Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS HASIL LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK

Oleh :
PEBRIANI NELINA ANDOLO
NPM 18200000010

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2020
Nama Tindakan : Analisis hasil laboratorium dan diagnostik
Nama Mahasiswa : Pebriani Nelina Andolo
NPM : 18200100010
Pembimbing : Ns. Nurul Ainul Shifa,S.kep, MKM
Program Profesi : Stase Maternitas
Jenis Kegiatan : Narasi

A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pengertian
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur
pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari
penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum
(dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau
membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes
penunjang lainya, anamnesis, dan pemeriksaan lainya.

2. Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara
lain sebagai berikut:
a. Mendeteksi penyakit
b. Menentukan risiko
c. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
d. Konfirmasi pasti diagnosis
e. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat
menyamarkan gejala klinis
f. Membantu pemantauan pengobatan
g. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit
h. Memantau perkembangan penyakit
i. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak
dijumpai danpotensial
j. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena
tidak didapati penyakit

3. Jenis-jenis
a. Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak,
perlatan medis, begitupun jaringan yang mungkin terinfeksi.
Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikroba patogen.
b. Parasitologi, untuk mengamati parasit, contoh penyakit
disentri dan diare yang disebabkan oleh parasit alat
pemeriksaan dengan mikroskop.
c. Hematologi, untuk mengetahui adanya kelainan darah
seperti anemia (kurang darah), adanya infeksi atau kelainan
sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan
darah akibat kelainan jumlah trombosit.
d. Kimia klinik, mempunyai tujuan untuk mendeteksi awal
adanya virus, memperkirakan status imun seseorang dan
juga dapat digunakan dalam rangka pemantauan respon
pasca vaksinasi.
e. Toksikologi, menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan,
dan toksin lain. Untuk pemeriksaan racun dan keracunan.
f. Imunologi, menguji antibodi contoh penyakit (Hepatitis B).
g. Serologi, menerima sampel serum untuk mencari bukti
penyakit seperti Hepatitis atau HIV.
h. Urinalisis, menguji air seni untuk sejumlah analit.
i. Patologi, bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan
jaringan lain yang dibiopsi pada bedah seperti masektomi
payudara.
j. Sitologi,menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk
membuktikan kanker dan lain-lain.
4. Persiapan Pemeriksaa Laboratorium/spesimen
a. DARAH
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang
menggunakan bahan atau specimen darah. Antara lain :
1) Darah Rutin :
a) Hemoglobin/HB Untuk mendeteksi adanya penyakit
anemia dan ginjal
b) Hematokrit/HT Mengukur konsentrasi sel darah merah
dalam darah
c) Trombosit Mendeteksi adanya trombositopenia dan
trombositosis 
2) Darah Kimia :
a) SGPT ( serum glumatik piruvik transaminase )
Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi
adanya kerusakan hepatoseluler.
Cara : ambil darah + 5- 10 ml dari vena, masukan pada
tabung, hindari hemolisis, berikan label dan tanggal
b) Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi
kemampuan albumin yang disintesis oleh hepar, yang
bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar
seperti luka bakar , gangguan ginjal.
Cara : ambil darah + 5-10ml dari vena, masukan pada
tabung, berikan label dan tanggal
c) Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi
penyakit pada ginjal, luka bakar dan kehamilan. Cara :
ambil darah + 5-7ml dari vena, masukan pada tabung,
berikan label dan tanggal
d) Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi
kadar bilirubin. Bilirubin direct dilakukan untuk
mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/
neoplasma, hepatitis. Bilirubin indirect dilakukan untuk
mendeteksi adanya anemia, malaria.
Cara : ambil darah + 5-10ml dari vena, masukan pada
tabung, hindari hemolisis, berikan label dan tanggal
e) Ekstrogen
Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi
disfungsi ovarium, gejala menopause dan pasca
menopause.
Cara : ambil darah + 5-10ml dari vena, masukan pada
tabung

f) Gas Darah Arteri


Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk
mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa yang
disebabkan oleh gangguan respiratorik/ gangguan
metabolic.
Cara: ambil darah + 1-5ml dari arteri, dengan spuit dan
jarum berisikan hepain. berikan label dan tanggal
g) Gula Darah Puasa
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanaya
diabetes.
Cara : ambil darah + 5-10ml dari vena, masukan ke
dalam tabung, puasakan makan dan minum 12 jam
sebelum pemeriksaan
h) Gula Darah Postprandial Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mendeteksi adanya diabetes, pemeriksaan
dilakukan setelah makan.
Cara : ambil darah + 5-10ml dari vena 2 jam setelah
makan pagi/siang, masukan ke dalam tabung
i) Gonadotropin Korionik Manusia ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi
kehamilan.
Cara : ambil darah + 5-10ml dari vena, masukan ke
dalam tabung, berikan label dan tanggal

b. URINE
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang
menggunakan bahan atau specimen urine.
Antara lain :
1) Asam urat Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi
berbagai kelainan pada penyakit ginjal, eklampsia,
keracunan timah hitam dan leukemia. Cara : tampung
urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/ tabung,
berikan label dan tanggal pengambilan
2) Bilirubin Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi
penyakit obstruktif saluran empedu, penyakit hepar dan
kanker hepar.
Cara : gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk
pemeriksaan bilirubiuria, tetskan urine + 5 tetes pada
tempat pemeriksaan asbestos- cellulose, masukan tablet
dan tambahan 2 tetes air, hasil positif jika warna biru/
ungu, hasil negative jika warna merah
3) Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya
kehamilan. Cara : anjurkan puasa 8-12 jam cairan, ambil
urine 60ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 14
jam, berikan label dan tanggal
Jenis urine
1) Urine sewaktu Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila
diperlukan pemeriksaan.
2) Urine pagi Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien
bangun tidur
3) Urine pasca prandial Urine yang pertama kali dikeluarkan
setelah pas
4) Urine 24 jam Urine yang dikumpulkan selama 24 jam
Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen urine antara
lain, pemeriksaan uriilinogen untuk menentukan kadar
kerusakan hepar, penyakit hemolisis dan infeksi berat.
Pemeriksaan urinealisasi digunakan untuk menentukan berat
jenis kadar glukosa dan pemeriksaan lainnya.

c. FESES
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi
adanya kuman seperti, salmonella, shigella, escherichiacoli,
staphylococcus dll.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
2. Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup
3. Feses jangan dicampur dengan urine
4. Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri.
5. Berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan
pemeriksaan

d. SPUTUM
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan
untuk mendeteksi adanya kuman.
Persiapan alat
1) Tempat sputum yang tertutup
2) Botol tempat specimen
3) Formulir dan etiket
Cara kerja
1) Minta pasien membatukkan dahak/sputumnya ke dalam
tempat yang sudah disiapkan.
2) Ambil kurang lebih 5 cc sputum, lalu masukkan ke dalam
botol.
3) Pasang etiket dan isi formulir lalu segera kirim ke
laboratorium

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pengertian
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah
kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Hasil
suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam
membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta
menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

2. Tujuan
a. Uji diagnostik untuk mendeteksi penyakit.
b. Uji diagnostik untuk memperkuat kondisi sebenarnya. Hal ini
dilakukan bila kita telah menduga bahwa seseorang
menderita suatu penyakit tertentu lalu dilakukan
pemeriksaan untuk memperkuat dugaan tersebut.
c. Uji diagnostik untuk menyingkirkan dugaan adanya penyakit.
Cara ini merupakan kebalikan dari memperkuat dugaan
adanya penyakit yang berarti untuk menyingkirkan dugaan
adanya penyakit.

3. Jenis-jenis
a. Ultrasonografi ( USG )
b. Rontgen
c. Pap Smear (Papanicolaou Smear)
d. Mammografi
e. Endoskopi
f. Kolonoskopi
g. CT. Scaning
h. Eeg
i. Ekg

4. Persiapan dan perawatan pemeriksaan diagnostik


a. Ultrasonografi ( USG )
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di
atas permukaan kulit/ di rongga tubuh menghasilkan suatu
ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan
untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi
berbagai kelainan pada abdomen, otak, jantung dan ginjal.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1) Lakukan informed consent
2) Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12
jam sebelum pemeriksaan USG aorta abdomen, kantung
empedu, hepar, limpa dan pankreas.
3) Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan
dilakukan USG
4) Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan
dan ke belakang diatas permukaan kulit.
5) Lakukan antara 10-30 menit
6) Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam
keadaan gelisah
7) Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk
mencegah masuknya udara.
8) Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua )
pelvis dan ginjal pasien ketiga, pemeriksaan dilakukan
pada saat kandung kemih kosong.
9) Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas
secara perlahan- lahan
10) Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua
perhiasan dari leher dan jepit rambut dari kepala.
b. RONTGEN
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan
pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x untuk
melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai
organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung
kemih, tenggorokan dan rangka.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1) Lakukan informed consent
2) Tidak ada pembatasan makanan / cairan
3) Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA (Posterior
Anterior) dapat dilakukan dengan posisi berdiri dan PA
lateral dapat juga dilakukan.
4) Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas
pada wakru pengambilan foto sinar x.
5) Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan
untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung.
6) Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju
kain, pasien tidur terlentang dengan tangan menjauh dari
tubuh serta testis harus dilindungi.
7) Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu
harus dlepaskan sebelum pelaksanaan foto.
8) Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka
anjurkan puasa dan immobilisasi pada daerah fraktur.
c. PAP SMEAR (Papanicolaou Smear)
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan
untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker,
mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons
terhadap kemoterapi dan radiasi.
Persiapan dan pelaksanaan :
1) Lakukan informed consent
2) Tidak ada pembatasan makanan dan cairan
3) Anjurkan pasien untuk tidak melakukan irigasi vagina
( pembersihan vagina dengan zat lain ) memasukan obat
melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-
kurangnya 24 jam
4) Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air
megalir dimasukan ke vagina .
5) Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian
pindahkan ke kaca mikroskop dan dibenamkan ke dalam
cairan fiksasi.
6) Berikan label nama dan tanggal pemeriksaan
d. MAMMOGRAFI
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang
dilakukan pada bagian payudara untuk mendeteksi adanya
kista / tumor dan menilai payudara secara periodik.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1) Lakukan informed consent
2) Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
3) Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher
4) Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka
5) Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu
per satu diatas meja kaset sinar x.
6) Lalu lakukan pemeriksaan
e. ENDOSKOPI
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk
mendeteksi adanya kelainan pada saluran cerna.
Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer
f. KOLONOSKOPI
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid
untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran colon.
Contoh: varises, hemoroid, neoplasma, dll
g. CT. Scaning
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih
dalam dan terlokalisir serta khusus.
Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen
h. EEG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada
otak (melihat kelainan pada gel. Otak)
Indikasi : epilepsy, trauma capitis Dengan memasangkan
elektroda pada bagian kepal klien.
i. EKG Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem
hantaran/konduksi dari jantung
indikasi : MCI, Angina fektoris, gagal jantung
C. DAFTAR PUSTAKA
http://veryjulius.blogspot.co.id/2013/07/makalah-pemeriksaan-
diagnostik.html Kusmiyati, Yuni. 2008. Penuntun Belajar
Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya
https://sites.google.com/site/penawaranjasadaninformasi/silabu
s-dan-ilmukeperawatan/pemeriksaan-diagnostik

Anda mungkin juga menyukai