By:
Rachmah Berta Tia
PENDAHULUAN
MATERI
2
Pengenalan
1
Pendahuluan
Sampel
Pemeriksaan
3 4
Kimia Klinik Pengenalan Pemeriksaan
Pengenalan Sampel Urine Urine
5
Sampel Feses
Penyebab Positif
dan Negatif Paksu
6 7
Pemeriksaan
Feses
PENDAHULUAN
KLINIK
ILMU KIMIA KLINIK
Ilmu kimia klinik digunakan dalam pemeriksaan
kimia klinik di laboratorium guna mencari tahu
KIMIA KLINIK
penyakit dan dapat mendiagnosis penyakit serta
Kimia klinik adalah sebuah ilmu yang digunakan dapat juga menyekrining sehingga dapat
untuk menganalisis substansi yang terdapat di dalam menentukan bentuk pengobatan yang tepat,
jenis cairan tubuh (biasanya darah) yang mana di mengawasi pengobatan, serta menentukan
dalamnya terdapat “produk sampling”. risiko dari pengobatan tersebut
Pemeriksaan makroskopik/fisik
Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan kimia
3
Pemeriksaan kimia urine mencakup pemeriksaan glukosa,
protein (albumin), bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis,
darah (hemoglobin), benda keton (asam asetoasetat
dan/atau aseton), nitrit, dan leukosit esterase (CLSI, 2001)
GINJAL
RENAL CIRCULATION AND GROSS ANATOMY
PENGENALAN SAMPEL URINE
01
Urin rutin : dikerjakan pada setiap penderita tanpa indikasi,
digunakan sebagai dasar pemeriksaan lebih lanjut
(makroskopis,sedimen,kimia)
(+) (-)
POSITIVE Negative
FESES
(1) (2)
Pengenalan sampel Pemeriksaan
PENGENALAN SAMPEL
FESES
Mendeteksi adanya bakteri, jamur, cacing, maupun virus
pada saluran pencernaan.
Sebagai parameter pencernaan yang membantu diagnosa
disfungsi usus, sehingga tidak diperlukan prosedur invasif.
Membantu mengetahui perawatan yang tepat.
Mengetahui berapa banyak patogen yang memiliki potensi
untuk diisolasi dan diidentifikasi.
Mendeteksi adanya gangguan pencernaan gizi atau sindrom
malabsorbsi.
Menemukan perdarahan di dalam saluran pencernaan.
Mendeteksi kanker atau polip prakanker pada usus besar.
Mengetahui adanya alergi susu sapi, terutama pada bayi.
Menemukan penyebab masalah dari gangguan saluran
pencernaan.
Memeriksa kadar enzim pada tinja pasien gangguan
pencernaan.
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS
Pada pemeriksaan makroskopis akan diperiksa
hal-hal berikut:
Warna : Warna normal pada feses adalah
kecoklatan atau kuning.
Konsistensi : Konsistensi normal feses adalah
agak lunak dan berbentuk.
Jumlah : Pada keadaan normal, jumlah tinja
manusia adalah 100-250 gram/hari.
Bau : Bau normal pada tinja disebabkan oleh
indol, skatol, serta asam butirat.
Lendir : adanya sedikit lendir dalam tinja adalah
normal.
Darah : adanya campuran darah segar
menandakan perdarahan pada saluran
pencernaan bawah.
Parasit : Pada infeksi parasit, kista parasit bisa
ditemukan pada tinja yang padat, sedangkan
trofozoit bisa ditemukan pada tinja yang cair.
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Pemeriksaan mikroskopis merupakan langkah yang penting dalam
mendeteksi abnormalitas pada usus. Pemeriksaan mikroskopis
merupakan pemeriksaan diagnostik yang digunakan untuk melihat
adanya leukosit, jenis protozoa, dan telur cacing.
Identifikasi Parasit
Untuk pemeriksaan parasit, diperlukan minimal 3 sampel. Contohnya
pada kasus Giardiasis, pemeriksaan positif hanya didapati 50-70% jika
hanya digunakan 1 sampel, namun menjadi 90% pada sampel ketiga.
Pengumpulan sampel dilakukan pada hari yang berbeda.
Berikut ini adalah beberapa parasit yang bisa diidentifikasi dari
pemeriksaan feses:
Giardia lamblia
Ascaris lumbricoides
Ancylostoma sp
Strongyloides stercoralis
Enterobius vermicularis
TERIMA
KASIH