Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN RESIKO BUNUH

DIRI

A. Pengkajian

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan
bunuh diri, terdapat tiga macam perilaku bunuh diri yaitu sebagai berikut:

a) Isyarat bunuh diri


Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan prilaku secara tidak langsung untuk bunuh
diri, misalkan dengan mengatakan, “Tolong jaga anak-anak karena saya
akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.”
Dalam kondisi ini pasien mungkin sudah mempunyai ide untuk
mengakhiri hidupnya, tetapi tidak disertai dengan ancaman dan percobaan
bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa
bersalah, sedih, marah, putus asa, atau tidak berdaya. Pasien juga
mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan
harga diri rendah.
b) Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh paien, berisi keinginan untuk mati
disertai oleh rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat
untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah
memikirkan rencana bunuh diri, tetapi tidak disertai percobaan bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri,
pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
c) Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencedrai atau melukai diri untuk
mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh
diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
Setelah melakukan pengkajian, perawat dapat merumuskan diagnosa
keperawatan berdasarkan tingkat resiko dilakukannya bunuh diri (lihat
pembagian tiga macam perilaku bunuh diri).Jika terdapat data bahwa
pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, diagnosa keperawatan yang
mungkin timbul adalah harga diri rendah. Jika anda telah merumuskan
diagnosa ini, tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan adalah
meningkatkan harga diri pasien.

B. Diagnosa keperawatan
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri,
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah resiko bunuh diri.Jika
perawat telah merumuskan diagnosis, anda harus segera melakukan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien.

C. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasieen dan keluarga terdiri dari tiga macam:
a) Ancaman/percobaan bunuh diri
1. Tindakan keperawatan pada pasien percobaan bunuh diri
a. Tujuan keperawatan
Pasien tetap aman dan selamat
2. Tindakan keperawatan
Melindungi pasien dengan cara:
1)
2) Identifikasi benda-benda berbahaya dan mengancamnya
(lingkungan aman untuk pasien).
3) Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri, buat
daftar aspek positif diri sendiri, latihan afirmasi/berfikir aspek
positif yang dimiliki.
4) Masukkan pada jadwal latihan berfikir positif 5 kali perhari.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN RESIKO BUNUH
DIRI

Strategi Pelaksanaan 1 (SP1)


A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien
Data Subjektif:
a Klien mengatakan keinginan bunuh diri.
b Klien mengatakan ingin mati saja.
c Klien mengatakan rasa bersalah dan keputus asaan.
d Klien berbicara tentang kematian, menayakan dosis obat yang
mematikan.
e Keluarga mengatakan ada riwayat berulang percobaan bunuh diri.
f Klien mengatakan adanya konflik personal.
Data Objektif:
a Klien tampak pasif.
b Klien menunjukkan prilaku yang mencurigakan.
c Klien terlihat depresi.
d Wajah klien tampak murung.
2. Diagnosa Keperawatan: resiko bunuh diri.
3. Tujuan Keperawatan:
a. Klien dapat mengidentifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri.
b. Klien dapat mengidentifikasi benda-benda berbahaya dan
mengancamnya.
c. Klien mengetahui cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh
diri,membuat daftar aspekpositif diri sendiri
4. Tindakan Keperawatan:
a. Identifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri isarat, anacaman
dan percobaan (jika percobaan segera rujuk).
b. Identifikasi benda-benda yang berbahaya.Jauhkan semua
benda-benda yang membahayakan klien (misalakan: pisau, silet,
gelas, dan tali pinggang)
c. Latih klien cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri.Buat
daftar aspek positif dari diri sendiri.
d. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif 5 kali perhari.

B. Rencana Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi A, kenalkan saya adalah perawat B yang bertugas diruang
mawar ini, saya dinas pagi dari jam 08.00 pagi sampai jam 14.00
siang”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaiman perasaan A hari ini?’ Sudah makan belum pagi ini?”
3. Kontrak
Topik: Hari ini suster ingin berbincang-bincang mengenai alasan
mengapa A ingin bunuh diri?
Waktu: Mau berapa lama kita kita berbincang-bincang?”Baiklah
kita akan berbincang-bincang selama 15 menit.
Tempat: Kita mau berbincang-bincang di mana?”Baiklah kita akan
berbincang-bimcang di ruangan ini saja.
Tujuan: Kita berbincang-bincang agar kita saling mengenal.
Fase Kerja
“Selamat pagi A?” Suster akan menemani A selama 15 menit
kedepan.
“Bagaimana perasaan A hari ini?”Hari ini suster ingin berbincang-
bincang dengan A, untuk mendengarkan keluhan A,
Bagaiman?”…”Bagaimana persaan A setelah ini terjadi? Apakah
dengan bencana/kejadian ini A merasa paling menderita di dunia
ini? “Apakah Akehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa
bersalah atau mempersalahkan diri?”Apakah yang menyebabkan
A ada keinginan untuk mengakhiri hidup?”Boleh tidak A sebutkan
benda-benda apa saja yang dapat membahayakan A ? “Apakah A
mempunyai benda tersebut?” Biagaimana kalau benda tersebut
suster pinjam untuk diamankan?” Agar tidak mencedari A.
“Kalau ada yang ingin A ceritakan pada suster, ceritakan saja. Tidak
apa-apa, suster akan menjaga rahasia A dari siapapun.
Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperwatan
a. Evaluasi Subyektif:
“Sekarang bagaiman perasaan A setelah berbincang-bincang
dengan suster?” Senang tidak berbincang-bincang dengan
suster?
b. Evaluasi Objektif:
“Coba A sebutkan lagi benda-benda yang dapat membahayakan
diri A….,Wah bagus sekali.
2. Rencana Tindak Lanjut
Saya harap A mengingat suster dan mengobrol dengan teman atau perawat
yang berdinas, dan usahakan A tidak sendirian ya..
3. Kontrak yang akan datang
▪ Topik :” Bagaimana kalu besok kita bertemu lagi dan
berbincang-bincang lagi tentang hal positif yang
terdapat dalam diri A?
▪ Waktu: “ Bagaimana kalau kita berbincang-bincang
kembali besok jam 10.00 WIB selama 15 menit,
apakah A setuju?
▪ Tempat: “ A besok kita mau berbincang-bincang
dimana? “Bagaimana kalu ditempat ini lagi?”
Baiklah kita bertemu besok lagi ya?

STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP2)


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif:
a. Klien tampak murung dan banyak diam.
b. Klien terlihat tidak bersemangat dan menyendiri.
c. Klien pernah mencoba bunuh diri.
Data objektif:
a. Klien bercerita bahwa hidupnya sudah tidak berguna lagi.
b. Klien mengatakan terkadang ingin bunuh diri.
2. Diagnosa Keperawatan: resiko bunuh diri.
3. Tujuan Keperawatan:
a. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki.
b. Klien mamapu berfikir positif terhadap dirinya
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan berfikir positif diri sendiri ,beri pujian.Kaji ulang
resiko bunuh diri.
b. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri buat daftar
aspek positif keluarga dan lingkungan ,latih afirmasi/berpikir aspek
keluarga dan lingkungan.
c. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang diri,keluarga
dan lingkungan.

B. Rencana Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“Assalamualakum A?” Masih ingat dengan suster?”Hari ini saya kan
bertugas dari jam 08.00 sampai jam 14.00 siang.” Bagaimana
perasaannya hari ini?”
2. Evaluasi/validasi
“A, kemarin kita sudah bercakap-cakap tentang cara mengendalikan
dorongan bunuh diri yang A rasakan.
“Apakah A sudah memperaktekkannya?”
“Boleh suster lihat jadwal latihannya,A?” Bagus!”
3. Kontrak
▪ Topik: “ Seperti janji kita kemarin, hari ini kita akan
bercakap-cakap tentang aspek positif A.” Bagaimana cara
berfikir positif dan menghargai diri sebagai individu yang
berharga.”
▪ Waktu: “Berapa lama A mau kita berbincang-bincang?”
Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?”
▪ Tempat: Kita akan berbincang-bincang disini ya, seperti kemarin
kita sepakati.
▪ Tujuan: “Nah A, nanti suster harapkan A bisa untuk berfikir
positif terhadap diri sendiri.”
Fase Kerja
“Apa pekerjaan A dahulu?”
“Bagaiman prestasi A selama bekerja?”
“Apakah A suka berorganisasi?” Organisasi ap?” Apa jabatan A?”
“Adakah hal-hal yang membahagiakan yang dulu pernah A rasakan?”
“Apakah kegiatan sehari-hari A dahulu?”
“Keterampilan apa yang A miliki?” Apa hobby A?(menjahit)
“wah bagus itu A, tidak semua orang bisa melakukan itu.
“Biasa A ceritakan cara menjahit yang baik?” bagus!”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan A yang ini yach, berapa kali
sehari/seminggu.” A mau menjahit?
“Oh ya A, 3 hari seminggu ya, hari senin, rabu, dan jum’at.”
“Apa yang A harapkan dari kemapuan menjahit ini?”
“Bagaimana pendapat A tentang keluarga A?”Apakah mereka menyayangi
A?”Apakah A juga menyangi kelurga A?”Mereka masih membutuhkan A
?
“Apa yang A fikirkan sekarang?” apakah A tahu apa saja cara yang bisa kita
lakukan agar selalu berfikir positif?”
“Pertama buat daftar ucapan syukur harian. Buatlah minimal 5 hal yang A syukuri
setiap hari. Kedua, berbicara positif pada diri sendiri.Jadikan diri A
sebagai teman bukan musuh, lalu rangkul dan berfikir positif pada diri
sendiri. Ketiga, nayatakan kata-kata positif pada orang lain dan diri sendiri
setiap hari. Keempat, ketahui cita-cita, impian dan minat A. Fokus kepada
hal-hal yang A minati dalam hidup A.” Apakah A mempunyai
impian?”Nah bagus sekali, A sudah mempunyai impian.
“Coba kita masukkan dalam jadwal harian A.
“Apa sajakah menurut A berharga di dalam diri A?”(ini bisa sifat, watak,skill,
pengetahuan, kelebihan)
“Apa sajakah pekerjaan yang menurut A bernilai buat A?”. U ntuk meningkatkan
rasa harga diri A bisa mulai dengan kelebihan yang dimiliki A. Jauhi
hal-hal yang berpotensi menegatifkan perasaan dan fikiran.
Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi Subjektif:
“Bagaimana perasaan A setelah kita bercakap-cakap tentang aspek positif
A?
“Bagaimana cara berfikir positif dan menghargai diri sendiri sebagai
individu yang berharga.”
“Apakah ada yang ingin A tanyakan?
b. Evaluasi Objektif:
“jadi A sudah tahukan tentang aspek positif A?”
Bisa A jelaskan lagi?” Tadikan kita sudah mengetahui cara berfikir
positif dan menghargai diri sebagai individu yang
berharga.”Bagaimana caranya A?”Setelah ini coba A lakukan latihan
bagaimana berfikir posistif dan menghargai diri sebagai
individu yang berharga.” Nanti kalau A ada masalah, A bisa
mempraktekkan cara yang telah dipelajari tadi.
2. Rencana tindak lanjut:
“Ini ada format kegiatan cara berfikir positif dan menghargai diri sendiri.
Nanti kalau A melakukan sesuai jadwal kita,
A kasih tanda contreng disini.
3. Kontrak yang akan datang:
▪ Topik: “Besok kita bertemu lagi ya, A?” Nanti kita akan
membicarakan tentang bagaimana mengatasi masalah
yang efektif A, setuju?
▪ Waktu: ”Baiklah, kita besok akan berbincang-bincang selama
15 menit, bagaimana?”

STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP3)


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan segala sesuatu akan lebih baik jika tidak ada
saya.
Data Objektif:
a. Klien tampak sedih dan murung.
b. Klien terlihat tidak bersemangat
2. Diagnosa Keperawatan: resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan :
a. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
b. Klien dapat mendiskusikan harapan dan masa depan
c. Klien dapat mendiskusikan cara mencapai harapan dan masa depan.
d. Klien dapat melatih cara-cara menciptakan harapan dan masa
depan secara bertahap.
Tidakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri ,keluarga dan
lingkungan.Beri pujian .Kaji resiko bunuh diri
b. Diskusikan harapan dan masa depan
c. Diskusikan cara mencapai harapan dan masa depan
d. Latih cara-cara menciptakan harapan dan masa depan secara
bertahap(setahap demi setahap).
e. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang diri,keluarga
dan lingkungan.

B. Rencana Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum A, saya akan bertugas dari jam 08.00 sampai 14.00.”
Bagaimana perasaan A hari ini?
2. Evaluasi/validasi: Kemarin suster sudah memberikan formulir jadwal
kegiatan sehari-hari, apakah sudah dilakukan oleh A?”Bagus, kalau A
sudah melakukannya?”Apa- apa saja hal yang positif yang dapat A perlu
syukuri?”Bagus!”
3. Kontrak
▪ Topik: “Cara-cara mengatasi masalah A.
▪ Waktu: Seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang-bincang
selama 15 menit di sini ya.
▪ Tempat: Kita akan berbincang-bincang di taman ya, supaya lebih
segar.
▪ Tujuan: Agar A dapat mengatasi masalah dengan tehnik
asertif/yang baik.
Fase Kerja
“Coba ceritaka situasi yang membuat A ingin bunuh diri?” Selain bunuh diri
apalagi kira-kira jalan keluar dari masalah A?”Wow, banyak juga ya A,
nah sekarang coba kita diskusikan tindakan yang menguntungkan dan
merugikan menurut A dari seluruh cara tersebut. “Mari kita acara
mengatasi masalah yang paling menguntungkan! ”Menurut A yang
mana?”Ya, saya juga setuju dengan pilihan A. Sekarang kita buat rencana
kegiatan untuk mengatasi perasaan A , ketika ada ingin bunuh diri dengan
cara tersebut.”
Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan A setelah kita berbincang-bincang ?”
b. Evaluasi Objektif
“Apa cara mengatasi masalah yang A gunakan?”Coba A melatih
cara yang A pilih tadi.”
2. Rencana tindak lanjut:
“Baiklah A, mulai sekarang A tidak perlu gelisah dan dapat
menggunakan kegiatan tersebut untuk mengatasi perasaan ketika
ingin bunuh diri?”Jangan lupa A juga harus meminum obat secara
teratur.
3. Kontrak yang akan datang
▪ Topik: “Tidak terasa sudah 15 menit kita berbincang-
bincang.”Besok kita bertemu lagi ya A untuk
mengidentifakasi pengalaman yang menyenangkan dan
harapan A untuk masa depan.
▪ Waktu: “Kira-kira besok saya akan mengunjungi A pukul 10.00
pagi, bagaimana?”
▪ Tempat: “Bagaimana kalau tempatnya di taman,biar lebih
enak?”Baiklah A kalau begutu saya permisi dulu.

STRATEGI PELAKSANAAN 4 (SP4)


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif:
a. Klien mengatakan sudah melakukan kegiatan sehari-hari sesuai
jadwal yang di buat.
Data Objektif:
a. Klien tidak murung lagi.
b. Klien sudah mulai mengikuti aktifitas di RS.
c. Klien sudah tidak menyendiri lagi.
2. Diagnosa Keperawatan: resiko bunuh diri.
3. Tujuan Keperawatan:
a. Klien mampu berfikir positif tentang diri sendiri, keluarga dan
lingkungannya serta kegiatan yang dipilih .
b. Klien dapat menyebutkan harapan dan masa depan.
c. Klien mengetahui cara mencapai harapan dan masa depan secara
bertahap.
d. Klien dapat melakukan kegiatan mencapai masa depan secara
bertahap
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan berfikir positif tentang diri, keluarga dan
lingkungan serta kegiatan yang dipilih .Beri pujian.
b. Latih tahap kedua kegiatan mencapai masa depan.
c. Masukkan pada jadwal latihan berfikir positif tentang diri,
keluarga dan lingkungan serta kegiatan yang dipilih untuk
persiapan masa depan.

B. Rencana Komunikasi dalam Tindakan Keperawatan


Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“Asalamualaikum A, bagaimana perasan A hari ini?”Saya berdinas dari
jam 08.00 sampai 14.00.
2. Evaluasi/validasi:”Kemarin kita sudah berbincang-bincang tentang cara
mengatasi masalah bunuh diri A?”Bisakah A sebutkan kembali
cara-caranya?”Bagus….
3. Kontrak
Topik: “Hari ini kita akan membahas pengalaman A yang
menyenagkan dan harapan A untuk masa yang akan datang
ya.
Waktu: seperti janji kita kemarin kita akan bertemu jam 10.00 WIB,
kita akan berbincang-bincang selama 15 menit,apakah A
setuju?”Baiklah kalau begitu.
Tempat: Kita akan berbincang-bincang di taman,biar lebih sejuk
dan rilex.
Tujuan: Dengan A mepunyai harpan, maka akan ada lagi
semangat atau dorongan untuk mencapai harapan dalam
hidupnya dan termotivasi untuk bangkit dari rasa putus
asa dan ingin bunuh diri.
Fase Kerja
“Bagaiman perasaan A pagi ini?”Bisakah A ceritakan pengalaman masa lalu A
yang menyenagkan dan berkesan dalam hidup A?
“Apakah A mempunyai harapan atau cita-cita untuk masa depan yang belum
tercapai?”Nah sekarang A harus bersemangat untuk mencapai cita-cita dan
bekerja keras.”Hal apa saja yang ingin A lakukan dalam hidup
ini?”bagus..itu baik sekali.”Apakah keluarga mendukung apa yang di
cita-citakan A selama ini?”Bagus kalau keluarga mendukung apa yang di
cita-ciatakan A.
Fase Terminasi
1. Evaluasi klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi Subjektif
“Sekarang bagaiman perasaan A setelah kita berbincang-
bincang?
b. Evaluasi Objektif
“Coba A sebutkan kembali harapan-harapan dan keinginan yang
ingin A capai.”wah bagus sekali.
2. Rencana tinadak lanjut
“Suster harap setelah pertemuan hari ini, A dapat menata kembali apa
yang di cita-citakan untuk masa depan A dan menjadikan
pengalaman yang menyenagkan dalam kehidupan A sebagai
motivasi.
3. Kontrak yang akan datang
● Topik :” Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi, dan kita akan
evaluasi apa saja yang sudah dapat A lakukan untuk
dalam kegiatan sehari-hari selama di rumah sakit.
● Waktu: “ Kira-kira beasok kita akan bertemu lagi pukul 10.00 pagi,
kita akan berbincang-bincang selama 15 menit tapi jika A
mau lebih dari waktu yang kita sepaki tidak masalah.
● Tempat:” Bagaimana kalau tempatnya disini saja?”Baiklah kalau
begitu suster permisi dulu ya. Selamat siang.”

STRATEGI PELAKSANAAN 5 (SP5)


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan sudah melakukan aktifitas sehari-hari.
b. Klien sudah mulai membuat jadwal apa yang ingin klien
lakukan.
Data Objektif:
a. Klien terlihat tidak murung lagi.
b. Klien terlihat tidak menyendiri lagi.
c. Klien tampak melakukan aktifitas RS.
2. Diagnosa Keperawatan: resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan:
a. Klien dapat melakukan kegiatan latihan peningkatan positif diri
,kleuarga dan lingkungan.
b. Klien dapat melakukan tahapan kegiatan mencapai harapan mas
depan.
c. Klien mampu melakukan kegiatan secara mandiri.
d. Klien mampu mengatasi keinginan untuk bunuh diri.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegitan latihan peningkatan positif diri, keluarga dan
lingkungan . Beri pujian
b. Evaluasi tahapan kegiatan mencapai harapan masa depan.
c. Latih kegiatan harian.
d. Nilai kemampuan yang telah mandiri.
e. Nilai apakah resiko bunuh diri teratasi

B. Rencana Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi A, Masih ingat dengan susterkan?”saya dinas pagi dari jam
08.00 pagi sampai jam 14.00 siang”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaiman perasaan A hari ini?” sudah makan belum pagi ini?”
3. Kontrak
Topik: “Hari ini suster ingin mendengarkan apa yang sudah di A
rencanakan dan apa saja yang sudah A lakukan selama di RS
Waktu:”Kita akan berbincang-bincang sampai 15 menit ya, seperti yang
telah kita sepakati kemarin.
Tempat: “Kita akan berbncang-bincang di sini ya.
Tujuan:”Mengevaluasi kembali apa yang telah di diskusikan dengan
A dari pertemuan pertama sampai ke lima.
Fase Kerja
Assalamualaikum A, hari ini kita akan mendiskusikan apa yang sudah kita
bicarakan selama 5 hari. Bisakah A sebutkan hal positif yang ada dalam
diri A dan aktivitas apa yang sudah di lakukan A?”Bagus
sekali….Cita-cita apa yang A harapkan untuk masa yang akan
dating?”Apakah menurut A bunuh diri itu tindakan yang baik untuk
menyelaesaikan masalah?”Bagaimana cara yang baik dalam mengatasi
masalah yang baik?asertif menurut A?”Bagus sekali….”
Fase Terminasi
“Baiklah kalau begitu, adakah yang ingin A tanyakan kembali kepada
suster?”Pesan suster jangan lupa untuk minum obat setiap hari saat A
sudah pulang kerumah….”Sekarang bagaiman perasaan A setelah kita
beberapa hari bertemu dan berbincang-bincang?”Apakah A sudah merasa
lebih baik?”Baiklah kalau A sudah merasa lebih baik,suster harap A bisa
memecahkan masalah secara asertif di kemudian hari, dan jangan pernah
ada keinginan untuk bunuh diri lagi. Kalau tidak ada lagi yang ingin A
bicarakan, suster ijin pamitan. Sampai jumpa!”

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA


KELUARGA DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

SP 1 keluarga

a) Tujuan keperawatan
1. keluarga mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien .
2. Keluarga menjelaskan pengertian ,tanda dan gejala dan proses terjadinya
resiko bunuh diri.
3. Keluarga menjelaskan cara merawat pasien dengan resiko bunuhdiri.
4. Keluarga melatih cara memberikan pujian hal positif pasien ,memberi
dukungan pencapaian masa depan.
5. Keluarga
b) Tindakan keperawatan
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien.
2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala, serta proses terjadinya resiko
bunuh diri (gukan booklet).
3. Jelaskan cara merawat klien resiko bunuh diri.
4. Latih cara memberikan pujian hal positif pasien, memberi
dukungan pencapaian masa depan.
5. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

❖ Fase Orientasi
“Selamat pagi pak/ibu, kenalkan saya suster B, yang merawat putri bapak dan ibu
di rumah sakit ini”.
“bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara menjaga agar A tetap
selamat dan tidak melukai dirinya sendiri.
“Bagaiman kalu kita di sini saja kita berbincang-bincannya Pak/Bu (sambil kita
awasi terus A).

❖ Fase Kerja
“Bapak/Ibu, A sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan sahabat
karibnya akibat bencana yang lalu, sehingga sekarang A selalu ingin
mengakhiri hidupnya.
“Karena kondisi A yang dapat mengakhiri kehidupannya sewaktu-waktu , kita
semua perlu mengawasi A terus menerus. Bapak/Ibu harus ikut
mengawasi juga. Dalam kondisi serius seperti ini, A tidak boleh ditinggal
sendirian sedikitpun.
“Bapak/Ibu bisa untuk mengamankan barang-barang yang dapat digunakan A
untuk bunuh diri, seperti tali tambang, pisau,silet, dan ikat pinggang.
Semua barang-barang tersebut tidak boleh ada di sekitar A. Selain itu , jika
bicara dengan A harus focus pada hal-hal yang positif, hindarkan
pernyataan negatif. A sebaiknya punya kegiatan positif, seperti melakukan
hobinya, supaya tidak sempat melamun sendiri.”

❖ Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah mengetahui cara mengatasi perasaan
ingin bunuh diri?”
“Coba Bapak dan Ibu sebutkan sekali lagi cara menjaga A tetap selamat dan tidak
melukai dirinya.
“Baiklah, mari kita temani A, sampai ke inginan bunuh dirinya hilang.”

SP 2 Keluarga

a) Tujuan Keperawatan
1. Keluarga memberikan pujian dan penghargaan pada pasien serta
menciptakan suasana positif dalam keluarga.
2. Keluarga melatih cara memberi penghargaan pada pasien dan
menciptakan suasana positif dalam keluarga ,tidak membicarakan keburukan
anggota keluarga.
3. Keluarga membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
b) Tindakan Keperawatan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian dan
penghargaan atas keberhasilan dan aspek positif pasien.Beri pujian
2. Latih cara memberi penghargaan pada pasien dan menciptakan
suasana positif dalam keluarga tidak membicarakan keburukan
anggota keluarga.
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

❖ Fase orientasi
“Assalamu’alaikum Bapak/Ibu bagaimana keadaan anak Bapak/Ibu?
“Hari ini kita akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri.
“Dimana kita akan diskusi, Bagaiman kalau di ruangan wawancara?
“Berapa lama Bapak/Ibu punya waktu untuk diskusi?”

❖ Fase Kerja
“Apa yang Bapak/Ibu lihat dari prilaku atau ucapan A?”
“Bapak/Ibu sebaiknya memperhatikan benar-benar munculnya tanda dan gejala
bunuh diri. Pada umumnya orang yang akan melakukan bunuh diri
menunjukkan tanda melalui percakapan misalnya”Saya tidak ingin hidup
lagi, orang lain lebih baik tanpa saya. Apakah A pernah mengatakannya?”
“Kalau Bapak/Ibu menemukan tanda dan gejala tersebut, maka sebaiknya
Bapak/Ibu mendengarkan ungkapan perasaan dari A secara serius.
Pengawasan terhadap A ditingkatkan, jangan biarkan dia sendirian di
rumah atau jangan dibiarkan mengunci diri di kamar. Kalau menemukan
tanda dan gejala tersebut, dan ditemukan alat-alat yang akan di gunakan
untuk bunuh diri, sebaiknya dicegah dengan meningkatkan pengawasan
dan memberi dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Katakan
bahwa Bapak/Ibu sayang pada A.Katakan juga kebaikan-kebaikan A.”
“Usahakan sedikitnya 5 kali sehari Bapak/Ibu memuji A dengan tulus.”
“Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri , sebaiknya Bapak/Ibu mencari
pertolongan orang disekitar. Apabila tidak dapat di atasi segeralah rujuk
ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan
yang lebih serius. Setelah kembali ke rumah, Bapak/Ibu perlu membantu
agar A terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh dirinya.

❖ Fase Terminasi
“Bagaimana Pak/Ibu, Ada yang mau ditanyakan? Bapak/Ibu dapat ulangi kembali
cara-cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri?”
“Ya bagus. Jangan lupa pengawasannya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan bunuh
diri segera hubungi kami. Kita dapat melanjutkan untuk pembicaraan yang
akan datang tentang cara-cara meningkatkan harga diri A dan
menyelesaikan masalah”.

SP 3 Keluarga

a) Tujuan Keperawatan
1. Keluarga memberikan pujian dan penghargaan pada pasien serta
menciptakan suasana positif dalam keluarga.
2. Keluarga mendiskusikan tentang harapan masa depan serta
langkah-langkah dengan pasien .
3. Keluarga membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian .
b) Tindakan Keperawatan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian dan
penghargaan pada pasien serta menciptakan suasana positif dalam
keluarga.Beri pujian.
2. Bersama keluarga berdiskusi dengan pasien tentang harapan masa
depan serta langkah-langkah
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.

❖ Fase Orientasi
Assalamu’alaikum Pak/bu, sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang ketemu
lagi”.
“Bagaimana pak/bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang akan kita
bicarakan minggu lalu ?
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke A ya?”
“Berapa lama Bapak/Ibu mau kita latihan?”

❖ Fase Kerja
“Sekarang anggap saya A yang sedang mengatakan ingin mati saja, coba bapak
dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan
yang seperti ini”.
“Bagus, betul begitu caranya”.
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada B “.
“Bagus, bagaimana cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadwal?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B”.
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?”
(ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien).
❖ Terminasi
“Bagaiman perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat A di
rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
bapak dan ibu membesuk A”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan
kita akan mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancar
melakukannya”.
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak/ibu”.

SP4 Keluarga

a) Tujuan Keperawatan
1. Keluarga memberikan pujian dan penghargaan pada pasien
serta menciptakan suasana positif dalam keluarga dan kegiatan
awal dalam mencapai harapan masa depan.
2. Keluarga mendiskusikan tentang langkah dan kegiatan
untuk mencapai harpan masa depan.
3. Keluarga mampu mengfollow up pasien ke RSJ/PKM bila
pasien kambuh.
4. Keluarga membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
pujian

b) Tindakan Keperawatan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan
pujian,penghargaan,menciptakan suasana keluarga yang posistif
dan kegiatan awal dalam mencapai harapan masa depan.Beri
Pujian.
2. Bersama keluarga berdiskusi tentang langkah dan kegiatan untuk
mencapai harapan masa depan.
3. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM ,tanda kambuh,rujukan
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

❖ Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum pak dan bu , hari ini A sudah boleh pulang, maka sebaiknya
kita membicarakan jadwal A selama dirumah.
“Berapa lama kita bisa diskusi?, baik mari kita diskusikan.

❖ Fase Kerja
“Pak dan ibu jadwal A selama di rumah sakit, coba perhatikan, dapatkah
dilakukan dirumah?”
“Tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum
obatnya?”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah prilaku yang ditampilkan
oleh B selama dirumah. Kalau misalnya A terus menerus mengatakan
ingin bunuh diri, tampak gelisah dan tidak terkendali serta tidak
memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain, tolong bapak dan ibu segera hubungi
puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak.
Agar puskemas dapat membantu ibu dan bapak dalam merawat A dengan segera,
dan puskesmas yang akan memantau perkembangan A.
❖ Fase Terminasi
“Bapak dan ibu, ada yang belum jelas?” Ini jadwal kegiatan harian A untuk
dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di puskesmas cawang.
Jangan lupa kontrol ke puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak.

SP 5 Keluarga

a) Tujuan keperawatan
1. Keluarga memberikan pujian dan penghargaan pada pasien serta
menciptakan suasana positif dalam keluarga dan membimbing
langkah-langkah mencapai harapan masa depan
2. Keluarga mampu merawat pasien
3. Keluarga mampu melakukan kontrol ke RSJ/PKM.

b) Tindakan keperawatan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan
pujian,penghargaan,menciptakan suasana positif dan membimbing
langkah-langkah mencapai harapan masa depan.Beri pujian.
2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien.
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM.

❖ Fase orientasi
❖ Fase kerja
❖ Fase Terminasi

Anda mungkin juga menyukai