5
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya: malu dan sedih karena rambut menjadi botak
setelah menjalani terapi kemoterapi pada kanker.
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya: ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
3) Merendahkan martabat, misalnya: saya tidak bisa, saya orang bodoh &
tidak tau apa-apa
4) Gangguan hubungan social, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka menyendiri.
5) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan misalnya memilih
alternatif tindakan
6) Mencederai diri. Akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram,
mungkin dengan mengakhiri hidupnya.
7) Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan
gejala harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah
didapatkan dari data subyektif dan obyektif, seperti tertera dibawah ini
Data Objektif:
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku yang non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
5. Rentang Respon
6
Konsep diri dipelajari mulai kontak social dan pengalaman
berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya
dipengaruhi oleh begaimana individu mengartikan pandangan orang lain
tentang dirinya. Konsep diri seseorang terletak pada suatu rentang respons
antara ujung adaptif dan ujung maladaptif, yaitu aktualisasi diri, konsep diri
positif, harga diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
dari dirinya.
c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif
dan merasa lebih rendah dari orang lain.
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
6. Mekanisme Koping
a. Pertahanan jangka pendek
1) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis, seperti
kerja keras, nonton, dan lain-lain.
2) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, seperti
ikut kegiatan sosial, politik, agama, dan lain-lain.
3) Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, seperti
kompetisi pencapaian akademik.
7
4) Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, seperti penyalahgunaan
obat.
b. Pertahanan jangka panjang
1) Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang penting bagi
individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, dan potensi diri
individu.
2) Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai
harapan masyarakat.
3) Mekanisme pertahanan ego
a. Fantasi
b. Disosiasi
c. Isolasi
d. Proyeksi
e. Displacement
f. Marah/amuk pada diri sendiri
8
7. POHON MASALAH
8. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Tindakan Keperawatan:
10
Beri kesempatan pasienuntuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan
klien.
Tindakan Keperawatan:
11
B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri Rendah
a. Asuhan Keperawata Teoritis
1) Pengkajian Harga Diri Rendah
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada
pasiendan keluarga(pelaku rawat).Tanda dan gejala harga diri rendah dapat
ditemukan melalui wawancara dengan pertanyaan sebagai berikut:
Bagaimana penilaian Anda tentang diri sendiri?
Coba ceritakan apakah penilaian Anda terhadap diri sendiri
mempengaruhi hubungan Anda dengan orang lain?
Apa yang menjadi harapan Anda?
Apa saja harapan yang telah Anda capai?
Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?
Apa upaya yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum
terpenuhi?
12
Menurut CMHN (2006), tanda dan gejala harga diri yang rendah
adalah:
Mengkritik diri sendiri
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimis
Penurunan produktifitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera
makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.
6)
Koping Individu Tidak Efektif Koping Keluarga Tidak Efektif
13
Diagnosa Keperawatan
14
Tindakan Keperawatan:
1. Membina hubungan saling percaya, dengan cara:
Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien.
Perkenalkan diri dengan klien: perkenalkan nama dan nama
panggilan yang Perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama
panggilan pasienyang disukai.
Tanyakan perasaan dan keluhan pasiensaat ini.
Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama
klien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana.
Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi.
Tunjukkan sikap empati terhadap klien.
Penuhi kebutuhan dasar pasienbila memungkinkan.
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
klien.
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah :
Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif
pasien(buat daftar kegiatan)
Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian
yang negatif setiap kali bertemu dengan klien.
3. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah :
Bantu pasienmenilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
(pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini.
Bantu pasienmenyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan klien.
4. Membantu pasiendapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
daftar kegiatan yang dapat dilakukan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat
pertemuan.
Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia
tetapkan.
15
Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.
Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan klien.
5. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
Beri kesempatan pada pasienuntuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan.
Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan
pasiensetiap hari.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktivitas.
Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama
pasiendan keluarga.
Beri kesempatan pasienuntuk mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan klien.
17
Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh, dan
melakukan rujukan.
IMPLEMENTASI EVALUASI
18
Tindakan Keperawatan:
Klien:
S: Keluarga
Mendiskusikan kemampuan yang dimiliki klien
Keluarga mengatakan merasa
senang
Membantu pasienmenilai dan memilih kemampuan
yang
berlatih cara merawat anaknya dan
O:Keluarga
Keluarga:
Mampu mempraktekkan cara
. Mendiskusikan masalah dalam merawat
memberi pujian pada anaknya
. Melatih keluarga cara merawat
Rencana Tindak Lanjut:
A: harga diri rendah teratasi
Tgl…bulan… tahun….pukul….
P:
Klien: Latih kegiatan kedua: menyapu
P Klien: merapikan tempat tidur
Keluarga:
sesuai jadwal (bangun tidur pagi
dan
Latihkeluargamerawatkliendengancaramendampingikli
enberl
pkl. 04.00 sore).
19
atihmenyapu.
P Keluarga: mengingatkan
pasienuntuk merapikan tempat
tidur
sesuai jadwal (jika pasienlupa) dan
memberikan pujian setelah
pasienmelakukannya.
Perawat
1. Pengkajian
RUANG RAWAT : Ruang Dahlia TANGGAL DI RAWAT : 20
Agustus 2020
2. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. I (L) Tanggal Pengkajian : 24 agustus
2020
Umur : 35 th RM No. : 0022654
Informan :
3. ALASAN MASUK
sebelum masuk RSJ dua bulan yang lalu pasien mengalami korban
pemerkosaan. Sehingga pasien masuk ke rumah sakit karena menolak untuk
20
bergaul dengan orang lain, sering menyendiri, membanting barang, bicara sendiri,
sulit komunikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah kronis.
4. FAKTOR PREDISPOSISI
3.
Aniaya Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/usia
Aniaya Fisik
35 23
Aniaya Seksual
35 23
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa ± 3 tahun yang lalu, pernah dirawat jalan di RSJ
JAKARTA. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil. Pasien mengatakan sudah
merasa sembuh sehungga malas dan jenuh meminum obat.
Masalah Keperawatan:
21
Masalah Keperawatan :
I. FISIK
1. Tanda vital :TD :130/80mmHg N :80X/menit S :36.5ºC
Rr :24x/menit
2. U k u r : TB :169cm BB : 62 Kg Turun
Naik
Tidak ada
22
II. PSIKOSOSIAL
Genogram
X X X X
- - - - - - -- - - - - -- - - - -- - - -- - - - - -- - - - - - - -- - - - - -- -
- - - - - - - - - - - - - -- - -- - - - - - -- - - - - - - - -- - - - - - - - --
= laki-laki
= perempuan
X = Meninggal
= klien
1. Konsep diri :
a. Citra tubuh : Pasien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai
adalah mata karena bisa melihat.
b. Identitas : Pasien berjenis kelamin perempuan, berumur 23 tahun.
c. Peran : Pasien dalam keluarga adalah kepala keluarga dan
bekerja.
d. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang,
merasa bosan dan ingin bekerja lagi.
23
e. Harga diri : Pasien mengatakan malu berhadapan langsung dengan
orang lain selain ibu, istri dan kedua anaknya, pasien merasa tidak pantas jika
berada diantara orang lain, kurang interaksi sosial.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : menutup diri tidak mau
berinteraksi karena malu
3. Spiritual
a. Pasein mengatakan Nilai dan keyakinan :
Pasien beragama islam, menurut pasien dalam gangguan jiwa adalah gangguan
dari luar yang menganggu seseorang untuk beraktifitas normal
b. Kegiatan ibadah :
Pasien melakukan ibadah sesuai agama yang dianutnya tetapi jarang jarang
Beri tanda “” pada kotak sesuai dengan keadaan pasien boleh lebih dari satu :
1. Penampilan
24
Masalah Keperawatan : Tidak ada
2. Pembicaraan
Cepat V
Keras Gagap Inkoheren
3. Aktivitas motorik
Lesu V Tegang V
Gelisah Agitasi
4. Alam perasaan
Jelaskan : pasien merasa sedih dan ketakutan, dan pasien ingin cepat sembuh dan bisa
bertenu dengan keluarga dan kedua anaknya.
25
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah
5. A f e k
Masalah Keperawatan :
Jelaskan : kontak mata kurang karena pasien menunduk, sesekali klien menengadah,
selalu jawab jika ditanya.
7. Persepsi
Halusinasi
Pengecapan Penghidu
26
Jelaskan : pada saat dikaji klien tidak mengalami gangguan presepsi: Halusinasi
8. Isi Pikir
Jelaskan : tidak ada ditemukan pada klien isi fikir yang disebutkan diatas
9. Waham
27
pembicaraan
Jelaskan : tidak ada ditemukan pada klien proses fikir yang disebutkan diatas
Masalah Keperawatan :
12. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat
28
Jelaskan : pasien dapat berkosentrasi terhadap pertanyaan yang diajukan. Pasien
mampu berhitung sederhana 1-10, pasien mengatakan umurnya 23 tahun
Jelaskan : pasein mampu menilai antara masuk masuk kamar setelah makan atau
membiarkan kursi tidak rapi, pasien memilih membereskan kursi.
Jelaskan : klien tahu dan menyadari kalau dirinya gangguan jiwa dan di rawat di RSJ
1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan : pasien makan tanpa bantuan 3 x sehari, porsi makan 1 piring habis
29
Masalah Keperawatan : tidak ada
2. BAB / BAK
Jelaskan : pasien menggunakan toilet sebagi sarana BAB dan, pasien BAB 1x sehari
dan BAK 3x ssehari
3. M a n d i
Jelaskan : pasien mandi 2x sehari, kondisi rambut sedikit kusut tetapi bersih
4. Berpakaian/ berhias
Jelaskan : pasien memakai baju rapi setiap hari ganti pakaian 1x sehari, menurut
pasien pakaian rapi itu berwarna biru
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
Jelaskan : setelah pasien pulang dari RSJ pasien jarang control, setelah itu pasien
merasa jenuh dan malas minum obat
Masalah Keperawatan :
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
Masalah Keperawatan :
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
31
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan :
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Lainnya Lainnya
32
Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif
Diagnosa medik :
Terapi medik :
Mahasiswa
1. Analisa Data
1. DS :
Klien mengatakan malu dan
tidak berguna.
Klien mengatakan “tidak bisa”
ketika diminta melakukan
sesuatu
Klien selalu mengungkapkan
kekurangannya dari pada
kelebihannya Harga diri rendah kronis
DO :
Klien menunjukkan ekspresi
wajah malu.
Klien tampak kurang bergairah.
Klien tampak menarik diri
Klien tampak mudah marah dan
tersinggung
34
2. Pohon Masalah
Isolasi diri
3. Masalah Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis
4. Diagnosa
1. Harga diri rendah kronis b.d gangguan konsep diri.
35
27/08/20 Harga Diri Pasien a. Setelah 2x SP 1 P:
20 Rendah mampu pertemuan
1. Identifikasi 1. Untuk memahami
mengatasi pasien
kemampuan aspek positif
harga diri mampu
dan aspek penting untuk
rendah yang menyebut
positif yang meningkatkan
dialaminya kan
dimiliki pasien percaya diri serta
kemampu
harga diri
an dan
2. Bantu pasien 2. Untuk memahami
aspek
menilai dan menunjukkan
positif
kemampuan potensi yang
yang
pasien yang dimilki pasien
dimiliki
masih dapat mengubah dirinya
b. Setelah 2x
digunakan menjadi lebih baik
pertemuan
dan berharga
pasien
3. Bantu pasien 3. Untuk membantu
mampu
memilih pasien
menyebut
kegiatan yang menghindari
kan
akan dilatih adanya perubahan
kemampu
sesuai dengan peran akibat
an yang
kemampuan perasaan hdr yang
dimiliki
pasien dialami dan
dan dapat
mencari alternatif
digunakan
koping.
c. Setelah 1x
4. Latih pasien 4. Agar terbiasa
pertemuan
sesuai dalam
pasien
kemampuan mengembangkan
mampu
yang dipilih kemampuannya.
merencana
5. Berikan pujian 5. Aspek positif
kan
yang wajar untuk memberikan
kegiatan
terhadap dukungan rasa
yang
keberhasilan percaya diri dan
sesuai
pasien. meningkatkan
dengan
harga diri.
kemampu
6. Anjurkan 6. Proses untuk
an yang
pasien membiasakan
36
dimilikiny memasukan untuk melakukan
a dalam jadwal aktivitas rutin
d. Setelah 1x kegiatan harian
SP II P:
pertemuan
pasien 1. Evaluasi 1. Untuk melihat
mampu jadwal perkembangan
melakuka kegiatan harian harga diri
n kegiatan pasien pasien.
sesuai 2. Latih 2. Menunjukkan
jadwal kemampuan dan
yang kedua mengembangkan
sudah kemampuan
dibuat pasien miliki
selain
kemampuan
sebelumnya.
3. Anjurkan 3. Proses untuk
pasien membiasakan
memasukkan pasien
dalam jadwal melakukan
kegiatan harian aktivitas rutin
yang dapat
meningktkan
harga diri
pasien.
SP III P:
1. Evaluasi 1. Untuk
jadwal melihat penilaian
kegiatan harian perkembangan
pasien harga diri pasien.
2. Latih 2. Menunjukkan
kemampuan dan
ketiga mengembangkan
kemampuan pasien
37
miliki selain
kemampuan
3. Anjurkan sebelumnya.
pasien 3. Proses untuk
memasukkan membiasakan
dalam jadwal pasien melakukan
kegiatan harian aktivitas rutin yang
dapat meningktkan
harga diri pasien.
Keluarga Setelah 2x SP I K:
mampu pertemuan
1. Diskusikan 1. Memahami
mengatasi keluarga mampu
masalah yang masalah yang
harga diri
a. Mengident dirasakan dirasakan dan
rendah yang
ifikasi keluarga dalam untuk
dialami
kemampu merawat menemukan
pasien
an yang pasien solui
dimiliki terhadap
pasien masalah yang
b. Menyedia ada di
kan keluarga
fasilitas pasien
untuk 2. Jelaskan 2. Memahami
pasien pengertian, bagaimana
melakuka tanda dan proses sebab
n kegiatan gejala harga akibat apa itu
c. Membantu diri rendah harga diri
melatih yang dialami rendah untuk
pasien pasien beserta meningkatka
d. Memberik proses n
an terjadinya pengetahuan
reinforce 3. Jelaskan cara- keluarga
ment saat cara merawat 3. Memahami
pasien pasien harga cara merawat
dapat diri rendah pasie harga
38
melakuka diri rendah
n kegiatan dengan baik
e. Membantu SP II K:
menyusun
1. Latih keluarga 1. Untuk
jadwal
mempraktekka mengetahui
kegiatan
n cara merawat pemahaman
pasien
pasien dengan keluarga
harga diri dalam
rendah mempraktekk
an cara
merawat
pasien
dengan harga
diri rendah
dengan baik
2. Latih keluarga 2. Untuk
melakukan melatih
cara merawat membiasakan
langsung diri pada
kepada pasien pemahaman
harga diri keluarga
rendah dalam
menerapkan
langsung
kepada
pasien
dengan benar
SP III K:
40
Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi
29-08 2020 DS : S:
Klien mengatakan malu dan
- Pasien mengatakan sudah
tidak berguna.
memahami aspek positif penting
Klien mengatakan “tidak bisa”
untuk meningkatkan rasa percaya
ketika diminta melakukan
diri
sesuatu
- Pasien mengatakan sudah sedikit
Klien selalu mengungkapkan
untuk membiasakan untuk
kekurangannya dari pada
melakukan aktivitas rutin
kelebihannya
-
DO :
Klien menunjukkan ekspresi O :
wajah malu. - Pasien tampak adanya perubahan
Klien tampak kurang bergairah. dalam dirinyalebih baik.
Klien tampak menarik diri - pasien mampu merencanakan
Klien tampak mudah marah dan kegiatan yang sesuai dengan
tersinggung kemampuan yang dimilikinya
Tindakan :SP 1 P:
A : Sp 1 tercapai
1. Identifikasi kemampuan dan
P (Planning Pasien) :Lanjut SP 2
aspek positif yang dimiliki
pasien
2. Bantu pasien menilai
kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
3. Bantu pasien memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
4. Latih pasien sesuai kemampuan
yang dipilih
5. Berikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien.
wajah malu. O:
29 Agustus 2020 DS : S:
Klien mengatakan malu dan
- Keluarga pasien mengatakan
tidak berguna.
sudah memahami cara merawat
Klien mengatakan “tidak bisa”
pasien dengan harga diri rendah
ketika diminta melakukan
dengan baik
sesuatu
Klien selalu mengungkapkan O :
kekurangannya dari pada - Keluarga pasien tampak
44
30-08-2020 DS : S:
Klien mengatakan malu dan
- Keluarga pasien mengatakan
tidak berguna.
saya sudah memahami dan
Klien mengatakan “tidak bisa”
mengawasi secara mandiri
ketika diminta melakukan
dalam perawatan pasien di
sesuatu
rumah.
Klien selalu mengungkapkan
- Keluarga pasien menyadari
kekurangannya dari pada
pentingnya peran dan dukungan
kelebihannya
keluarga bagi kesembuhan
DO :
pasien.
Klien menunjukkan ekspresi
wajah malu. O:
P : Hentikan intervensi.
45
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
menurut CMHN (2006), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai dirinya
atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan menganggap dirinya sebagai seseorang
yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Herdman (2012), mengatakan bahwa, harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri
negatif yang berkepanjangan/ perasaan tentang diri atau kemampuan diri Harga diri rendah
46
yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun mengenai “ Asuhan Keperawatan pada Pasien Harga
Diri Rendah” semoga bermanfaat bagi pembaca dan menjadi pengalaman bagi penulis. Atas
kritik dan saran dari pembaca kami ucapkan terima kasih.
47
DAFTAR PUSTAKA
Ah.Yusuf dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Nurhalimah. 2016. Bahan Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Badan PPSDM Kemenkes RI.
Keliak,.Budi Anna, dan Akemat,. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Bandung: Kedokteran EGC
Lampiran
Pertemuan pasien : I
Proses Keperawatan :
Kondisi Klien : DS :
Klien mengatakan malu dan tidak berguna.
Klien mengatakan “tidak bisa” ketika diminta melakukan sesuatu
Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada
kelebihannya
DO :
Klien menunjukkan ekspresi wajah malu.
Klien tampak kurang bergairah.
Klien tampak menarik diri
Klien tampak mudah marah dan tersinggung
Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
Tujuan Khusus : Klien mampu megatasi harga diri rendah yang dialaminya.
Tindakan keperawatan : a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
c. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien.
d. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
f. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”
3. Kontrak :
a. Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah
ibu lakukan ? Setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih dapat ibu lakukan
dirumah sakit. Setelah itu kita nilai, dan latih kegiatan tersebut”.
b. Waktu
“ Berapa lama waktu yang ibu inginkan ? Bagaimana kalau 20 menit “.
c. Tempat
“Ibu mau bercakap-cakap dimana ? Bagaimana kalau di taman ?”.
d. Tujuan interaksi
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
b. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
c. Klien dapat menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan.
d. Klien dapat melatih kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Klien dapat menyusun jadwal harian untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih.
TERMINASI
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
“ Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur
? Ya, ternyata ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit ini.
b. Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement)
“Sekarang Coba ibu jelaskan dan ibu peragakan bagaimana cara merapihkan tempat tidur
yang tadi saya ajarkan? Ya, bagus sekali Nah kemampuan ini dapat juga dilakukan
dirumah setelah pulang. ”
2. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“ Sekarang kita masukan kegiatan tadi ke dalam jadwal harian agar ibu dapat melakukan
kegiatan ini untuk latihan. Mau berapa kali melakukannya dalam sehari ? Dua kali ? Pagi
dan malam sebelum tidur ? Baik kalau begitu jangan lupa memberi tanda M (mandiri)
kalau anda melakukannya tanpa bantuan dan beri tanda B (bantuan) jika dibantu dan T
(tidak) jika tidak dilakukan.
Pertemuan pasien : II
Proses Keperawatan :
Kondisi Klien : DS :
Klien mengatakan malu dan tidak berguna.
Klien mengatakan “tidak bisa” ketika diminta melakukan sesuatu
Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada
kelebihannya
DO :
Klien menunjukkan ekspresi wajah malu.
Klien tampak kurang bergairah.
Klien tampak menarik diri
Klien tampak mudah marah dan tersinggung
Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah (HDR)
Tujuan Khusus : Klien mampu megatasi harga diri rendah yang dialaminya.
Tindakan keperawatan : a. Mengevaluasi jadal kegiatan pasien sebelumnya
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi. Masih ingat dengan saya ? Ya benar, saya suster Leni”
2. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu pagi ini ?”
3. Kontrak :
a. Topik
“Bagaimana , sudah coba merapihkan tempat tidur kemarin sore dan tadi pagi ? Bagus
(kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi) sekarang kita akan latihan kemampuan
kedua. Masih ingat apa kegiatannya ? Benar sekali hari ini kita akan latihan menyapu”.
b. Waktu
“Berapa lama waktu yang ibu inginkan ? Bagaimana kalau 15 menit ? “.
c. Tempat
“Dimana kita melakukannya ? Bagaimana kalau di kamar ibu?”.
d. Tujuan interaksi
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
b. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
c. Klien dapat menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan.
d. Klien dapat melatih kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Klien dapat menyusun jadwal harian untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih.
“Nah, sebelum kita melakukan kegiatan kedua mari kira persiapkan alat alatnya terlebih
dahulu. Ini dia alat-alatnya ini ada sapu dan pengeruk sampah, sekarang saya perlihatkan dulu
caranya yah setelah itu ibu boleh mencobanya sendiri“.
“Nah seperti ini caranya, mudah kan. Coba sekarang ibu lakukan seperti yang saya contohkan
tadi”. “Bagus sekali, ibu dapat melakukannya dengan baik.”
TERMINASI
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
“ Bagaimana perasaan ibu setelah kita melakukan kegiatan yang kedua? Ya, ternyata
banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit ini. Salah satunya
menyapu yang sudah ibu praktikan dengan baik sekali.
b. Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement)
“Sekarang Coba ibu jelaskan dan ibu peragakan bagaimana cara menyapu yang tadi
saya ajarkan? Ya, bagus sekali Nah kemampuan ini dapat juga dilakukan dirumah
setelah pulang. ”
2. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“ Sekarang kita masukan kegiatan tadi ke dalam jadwal harian agar ibu dapat melakukan
kegiatan ini untuk latihan. Mau berapa kali melakukannya dalam sehari ? Dua kali ? Baik
kalau begitu jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau ibu melakukannya tanpa bantuan
dan beri tanda B (bantuan) jika dibantu dan T (tidak) jika tidak dilakukan”.
Proses Keperawatan :
Kondisi Klien : DS :
Klien mengatakan malu dan tidak berguna.
Klien mengatakan “tidak bisa” ketika diminta melakukan sesuatu
Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada
kelebihannya
DO :
Klien menunjukkan ekspresi wajah malu.
Klien tampak kurang bergairah.
Klien tampak menarik diri
Klien tampak mudah marah dan tersinggung
Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah (HDR)
Tujuan Khusus : Klien mampu megatasi harga diri rendah yang dialaminya.
Tindakan keperawatan : a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi. Masih ingat dengan saya ? Ya benar, saya suster Leni”
2. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu pagi ini ?”
3. Kontrak :
a. Topik
“Bagaimana , sudah coba menyapu kamar tidur kemarin sore dan tadi pagi ? Bagus
(kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi) sekarang kita akan latihan kemampuan
kedua. Masih ingat apa kegiatannya ? Benar sekali karena ibu gemar menyulam maka
kita akan menyulam”.
b. Waktu
“Berapa lama waktu yang ibu inginkan ? Bagaimana kalau 25 menit ? “.
c. Tempat
“Dimana kita bercakap-cakap ? Bagaimana kalau di taman?”.
d. Tujuan interaksi
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
b. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
c. Klien dapat menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan.
d. Klien dapat melatih kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Klien dapat menyusun jadwal harian untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih.
“Nah, sebelum kita melakukan kegiatan kedua mari kira persiapkan alatalatnya terlebih dahulu. Ini
dia alat-alatnya, sekarang saya perlihatkan dulu caranya yah setelah itu ibu/bapak boleh
mencobanya sendiri“.
“Nah seperti ini caranya, mudah kan. Coba sekarang ibu lakukan seperti yang saya contohkan tadi”.
“Bagus sekali, ibu dapat melakukannya dengan baik”
TERMINASI
4. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
“ Bagaimana perasaan ibu setelah kita melakukan kegiatan yang ketiga? Ya, ternyata
banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit ini. Salah satunya
menyulam yang sudah ibu praktikan dengan baik sekali.
b. Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement)
“Sekarang Coba ibu jelaskan dan ibu peragakan bagaimana cara menyulam yang tadi
saya ajarkan? Ya, bagus sekali Nah kemampuan ini dapat juga dilakukan dirumah
setelah pulang. ”
5. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“ Sekarang kita masukan kegiatan tadi ke dalam jadwal harian agar ibu dapat melakukan
kegiatan ini untuk latihan. Mau berapa kali melakukannya dalam seminggu ? Dua kali ?
Baik kalau begitu jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau ibu melakukannya tanpa
bantuan dan beri tanda B (bantuan) jika dibantu dan T (tidak) jika tidak dilakukan”.
SP Keluarga : 1
Proses Keperawatan :
Kondisi Klien : DS :
Klien mengatakan malu dan tidak berguna.
Klien mengatakan “tidak bisa” ketika diminta melakukan sesuatu
Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada
kelebihannya
DO :
Klien menunjukkan ekspresi wajah malu.
Klien tampak kurang bergairah.
Klien tampak menarik diri
Klien tampak mudah marah dan tersinggung
Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah (HDR
Tujuan Khusus : keluarga mampu mengatasi HDR yang dialami pasien
Tindakan keperawatan : a. mendiskusikan masalah yang dirasakna keluarga dalam merawat
pasien
b.menjelaskan pengertian tanda dan gejala harga dir renda yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
c.menjelaskan cara merawat pasien harga diri rendah
Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak, perkenalkan saya Leni Marlina mahasiswa jurusan keperawatan
Poltekkes Banten yang sedang praktik klinik di rumah sakit ini.”
“Saya dinas pagi diruangan ini pukul 07.00 – 14.00 WIB. Selama 3 hari yang lalu saya yang
merawat ibu Nani” “sebelumnya Nama bapak siapa?Senang dipanggil apa?” “Jika ada
sesuatu menganai ibu nani bapak dapat menceritakannya kepada saya, siapa tahu saya dapat
membantu.”
2. Evaluasi / Validasi
“bagaimana perasaana bapak melihat kondisi ibu yang seperti ini?
3. Kontrak :
a. Topik
"Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat ibu nani?”
b. Waktu
“ Berapa lama waktu yang bapak inginkan ? Bagaimana kalau 30 menit “.
c. Tempat
“bapak mau bercakap-cakap dimana ? Bagaimana kalau di taman ?”.
d. Tujuan interaksi
1) Keluarga dapat mendiskusikan masalah yang dirasakna keluarga dalam merawat
pasien
2) Keluarga dapat menjelaskan pengertian tanda dan gejala harga dir renda yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
3) Keluarga dapat memahami dan memperaktikkan cara merawat pasien harga diri
rendah
TERMINASI
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
"Bagaimana perasaan Bapak setelah percakapan kita ini mengenai cara merawat Ibu
Nani?
2. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“Nanati setiap kali Bapak mengunjungi Ibu Nani lakukan pujian seperti itu. Nanti di rumah
juga tetap lakukan pujian seperti itu ya pak”
b. Waktu
"Pukul berapa Bapak datang untuk menjenguk ibu nani?
c. Tempat
“Dimana kita akan berincang-bincang pada hari esok? Baik bapak kalua begitu besok kita
berjumpa di sini lagi pukul 10.00 WIB. Kalau begitu saya permisi dulu pak sampi bertemu
besok.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP Keluarga : 2
Proses Keperawatan :
Kondisi Klien : DS :
Klien mengatakan malu dan tidak berguna.
Klien mengatakan “tidak bisa” ketika diminta melakukan sesuatu
Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada
kelebihannya
DO :
Klien menunjukkan ekspresi wajah malu.
Klien tampak kurang bergairah.
Klien tampak menarik diri
Klien tampak mudah marah dan tersinggung
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi. Masih ingat dengan saya ? Ya benar, saya suster Leni”
2. Evaluasi / Validasi
”bapak bagaimana keadaannya hari ini?”
3. Kontrak :
a. Topik
“Baik bapak sesuai kesepakatan kita kemarin hari ini kita akan latihan cara merawat dan
memberi pujian langsung kepada Ibu Nani?”
b. Waktu
“ Berapa lama waktu yang bapak inginkan ? Bagaimana kalau 30 menit “.
c. Tempat
“dimana kita akan berlatih apada hari ini bagaimana jika di ruang kamar ibu nani?”
d. Tujuan interaksi
1) Keluarga mampu memeperaktikan cara merawat pasien harga diri rendah
2) keluarga bisa merawat langsung pasien harga diri rendah
"selamat pagi ibu nani, Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, suami ibu Nani juga ingin
merawat ibu Nani agar ibu Nani cepat pulih." (Kemudian Anda berbicara kepada keluarga sebagai
berikut.) "Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktikkan apa yang sudah kita latihkan pada hari
kemarin, yaitu merawat istri bapak dan memberikan pujian terhadap perkembangan istri Bapak."
(Perawat mengobservasi keluarga mempraktikkan cara merawat pasien seperti yang telah dilakukan
pada pertemuan sebelumnya.) Bagaimana perasaan ibu nani setelah berbincang-bincang dengan
suami ibu?” Baiklah, sekarang saya dan orang suami ibu ke ruang perawat dulu!" (Perawat dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga.)
TERMINASI
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
"Bagaimana perasaan Bapak setelah berlatih merawat istri bapak dan memberikan pujian
atas perkembangan istri bapak? "
b. Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement)
" coba bapak sebutkan bagaimana cara meraat ibu nani sesuai dengan apa yang telah tadi
latihan, bagus sekali bapak. Mulai sekarang Bapak sudah dapat melakukan cara meraat ibu
nani”
2. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“kalau begitu nanti seteiap bapak mengunjungi istri bapak, bapak yang merawat istri bapak ya
tetap di pantau oleh perawat, apa lagi di rumah jika kondisi ibu seperti ini lagi bapak harus bisa
merawat ibu”
3. Kontrak Topik yang akan datang :
a. Topik
“baik bapak bagaimana jika kita besok bertemu lagi untuk membantu bapak membuat
jadwal aktivitas ibu selama dirumah termasuk minum obat dan menjelaskan follow up
setelah ibu nani pulang”
b. Waktu
“jam berapa besok kita akan bertemu? Baik bapak kalau begitu jam 09.00 WIB ya pak?”
c. Tempat
“dimana kita besok akan bertemu pak? Baik kalau begitu besok kita bertemu disini lagi ya
pak, saya permisi dulu sampai bertemu besok”
TERMINASI
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
“bapak bagaimana perasaannya setelah kita berbincang bincang membuat jadwal
aktivitas ibu nani selama dirumah termasuk minum obat dan menjelaskan follow up
setelah ibu nani pulang nanti”
b. Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement)
“ kalau begitu coba bapak sebutkan kembali membuat jadwal aktivitas ibu nani selama
dirumah termasuk minum obat dan menjelaskan follow up setelah ibu nani pulang
nanti?” “ya betul sekali sepertinya bapak sudah paham ya”
2. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“bapak selama ibu di rumah nanti ibu harus melakukan aktivitas sesuai yang telah kita
jadwalkan tadi minimal 1 hari 1 aktivitas dan untuk obatnya tidak boleh terputus ya pak setiap
hari diminum”
3. Kontrak Topik yang akan datang :
a. Topik
“Baik bapak nanti kita bertemu lagi jika ibu nani mengalami perkembangan atau saat
kontrol untuk membicarakan perkembangan ibu nanti dan tindakan berikutnya”
b. Waktu
“untuk waktunya kita lihat 3 hari kedepan mengenai kondisi ibu nanai”
c. Tempat
“nanti kita bertemu diruangan ini lagi ya pak, kalau begitu saya permisi dulu, smapai
jumpa”