Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup

membutuhkan air. Bagi manusia kebutuhan akan air adalah mutlak karena 70%

zat pembentuk tubuh manusia terdiri dari air. Kebutuhan air untuk keperluan

sehari – hari berbeda untuk setiap tempatdan setiap tingkat kehidupan. Biasanya

semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebuthan air.

(Aopriliana E., M.R. Ramadhani, M. Gapila, 2014).

Kebutuhan akan air minum yang terus meningkat seiring dengan

pertumbuhan penduduk, tidak diimbangi dengan ketersediaan air bersih yang ada.

Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah karena tercemarnya air

tanah sehingga tidak lagi aman untuk di konsumsi. Pencemaran ini disebabkan

oleh berbagai kegiatan yang merugikan yaitu kegiatan industri. Pencemaran air

tidak hanya diakibatkan oleh kegiatan industri, tetapi juga di akibatkan oleh

limbah industri rumah tangga.

Pencemaran yang berbahaya antara lain adalah pencemaran logam berat.

Logam berat merupakan salah satu jenis zat polutan lingkungan yang paling

umum dijumpai dalam perairan. Logam berat ini juga dapat berdampak negatif

terhadap manusia yang menggunakan air tersebut dan organisme yang hidup di

air. Kandungan logam berat dalam perairan secara alami berada dalam jumlah

sedikit. Akan tetapi dengan adanya aktivitas masyarakat seperti kegiatan industri,
dosmetik dan lain sebagainya mengakibatkan jumlah logam dalam air meningkat

sehingga menyebabkan pencemaran air.

Buangan industri yang mengandung persenyawaan logam berat Fe bukan

hanya bersifat toksik terhadap tumbuhan tetapi juga terhadap hewan dan manusia.

Hal ini berkaitan dengan sifat – sifat logam berat yang sulit didegradasi, sehingga

mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberdayaannya secara alami

sulit dihilangkan, dapat terakumulasi dalam biota perairan termasuk kerang, ikan

dan sedimen, memiliki waktu paruh yang tinggi dalam tubuh biota laut serta

memiliki nilai faktor konsentrasi yang besar dalam tubuh organism (Supriyatini,

2015).

Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap

tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada

umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+.

Besi dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe2+) dan bervalensi tiga (Fe3+) .

Dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe2O3, Fe(OH)2, Fe(OH)3 atau FeSO4

tergantung dari unsur lain yang mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa besi dalam

air adalah bersumber dari dalam tanah sendiri di sampng dapat pula berasal dari

sumber lain, diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air dari besi atau

endapan – endapan buangan industri.

Keberadaan besi dalam air dapat di deteksi dengan menggunakan

spektrofometer serapan atom. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah

metode adisi standar. Menurut Suriansyah dkk (2012) metoda adisi standar adalah

metoda dimana sampel yang akan dianalisis ditambahkan dengan larutan standar
yang diketahui konsentrasinya untuk meminimalkan kesalahan yang di sebabkan

oleh berbagai matrik.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka peneliti melakukan

penelitian “Analisis Logam Besi (Fe) yang Terdapat dalam Air Sumur Bor BTN

Pinang Kuning Menggunakan Metode Kurva Kalibrasi”.

1.2 Batasan Masalah

1.2.1 Peneliti hanya membahas analisa kadar logam Besi (Fe) pada Air Sumur

Bor BTN Pinang Kuning

1.2.2 Peneleti menggunakan alat Spektrofotometri UV-VIS dengan metode

Adisi Standar

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah :

1.3.1 Berapa kadar logam besi (Fe) pada Air Sumur Bor BTN Pinang Kuning?

1.3.2 Apakah kadar logam dalam Air Sumur Bor BTN Pinang

Kuning,memenuhi standar kualitas air minum dan apakah masih dalam

batas aman untuk dikonsumsi masyarakat ?

1.4 Tujuan

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah :

1.4.1 Untuk mengetahui kadar logam besi (Fe) dalam air di Air Sumur Bor BTN

Pinang Kuning
1.4.2 Untuk mengetahui air yang digunakan masyarakat di BTN Pinang Kuning

sudah memenuhi kualitas air minum dan masih dalam batas aman untuk

dikonsumsi masyarakat

1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi dan manfaat kepada masyarakat tentang kadar

logam Besi (Fe) dalam Air Sumur Bor BTN Pinang Kuning dan apakah

memenuhi standar kualitas air minum dan apakah masih dalam batas aman untuk

dikonsumsi masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 spektrofotometri uv-vis

Pada metode spektrofotometri uv-vis panjang gelombang yang didapatkan

yaitu 289 nm, menggunakan pelarut metanol. Adapun konsentrasi yang digunakan

berkisar antara 2- 40 μg/mL.Di antara berbagai metode yang digunakan pada

penetapan kadar obat, spektrofotometri UV-Vis masih sangat popular (Chandra.,

dkk. 2017).

Metode analisis boraks dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni secara

kualitatif dan kuantitatif. Salah satu metode analisis secara kuantitatif yakni

dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Metode ini memiliki

sensitivitas dan spesifikasi yang tinggi dan dapat digunakan untuk penetapan

sampel dengan kadar yang sangat kecil (Setianingsih dan Kresnadipayana. 2018).

Pengukuran dengan metode Spektrofotometri UV tergolong mudah

dengan kinerja yang cepat jika dibanding dengan pengukuran dengan

menggunakan metode lain. Selain itu senyawa yang akan dianalisis memiliki

kromofor pada strukturnya sehingga memenuhi syarat untuk dapat dianalisis

menggunakan metode spektrofotometri (Irnawati., dkk, 2016).

2.2 Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting fungsinya bagi

kehidupan umat manusia dan mahkluk hidup lainnya.1 Air yang dibutuhkan

manusia meliputi air layak pakai yang bersih dan sehat untuk keperluan memasak,

mencuci, dan mandi serta air yang layak konsumsi untuk keperluan minum.2 Air

juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit. Air merupakan media dan

lingkungan yang baik untuk kehidupan mikroorganisme baik itu mikroorganisme

patogen maupun non patogen, oleh karenanya timbul pengertian apa yang disebut

water borne disease (Rumondor, 2014).

Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia yang harus Air

selain bermanfaat bagi manusia juga bisa sebagai media bagi pertumbuhan

bakteri. Bakteri patogen dapat menyebabkan penyakit dengan keluhan diare

seperti disentri, tipus, dan kolera melalui air yang diminum. Bakteri Escherichia

coli termasuk bakteri yang dapat menyebabkan keluhan diare. Tercatat 38,29%

dari seluruh kasus diare di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta disebabkan oleh

Escherichia coli.2 Air yang aman diminum adalah air bersih yang harus

memenuhi persyaratan secara fisika, kimia, radioaktif dan mikrobiologi yang telah

ditetapkan oleh pemerintah. Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara

mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan Escherichia coli. Salah satu syarat

air bersih yang dapat dikonsumsi adalah tidak ditemukannya Coliform dan

Escherichia coli dalam 100 ml air. Penentuan kualitas air minum secara

mikrobiologi menggunakan Most Probable Number Test / jumlah perkiraan

terdekat. (Afrisetiawati., dkk. 2016).


Indonesia dengan sumber daya air yang cukup besar, baik air permukaan

maupun air bawah permukaan merupakan karunia Tuhan yang perlu dilestarikan

dari gangguan pencemaran dan kerusakan. Pada umumnya kualitas air dari suatu

sumber air permukaan dapat dilihat atau diamati dari kandungan oksigen

terlarutnya (DO), kebutuhan biologi akan oksigen (BOD) dan kebutuhan kimiawi

akan oksigen (COD). Berdasarkan parameter tersebut, kualitas air yang baik

adalah air yang mengandung cukup oksigen (Peirce, Weiner dan Vesilind, 1998

dalam Aswadi 2006). Pada kenyataannya terdapat beberapa faktor yang sangat

mempengaruhi keseimbangan kandungan oksigen dalam air antara lain kehadiran

unsur nitrogen dalam air (Prabowo, 2016).

Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, syarat-syarat air minum antara lain

tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam-logam berat

dan senyawa-senyawa kimia yang sangat beresiko terhadap kesehatan seperti

nitrat dan nitrit. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia,

namun terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri atau zat-zat

berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100oC,

banyak zat berbahaya , terutama logam berat dan senyawa kimia berbahaya tidak

dapat dihilangkan dengan cara ini. Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan

taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat, akibatnya

kegiatan untuk pengadaan sumber-sumber air baru setiap saat terus dilakukan. Air

tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan. Air tanah sudah tidak
aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari

tangki septic tank maupun air permukaan (Emilia, 2019).

Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari

daerah tangkapan sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan

dengan aktivitas manusia yang ada di dalamnya (Wiwoho, 2005). Perubahan

kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak dari buangan dari

penggunaan lahan yang ada (Tafangenyasha dan Dzinomwa, 2005) Perubahan

pola pemanfaatan lahan menjadi lahan pertanian, tegalan dan permukiman serta

meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi

hidrologis dalam suatu Daerah Aliran Sungai. Selain itu, berbagai aktivitas

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan

industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi

sumbangan pada penurunan kualitas air sungai (Agustianingsih, 2012).

2.3 Kurva Kalibrasi

Penentuan kadar analit dalam sampel lingkungan secara kuantitatif dengan

menggunakan instrumentasi kimia secara umum dapat dilakukan melalui kurva

kalibrasi yang memiliki linearitas memenuhi batas keberterimaan. Kurva kalibrasi

merupakan grafik yang membentuk garis lurus (linear) yang menyatakan

hubungan antara kadar larutan kerja termasuk blanko dengan respon yang

proporsional dari instrument (Anwar, 2019).

Kalibrasi yaitu kurva antara absorbansi dengan panjang gelombang. Kurva

ini dapat menentukan panjang gelombang maksimum, terlihat dari bentuk

kurvanya pada bagian atas. Akan tetapi, pengukuran kurva kalibrasi ini didasarkan
pada konsentrasi yang dihasilkan dari metode iodimetri dan panjang gelombang

maksimumnya, sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang linier. Tujuan kalibrasi

adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat

dikaitkan atau ditelusur sampai ke standar yang lebih teliti atau tinggi (standar

primer nasional atau internasional) melalui rangkaian perbandingan yang tidak

terputus, dalam artian standar ukur itu akan lebih baik apabila berupa standar yang

rantainya mendekati SI sehingga tingkat ketidakpastian (error) makin kecil

(Rahma, 2017)

2.4 Besi

Besi adalah logam yang kelimpahannya berada pada urutan kedua. Besi

umumnya berbentuk ion Fe2+ (ferro) dalam air dengan tingkat pH < 5,8 dan

konsentrasi oksigen yang rendah. Namun jika konsentrasi oksigen dalam air

tinggi, maka Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+. Senyawa humus dalam air

gambut membentuk kompleks yang stabil dengan ion logam yang akan

menyebabkan peningkatan kadar ion logam dalam air. Senyawa humus dalam air

gambut menghalangi proses oksidasi ion Fe2+ yang lebih bersifat toksik menjadi

ion Fe3+ (Morti., dkk, 2018).


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Penelitian Analisis Instrumen dengan judul “Analisis Logam Besi (Fe)

yang Terdapat dalam Air Sumur Bor BTN Pinang Kuning Menggunakan

Metode Kurva Kalibrasi” dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Desember 2019,

pukul 13.30 sampai selesai bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari,

Indonesia.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Labu ukur 50 mL 1

buah, botol semprot 1 buah, gelas kimia 250 mL 1 buah, pipet skala 25 mL 1

buah, pipet skala 5 mL 1 buah dan filler, Pemanas, seperangkat Spektofotometer

UV-Vis.

3.2.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu asam nitrat

pekat, sampel air sumur, larutan standar Fe(III) 100 ppm, HNO3 pekat, HCl,

hidroksil ammin 5%, orto-Fenantrolin 1000 ppm, larutan buffer asetat pH 4,

aseton dan aqua DM sebagai pelarut.


3.2 Prosedur Kerja

3.3.1 Teknik Pengambilan Sampel

Sebelum dilakukan pengambilan sampel air sumur, wadah sampel air yang

digunakan yaitu botol gelap telah dibersihkan sebersih mungkin. Kemudian

disterilkan dalam oven selama beberapa jam. Sampel diambil di salah satu rumah

warga BTN Pinang Kuning yang memiliki cirri-ciri berbau dan agak kekuningan.

Pengambilan sample dilakukan dengan cara Pengambilan sampel air kran dapat

dilakukan dengan menyiapkan botol yang tela disterilkan, selanjutnya kran dibuka

penuh, alirkan air selama 2-3 menit. Kemudian mulut kerang disterilkan melalui

proses pemanasan. Terakhir air kran ditampung pada botol yang telah disterilkan.

3.3.2. Pengawaten sampel

Semua wadah dan peralatan preparasi yang akan digunakan dicuci dengan

air sabun kemudian dibilas dengan aquades. Wadah sampel kemudian dikeringkan

dalam oven pada suhu 70oC. Sampel diawetkan dengan cara mengasamkan

sampel menggunakan 5 mL HNO3 pekat 1-2 tetes. Kemudian sampel disimpan

dalam pendingin.

3.3.2 Analisis Sampel

a. Preparasi Sampel

Dilakukan preparasi sampel air untuk mendapatkan Fe terlarut dengan

prosedur antara lain dihomogenkan sampel air sumur, lalu dimasukan 50 mL di

dalam gelas piala 100 mL. Kemudian ditambahkan 5 mL HNO3 pekat dan
dipanaskan perlahan-lahan sampai tersisa 20 mL. Kemudian dipindahkan sampel

uji di dalam labu takar 50 mL dan ditambahkan aquades hingga tanda tera.

b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum adalah dengan cara memipet 2

mL larutan standard Fe3+ konsentrasi 2 ppm yang telah dibuat, masukkan dalam

gelas kimia, kemudian tambahkan 4 mL HCl pekat dan 2 mL larutan hidroksil

ammin 5% dan 5 mL aquades. Larutan dipanaskan hingga volume larutan menjadi

setengah volume awal. Larutan didinginkan kemudian dipindahkan dalam labu

ukur 25 mL, ditambahkan 10 mL larutan buffer asetat pH 4 dan 2 mL larutan orto-

fenantrolin 0,1%. Tambahkan aquades hingga batas tera dan ukur absorbansi

larutan panjang gelombang 506,8 nm. Selanjutnya dibuat kurva absorbans vs

panjang gelombang dan kemudian di tentukkan panjang gelombang maksimum.

c. Pembuatan Kurva Standar

Dibuat larutan standar Fe3+ dengan konsentrasi 0,0 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm;

2 ppm; 4 ppm; dan 6 ppm dengan melakukan pengenceran pada larutan induk 100

ppm. Selanjutnya masing-masing 5 mL larutan standar dimasukkan dalam labu

takar 25 mL. Kemudian ditambahkan 0,5 mL hidroksilamin-HCl 5%,

ditambahkan 2,5 mL larutan orto-fenantrolin 0,1% dan 5 mL buffer asetat pH 4,

lalu diencerkan hingga tanda tera labu takar. Kemudian dikocok-kocok agar

larutan bercampur sempurna dan didiamkan sampai terbentuk warna stabil.

Kemudian diukur absorbansi larutan pada panjang gelombang maksimum.


d. Penentuan Konsetrasi Fe pada Sampel

Sebanyak 5 mL sampel air hasil preparasi dimasukkan dalam labu takar 25

mL. Kemudian ditambahkan 0,5 mL hidroksilamin-HCl 5% dan 2,5 mL larutan

orto-fenantrolin 0,1%. Diencerkan hingga tanda batas labu takar. Kemudian

dikocok-kocok agar larutan bercampur sempurna dan didiamkan hingga terbentuk

warna stabil. Selanjutnya diukur serapan dari sampel pada panjang gelombang

508,7 nm. Selanjutnya dihitung konsentrasi Fe pada sampel air sumur. Kadar besi

dengan rumus (mg/L) = C x fp.

3.3.4. Analisis Data

3.3.4.1. Kosentrasi Besi dalam Sampel Air Sumur

Harga konsentrasi sampel besi dalam air sumur yang diperoleh, dihitung

persamaan regresi linearnya.

y= ax ± b

by
sehingga x =
a

Keterangan:

y= absorbansi sampel besi dalam air sumur.

a= intersep

b= gradien

x= konsentrasi sampel besi

Penentuan nilai x dapat dihitung dari persamaan regresi linear untuk

memperoleh nilai x yang berfungsi sebagai konsentrasi sampel.


DAFTAR PUSTAKA

Afrisetiawati, Rani., Erly, dan Endrinaldi. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia


coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi DAMIU di Kelurahan
Lubuk Buaya Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 5(3).

Agustiningsih, Dyah, Setia Budi Sasongko, dan Sudarno. 2012. Analisis Kualitas
Air Dan Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten
Kendal. Jurnal Presipitasi. Vol. 9(2). Universitas Diponegoro.

Chandra, Boy., Harrizul Rivai dan Edwin Apriansyah . 2017. Pengembangan Dan
Validasi Metode Analisis Propanolol Hidroklorida Tablet Dengan Metode
Absorbansi Dan Luas Daerah Di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri
Ultraviolet. Jurnal Farmasi Higea.Vol. 9(1).

Emilia, Ita. 2019. Analisa Kandungan Nitrat Dan Nitrit Dalam Air Minum Isi
Ulang Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal
Indobiosains. Vol. 1(1). Universitas PGRI Palembang.

Irnawati, Muhammad Handoyo Sahumena, danWa Ode Nur Dewi. 2016. Analisis
Hidrokuinon Pada Krim Pemutih Wajah Dengan Metode Spektrofotometri
Uv-Vis. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 5(3). Universitas Halu Oleo.

Morti, Tri, Lia Destiarti, dan Nora Idiawati. 2018. Penentuan Kadar Besi (Fe)
Pada Air Gambut Menggunakan Spektrofotometer Ultra Violet-Visible
Dengan Perbandingan Pengompleks Fenantrolin Dan Alizarin Red S.
Jurnal Kimia Khatulistiwa. Vol. 7(3). Uniiversitas Tanjungpura.

Prabowo, Rossi. 2016. Kadar Nitrit Pada Sumber Air Sumur Di Kelurahan
Meteseh, Kec. Tembalang, Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Cendekia
Eksakta. Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Rumondor, Perisai P., John Porotu’o, dan Olivia Waworuntu. 2014. Identifikasi
Bakteri Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Manado. Jurnal e-
Biomedik (eBM). Vol. 2(2). Universitas Sam Ratulangi Manado
Selpiana, Eka, Lia Destiarti, dan Nurlina. 2016. Perbandingan Metode Penentuan
Pb(Ii) Di Sungai Kapuas Secara Spektrofotometri Uv-Vis Cara Kalibrasi
Terpisah Dan Adisi Standar. JKK. VOL. 5(1). Universitas Tanjungpura.

Setianingsih, Diah Anggraheni dan Dian Kresnadipayana. 2018. Penentuan Kadar


Boraks pada Karak Berkode Registrasi dengan Metode Spektrofotometri
UV-Vis. Biomedika. Vol.11(2).
Suriansyah, Agung., Gusrizal, dan Adhitiyawarman. 2012. Alibrasi Dan Adisi
Standar Pada Pengukuran Merkuri Dalam Air Dengan Kandungan
Senyawa Organik Tinggi Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
JKK. Vol. 1(1).

Anda mungkin juga menyukai