Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI GANGGUAN IMUNOLOGI,

ONKOLOGI DAN PENYAKIT INFEKSI


SEMESTER GANJIL 2018-2019
UJI ANGKA LEMPENG TOTAL DAN ANGKA KAPANG KHAMIR PADA
EKSTRAK KENTAL DAN SUSPENSI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium
polyanthum)
Hari / Jam Praktikum : Kamis, 15.00 – 17.00
Tanggal Praktikum : 22 November
Kelompok :3
Asisten : 1. Faizal Alfaridz
2. Kenny Dwi S.

Di susun Oleh:
Billy Dwi Saputra 260110170057 Editor
Mamay Krisman 260110170066 Tujuan, Prinsip,Alat Bahan,
Kesimpulan
Randy Rassi P. 260110170070 Data Pengamatan dan Prosedur
Ersa Fadhilah 260110170071 Pembahasan
Ameilia 260110170072 Pembahasan
Nadila Berliana 260110170073 Teori Dasar dan Daftar Pustaka
Aisyah Tri Mulyani 260110170074 Data Pengamatan dan Prosedur
Dwi Yuri Arista 260110170075 Data Pengamatan dan Prosedur
Maretty Erwanta R. K 260110170078 Teori Dasar dan Daftar Pustaka
Dewi Ria Oktarina 260110170079 Pembahasan
Wulan Intani 260110170080 Lampiran
Afifah Tri A 260110170081 Pembahasan
Erica Willy 260110170082 Data Pengamatan dan Prosedur

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR
2018
I. Tujuan
Menentukan Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir
(AKK) pada sampel ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan
sediaan suspensi ekstrak daun salam “Salamin Suspen”.

II. Prinsip
Uji Biokimia
Uji biokimia dilakukan untuk identifikasi mikroorganisme secara
fisiologis yang disesuaikan dengan sifat mikroorganisme, media, dan
lingkungan (Harti, 2015).

III. Teori Dasar


Pemegang otorisasi yang berwenang harus menggunakan obat-
obatan untuk memastikan bahwa mereka sesuai dengan tujuan
penggunaannya, mematuhi persyaratan dari Otorisasi Pemasaran dan
tidak beresiko bagi keamanan pasien juga terjamin kualitas atau
kemanjuran secara memadai. Untuk mencapai sasaran mutu, perlu
untuk mengendalikan semua tahapan obat, yang mencakup semua hal,
yang secara individu atau kolektif mempengaruhi kualitas suatu
produk, termasuk bahan mentah, proses manufaktur dan evaluasi
produk jadi. Salah satu tahap pengendalian adalah penilaian kualitas
mikrobiologi dari produk obat (Ratajczak et al., 2014).

Produk farmasi dapat terkontaminasi dengan patogen termasuk


bakteri, ragi, atau jamur. Kontaminasi mikroba ini dapat merusak
produk farmasi melalui perubahan kimia, fisik atau organoleptik
sehingga membuat mereka tidak baik untuk digunakan. Kontaminasi
mikroba dapat dimulai dari bahan mentah, selama pengembangan
produk dan bahkan selama penyimpanan dan penggunaan. Alasan
kontaminasi yang paling sering dari produk farmasi adalah karena
kontaminasi mikroba air yang digunakan dalam pengembangan
produk, bahan baku yang terkontaminasi, dan sistem pengawet yang
buruk (Razvi et al., 2014).

Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir


(AKK) digunakan sebagai petunjuk sampai dengan tingkat berapa
dalam pembuatan obat tradisional dalam CPOBT (Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang Baik). Semakin kecil angka lempeng total dan
angka kapang khamir untuk suatu produk maka semakin tinggi nilai
penerapan CPOBT dalam pembuatan obat tradisional (Wasito, 2011).

Angka lempeng total merupakan angka yang menunjukan


suatu jumlah bakteri mesofil dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel
makanan yang diperiksa. Prinsip dari angka lempeng total itu sendiri
adalah menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah
makanan ditanam pada lempeng media yang sesuai dengan cara tuang
kemudian dieramkan selama 2-48 jam pada suhu 35-37°C (Wibowo
et al, 1989).

Kelebihan angka lempeng total adalah dapat mengetahui


jumlah mikroba yang dominan. Adapun kelemahan nya yaitu :

1. Kemungkinan terjadinya suatu koloni berasal lebih dari 1 mikroba


2. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak tumbuh
dikarenakan penggunaan media agar, suhu, kandungan oksigen dan
pH selama masa inkubasi.
3. Terdapat jenis mikroba yang tumbuh menyebar diseluruh
permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lainnya.
4. Perhitungan populasi mikroba dilakukan setelah inkubasi yang
biasanya membutuhkan waktu 24 jam ataupun lebih.
5. Perhitungan dengan terdapatnya populasi sebanyak 30-300 koloni
pada media agar. Jika jumlah koloni kurang dari 30 koloni, akan
menghasilkan perhitungan yang kurang teliti secara statistik, tetapi
jika lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena
persaingan terjadi antar koloni (Buckle, 1987).
Sel khamir memiliki berbagai ukuran, 1-5 mm sampai dengan
20-50 mm dengan lebar 1-10 mm. Khamir memiliki bentuk oval,
bulat, silinder, ogival, yang mana ogival adalah bulat panjang dengan
salah satu ujungnya runcing, berbentuk botol, segitiga melengkung,
adan berbentuk apikulat (Dewi, 2016).
Kloramfenikol sebagai antibakteri karena merupakan antibiotik
bakteriostatik spektrum luas sehingga banyak bakteri dapat dihambat
pertumbuhannya. Kloramfenikol hanya menghambat bakteri, karena
kapang khamir merupaka sel eukariotik dan tidak memiliki
peptidoglikan. Dinding sel kapang khamir terbentuk dari kitin, maka
dari itu kloramfenikol tidak dapat menghambat pembentukan dinding
sel pada kapang khamir (Susanti, 2009).
IV. Alat dan Bahan
4.1. Alat
a. Erlenmeyer bertutup
b. Kaca arloji
c. Mikropipet beserta tipnya
d. Rak tabung reaksi
e. Spirtus
f. Spreader Tabung reaksi bertutup

4.2. Bahan
a. Aquadest steril
b. Ketokonazol
c. Kloramfenikol
d. Media MHA
e. Media SDA
f. Suspensi ekstrak daun salam “Salamin Suspen”.

V. Data Pengamatan
5.1 Pengenceran Ekstrak
No Perlakuan Hasil Gambar
1. Ditimbang sebanyak Ekstrak kental telah
0,5 gram ekstrak ditimbang sebanyak
kental daun salam. 0,5052 gram.

2. Dilarutkan ekstrak Ekstrak kental telah


kental dengan meng- dilarutkan dalam 5
gunakan aquadest ml aquadest steril
sebanyak 5 ml. pada tabung reaksi I
sebagai pengenceran
10-1.
3. Diambil 0,5 mL (500 Larutan ekstrak telah
) dari tabung diambil sebanyak 0,5
reaksi I, dan dilarut- dari tabung reaksi I
kan dengan aquadest dan telah dimasuk-
sebanyak 4,5 kedal- kan kedalam tabung
am tabung II reaksi II sebagai
(Pengenceran 10-2). pengenceran .
4. Diambil 0,5 mL (500 Larutan ekstrak telah
) dari tabung diambil sebanyak 0,5
reaksi II, dan dilarut- dari tabung reaksi II
kan dengan aquadest dan telah dimasuk-
sebanyak 4,5 kedal- kan kedalam tabung
am tabung III reaksi III sebagai
-3
(Pengenceran 10 ). pengenceran .
5. Diambil 0,5 mL (500 Larutan ekstrak telah
) dari tabung diambil sebanyak 0,5
reaksi III, dan dari tabung reaksi III
dilarutkan dengan dan telah dimasuk-
aquadest sebanyak kan kedalam tabung
4,5 kedalam tabung reaksi IV sebagai
IV (Pengenceran 10- pengenceran .
4
).
6. Diambil 0,5 mL (500 Larutan ekstrak telah
) dari tabung diambil sebanyak 0,5
reaksi IV, dan dari tabung reaksi IV
dilarutkan dengan dan telah dimasuk-
aquadest sebanyak kan kedalam tabung
4,5 kedalam tabung reaksi V sebagai
V (Pengenceran pengenceran .
10-5).
7. Diambil 0,5 mL (500 Larutan ekstrak telah
) dari tabung diambil sebanyak 0,5
reaksi V, dan dilarut- dari tabung reaksi V
kan dengan aquadest dan telah dimasuk-
sebanyak 4,5 kedal- kan kedalam tabung
am tabung VI reaksi VI sebagai
-6
(Pengenceran 10 ). pengenceran .

5.2 Uji ALT Ekstrak


No Perlakuan Hasil Gambar
1. Diambil 100μL dari Didapatkan media
sampel ekstrak yang mengandung
pengenceran 10-1 banyak
dengan mikropipet. kolonibakteri.
Sampel dipindahkan
ke dalam media
MHA kemudian
sampel disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama
24jam.
2. Diambil 100μL dari Didapatkan media
sampel ekstrak yang mengandung
pengenceran 10-2 cukup banyak koloni
dengan mikropipet. bakteri.
Sampel dipindahkan
ke dalam media
MHA kemudian
sampel disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama
24jam.

3. Diambil 100μL dari Didapatkan media


sampel ekstrak yang mengandung
pengenceran 10-3 koloni bakteri.
dengan mikropipet.
Sampel dipindahkan
ke dalam media
MHA kemudian
sampel disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama
24jam.
4. Diambil 100μL dari Didapatkan media
sampel ekstrak yang mengandung
-4
pengenceran 10 sedikit koloni
dengan mikropipet. bakteri.
Sampel dipindahkan
ke dalam media
MHA kemudian
sampel disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama
24jam.
5. Diambil 100μL dari Didapatkan media
sampel ekstrak yang mengandung
pengenceran 10-5 sedikit koloni
dengan mikropipet. bakteri.
Sampel dipindahkan
ke dalam media
MHA kemudian
sampel disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama
24jam.

6. Diambil 100μL dari Didapatkan media


sampel ekstrak yang mengandung
-6
pengenceran 10 koloni bakteri yang
dengan mikropipet. sangat sedikit.
Sampel dipindahkan
ke dalam media
MHA kemudian
sampel disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama
24jam.

5.3 Uji AKK Ekstrak


No Perlakuan Hasil Gambar
1. Ditambahkan 50μL Didapatkan media
kloramfenikol pada yang terlah diberi
media SDA yang kloramfenikol.
akan digunakan dan
ditunggu hingga
kering.
2. Diambil 100μL dari Didapatkan media
sampel ekstrak yang mengandung
-1
pengenceran 10 banyak koloni jamur.
dengan mikropipet.
Sampel dipindahkan
ke dalam media SDA
kemudian sampel
disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama 3-
5 hari.
3. Diambil 100μL dari Didapatkan media
sampel ekstrak yang mengandung
pengenceran 10-2 cukup banyak koloni
dengan mikropipet. jamur.
Sampel dipindahkan
ke dalam media SDA
kemudian sampel
disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama 3-
5 hari.
4. Diambil 100μL dari Didapatkan media
sampel ekstrak yang mengandung
pengenceran 10-3 koloni bakteri.
dengan mikropipet.
Sampel dipindahkan
ke dalam media SDA
kemudian sampel
disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama 3-
5 hari.

5. Diambil 100μL dari Didapatkan media


sampel ekstrak yang mengandung
pengenceran 10-4 sedikit kolonijamur.
dengan mikropipet.
Sampel dipindahkan
ke dalam media SDA
kemudian sampel
disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama 3-
5 hari.
6. Diambil 100μL dari Didapatkan media
sampel ekstrak yang mengandung
-5
pengenceran 10 sedikit koloni jamur.
dengan mikropipet.
Sampel dipindahkan
ke dalam media SDA
kemudian sampel
disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama 3-
5 hari.
7. Diambil 100μL dari Didapatkan media
sampel ekstrak yang mengandung
-6
pengenceran 10 koloni jamur yang
dengan mikropipet. sangatsedikit.
Sampel dipindahkan
ke dalam media SDA
kemudian sampel
disebar
menggunakan
spreader. Media lalu
diinkubasi selama 3-
5 hari.

5.4 Pembuatan DMSO

No. Prosedur Hasil

1. Diambil DMSO sebanyak Didapat DMSO sebanyak


500 mikroliterdari DMSO 500 mikroliter
99,99%

2. Diteteskan aquadest hingga DMSO perlahan melarut


DMSO mulai terlarut dalam aquadest

3. Diad dengan aquadest sedikit Di dapatlarutan DMSO


demi sedikit hingga 20 ml 0,5% dalam 20 ml

5.5 Pengenceran Suspensi


No Perlakuan Hasil Gambar
1. Diambil sebanyak 5mL Ekstrak kental telah
suspensi daun salam. ditimbang sebanyak
0,5052 gram.

2. Diambil 0,5 mL (500 ) Larutan ekstrak telah


dari tabung reaksi I, dan diambil sebanyak 0,5
dilarut- kan dengan dari tabung reaksi I dan
aquadest sebanyak 4,5 telah dimasuk- kan
kedal- am tabung II kedalam tabung reaksi
(Pengenceran 10-2). II sebagai pengenceran
.
3. Diambil 0,5 mL (500 ) Larutan ekstrak telah
dari tabung reaksi II, dan diambil sebanyak 0,5
dilarut- kan dengan dari tabung reaksi II
aquadest sebanyak 4,5 dan telah dimasuk- kan
kedal- am tabung III kedalam tabung reaksi
(Pengenceran 10-3). III sebagai pengenceran
.
4. Diambil 0,5 mL (500 ) Larutan ekstrak telah
dari tabung reaksi III, diambil sebanyak 0,5
dan dilarutkan dengan dari tabung reaksi III
aquadest sebanyak 4,5 dan telah dimasuk- kan
kedalam tabung IV kedalam tabung reaksi
(Pengenceran 10-4). IV sebagai pengenceran
.
5. Diambil 0,5 mL (500 ) Larutan ekstrak telah
dari tabung reaksi IV, diambil sebanyak 0,5
dan dilarutkan dengan dari tabung reaksi IV
aquadest sebanyak 4,5 dan telah dimasuk- kan
kedalam tabung V kedalam tabung reaksi
(Pengenceran 10-5). V sebagai pengenceran
.
6. Diambil 0,5 mL (500 ) Larutan ekstrak telah
dari tabung reaksi V, dan diambil sebanyak 0,5
dilarut- kan dengan dari tabung reaksi V
aquadest sebanyak 4,5 dan telah dimasuk- kan
kedal- am tabung VI kedalam tabung reaksi
(Pengenceran 10-6). VI sebagai pengenceran
.

5.6 Uji ALT Sediaan


No Perlakuan Hasil Gambar
1 Ditambahkan 50μL Didapatkan media yang
ketokonazol pada media terisi oleh ketokonazol
SDA yang akan 50μL.
digunakan dan ditunggu
hingga kering.
1. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
pengenceran 10-1 dengan bakteri.
mikropipet. Sampel
dipindahkan ke dalam
media MHA. Sampel
disebar menggunakan
spreader. Media lalu di
inkubasi selama 24jam.
2. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
-2
pengenceran 10 dengan bakteri.
mikropipet. Sampel
dipindahkan ke dalam
media MHA. Sampel
disebar menggunakan
spreader. Media lalu di
inkubasi selama 24jam.
3. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
pengenceran 10-3 dengan bakteri.
mikropipet. Sampel
dipindahkan ke dalam
media MHA. Sampel
disebar menggunakan
spreader. Media lalu di
inkubasi selama 24jam.
4. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
pengenceran 10-4 dengan bakteri.
mikropipet. Sampel
dipindahkan ke dalam
media MHA. Sampel
disebar menggunakan
spreader. Media lalu di
inkubasi selama 24jam.
5. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
-5
pengenceran 10 dengan bakteri.
mikropipet. Sampel
dipindahkan ke dalam
media MHA. Sampel
disebar menggunakan
spreader. Media lalu di
inkubasi selama 24jam.
6. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
pengenceran 10-6 dengan bakteri.
mikropipet. Sampel
dipindahkan ke dalam
media MHA. Sampel
disebar menggunakan
spreader. Media lalu di
inkubasi selama 24jam.

5.7 Uji AKK Sediaan


No Perlakuan Hasil Gambar
1. Ditambahkan 50μL Didapatkan semua
kloram fenikol pada media yang telah diberi
semua media SDA yang kloramfenikol.
akan digunakan dan
ditunggu hingga kering.
2. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
-1
pengenceran 10 dengan jamur.
mikropipet. Sampel
dipindahkan kedalam
media SDA kemudian
sampel disebar
menggunakan spreader.
Media lalu diinkubasi
selama3-5 hari.
3. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
-2
pengenceran 10 dengan jamur.
mikropipet. Sampel
dipindahkan kedalam
media SDA kemudian
sampel disebar
menggunakan spreader.
Media lalu diinkubasi
selama3-5 hari.
4. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
pengenceran 10-3 dengan jamur.
mikropipet. Sampel
dipindahkan kedalam
media SDA kemudian
sampel disebar
menggunakan spreader.
Media lalu diinkubasi
selama3-5 hari.
5. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
pengenceran 10-4 dengan jamur.
mikropipet. Sampel
dipindahkan kedalam
media SDA kemudian
sampel disebar
menggunakan spreader.
Media lalu diinkubasi
selama3-5 hari.
6. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
pengenceran 10-5 dengan jamur.
mikropipet. Sampel
dipindahkan kedalam
media SDA kemudian
sampel disebar
menggunakan spreader.
Media lalu diinkubasi
selama3-5 hari.
7. Diambil 100μL dari Didapatkan media yang
sampel sediaan suspense mengandung koloni
pengenceran 10-6 dengan jamur.
mikropipet. Sampel
dipindahkan kedalam
media SDA kemudian
sampel disebar
menggunakan spreader.
Media lalu diinkubasi
selama3-5 hari.

VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini di lakukan uji ALT (Angka Lempeng Total) dan
AKK (Angka Kapang Khamir) terhadap ekstrak dan suspense daun salam yang
ada pada sediaan. Tujuan dilakukannya uji ALT untuk mengetahui secara
kuantitatif jumlah mikroba cemaran bakteri pada suatu sampel sehingga mutu
ekstrak dan sediaan suspense dapat diketahui. Menurut BPOM ALT pada
suspense batas jumlah mikroba yang tumbuh pada sampel adalah <104 koloni/ml.
Sedangkan untuk AKK memiliki tujuan untuk menunjukan kualitas ekstrak yang
di lihat dengan adanya cemaran kapang atau khamir dari ekstrak dan suspense
daun salam.

Metode yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah metode dilusi
dengan cawan tebar. Media yang di gunakan dalam pengujian ALT adalah media
Mueller-Hinton Agar (MHA) medium ini merupakan medium universal yang dapat
ditumbuhi oleh mayoritas mikroorganisme. MHA memiliki komposisi yang terdiri
dari beef ekstrak 2 g, kasein hidrolisat 17,5 g, pati 1,5 g dan agar 17 g, dilarutkan
dalam 1 liter aquadest. Sedangkan untuk uji AKK di gunakan media padat Potato
dextrosa agar (PDA) .Media potato dextrose agar (PDA) berfungsi sebagai media
kapang (jamur) dan khamir. Selain itu PDA digunakan untuk enumerasi yeast dan
kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
dextrosa (glukosa) sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Komposisinya PDA berupa kentang (4
g/L (berasal dari 200 gr kentang)), dektrose (glukosa) (15 g/L) dan aquades 1L.
Media PDA bersifat selektif untuk menumbuhkan jamur seperti ragi. Media ini
memiliki pH sedikit asam dimana media PDA ini stabil digunakan pada pH 5,6 ±
0,2 pada suhu ruang 250C.

Dalam pengerjaannya ekstrak daun salam di larutkan dengan dimetil


sulfoksida (DMSO), karena jika ekstrak daun salam di larutkan dengan air tidak
semua akan larut. DMSO di gunakan untuk meningkat kelarutan dalam air. Dan
untuk pengujian kapang kamir sebelum diberi sampel media yang akan digunakan
diberi kloramfenikol terlebih dahulu hal ini bertujuan agar media yang akan
digunakan tidak ditumbuhi bakteri karna pada pengujian kapang dan khamir ini
yang akan dilihat adalah pertumbuhan jamur (kapang dan kamir), sedangkan
pengujian ALT media yang akan di gunakan diberi ketokonazol yang kemudian
baru di tambahkan sediaan sampel.

Pada pengujian kali ini dilakukan adanya pengujian dengan blanko hal ini
bertujuan untuk pembuktian pembuatan media secara aseptis, tetapi jika pada
blanko terjadi pertumbuhan mikroorganisme ada kemungkinan pada pembuatan
medianya kurang aseptis.

Sebelum sampel disebar pada media sampel dilakukan pengenceran.


Pengenceran dibuat dalam konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, dan 10-6. Hal
tersebut dilakukan dengan tujuan agar pada saat hasil inkubasi jumlah
mikroorganisme yang tumbuh tidak terlalu padat. Pada pengujian ALT waktu
yang diperlukan untuk inkubasi dilakukan selama 18-24 jam. Hal itu dilakukan
dikarenakan pertumbuhan maksimu bakteri itu sendiri terjadi selama 18-24 jam
pada suhu 37°C.
Kemudian pada pengujian angka kapang khamir sendiri dilakukan dengan
menggunakan Sabouraud Dextrose Agar (SBA). Untuk pengujian dan
penghitungan angka kapang khamir bisa menggunakan media SBA dan PDA.
SBA agar merupakan media pertumbahan yang mengandung pepton bisa
diguankan untuk menghitung angka kapang khamir. Secara umumnya SDA agar
digunakan untuk menumbuhkan dermatofita dan berbagai jenis jamur dan juga
bisa digunakan untuk menumbuhkan bakteri seperti Nocardia. Adapun
kandungan dari SDA agar yaitu dextrosa(glukosa) 40 gram, pepton 10 gram, agar
20 gram, dan dilarutkan dalam 1 liter aquadest , dan biasa dibuat apada pH akhir
5,6 +/-0,2 pada suhu 25°C. Adapun prinsip kerja dari SDA agar yaitu pepton
menyediakan sumber nitrogen dan vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan
organisme di dalam SDA. Dextrosa ditambahkan sebagai sumber energi dan
karbon danagar sendiri berfungsi sebagai pemadat.

Dalam pengujian angka kapang khamir (AKK) dilakukan penambahan zat


anti-bakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri yaitu kloramfenikol.
Penambahan kloramfenikol dilakukan sebelum suspensi bakteri dimasukkan.
Setelah penambahan kloramfenikol media didiamkan selama 30 menit agar
kloramfenikol pada media mengering dan ketika dilakukan inkubasi tidak
mengganggu pertumbuhan dari jamur.

Setelah media pengujian ALT diinkubasi selama 18-24 jam dan AKK
diinkubasi selama 48 jam. Pada pengujian ALT kurang dari satu. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan tidak ditemukan koloni bakteri pada cawan petri
tetapi yang terlihat adalah koloni jamur, hal ini dikarenakan terjadinya
kontaminasi alat yang digunakan. Pada pengujian AKK didapatkan hasil 48x10 4/
ml. Ditemukan jamur yang memiliki warna koloni yang berbeda beda. Sehingga
dari angka Kapang/Kamir ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun salam
kelompok 3 termasuk ke sediaan yang tidak melebihi ambang batas aman untuk
dikonsumsi mengacu kepada parameter Depkes RI yaitu kurang dari 104 CFU/mL
.

VII. Kesimpulan
Telah dilakukan identifikasi bakteri dan jamur pada sampel ekstrak Syzygium
polyanthum dalam bentuk sediaan suspensinya. Hasil menunjukkan sediaan
mengandung jamur. Diperoleh hasil ALT pada sediaan suspensi dan ekstrak <10-
150 koloni, sehingga ALT pada sediaan tidak dapat dihitung. Sedangkan nilai
AKK yang diperoleh dari sediaan suspensi adalah sebesar 48x 10 4 cfu/ml dan
sampel ekstrak sebesar 58 x 104. Angka ALT sesuai dengan Peraturan Kepala
BPOM RI No. 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional bahwa nilai
ALT adalah ≤ 104 koloni/g. Sedangkan nilai AKK untuk sediaan suspensi ini tidak
sesuai Persyaratan Mutu Obat Tradisional karena melebihi angka 104 kologi/g.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle K.A. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Dewi M.M. 2016. Uji Angka Kapang Khamir dan Uji Angka Lempeng Total pada Jamu
Gendong Temulawak di Pasar Tarumnegara Magelang. Yogyakarta: Universitas
Sanara Dharma.
Harti, Agnes Sri. 2015. Mikrobiologi Kesehatan: Peran Mikrobiologi dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.

Susanti M. Isnaeni, Poedjiarti. 2009. Validasi Metode Bioautografi Untuk Determinasi


Kloramfenikol. Jurnal Kedokteran Indonesia. Vol.1 No.1.
Wasito H. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wibowo. Djoko dan Ristanto. 1987. Mikrobiologi dalam Pengolahan Pangan. Jakarta:
Ghalia Indo.
Razvi, Nighat, Riaz Awan, Baqir Shyum Naqvi, Fakhsheena Anjum, Zohaib
Hussain dan Sadaf Farooqi. 2014. Estimation of Microbial Contamination in
Various Active Pharmaceutical Ingredients and Excipients. World Journal of
Pharmaceutical Ingredients and Excipients, Vol. 3 No. 6: 1771-1777.

Ratajczak, M., M. M. Kubicka, D. Kaminska, P. Sawicka dan J. Długaszewska. 2014.


Microbiological Quality of Non-steril Pharmaceutical Products. Saudi
Pharmaceutical Journal, Vol. 1, No. 23: 303-307.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN

1. Pengenceran Sediaan Suspensi Syzygium polyanthum

Larutan awal :

Rumus pengenceran : N1 x V1 = N2 x V2

1. Pengenceran ke- 1
10-1 x 0,5 ml = N2 x (0,5 ml + 4,5 ml)
10-1 x 0,5 ml = N2 x 5 mL
N2 = 10-2
2. Pengenceran ke -2
10-2 x 0,5 ml = N2 x (0,5 ml + 4,5 ml)
10-2 x 0,5 ml = N2 x 5 mL
N2 = 10-3
3. Pengenceran ke -3
10-3 x 0,5 ml = N2 x (0,5 ml + 4,5 ml)
10-3 x 0,5 ml = N2 x 5 mL
N2 = 10-4
4. Pengenceran ke -4
10-4 x 0,5 ml = N2 x (0,5 ml + 4,5 ml)
10-4 x 0,5 ml = N2 x 5 mL
N2 = 10-5
5. Pengenceran ke -5
10-5 x 0,5 ml = N2 x (0,5 ml + 4,5 ml)
10-5 x 0,5 ml = N2 x 5 mL
N2 = 10-6

2. Perhitungan ALT terhadap sampel suspensi Syzygium polyanthum


10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6
<1 <1 <1 <1 <1 <1

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat jamur yang


tumbuh pada cawan petri, kemungkinan media yang digunakan sudah terkontaminasi
sehingga jamur yang tumbuh tersebut sangat banyak dan tidak merata sehingga
perhitungan ALT tidak dapat dihitung, tidak memenuhi syarat perhitungan Angka
Lempeng Total (ALT). Perhitungan ALT hanya dapat dilakukan jika jumlah mikroba
atau pun bakteri dalam rentang 10 – 150 koloni.

3. Perhitungan AKK terhadap sampel suspensi ekstrak Syzygium polyanthum


10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6
21 22 15 9 8 10

AKK = Jumlah koloni x

a. Perhitungan Koloni pada Suspensi


 Pengenceran 10-1  Pengenceran 10-4
AKK = 21 x AKK = 9 x

AKK = 210 koloni AKK = 9 x 105 koloni

 Pengenceran 10-2  Pengenceran 10-5


AKK = 22 x AKK = 8 x

AKK = 22 x 102 koloni AKK = 8 x 105 koloni

 Pengenceran 10-3  Pengenceran 10-6


AKK = 15 x AKK = 10 x

AKK = 15 x 103 koloni AKK = 10 x 106 koloni

Berdasarkan dari hasil yang telah diamati hasil pengenceran yang terdapat koloni
antara 10-150 adalah pada pengenceran ke 10-1, 10-2, 10-3 dan 10-6 sehingga
perhitungannya :

Rata-rata koloni : koloni/ 0,5 ml

Sehingga di dapat dalam 1 ml banyaknya jumlah koloni adalah 48 x 104 / ml.

4. Perhitungan ALT terhadap sampel suspensi Syzygium polyanthum


10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6
<1 <1 <1 <1 <1 <1
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat jamur yang
tumbuh pada cawan petri, kemungkinan media yang digunakan sudah terkontaminasi
sehingga jamur yang tumbuh tersebut sangat banyak dan tidak merata sehingga
perhitungan ALT tidak dapat dihitung, tidak memenuhi syarat perhitungan Angka
Lempeng Total (ALT). Perhitungan ALT hanya dapat dilakukan jika jumlah mikroba
atau pun bakteri dalam rentang 10 – 150 koloni.

5. Perhitungan AKK terhadap sampel ekstrak Syzygium polyanthum


10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6
35 29 18 37 25 4

AKK = Jumlah koloni x

b. Perhitungan Koloni pada Suspensi


 Pengenceran 10-1  Pengenceran 10-4
AKK = 35 x AKK = 37 x

AKK = 350 koloni AKK = 37 x 105 koloni

 Pengenceran 10-2  Pengenceran 10-5


AKK = 29 x AKK = 25 x

AKK = 29 x 102 koloni AKK = 8 x 105 koloni

 Pengenceran 10-3  Pengenceran 10-6


AKK = 18 x AKK = 4 x

AKK = 18 x 103 koloni AKK = 4 x 106 koloni

Berdasarkan dari hasil yang telah diamati hasil pengenceran yang terdapat koloni
antara 10-150 adalah pada pengenceran ke 10-1, 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5 sehingga
perhitungannya :

Rata-rata koloni : koloni/ 0,5 ml

Sehingga di dapat dalam 1 ml banyaknya jumlah koloni adalah 58 x 104 / ml.


DOKUMENTASI

Proses Pengenceran Hasil Pengenceran ALT 10-1 Hasil Pengenceran ALT 10-2

Hasil Pengenceran ALT 10-4 Hasil Pengenceran ALT 10-5


Hasil Pengenceran ALT 10-3

Hasil Pengenceran AKK 10-2


-6
Hasil Pengenceran ALT 10 Hasil Pengenceran AKK 10-2
Hasil Pengenceran AKK 10-3 Hasil Pengenceran AKK 10-4
Hasil Pengenceran AKK 10-5

Hasil Pengenceran AKK 10-6 Hasil Pengenceran Ekstrak ALT Hasil Pengenceran Ekstrak ALT
10-1 10-2

Hasil Pengenceran Ekstrak ALT Hasil Pengenceran Ekstrak ALT Hasil Pengenceran Ekstrak ALT
10-3 10-4 10-5
Hasil Pengenceran Ekstrak ALT Hasil Pengenceran Ekstrak AKK
Hasil Pengenceran Ekstrak AKK
10-6 10-1
10-2

Hasil Pengenceran Ekstrak Hasil Pengenceran Ekstrak AKK Hasil Pengenceran Ekstrak AKK
AKK 10-3 10-4 10-5
Hasil Pengenceran Ekstrak Hasil
Pengenceran Ekstrak AKK 10-6

1.

Anda mungkin juga menyukai