DI SUSUN OLEH :
S1 – KEPERAWATAN
www.stikes.ppni.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya butuhkan
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien harga diri rendah
1
BAB II
PENDAHULUAN
self esteem adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
individu akan sifat dan kemampuan interaksi dengan orang lain dan lingkungan,
nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan obyek tujuan serta keinginan
(Tarwoto& wartonah, 2003). Self esteem dipelajari melalui kontak sosial dan
sebagai individu yang utuh. Nilai yang kita taruh atas diri kita sendiri berdasar
penilaian kita sejauhmana memenuhi harapan diri. Harga diri yang tinggi
merupakan nilai positif yang kita lekatkan pada diri yang berakar dari penerimaan
berharga(Dariuszky 2004)
interpersonal di masa atau tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia yan
tidak menyenangkan seperti good me, bad me, not me, merasa sering
yang tidak terpenuhi. Hal ini dapat menimbulkan perasaan ditolak oleh
lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif dapat menyebablan
ditolak, serta tidak dihargai akan mempengaruhi individu. Keadaan seperti ini
diri rendah.
mempengaruhi self esteem. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga
dirinya akan tinggi dan jika mengalami gagal, cenderung harga diri menjadi
rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah
dicintai, kasih sayang dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat 1994).
sejauhmana self-image kita mencapai ideal self. Semakin lebar jarang antara self
image dengan ideal self maka semakin rendah penilaian terhadap diri sendiri dan
self esteem merupakan salah satu kebutuhan dari setiap individu yang yang harus
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa(Depkes RI, 2000).Gangguan
harga diri adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. Harga
diri rendah adalah evaluasi diri perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena
diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama. Jadi harga diri rendah adalah
suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan gagal
penurunan diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
tetapi merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. Gangguan harga diri
Situasional
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privasi yang
pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi
Maturasional
atau kedekatan perpisahan dengan orang tua, evaluasi negative dari orang
orang terdekat.
berulang
(c) Remaja Pada usia remaja penyebab harga diri rendah jenis kelamin,
penuaan.
Kronik
dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau ada pasien
gangguan jiwa.
positif/sesuai, ideal iri yang realistik, konsep diri positif, harga diri tinggi,
penampilan peran yang memuaskan dan identitas yang jelas. Respon konsep diri
sepanjang rentang sehat sakit berkisar dari status ktualisasi diri(paling adaptif)
sebagai berikut:
Gambar :
Respons Mal adaptif
Aktualisasi Diri Konsep diri Harga diri rendah Kerancuan identitas Dipersonalisasi
Keterangan:
1. Respon Adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
a) Aktualisasi diri
masalah
2. Respon mal adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana
b) Kekacauan identitas
Identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan
Tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau
belakangi pengalaman nyata yang sukses dan diterima, ditandai dengan citra
tubuh positve dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga
positif dalam beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan dengan
yang tinggi. Tanda-tanda individu yanv memiliki konsep diri yang positif adalah:
yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Seseorang ini mempunyai rasa
percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang
dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada
jalan keluarnya. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri tidak
Menerina pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa
orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak
sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui
menginstrospeksi orang lain, dan mampu mengubahnya menjadi lebih baik agar
diterima di lingkungannya.
untuk melakukan dengan penyesuaian diri Harga diri (maladjustment). Harga diri
adalah penila pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa
jauh memenuhi ideal diri (stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian
tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika
individu sering gagal. Maka cenderung Harga diri rendah. harga diri yang
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang
dan penerimaan. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja
dan usia lanjut. Daru hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik
2.2 Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
atau kognitif).
Harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini
diri rendah adalah pada masa kecil sering salahkan, jarang di beri pujian atas
hargai dan tidak di beri kesempatan dan tidak di terima. Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan ataupun pergaulan. Harga diri rendah muncul
A. Faktor biologis
b. Kerusakan hipotalamus
d. Kerusakan neurotransmitter
B. Faktor psikologis
C. Faktor sosial .
a. Kemiskinan
D. Faktor cultural
b. Perubahan kultur
tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak reallistis.
2.2.2 Faktor Presipitasi
kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara
situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus
sakit bisa menyebabkan harga diri, harga diri rendah di sebabkan karena penyakit
fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman.
Penyebab lainnya dalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta
perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga. Harga
diri rendah kronik biasanya di rasakan klien sebelum sakit atau sebelum di rawat
klien sudah memilki pikiran negatif dan meningkat saat di rawat. Dipengaruhi
penampilan:
a. Faktor biologis
dengan kenyataan
Equilibrium (keseimbangan)
terganggu
Kecewa/stress
Positif POSITIF
KRISIS
Problema terpecah
-perasaan malu thd diri karena penyakit,
Equilibrium seimbang
kuarang percaya diri, perasaan tidak mampu,
TIDAK ADA KRISIS
pandangan hidup yang pesimis
HARGA DIRI RENDAH
2.4 Tanda Dan Gejala
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit misalnya: malu dan sedih karena rambut menjadi botak
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya: ini tidak akan terjadi jika saya
3. Martabat. Misalnya saya tidak bisa,saya tidak mampu, saya orang bodoh dan
5. Ekspresi malu atau merasa bersalah dan khawatir, menolak diri sendiri.
a) Produktivitas menurun.
d) Penyalahgunaan zat
c. Isolasi social
2.6 Penatalaksanaan
Keliat ( 1999 ) menguraikan empat cara untuk meningkatkan harga diri yaitu :
b. Menanamkan gagaasan
c. Mendorong aspirasi
Indikasi : Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu,
dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi
kegiatan rutin.
Cara kerja: Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya
Kontra indikasi: Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
Depresi.
2) Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg
Indikasi: Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia,
antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif,
daya anti emetik yaitu dengan menghambat sistem dopamine dan hipotalamus.
Pada pemberian oral halloperidol diserap kurang lebih 60–70%, kadar puncak
dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap 2-4 jam. Halloperidol
Efek samping : Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi
gangguan akomodasi.
3) Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
Cara kerja : Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan kedua
glaukoma, ulkus peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung
Efek samping : Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan
takikardi, palpitasi. Pada kulit seperti ruam kulit, urtikaria, dermatitis lain. Pada
dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis supuratif. Pada perkemihan seperti retensi
Terapi yang terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan menggunakan
d. Psikoterapi
individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk
ditujukan padaa kemampuan daan kekurangan pasien. Selain itu juga perlu
penurunan stress dan mengatasi masalah dan perlibatan kembali pasien kedalam
aktivitas.
BAB III
3.1 Pengkajian
terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data
Objektif
Penurunan produktivitas
waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat
usia klien dan No RM, tanggal pengka dan sumber data yang didapat.
rumah sakit apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini. Pada klien dengan harga
diri rendah klien menyendiri, tidak mampu menatap lawan bicara, merasa
tidak mampu.
personal ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien. Memeriksa apakah
ada kekurangan pada kondisi harga diri rendah terjadi peningkatan tekanan
3.1.5 Psikososial
a. Genogram
b. Konsep diri
Gambaran diri
dan bagian yang disukai. Pada klien harga diri rendah klien cenderung
bicara.
Fungsi peran
dengan kurang percaya diri dan motivasi yang kurang dari individu
tersebut.
Ideal diri
dirinya, pada klien dengan harga diri rendah merasa malu terhadap
Tanya orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya
yang dilakukan bila ada masalah, tanyakan apa saja yang diikuti dalam
berhubungan dengan orang lain, minat dalam berinteraksi dengan arang lain.
Dalam hal ini orang yang mengalami harga diri rendah cenderung menarik
3.1.7 Spiritual
Penampilan
apakah ada yang tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara
berpakaian tidak seperti biasanya, kemampuan klien dalam
rendah rambut tampak kotor dan lusuh, kuku panjang dan hitam,
Pembicaraan
Aktivitas motorik
Pada klien dengan harga diri rendah klien kontak kurang (tidak
a. Arus fikir
dilanjutkan kembali).
b. Bentuk Pikir
c. Isi fikir
Tingkat kesadaran
Tingkat konsentrasi klien harga diri rendah menurun karena pemikiran dirinya
Klien harga diri rendah sulit mementukan tujuan dan mengambil keputusan
a. Daya Tilik
(perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu minta
sekarang.
- Mekanisme Koping
Bagaimana dan jelaskan reaksi klien bila menghadapi suatu permasalah
apakah menggunakan cara-cara yang adaptif seperti bicara dengan orang lain,
Mengungkapkan
Tampak mudah
tidak bisa apa-apa.
tersinggung
Mengungkapkan
Tidak mau makan
dirinya tidak
dan tidak tidur
berguna.
Mengkritik diri
sendiri, perasaan
tidak mampu.
dilakukan.
Mengungkapkan
lagi.
jawaban singkat
(ya/tidak).
Menghindari
ketika didekati.
Pohon masalah :
3.3 PERENCANAAN
umum :
Klien mampu
meningkatkan
harga diri
dideritanya
9. sediakan waktu
untuk
mendengarkan
klien
klien bahwa
adalah seorang
bertanggungjawab
serta mampu
menolong dirinya
sendiri
Perencanaan Intervensi Rasional
perasaan lagi
2. saat bertemu
klien, hindarkan
member penilaian
negatif, utamakan
member pujian
yang realistis.
Tujuan khusus Kriteria evaluasi : 1.diskusikan 1. Peningkatan
pengunaan di dimilikinya
dilakukan juga
dalam ADLnya
sehari-hari
melakukan
3. beri contoh cara
sesuatu
pelaksanaan
tidak diketahui
sehingga
mencontohkan
sehingga tidak
melakukan suatu
hal
3.Agar klien
dapat
beraktivitas
juga di rumah
bukan hanya
di rumah sakit
karena
keluarga
adalah orang
yang sehrai-
hari dekat
dengannya
3. Lingkungan
pada klien
HDR juga
sangat
berpengaruh
karena klien
akan merasa
lebih
terhormat jika
lngkungannya
menerimanya
dengan baik,
atau
sebaliknya
3.4 IMPLEMENTASI
masalah keperawatan
SP 1 Pasien
Mengidentivikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
SP 2 Pasien
SP 3 Pasien
SP 1 Keluarga
SP 2 Keluarga
SP 3 Keluarga
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, bantu pasien
rencana harian
a. Fase Orientasi:
pernah T lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang dapat T lakukan.
Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih.
"Di mana kita duduk? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama?
Fase Kerja:
T, apa saja kemampuan yang T miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan
merapika kamar? Menyapu? Mencuci piring... dst. Wah, bagus sekali ada lima
T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan?
Coba kita lihat, yang pertama dapatkah, yang kedua... sampai 5(misal, ada 3
yang masih dapat dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih dapat
dikerjakan."
"Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih dapat dikerjakan" "O yang
nomor satu, merapihkan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang
kita latihan merapikan tempat tidur T" Mari kita lihat tempat tidur T. Coba lihat,
"Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik.
"Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus!
Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita
"T sudah dapat merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
Terminasi:
rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah Tpraktikkan
"Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian T. Mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur Bagus, dua kali yaitu pagi-pagipukul berapa? Lalu
lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapikan tempat tidur? Ya bagus,
cuci piring kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok pukul 8 pagi di
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan
Tujuan:
3. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
Tindakan keperawatan:
2. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya.
Contoh 2
Orientasi
mahasiswa fakultas ilmu keperawatan yang akan bertugas di sini dari jam 08.00-
12.00 siang nanti Apa yang menyebabkan N dibawa ke sini? Apakah N masih
bergaul dengan orang lain dan terus menyendiri saja di dalam kamar? Di mana
saja?"
Kerja
"Coba N ceritakan apa yang menyebabkan N tidak mau bergaul dengan orang
Jika klien diam saja atau menggeleng, maka katakan: "Suster yakin N pasti
"Nah, apa saja? Coba ceritakan ke suster. Bagus, apalagi? Saya buat daftarnya
ya. Apalagi kegiatan lain? Menyanyi misalnya? Atau mengaji Wah bagus sekali
ada enam kemampuan yang N miliki. N, dari enam kemampuan yang dimiliki
mana yang masih bisa dilakukan di rumah sakit? Coba kita lihat yang pertama
dilakukan), wah, bagus sekali masih ada tiga kemampuan yang bisa dilakukan di
rumah sakit. Sekarang coba N pilih salah satu yang mampu dilakukan di rumah
Alquran. N pernah mengaji selama di rumah sakit ini? Bagus sekali. Biasanya
coba N membaca ayat yang N inginkan Bagus sekali bacaan N, pembacaan juga
tepat. Sekarang dilanjut ke ayat yang berikutnya. Nah, sekarang kita sudah
Terminasi
tadi? Ternyata masih banyak kemampuan N yang bisa dilakukan dirumah sakit
ini yang sudah N praktikkan dengan baik sekali Bagaimana kalau kita masukkan
dimasukkan? Bagus sekali. berarti jam 05.30 setelah salat 18.30 setelah salat
Maghrib ya. Baiklah, bagaimana kalau dua jam lagi saya datang dan kita melatih
Kemampuan pasien dan keluarga evaluasi yang dilakukan untuk menilai sejauh
gangguan harga diri rendah lalu untuk menilai factor penghambat dan pendukung
BAB IV
TINJAUAN KASUS
DIRI RENDAH
Ruang : HDR
4.1 PENGKAJIAN
4.1.1 Identitas
a) Identitas Klien
Nama : Tn. Y
Umur : 31 Tahun
Alamat : Mojokerto
Agama : Islam
Pendidika : SMP
Pekerjaan : Petani
No. RM : 03xxxx
b) Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Alamat : Mojokerto
B. Ukuran
Tinggi badan : 179 cm
Berat badan : 62 Kg
C. Kondisi Fisik
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.
4.1.6 PSIKOSOSIAL
A. Genogram
B. Konsep Diri
Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai
adalah mata karena bisa melihat.
Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.
Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah
sebagai anak.
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang,
merasa bosan dan ingin bekerja lagi.
Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan
orang lain selain ibu dan adiknya,klien merasa tidak
pantas jika berada diantara orang lain, kurang interaksi
sosial.
C. Hubungan Sosial
Orang yang dekat dengan klien adalah ibu dan adiknya.
Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering
mengikuti gotong royong didesanya.
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan
/ berobat jalan temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi.
Masalah Kepeawatan : Menarik diri
D. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien shabis
sholat klien berdoa agar cepat sembuh.
1. Makan
Klien makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum ± 6 gelas / hari, mandiri.
2. BAB / BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK ± 4x sehari, mandiri.
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, gosok gigi setiap kali mandi, mandiri.
4. Berpakaian / berhias
Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.
5. Istirahat dan Tidur
Klien lebih banyak tiduran, tidur siang 12.30 WIB 15.00 WIB,tidur malam
jam 20.00WIB 04.30 WIB.
6. Penggunaan obat
Klien minum obat 3x sehari setelah makan. Haloperidol 2x5 mg,
trihexiperidine 2x2 mg.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien sudah pernah periksa diRSJD MENOR tetapi rawat jalan.
8. Kegiatan di Dalam Rumah
Klien dirumah membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah
A. Diagnosa Medis
Schizofrenia
B. Terapi
- Haloperidol 2x5 mg
- Trihexiperidine 2x2 mg
Kamis, 2 S:
Jumat 3 maret S :
2017 Jam
· Klien mau duduk berdampingan dengan
15.30 perawat
O:
· Klien mampu berbincang – bincang dengan
perawat
· Klien mampu merespon tindakan perawat.
A : SP 2 tercapai
Pp :
Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu pertemuan
berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien mampu berkomunikasi,mampu
memulai berbicara dan tidak janggung.
Sabtu 4 maret S :
2017 Jam
· Klien mengatakan cara penilaian positif tidak
17.00 boleh berfikir jelek terhadap orang lain,sopan
santun dan ramah yang diutamakan.
O:
· Klien dapat mengungkapkan perasaannya
A : SP 3 teratasi sebagian
Pp :
lanjutkan SP 1 keluarga
Pk :
Anjurkan klien untuk mempertahankan hubungan
saling percaya berinteraksi secara terarah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
Dalam malakukan perawatan jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling
percaya dan juga membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis
(dokter dan perawat), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan masarakat)
terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat maupun perawat yang
merawat tercapai.
5.2 Saran
1. Klien
2. Keluarga
3. Perawat
Memberi reinforcement
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Ana. . (1992). Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien
Gangguan Jiwa. Jakarta : EGC.