Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

RESIKO BUNUH DIRI DI RUANG ANGGREK


RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

NAMA : DIETRICH MOSES.SOUISA


NPM : 1821000012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MAJU (UIMA)
JAKARTA
2022
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO BUNUH DIRI

Nama : Tn Q
SP :1
Pertemuan : Pertama
Tanggal/Jam : Senin. 28 Maret 2022
A. Proses keperawatan
Kondisi klien :
DS :
 Klien mengatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja
 Klien mengatakan tak ada gunanya hidup
 Klien mengatakan lebih baik mati saja.
DO:
 Klien tampak ada isyarat bunuh diri
 Klien tampak ada ide bunuh diri
 Klien pernah ingin mencoba bunuh diri.
 Klien terlihat menyendiri
 Klien tampak murung
 Klien tak bergairah.
 Ada bekas percobaan bunuh diri.

Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri.

Tujuan khusus
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat terlindung dari bunuh diri.
 Klien dapat mengekspresikan perasaannya.
 Klien tidak dapat melakukan percobaan bunuh diri.

Tindakan keperawatan
 Bina hubungan saling percaya
 Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien.
 Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan klien.
 Melakukan kontrak treatment.
 Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
 Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri.

B. Proses komunikasi dalam pelaksanaan tindakan


1) ORIENTASI
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak. Perkenalkan nama saya Dietrich M.Souisa, sering di panggil
Ais, Nama bapak siapa? Lebih suka dipanggil siapa bapak? Saya adalah
mahasiswa Profesi Ners UIMA Jakarta Selatan, saya praktek disini selama 1
Minggu. Saya praktek pada pagi hari dari pukul 07.00-14.00 WIB.”
b) Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?”
“ Bagaimana tidurnya semalam?
c) Kontrak
Topik :
“Bapak, pagi ini kita bertemu untuk berkenalan dan berbincang-bincang
mengenai masalah yang bapak hadapi?”
Waktu :
“Mau berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat :
Bapak mau berbincang-bincang dimana?” Bagaimana kalau di ruang
makan bapak?”
Tujuan interaksi :
“ Tujuan kita berbincang-bincang hari ini agar kita kenal lebih dekat satu
sama lain dan mengetahui permasalahan yang bapak hadapi ?”.

2) TAHAP KERJA
“Bapak sudah berapa lama dirawat disini? Apa bapak tahu sekarang berada dimana?
Bapak, sekarang coba ceritakan apa yang bapak pikirkan. mengapa bapak berpikir
untuk mengakhiri hidup bapak? Apa peristiwa yang menyebabkan bapak bunuh diri?
Apa bapak pernah menyampaikan ancaman akan bunuh diri? Sudah berapa kali bapak
coba untuk bunuh diri? Bapak, jika ingin mau bunuh diri benda apa yang digunakan
untuk bunuh diri?
“ Bapak, tadi bapak mengatakan ingin bunuh diri karena terkena pemutusan
hubungan kerja dan merasa jika bapak mati bapak akan bahagia. Itu semua tidak
benar bapak, bunuh diri itu dosa, perbuatan yang di murkai Allah, bapak tidak boleh
berpikir seperti itu ya. Baiklah tidak apa-apa bapak menangis, sekarang suster ona
akan mengajarkan cara mengendalikan keinginan bunuh diri, apa bapak mau? Baiklah
jika bapak setuju, begini caranya bapak, disaat bapak terpikir ingin bunuh diri, Bapak
bisa berdoa kepada Tuhan, bapak bisa menceritakan masalah bapak pada istri atau
orang yang ada di sekelilingi bapak atau bapak melakukan aktivitas seperti olahraga
dan bapak bisa berhitung dari 1 sampai 3 lalu setelah itu bapak tarik napas dalam
kemudian tahan sebentar lalu hembuskan lewat mulut seperti itu ya bapak. Bapak
juga bisa sambil membayangkan seseuatu yang membuat bapak bahagia. Nah,
demikian caranya bapak, tadi kan suster sudah mencontohkan, sekarang coba bapak
lakukan sendiri. Nah iya bapak. Benar sekali bapak caranya, sekarang mari kita isi
jadwal kegiatan bapak. Bagus sekali bapak, hari ini bapak mau latihan berapa kali dan
jam berapa saja bapak?
3) TAHAP TERMINASI
a) Evaluasi Subjekif
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dan melakukan tindakan
mengendalikan dorongan bunuh diri?”
b) Evaluasi Objektif
“Bapak, coba ulangi bagaimana teknik napas dalam lalu sambil membayangkan
seseuatu yang membuat bapak bahagia sekali lagi, wah bagus sekali bapak.”
c) Rencana tindak lanjut
“Bapak, Ais berharap bapak bisa menerapkan tindakan mengendalikan yang tadi
suster ajarkkan. Bapak harus melakukan tindakan tersebut setiap rasa keinginan
untuk bunuh diri muncul. jangan lupa untuk memasukkan ke dalam jadwal harian
bapak, beri tanda pada huruf M jika bapak melakukannya sendiri, huruf B jika di
bantu orang lain, huruf T jika bapak tidak melakukannya. Besok suster akan
tanyakan lagi ya ke bapak.”
d) Kontrak yang akan datang
Topik:
“Sesuai perjanjian awal, karena sudah 15 menit maka kita sudahi dulu
ngobrolnya ya bapak. besok kita akan lanjutkan pembicaraan kita
tentang berfikir positif dan menghargai diri sendiri.”
Waktu:
“Jam berapa besok kita bertemu ? Bagaimana kalau pukul 10.00 WIB
bapak? Selama 15 menit ya?”
e) Tempat:
“Bagaimana kalau besok kita bercakap-cakap di taman bapak?” Baiklah
kalau begitu suster pamit dulu ya bapak, kalau ada apa-apa bisa panggil
suster di ruang perawat, mari bapak, selamat pagi.”

Anda mungkin juga menyukai