Anda di halaman 1dari 27

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS


MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM
“PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN”

OLEH

NAMA : VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER


STAMBUK : 15020180098
KELAS : C5C6
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : PUTRI NURFAUZIAH

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia klinik merupakan ilmu tentang pemahaman dalam menganalisis


berbagai cairan tubuh atau specimen jaringan atau tentang fisologi dan proses
biokimia tubuh dalam keadaan normal maupun terjadi penyakit.
Pada pemeriksaan klinis salah satu specimen yang biasanya digunakan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu urin. Dimana urin merupakan
cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinari.
Pemeriksaan yang sering digunakan dalam pengelolaan penyakit disebut
Urinalisis. Urinalisis merupakan salah satu tes yang seing diminta oleh para
klinis, Tes ini dapat membantu diagnosis, mendapatkan informasi mengenai
fungsi organ dan metabolisme tubuh, juga dapat mendeteksi kelainan
asimpomatik, mengikuti perjalanan penyakit serta pengobatan. Urinalisis
diindikasikan pada pasien penderita gangguan enddokrin, gangguan pada ginjal
atau traktus urinarius, monitoring pasien dengan diabetes, kehamilan, kasus
toksikologi atau over dosis obat.
Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh specimen yang berkualitas.
Meskipun urin yang diambil secara acak (random) atau urin sewaktu cukup
bagus untuk pemeriksaan, namun urin pertama di pagi hari adalah yang paling
baik. Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan.
Tes urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, atau sedimen
dan pemeriksaan kimia urin. Pemeriksaan makroskopik adalah untuk menilai
warna, kejernihan dan bau. Analisis makroskopik secara fisik meliputi tes warna,
kejernihan, bau, berat jenis, dan pH. Pemeriksaan mikroskopik untuk melihat
eritrosit, leukosit, sel epitel, torak, bakteri, Kristal, jamur dan parasit. Sedangkan
untuk Analisis kimiawi meliputi tes protein, glukosa, keton, darah, bilirubin,
urobilinogen, nitrit, dan lekosit esterase.
Pada praktikum kali ini kita akan melakukan pemeriksaan fisik dan zat
organik dalam urin meliputi pemeriksaan warna, bau,pH, bobot jenis, sedimen
urin,glukosa urin, dan protein urin.

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk menentukan atau
menganalisis data klinis dari specimen urin dengan menentukan berat jenis Urin,
melakukan pemeriksaan fisika Urin, Dan melakukan pemeriksaan zat organik
dalam Urin.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisika urin meliputi pengujian
warna, bau, pH, bobot jenis, dan sedimen urin (mikroskopik)
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan zat organik dalam urin meliputi
pengujian glukosa dan protein
3. Mahasismwa mampu menganalisis dan menginterpretasikan data klinis
pemeriksaan fisika spesimen urin
4. Mahasismwa mampu menganalisis dan menginterpretasikan data klinis
pemeriksaan zat organik dalam spesimen urin

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Urin adalah cairan sisa yang di eksresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinary. Ekskresi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga hemostasis cairan tubuh (Naid,2014).
Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut. Di dalam
urin terkandung bermacam – macam zat, antara lain (1) zat sisa
pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak, (2) zat warna
empedu yang memberikan warna kuning pada urin, (3) garam, terutama NaCl,
dan (4) zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan obat –
obatan serta juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh
misalnya hormon (Ethel, 2003).
Urinalisis adalah pemeriksaan urin (air seni) untuk medeteksi dan
mengukur berbagai macam zat yang keluar dari urin. Bentuknya bisa berupa
urinalisis rutin (wet urinalysis), urinalisis khusus (sitologi), atau reagen dipstick
(Nuari, 2017).
Indikasi tes urin adalah untuk tes saring pada tes kesehatan, keadaan
patologik maupun sebelum operasi, menentukan infeksi saluran kemih terutama
yang berbau busuk karena nitrit, leukosit atau bakteri, menentukan kemungkinan
gangguan metabolisme misalnya diabetes melitus atau komplikasi kehamilan,
menentukan berbagai jenis penyakit ginjal seperti glomerulonephritis, sindroma
nefrotik dan pyelonephritis (Naid, 2014).
Tes fungsi ginjal mempunyai tujuan untuk mendeteksi kemungkinan
kerusakan ginjal pada seorang pasien yang mempunyai gangguan pada ginjal
atau menentukan derajat kerusakan fungsi ginjal yang diketahui sakit (Nuari,
2017).
Tes urin telah lama dikerjakan dan sering dilakukan karena sampel
mudah didapatkan dan teknik tes tidak begitu sulit. Tes urin rutin (urinalisis)
bertujuan untuk menunjukkan adanya zat-zat yang dalam keadaan normal tidak
terdapat dalam urin, atau menunjukkan perubahan kadar zat yang dalam

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

keadaan normal terdapat dalam urin. Tes urin tidak hanya dapat memberikan
fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai
organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal, dll
(Naid, 2014).
Tes urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik atau sedimen
dan pemeriksaan kimia urin. Tes mikroskopik untuk melihat eritrosit, leukosit, sel
epitel, torak, bakteri, kristal, jamur dan parasit. Pemeriksaan makroskopik adalah
untuk menilai warna, kejernihan dan bau. Analisis makroskopik secara fisik
meliputi tes warna, kejernihan, bau, berat jenis dan pH. Analisis kimiawi meliputi
tes protein, glukosa, keton, darah, bilirubin, urobilinogen, nitrit,dan lekosit
esterase (Naid, 2014).
Terdapat beberapa jenis spesimen urin berdasarkan waktu pengumpulan,
yaitu urin sewaktu, urin pagi pertama, urin pagi ke dua, urin 24 jam dan urin
postprandial (Riswanto dan Rizki, 2015).
a. Urin sewaktu (Random)
Urin sewaktu yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang yang tidak
ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk
pemeriksaan rutin (Hanifah, 2012).
b. Urin pertama pagi
Urin pertama pagi setelah bangun tidur adalah yang paling baik untuk
diperiksa. Urin satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan
yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan.
Urin pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin, serta tes
kehamilan berdasarkan adanya HCG (Human Chorionic Gonadothropin)
dalam urin. Sebaiknya urin yang diambil adalah urin porsi tengah (midstream
urin) (Riswanto dan Rizki, 2015).
c. Urin pagi kedua
Spesimen ini dikumpulkan 2 – 4 jam setelah urin pagi pertama (first morning
urin). Spesimen ini dipengaruhi oleh makanan dan minuman dan aktivitas
tubuh, tetapi spesimen ini lebih praktis untuk pasien rawat jalan (Riswanto
dan Rizki, 2015).
d. Urin 24 jam
VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH
15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Urin 24 jam diperlukan untuk penetapan kuantitatif suatu zat dalam urin.
Cara untuk mengumpulkan urin 24 jam yaitu diperlukan botol besar,
bervolume 1½ liter atau lebih yang dapat ditutupi dengan baik. 13 Botol ini
harus bersih dan biasanya memerlukan sesuatu zat pengawet (Hanifah,
2012).
e. Urin 2 jam post prandial
Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria. Merupakan urin
yang pertama kali dilepaskan 1½ - 3 jam setelah makan (Hanifah, 2012).
Seringkali sampel urin datang ke laboratarium sudah tidak segar lagi dan
telah dikeluarkan beberapa jam sebelumnya. Klinisi sering mengalami kesulitan
untuk tepat mengirim sampel urin sehingga hasil yang diharapkan banyak tidak
sesuai dengan kondisi klinis pasien. Padahal tes urin dapat banyak memberikan
informasi tentang disfungsi ginjal. Bahan tes yang terbaik adalah urin segar
kurang dari 1 jam setelah dikeluarkan. Penundaan antara berkemih dan
urinalisis akan mengurangi validitas hasil, analisis harus dilakukan tidak lebih
dari 4 jam setelah pengambilan sampel. Apabila dilakukan penundaan tes dalam
4 jam maka disimpan dalam lemari es pada suhu 2- 4ºC. Urin yang dibiarkan
dalam waktu lama pada suhu kamar akan menyebabkan perubahan pada urin.
Unsur-unsur berbentuk di urin (sedimen) mulai mengalami kerusakan dalam 2
jam (Naid, 2014).
Wadah Spesimen Urin. Botol penampung (wadah) urin harus bersih dan
kering. Adanya air dan kotoran dalam wadah berarti adanya kuman-kuman yang
kelak berkembang biak dalam urin dan mengubah susunannya. Wadah urin 14
yang terbaik adalah yang berupa gelas dengan mulut lebar yang dapat disumbat
rapat dan sebaiknya urin dikeluarkan langsung ke wadah tersebut. Jika hendak
memindahkan urin dari wadah ke wadah lain, kocoklah terlebih dahulu, supaya
endapan ikut terpindah. Berilah keterangan yang lengkap tentang identitas
sampel pada wadah spesimen (Gandasoebrata, 2013).
Pemeriksaan urin ini merupakan cara yang paling murah, mudah dan penting
untuk mengevaluasi adanya kelainan pada ginjal dan saluran kencing (Firdausa,
2018)
2.2 Uraian Sampel
VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH
15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Urin Normal (Pearce, 2006 : 305-306)


Komposisi : Air (96%), urea (2%), dan natrium klorida (2%)
Warna : Bening oranye pucat tanpa endapan
Bau : Tajam dan khas
Reaksi : Sedikit asam terhadap lakmus
pH rata-rata :6
Berat jenis : 1010-1025.
2.3 Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 2014 : 63)
Nama Resmi : PURIFIED WATER
Nama Lain : Air Murni
Rumus Molekul : H2O
BM : 18,02
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Pelarut.
2. BENEDICT(Ditjen POM,2014 : 1740 )
Nama resmi : TEMBAGA II SULFAT
Nama lain : Kupri Sulfat
Berat Molekul : 159,61
Rumus molekul : CuSO4
Pemerian : Serbuk putih atau keabuan, bebas dari sedikit warna biru.
Penambahan sedikit air, mengakibatkan perubahan
warna menjadi biru.
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi kualitatif untuk uji glukosa
3. ASAM ASETAT (Ditjen POM, 2020 : 169)

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Nama Resmi : GLACIAL ACETIC ACID


Nama Lain : Asam AsetatGlasial
RM/BM : C2H4O2 / 60,05
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas, menusuk; rasa


asam jika diencerkan dengan air.Mendidih pada suhu
ebih kurang 118. Bobot jenis lebih kurang 1,05.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol dan dengan
gliserol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik , pada suhu ruang
4. NATRIUMASETAT (Ditjen POM, 2020 : 2235)
Nama Resmi : NATRIUM ASETAT
Nama Lain : Natrium Asetat
BM/ RM : 136,08 / NA2C2H3O23H2O
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk atau massa putih keabuan, higroskopik.


Kegunaan : Murni pereaksi
5. NATRIUMKARBONAT (Ditjen POM, 1979: 400)
Nama Resmi : NATRII CARBONAS
Nama Lain : Natrium karbonat
BM/ RM : 124,00 / NA2CO3.H2O
Rumus Struktur :

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih


Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai Zat tambahan
6. NATRIUMSITRAT(Ditjen POM, 2020: 1237)
Nama Resmi : SODIUM CITRATE
Nama Lain : Natrium sitrat
BM/ RM : 258,07 / C6H5Na3O7
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih


Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air; sangat mudah
larut dalam air mendidih; tidak larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
2.4 Prosedur Kerja (Anonim, 2021)
1. Pemeriksaan Fisika Urin
a. Pemeriksaan Warna Urin
- Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
- Dipipet kurang lebih 5 mL urin kedalam tabung reaksi
- Diamati warna urin dalm posisi serong pada cahya tembus

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

- Hasil pengamatan warna nyatakan dengan : tidak berwarna,


kuning,kuning muda,kuning tua kemerahan, merah coklat, biru kehijauan
,hitam, gelap, kuning kecoklatan, dan berbusa
b. Pemeriksaan Bau Urin
- Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
- Dipipet kurang lebih 5 mL urin kedalam tabung reaksi.
- Dicium bau urin dengan mengibas-kibaskan telapak tangan diatas
tabung reaksi wadah yang berisi sampel urin sampai tercium bau daro
urin tersebut.
- Hasil pengamatan bau dinyatakan dengan bau makanan, bau obat-
obatan , mau amoniak, bau ketonuria, atau bau busuk.
c. Pemeriksaan pH Urin
- Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
- Dipipet urun kedalam plat tetes
- Dicelupkan kertas lakmus/pH pada urin
- Diamati nilai pH dan dicatat
d. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
- Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
- Ditimbang piknometer kosong
- Dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer
- Ditimbang piknometer + urin
- Dicatat masing-masing bobotnya
Perhitungan BJ Urin
BJ Urin = Berat piknometer dan urin – berat pikno kosong
Volume urin
e. Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)
- Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
- Dimasukkan urin 10 mL urin kedalam tabung dan putar selama 5 menit
dengan kecepatan 1500-2000 rpm
- Setelah disentrifuge, supernatannya dibuang dan diambil endapannya
(sedimen urin)

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

- Diambil 1-2 tetes dengan pipet tetes ke objek glass dan ditutup dengan
dek glass
- Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran awal 10x dilanjutkan
pembesaran 40x
1. Menggunakan lensa objektif 10x untuk melihat silinder,kristal,epitel,
dan elemen lain
2. Menggunakan lensa objektif 40x untuk melihat eritrosit dan leukosit.
2. Pemeriksaan zat organik
a. Pemeriksaan glukosa urin
1) Dimasukkan 5 mL reagen benedict ke dalam tabung reaksi kemudian
diteteskan 8 tetes urin
2) Dicelupkan tabung ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit
atau panaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit.
3) Diangkat dan dikocok perlahan-lahan, setelah itu, diamati warnanya
- Nilai normal adalah Negatif (-): larutan tetap biru jernih atau sedikit
kehijau-hijauan agak keruh tanpa endapan
- Positif 1 (1+): Hijau kekuningan keruh (glukosa 0,5-1,0 gr%)
- Positif 2 (2+): Kuning kehijauan keruh (glukosa 1,0-1,5 gr%)
- Positif 3 (3+): Hijau (glukosa 2-3,5 gr%)
- Positif 4 (4+): Jingga/merah (glukosa 3,5-4,0 gr%)
b. Pemeriksaan Protein Urin
1) Dituangkan urin yang jernih ke tabung reaksi sampai kira-kira 2/3 penuh
2) Dipanaskan pada bagian atas tabung selama kurang lebih 2 menit dan
timbul kekeruhan. Bagian bawah tabung dipakai sebagai pembanding
(kontrol). Kekeruhan yang timbul dapat disebabkan oleh protein,
karbonat, dan fosfat.
3) Ditambahkan 2-5 tetes asam asetat 10% untuk melarutkan fosfat dan
karbonat
4) Dipanaskan lagi pada bagian atas tabung, kekeruhan yang timbul
adalah presipitasi protein .
Interpretasi pemeriksaan protein urin:

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

- Nilai normal adalah Negatif (-): tidak ada kekeruhan


- Positif 1 (1+): Ada kekeruhan tapi tidak tampak berbutir-butir (Protein
0,01-0,05 gr%)
- Positif 2 (2+): Ada kekeruhan dan tampak berbutir-butir (Protein 0,05-
0,2 gr%)
- Positif 3 (3+): Amat keruh dengan gumpalan berkeping-keping (Protein
0,2-0,5 gr%)
- Positif 4 (4+): Kekeruhan tebal dan bergumpal-gumpal (Protein >0,5
gr%

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah deg glas, gegep
kayu, lampu spiritus, pipet tetes, pipet volume, mikroskop, objek glas, tabung
reaksi, tabung sentrifuge, termometer, rak tabung, piknometer, pot plastik,
sentrifuge dan timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Aquadest, Asam
asetat glasial, Reagen Benedict, Urin Pagi, dan Urin Sewaktu,
3.3 Cara Kerja
A. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Warna
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet sebanyak 5 mL ke dalam tabung reaksi
- Diamati warna urin dalam posisi serong dalam cahaya tembus
- Interpretasi hasil pemeriksaannya yaitu urin tidak berwarna, kuning
muda, kuning tua, kemerahan, merah coklat, kuning merah, biru
kehijauan, hitam gelap, kuning kecoklatan, dan berbusa
2. Pemeriksaan Bau
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 5mL ke dalam tabung reaksi
- Dicium bau urin dengan mengibaskan tangan di atas sampel sampai
tercium
- Interpretasi hasil pemeriksaannya yaitu urin beraroma makanan, obat,
amoniak, ketonuria, dan busuk.
3. Pemeriksaan Ph
- Disiapkan alat dan bahan
- Dicelupkan kerta pH ke dalam urin
- Dibiarkan beberapa saat dan angkat
- Diamati nilai pH dan catat hasilnya
4. Pemeriksaan Bobot Jenis

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

- Disiapkan alat dan bahan


- Ditimbang piknometer kosong dan catat hasilnya
- Dipipet urin hingga mencapai mulut piknometer, tutup lalu bersihkan
- Ditimbang piknometer + urin lalu catat
- Masukkan ke dalam rumus dan hitung BJnya.
B. Pemeriksaan Sedimen
- Disiapkan alat dan bahan
- Dimasukkan masing masing 10mL urin ke dalam tabung sentrifuge
dengan posisi yang saling berhadapan
- Disentrifuge sampel selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm
- Dinyalakan dan jika selesai nantinya akan terhenti secara otomatis dan
keluarkan tabungnya
- Dibuang lapisan atas (supernatant) lalu kocok tabung homogen
- Diambil 1-2 tetes ke dalam objek glass dan ditutup dengan dec glass
- Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x
C. Pemeriksaan Zat Organik
1. Pemeriksaan Glukosa
- Disiapkan alat dan bahan
- Masukkan 5mL reagen benedict ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan sebanyak 8 tetes urin
- Panaskan tabung reaksi diatas lampu spiritus selama 2 menit atau
celupkan dalam air mendidih selama 5 menit
- Diangkat dan dikocok perlahan lalu amati warnanya
- Interpretasi hasil praktikum, sebagai berikut :
 Nilai normal negative jika larutan tetap berwarna biru atau sedikit
kehijauan agak keruh tanpa endapan
 Positif 1, jika larutan berwarna kekuningan keruh
 Positif 2, jika larutan berwarna kuning kehijauan keruh
 Positif 3, jika larutan berwarna hijau
 Positif 4, jika larutan berwarna jingga / merah
2. Pemeriksaan Protein
- DIsiapkan alat dan bahan
VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH
15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

- Dituangkan urine jernih ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh


- Dipanaskan sekitar 2 menit dan timbul kekeruhan
- Ditambahkan 2-5 tetes asam asetat 10%
- Dipanaskan lagi sekitar 2 menit
- Kekekruhan timbul karena prespitasi protein
- Interpretasi hasil praktikum
 Nilai normal adalah negatif, jika tidak ada kekeruhan
 Positif 1, jika ada kekeruhan tapi tidak tampak berbutir-butir
 Positif 2, jika ada kekeruhan dan tampak berbutir-butir
 Positif 3, jika amat keruh dengan gumpalan berkeping-keping
 Positif 4, jika kekeruhan tebal dan bergumpal

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


1. Pemeriksaan Warna, Bau, dan pH urin

No. Penilaian Hasil

1. Warna normal urin Kuning muda - sampai kuning tua


Hasil warna urin Kuning muda
2. Bau urin normal Bau khas
Hasil bau urin Bau Busuk
3. pH urin normal 4,8 - 7,4
Hasil pH urin 8
4. *Kesimpulan
a. Warna urin a. Warna urin memenuhi syarat karena sesuai
dengan warna normal urin
b. Bau urin b. Bau urin tidak memenuhi syarat karena
berbau busuk/ amoniak, tidak sesuai dengan
c. pH urin bau urin normal
c. pH urin tidak memenuhi syarat karena tidak
masuk di range pH normal yang harusnya 4,8-
7,4 tetapi hasil pH urin yang diperoleh adalah 8

2. Pemeriksaan Sedimen Urin


Hasil
Penilaian

Eritrosit Tidak ada


Leukosit Tidak ada
Kristal asam urat ada

Gambar eritrosit = jika ada Tidak ada

Gambar leukosit = jika ada Tidak ada

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Gambar Kristal asam urat = jika ada

3. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin


Penilaian Hasil
Volume piknometer = … mL 25 mL
Berat pikno meterkosong 27,10 gram
=……gram
Berat Piknometer + urin 66,2 gram
=….. gram
Berat urin = ……… gram 39,10 gram
Rumus perhitungan BJ urin ( ) ( )
:

Hasil BJ urin = ……… 1,564 g/mL


Nilai normal BJ urin = 1,015-1,025 g/mL
Kesimpulan : Tidak memenuhi persyaratan karena hasilnya
melebihi batas range BJ normal Urine

4. Pemeriksaan Zat Organik


- Pemeriksaan Glukosa Urin
No. Penilaian Hasil
Larutan/endapan yang terbentuk
1. Hasil percobaan
berwarna Kuning Kehijauan Keruh

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Glukosa dalam urine akan mereduksi


cupri sulfat menjadi cupro sulfat yang
terlihat adanya perubahan warna pada
larutan reagen benedict
2. Proses Reaksi

*Hasilnya adalah positif (2+) dengan


pengamatan warna yakni kuning
kehijauan keruh yang menandakan
3. Kesimpulan terdapat glukosa sekitar 1-1,5 gr% pada
urine yang diperiksa tersebut

- Pemeriksaan Protein Urin


No. Penilaian Hasil
Larutan/endapan yang
terbentuk amat keruh
1. Hasil percobaan
dengan gumpalan
berkeping-keping

Urine dipanaskan selama 2


menit hingga timbul
kekeruhan dimana pada
kekeruhan tersebut terdapat
protein, karbonat dan fosfat.
Kemudian ditambahkan Asam
asetat untuk menghilangkan
2. Proses Reaksi
karbonat dan fosfat agar
diketahui adanya protein yang
mengendap.

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

*Hasilnya adalah positif (3+)


dengan pengamatan larutan
terlihat keruh dengan
gumpalan berkeping-keping
,dimana terdapat protein 0,2-
3. Kesimpulan
0,5 gr% di dalam urine yang
diperiksa.

4.2 Pembahasan
Urin atau air seni merupakan airan sisa yang dieksresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh memlalui proses urinisasi.
Sistem ekskresi sangat berperan penting dalam tubuh dengan cara mengatur
konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau cairan tubuh. Dimana ekskresi
urin itu sedniri sangat berperan penting dalam membuang molekul-molekul sisa
atau zat hasil metabolisme dalam darah.
Fungsi utama urin itu sendiri adalah untuk membuat zat sisa sepeerti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Selain itu urin tidak hanya merupakan
cairan buangan yang dikeluarkan oleh tubuh tetapi juga dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya suatu penyakit atau infeksi yang terjadi di dalam tubuh
seseorang maka hal tersebut mendasari pemeriksaan urin.
Pemeriksaan urin adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
memggunakan bahan atau specimen dari urin dimana pemeriksaan urid dapat
menentukan ataupun mendiagnosa suatu penyakit yang sedang diderita oleh
seseorang. Pemeriksaan urin dapat meliputi pemeriksaan fisika urin meliputi
bobot jenis, warna, bau, pH, sedimen urin, dan jenis urin serta pemeriksaan zat
organik meliputi pemeriksaan glukosa urin dan pemeriksaan protein urin.
Adapun tujuan praktikum ini yaitu mampu melakukan pemeriksaan urin
dengan pemeriksaan fisika urin serta zat organik yang meilputi warna, bau, pH,
bobot jenis, sedimen urin, pemeriksaan glukosa dan protein. serta mampu
menganalisis dan menginterpretasikan data klinik pemeriksaan fisika maupun
zat organik specimen urin.

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Pada praktikum kali ini kita akan melakukan pemeriksaan fisika dan zat
organik dalam urin meliputi pemeriksaan warna, bau,pH, bobot jenis, sedimen
urin,glukosa urin, dan protein urin.
Untuk tahapan pertama yaitu pemeriksaan fisika yang meliputi warna,
bau, pH, sedimen urin dan bobot jenis urin. Untuk warna urin yang warna normal
yaitu kuning muda sampai kuning tua dan warna urin yang didapatkan pada
percobaan ini adalah warna kuning muda, Warna urin memenuhi syarat karena
sesuai dengan warna normal urin. Untuk bau urin yang normal yaitu bila bau
asam-asam organik yang mudah menguap atau bau khas dan bau urin yang
didapatkan pada percobaan ini adalah bau busuk. Bau urin ini tidak memenuhi
syarat karena tidak sesuai dengan bau urin normal dan Untuk pemeriksaan pH
urin yang normal yaitu 4,8-7,4 dan pH urin yang didapatkan pada percobaan ini
adalah 8. pH urin tidak memenuhi syarat karena tidak masuk di range pH normal
yang harusnya 4,8-7,4.
Untuk pemeriksaan sedimen urin, pemeriksaan ini menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x. Pada percobaan ini hal yang di
amati merupakan Eritrosit, Leukosit, dan Kristal asam urat, Untuk percobaan
Eritrosit dan Leukosit tidak ada, namun pada Kristal asam urat di temukan pada
urin yang menandakan adanya batu ginjal.
Untuk pemeriksaan bobot jenis urin dengan menggunakan piknometer,
untuk volume piknometer yang digunakan yaitu 25mL, berat piknometer kosong
yaitu 27,10gram, berat urin yaitu 39,10gram, dan berat piknometer tambah urin
yaitu 66,2gram. hasil bobot jenis yang didapatkan yaitu 1,564 g/mL dimana hasil
tersebut tidak memenuhi persyaratan karena untuk nilai bobot jenis urin yang
normal adalah antara 1,015 hingga 1,025 g/ml.
Untuk tahapan kedua yaitu pemeriksaan zat organik yaitu pemeriksaan
glukosa dan protein. Untuk pemeriksaan glukosa menghasilkan larutan atau
endapan yang terbentuk warna kuning kehijauan keruh. dari hasil tersebut dapat
ditanyakan bahwa sampel urin positif (2+) ditandai dengan terjadi perubahan
warna yakni kuning kehijauan keruh dimana terdapat glukosa sekitar 1-1,5gr%
didalam urin yang diperiksa. Untuk perubahan warna tersebut terjadi akibat

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

adanya reaksi glukosa dalam urin mereduksi cupri sulfat menjadi cupro sulfat
yang terlihat adanya perubahan warna pada larutan reagen benedict.
Untuk pemeriksaan protein urin menghasilkan larutan atau endapan yang
terbentuk amat keruh dengan gumpalan berkeping keping. dari hasil tersebut
dapat dinyatakan bahwa sampel urin positif 3(+) ditandai dengan terlihatnya
kekeruhan dengan gumpalan berkeping-keping dimana terdapat protein 0,2-0,5
gr% didalam urin yang diperiksa. Kekeruhan terjadi akibat proses pemanasan
yang menibulkan kekeruhan dimana itu menandakan adanya protein, karbonat
dan fosfat. lalu dengan penambahan asam asetat menghilangkan karbonat dan
fosfat tersisa protein yang mengendap.

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum kali ini untuk pemeriksaan fisika urin
didapatkan hasil bahwa warna urin memenuhi syarat sedangkan untuk bau an
pH urin tidak memenuhi syarat. Untuk pemeriksaan sedimen urin tedapat Kristal
asam urat namun tidak terdapat eritrosit dan leukosit ini menandakan bahwa
tidak memenuhi syarat urin normal. Untuk pemeriksaan bbot jenis urin tidak
memenuhi syarat. sedangkan untuk pemeriksaan zat organik urin, pemeriksaan
glukosa urin hasilnya positif (2+), hasil ini menandakan adanya penyakit
diabetes dan untuk pemeriksaan protein urin hasilnya positif (3+), hasil ini
menandakan adanya gangguan pada ginjal.
5.2 Saran
Ada baiknya untuk video simulasi dibuat lebih singkat, padat dan jelas
agar pada saat ditampilkan para pratikan mudah memahami dan tidak
mengantuk

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2021. Penuntun Praktikum Kimia Klinik Dasar. Universitas Muslim


Indonesia : Makassar.
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi ke III. Departemen Kesehatan RI :
Jakarta.
Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesi Edisi ke V. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Ditjen POM. 2020. Farmakope Indonesi Edisi ke VI. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Ethel, Sloane. 2003. Anatomi Fisiologi Untuk Pemula. EGC. Jakarta Ganong
Firdausa, S., Pranawa. 2018. Arti Klinis Urinalisasi pada Penyakit Ginjal. Jurnal ked
N. med. Vol 1(1) : 35
Gandasoebrata R. 2013. Penuntun Laboratorium Klinis. Jakarta. Dian
Rakyat.Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2006. Textbook of Medical Physiology.
Elsivier Saunders.
Hanifah, Almahdali. 2012. Pengaruh Penundaan Waktu terhadap Hasil Urinalisis
Sedimen Urin. Skripsi. Makasar: Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.
Naid, T., Fitriani. 2014. Pengaruh Penundaan Waktu Terhadap Hasil Urinalisis
Sedimen Urin. As-Syifaa. Vol 6 (2): 212-219
Nuari, N. A., 2017. Gangguan pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish
Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis. PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta
Riswanto dan Rizki, M. 2015. Urinalisis: Menerjemahkan Pesan Klinis Urin.
Yogyakarta: Pustaka Rasmedia.

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

LAMPIRAN

PERHITUNGAN BOBOT JENIS

Diketahui :

Volume piknometer : 25Ml

Berat piknometer kosong : 27,10 gram

Berat pikometer + Urin : 66,2 gram

Berat Urin : 39,10 gram

Ditanyakan :

hasil bobot jenis urin?

Penyelesaian :

( ) ( )

= 1,564 g/mL

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

SKEMA KERJA

1. Pemeriksaan Fisika Urin


- Pemeriksaan warna urin

1)Disiapkan alat dan bahan yang 1)Dipipet kurang lebih 5 mL urin


digunakan ke dalam tabung reaksi

1)Hasil pengamatan warna


nyatakan dengan: tidak
berwarna, kuning, kuning muda, 1)Diamati warna urin dalam
kuning tua, kemerahan, merah posisi serong pada cahaya
coklat, kuning merah, biru tembus
kehijauan, hitam, gelap, kuning
kecoklatan, dan berbusa.

- Pemeriksaan bau urin

1)Disiapkan alat dan bahan 1)Dipipet kurang lebih 5 mL


yang digunakan urin ke dalam tabung reaksi

1)Dicium bau urin dengan


Hasil pengamatan bau mengkibas-kibaskan telapak
dinyatakan dengan bau tangan diatas tabung reaksi
makanan, bau obat obatan, wadah yang berisi sampel
bau amoniak, bau ketonuria, urin sampai tercium bau dari
atau bau busuk urin tersebut.

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

- Pemeriksaan pH urin

1)Disiapkan alat
1)Dipipet urin ke
dan bahan yang
dalam plat tetes
digunakan

1)Dicelupkan
1)Diamati nilai kertas lakmus/pH
pH dan dicatat pada urin

- Pemeriksaan bobot jenis

1)Disiapkan alat dan 1)Ditimbang


bahan yang piknometer yang
digunakan kosong

1)Ditimbang berat 1)Dipipet urin


piknometer + urin. kedalam piknometer
Dicatat masing- hingga mencapai
masing bobotnya mulut piknometer

- Pemeriksaan sedimen urin

1)Dimasukkan 10 mL urin ke
1)Disiapkan alat dan bahan yang dalam tabung dan diputar selama
digunakan 5 menit dengan kecepatan 1500-
2000 rpm

1)Setelah disentrifuge,
supernatannya dibuang dan
1)Diamati dibawah mikroskop diambil endapannya (sedimen
dengan pembesaran awal 10x urin). Diambil 1-2 tetes dengan
dilanjutkan pembesaran 40x pipet tetes ke objek glass dan
ditutup dengan dek glass

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

2. Pemeriksaan Zat Ogranik Urin


- Pemeriksaan glukosa urin

1)Dimasukkan 5 mL reagen
1)Disiapkan alat dan bahan benedict ke dalam tabung
yang digunakan reaksi kemudian diteteskan 8
tetes urin

1)Dicelupkan tabung ke
1)Diangkat dan dikocok dalam air mendidih selama
perlahan-lahan, setelah itu, kurang lebih 5 menit atau
diamati warnanya panaskan diatas api selama
kurang lebih 2 menit.

- Pemeriksaan protein urin

1)Dipanaskan pada bagian atas tabung


1)Dituangkan urin yang jernih ke selama kurang lebih 2 menit dan
tabung reaksi sampai kira-kira 2/3 timbul kekeruhan. Bagian bawah
penuh tabung dipakai sebagai pembanding
(kontrol). Kekeruhan yang timbul
dapat disebabkan oleh protein,
karbonat, dan fosfat.

1)Dipanaskan lagi pada bagian atas


tabung, kekeruhan yang timbul adalah 1)Ditambahkan 2-5 tetes asam asetat
presipitasi protein. Diamati warna dan 10% untuk melarutkan fosfat dan
ada atau tidak adanya endapan karbonat

VIRA TANIA SHAPUTRI TAHER PUTRI NURFAUZIAH


15020180098

Anda mungkin juga menyukai