LAPORAN PRAKTIKUM
“PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN”
OLEH
BAB 1 PENDAHULUAN
keadaan normal terdapat dalam urin. Tes urin tidak hanya dapat memberikan
fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai
organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal, dll
(Naid, 2014).
Tes urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik atau sedimen
dan pemeriksaan kimia urin. Tes mikroskopik untuk melihat eritrosit, leukosit, sel
epitel, torak, bakteri, kristal, jamur dan parasit. Pemeriksaan makroskopik adalah
untuk menilai warna, kejernihan dan bau. Analisis makroskopik secara fisik
meliputi tes warna, kejernihan, bau, berat jenis dan pH. Analisis kimiawi meliputi
tes protein, glukosa, keton, darah, bilirubin, urobilinogen, nitrit,dan lekosit
esterase (Naid, 2014).
Terdapat beberapa jenis spesimen urin berdasarkan waktu pengumpulan,
yaitu urin sewaktu, urin pagi pertama, urin pagi ke dua, urin 24 jam dan urin
postprandial (Riswanto dan Rizki, 2015).
a. Urin sewaktu (Random)
Urin sewaktu yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang yang tidak
ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk
pemeriksaan rutin (Hanifah, 2012).
b. Urin pertama pagi
Urin pertama pagi setelah bangun tidur adalah yang paling baik untuk
diperiksa. Urin satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan
yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan.
Urin pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin, serta tes
kehamilan berdasarkan adanya HCG (Human Chorionic Gonadothropin)
dalam urin. Sebaiknya urin yang diambil adalah urin porsi tengah (midstream
urin) (Riswanto dan Rizki, 2015).
c. Urin pagi kedua
Spesimen ini dikumpulkan 2 – 4 jam setelah urin pagi pertama (first morning
urin). Spesimen ini dipengaruhi oleh makanan dan minuman dan aktivitas
tubuh, tetapi spesimen ini lebih praktis untuk pasien rawat jalan (Riswanto
dan Rizki, 2015).
d. Urin 24 jam
VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH
15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Urin 24 jam diperlukan untuk penetapan kuantitatif suatu zat dalam urin.
Cara untuk mengumpulkan urin 24 jam yaitu diperlukan botol besar,
bervolume 1½ liter atau lebih yang dapat ditutupi dengan baik. 13 Botol ini
harus bersih dan biasanya memerlukan sesuatu zat pengawet (Hanifah,
2012).
e. Urin 2 jam post prandial
Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria. Merupakan urin
yang pertama kali dilepaskan 1½ - 3 jam setelah makan (Hanifah, 2012).
Seringkali sampel urin datang ke laboratarium sudah tidak segar lagi dan
telah dikeluarkan beberapa jam sebelumnya. Klinisi sering mengalami kesulitan
untuk tepat mengirim sampel urin sehingga hasil yang diharapkan banyak tidak
sesuai dengan kondisi klinis pasien. Padahal tes urin dapat banyak memberikan
informasi tentang disfungsi ginjal. Bahan tes yang terbaik adalah urin segar
kurang dari 1 jam setelah dikeluarkan. Penundaan antara berkemih dan
urinalisis akan mengurangi validitas hasil, analisis harus dilakukan tidak lebih
dari 4 jam setelah pengambilan sampel. Apabila dilakukan penundaan tes dalam
4 jam maka disimpan dalam lemari es pada suhu 2- 4ºC. Urin yang dibiarkan
dalam waktu lama pada suhu kamar akan menyebabkan perubahan pada urin.
Unsur-unsur berbentuk di urin (sedimen) mulai mengalami kerusakan dalam 2
jam (Naid, 2014).
Wadah Spesimen Urin. Botol penampung (wadah) urin harus bersih dan
kering. Adanya air dan kotoran dalam wadah berarti adanya kuman-kuman yang
kelak berkembang biak dalam urin dan mengubah susunannya. Wadah urin 14
yang terbaik adalah yang berupa gelas dengan mulut lebar yang dapat disumbat
rapat dan sebaiknya urin dikeluarkan langsung ke wadah tersebut. Jika hendak
memindahkan urin dari wadah ke wadah lain, kocoklah terlebih dahulu, supaya
endapan ikut terpindah. Berilah keterangan yang lengkap tentang identitas
sampel pada wadah spesimen (Gandasoebrata, 2013).
Pemeriksaan urin ini merupakan cara yang paling murah, mudah dan penting
untuk mengevaluasi adanya kelainan pada ginjal dan saluran kencing (Firdausa,
2018)
2.2 Uraian Sampel
VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH
15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
- Diambil 1-2 tetes dengan pipet tetes ke objek glass dan ditutup dengan
dek glass
- Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran awal 10x dilanjutkan
pembesaran 40x
1. Menggunakan lensa objektif 10x untuk melihat silinder,kristal,epitel,
dan elemen lain
2. Menggunakan lensa objektif 40x untuk melihat eritrosit dan leukosit.
2. Pemeriksaan zat organik
a. Pemeriksaan glukosa urin
1) Dimasukkan 5 mL reagen benedict ke dalam tabung reaksi kemudian
diteteskan 8 tetes urin
2) Dicelupkan tabung ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit
atau panaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit.
3) Diangkat dan dikocok perlahan-lahan, setelah itu, diamati warnanya
- Nilai normal adalah Negatif (-): larutan tetap biru jernih atau sedikit
kehijau-hijauan agak keruh tanpa endapan
- Positif 1 (1+): Hijau kekuningan keruh (glukosa 0,5-1,0 gr%)
- Positif 2 (2+): Kuning kehijauan keruh (glukosa 1,0-1,5 gr%)
- Positif 3 (3+): Hijau (glukosa 2-3,5 gr%)
- Positif 4 (4+): Jingga/merah (glukosa 3,5-4,0 gr%)
b. Pemeriksaan Protein Urin
1) Dituangkan urin yang jernih ke tabung reaksi sampai kira-kira 2/3 penuh
2) Dipanaskan pada bagian atas tabung selama kurang lebih 2 menit dan
timbul kekeruhan. Bagian bawah tabung dipakai sebagai pembanding
(kontrol). Kekeruhan yang timbul dapat disebabkan oleh protein,
karbonat, dan fosfat.
3) Ditambahkan 2-5 tetes asam asetat 10% untuk melarutkan fosfat dan
karbonat
4) Dipanaskan lagi pada bagian atas tabung, kekeruhan yang timbul
adalah presipitasi protein .
Interpretasi pemeriksaan protein urin:
4.2 Pembahasan
Urin atau air seni merupakan airan sisa yang dieksresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh memlalui proses urinisasi.
Sistem ekskresi sangat berperan penting dalam tubuh dengan cara mengatur
konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau cairan tubuh. Dimana ekskresi
urin itu sedniri sangat berperan penting dalam membuang molekul-molekul sisa
atau zat hasil metabolisme dalam darah.
Fungsi utama urin itu sendiri adalah untuk membuat zat sisa sepeerti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Selain itu urin tidak hanya merupakan
cairan buangan yang dikeluarkan oleh tubuh tetapi juga dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya suatu penyakit atau infeksi yang terjadi di dalam tubuh
seseorang maka hal tersebut mendasari pemeriksaan urin.
Pemeriksaan urin adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
memggunakan bahan atau specimen dari urin dimana pemeriksaan urid dapat
menentukan ataupun mendiagnosa suatu penyakit yang sedang diderita oleh
seseorang. Pemeriksaan urin dapat meliputi pemeriksaan fisika urin meliputi
bobot jenis, warna, bau, pH, sedimen urin, dan jenis urin serta pemeriksaan zat
organik meliputi pemeriksaan glukosa urin dan pemeriksaan protein urin.
Adapun tujuan praktikum ini yaitu mampu melakukan pemeriksaan urin
dengan pemeriksaan fisika urin serta zat organik yang meilputi warna, bau, pH,
bobot jenis, sedimen urin, pemeriksaan glukosa dan protein. serta mampu
menganalisis dan menginterpretasikan data klinik pemeriksaan fisika maupun
zat organik specimen urin.
Pada praktikum kali ini kita akan melakukan pemeriksaan fisika dan zat
organik dalam urin meliputi pemeriksaan warna, bau,pH, bobot jenis, sedimen
urin,glukosa urin, dan protein urin.
Untuk tahapan pertama yaitu pemeriksaan fisika yang meliputi warna,
bau, pH, sedimen urin dan bobot jenis urin. Untuk warna urin yang warna normal
yaitu kuning muda sampai kuning tua dan warna urin yang didapatkan pada
percobaan ini adalah warna kuning muda, Warna urin memenuhi syarat karena
sesuai dengan warna normal urin. Untuk bau urin yang normal yaitu bila bau
asam-asam organik yang mudah menguap atau bau khas dan bau urin yang
didapatkan pada percobaan ini adalah bau busuk. Bau urin ini tidak memenuhi
syarat karena tidak sesuai dengan bau urin normal dan Untuk pemeriksaan pH
urin yang normal yaitu 4,8-7,4 dan pH urin yang didapatkan pada percobaan ini
adalah 8. pH urin tidak memenuhi syarat karena tidak masuk di range pH normal
yang harusnya 4,8-7,4.
Untuk pemeriksaan sedimen urin, pemeriksaan ini menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x. Pada percobaan ini hal yang di
amati merupakan Eritrosit, Leukosit, dan Kristal asam urat, Untuk percobaan
Eritrosit dan Leukosit tidak ada, namun pada Kristal asam urat di temukan pada
urin yang menandakan adanya batu ginjal.
Untuk pemeriksaan bobot jenis urin dengan menggunakan piknometer,
untuk volume piknometer yang digunakan yaitu 25mL, berat piknometer kosong
yaitu 27,10gram, berat urin yaitu 39,10gram, dan berat piknometer tambah urin
yaitu 66,2gram. hasil bobot jenis yang didapatkan yaitu 1,564 g/mL dimana hasil
tersebut tidak memenuhi persyaratan karena untuk nilai bobot jenis urin yang
normal adalah antara 1,015 hingga 1,025 g/ml.
Untuk tahapan kedua yaitu pemeriksaan zat organik yaitu pemeriksaan
glukosa dan protein. Untuk pemeriksaan glukosa menghasilkan larutan atau
endapan yang terbentuk warna kuning kehijauan keruh. dari hasil tersebut dapat
ditanyakan bahwa sampel urin positif (2+) ditandai dengan terjadi perubahan
warna yakni kuning kehijauan keruh dimana terdapat glukosa sekitar 1-1,5gr%
didalam urin yang diperiksa. Untuk perubahan warna tersebut terjadi akibat
adanya reaksi glukosa dalam urin mereduksi cupri sulfat menjadi cupro sulfat
yang terlihat adanya perubahan warna pada larutan reagen benedict.
Untuk pemeriksaan protein urin menghasilkan larutan atau endapan yang
terbentuk amat keruh dengan gumpalan berkeping keping. dari hasil tersebut
dapat dinyatakan bahwa sampel urin positif 3(+) ditandai dengan terlihatnya
kekeruhan dengan gumpalan berkeping-keping dimana terdapat protein 0,2-0,5
gr% didalam urin yang diperiksa. Kekeruhan terjadi akibat proses pemanasan
yang menibulkan kekeruhan dimana itu menandakan adanya protein, karbonat
dan fosfat. lalu dengan penambahan asam asetat menghilangkan karbonat dan
fosfat tersisa protein yang mengendap.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum kali ini untuk pemeriksaan fisika urin
didapatkan hasil bahwa warna urin memenuhi syarat sedangkan untuk bau an
pH urin tidak memenuhi syarat. Untuk pemeriksaan sedimen urin tedapat Kristal
asam urat namun tidak terdapat eritrosit dan leukosit ini menandakan bahwa
tidak memenuhi syarat urin normal. Untuk pemeriksaan bbot jenis urin tidak
memenuhi syarat. sedangkan untuk pemeriksaan zat organik urin, pemeriksaan
glukosa urin hasilnya positif (2+), hasil ini menandakan adanya penyakit
diabetes dan untuk pemeriksaan protein urin hasilnya positif (3+), hasil ini
menandakan adanya gangguan pada ginjal.
5.2 Saran
Ada baiknya untuk video simulasi dibuat lebih singkat, padat dan jelas
agar pada saat ditampilkan para pratikan mudah memahami dan tidak
mengantuk
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Diketahui :
Ditanyakan :
Penyelesaian :
( ) ( )
= 1,564 g/mL
SKEMA KERJA
- Pemeriksaan pH urin
1)Disiapkan alat
1)Dipipet urin ke
dan bahan yang
dalam plat tetes
digunakan
1)Dicelupkan
1)Diamati nilai kertas lakmus/pH
pH dan dicatat pada urin
1)Dimasukkan 10 mL urin ke
1)Disiapkan alat dan bahan yang dalam tabung dan diputar selama
digunakan 5 menit dengan kecepatan 1500-
2000 rpm
1)Setelah disentrifuge,
supernatannya dibuang dan
1)Diamati dibawah mikroskop diambil endapannya (sedimen
dengan pembesaran awal 10x urin). Diambil 1-2 tetes dengan
dilanjutkan pembesaran 40x pipet tetes ke objek glass dan
ditutup dengan dek glass
1)Dimasukkan 5 mL reagen
1)Disiapkan alat dan bahan benedict ke dalam tabung
yang digunakan reaksi kemudian diteteskan 8
tetes urin
1)Dicelupkan tabung ke
1)Diangkat dan dikocok dalam air mendidih selama
perlahan-lahan, setelah itu, kurang lebih 5 menit atau
diamati warnanya panaskan diatas api selama
kurang lebih 2 menit.