Anda di halaman 1dari 37

LABORATORIUM FARMASETIKA

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN LENGKAP ANGKATAN
RHEOLOGI














OLEH :

ASISTEN : SITTI NURLAELAH
GOLONGAN SABTU SIANG


M A K A S S A R
2 0 1 4

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan
tinta,berbagai adonan, bahan-bahan pebuat jalan termasuk produk hasil
peternakan serta bahan-bahan lain. Penyelidikan visikositas dari cairan sejati,
larutan dan sistem koloid baik yang encer maupun yang kental, jauh lebih
berlsifat praktis daripada bernilai teoritis serbuk. Belajar mengenai pentingnya
rheologi dalam farmasi dan masyarakat penerapannya dalam permukaan dan
analisis dari produk farmasi tersebut seperti emulsi, pasta dan penyaluran
tablet.
Sifat-sifat rheologi dari sistem farmasetik dapat mempengaruhi
pemilihan alat yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam
pabrik. Rheologi meliputi campuran oleh aliran dari bahan, pemasukan
kedalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dari
penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik.
Rheologi dapat mempengaruhi penerimaan obat oleh tubuh pasien. Sehingga
dalam pembuatan sediaan farmasi perlu diketahui lebih dulu aliran dari
senyawa yang akan dipakai. Karena ternyata viskositas mempengaruhi laju
absorbsi obat dari saluran cerna.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengukur dan memahami viskositas suatu bahan dan tipe-tipe
alirannya dari sedian-sedian farmasi
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menentukan tipe-tipe aliran suatu bahan dan membuat kurva
berdasarkan data yang diperoleh untuk menentukan tipe-tipe alirannya.
I.3 Prinsip Percobaan
Penentuan viskositas berdasarkan faktor koreksi dan deal reading
terukur dari viskometer serta penentuan tipe-tipe aliran berdasarkan data dari
tiap sediaan farmasi.

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo
berarti mengalir dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat
kaitannnya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu persyaratan
pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Semakin tinggi
viskositas maka semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas
dinyatakan dengan simbol (1:827).
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi diaplikasikan dalam
pembuatan krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain.
Selain itu, prinsip rheologi juga digunakan karakteristik induk sediaan farmasi
(dosage formu) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch.
Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan,
pengeluaran dari tube atau pensetan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu
zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas
fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dari tubuh (bioavability), sehingga
viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh
(2:91).
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai gesekan dalam dalam
suatu fluida. Karena adanya viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah
satu lapisan fluida diatas lapisan lainnya, atau supaya satu permukaan dapat
meluncur diatas permukaan lainnya bila diantara permukaa-permukaan ini
terdapat lapisan fluida, haruslah dikerjakan gaya. Baik zat cair maupun gas
mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viskos) daripada gas
(2:92).
Laju aliran fluida dalam tabung yang bulat bergantung pada viskositas
fluida, perbedaan tekanan dan dimensi tabung. Ilmuan Prancil J.L Poiseulle
(1999-1989), yang ditarik pada fisika dari peredaran darah (dan yang
namanya, Poise, dipakai), menentukan bagaimana variabel-variabel
tersebut mempengaruhi laju aliran fluida yang tidak bisa ditekan yang
mengalami aliran laminer pada tabung silinder. Hasilnya, yang dikenal
dengan nama persamaan Poiseulle, adalah : dimana r adalah radius dalam
tabung, L adalah panjangnya, P1 P2 merupakan perbedaan tekanan antara
ujung-ujungnya, . adalah koefisien viskositas, dan Q adalah laju volume aliran
(volume fluida yang mengalir per satuan waktu dinyatakan dalam satuan SI
m3/S) (3:35).
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi adalah sistem
newton dan sistem non-newton. Pemilihan bergantung pada sifat-sifat aliran
nya apakah sesuai hukum aliran dari newton atau tidak. Dalam hukum aliran
dari newton, perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan dipisahkan
oleh suatu jarak yang kecil sekali (dr) adalah perbedaan kecepatan atau rate
of shear, dv/dr. Gaya persatuan luas F 1/A diperlukan untuk menyebabkan
aliran, ini disebut sharing stress (1:830).
1. Aliran Newton; makin besar viskositas suatu cairan akan makin besar
pula gaya persatuan luas (shearing stress) yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu rate of share









2. Aliran Non Newton
a. Aliran Plastis. Kurva aliran plastis tidak melalui (0,0) tapi memotong
sumbu shearing stress (atau akan memotong, jika bagian lurus dari
kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu
yang dikenal sebagai harga yield.

b. Aliran Pseudoplastis. Kurva konsistensi untuk bahan pseudoplastis
mulai pada titik (0,0) atau paling tidak mendekati pada rate of shear
rendah. Akibatnya, berlawanan dengan Bingham bodies, tidak ada
yield value.





c. Aliran Dilatan. Tipe aliran ini adalah kebalikan dari pseudoplastis
seringkali dikenal sebagai shear thining system, maka bahan dilatan
seringkali diberi shear thichening system.


II.2 Uraian Bahan
1. Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak
larut yang terdispersi dalam fase cair (3:17).

2.Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan
obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi
atau surfaktan yang cocok (3:9)
3. Pasta Gigi
Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang
berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau
dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago
atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit (3:50).
4. Lotio
Lotio adalah berupa larutan, suspensi atau emulsi dimaksudkan untuk
penggunaan pada kulit. Penambahan etanol 90% dalam losio akan
mempercepat efek pendinginan, sedangkan penambahan gliserol akan
menyebabkan kulit tetap lembab dalam waktu tertentu (2:325).
Digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit tanpa pijitan.
Pembuatan losio harus dilakukan dengan tehnik aseptik, yaitu sedapat
mungkin harus dihindarkan terjadinya cemaran jasad renik ke dalam losio,
terutama jika losio tidak mengandung pengawet (2:325).
Catatan, Pada etiket harus juga tertera Hanya untuk pemakaian luar
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata Lotio
mengalami perubahan makna. Saat ini Lotio tidak lagi didefinisikan sebagai
bentuk sediaan farmasi, tetapi hanya terbatas pada bagaimana cara
menggunakan sediaan tersebut.Jadi kata Lotio lebih diartikan sebagai
sesuatu yang cara penggunaannya dioleskan (2:325).
Berdasarkan sifat bahan aktif (calamin) yang praktis tidak larut dalam
air, maka sediaan akan dibuat dalam bentuk suspensi dengan bahan
tambahan yang cocok (2:325).

5. Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Sedangkan menurut fomularium Nasional krim adalah sediaan setengah
padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan
dimaksudkan untuk pemakaian luar (3:26)
6. Semi padat
Merupakan sediaan setengah padat dikerjakan untuk pemakaian
tropilesed pada kulit atau selaput lendir. Bahan sebaiknya terdispersi
homogen dalam dasar salep. Salep tidak boleh berbau tengik, kecuali
dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras
narkotik 10% (3:58).

II.3 Prosedur Kerja
1. Sebanyak 75 gram dimasukkan dalam beker, kemudian diletakkan di
bawah viscometer Broon field. Dipilihspindel yang tepat disesuaikan
dengan viskositas sampel.
2. Spindel dipasang pada alat pemutar, kemudian viskometernya diatur
kecepatannya diperhatikan garis merah pada meteran dan hentikan
putarannya setelah garis merah pada alat berputar sebanyak tiga kali.
2. Hasil dicatat dalam table .
3. Kerapatan putaran dan besar spindle dicocokkan pada table penentuan
nilai faktor konversi yang telah tersedia.
4. Dihitung viskositasnya .





BAB III
METODE KERJA

III.1 Alat dan bahan
III.1.1 Alat percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer 200
ml, gelas ukur, gelas piala,lap halus, lap kasar, dan viskometer,
III.1.2 Bahan percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Balsem
Lang (semi padat),Kloramfenikol (suspensi), Laksadin (emulsi), Pepsodent
(pasta gigi), Salonpas (krim) dan Sovel (lotio).

III.2 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dituang bahan ke dalam beker masing-masing 75 mg
3. Diletakkan beker berisi bahan di bawah viscometer
4. Diletakkan spindel kedalam beker
5. Diatur pergerakan spindel dengan kecepatan 5 rpm, 10 rpm, 20 rpm,
50 rpm dan 100 rpm
6. Diamati dial reading yang terukur di viscometer
7. Dicatat faktor koreksi dengan ukur sesuai spindelnya
8. Dihitung viskositasnya







BAB IV
HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel Data
IV.1.1 Golongan Selasa Siang
Kelom
pok
Sampel
Rate
of
shear
FK
Dealing
Rate

Shearing
Stress
Viskositas
I II
1
Antis
(Gel)
5
10
20
50
100
2000
1000
900
200
100
7
8
10
12
20
7
8,75
10
10,5
23
70000
81250
100000
112500
215000
14000
8.125
5000
2250
2150
2

Na CMC
(Suspensi)
5
10
20
50
100
400
200
100
40
20
0
0
1,5
3,5
7
0
0
1,5
5
7
0
0
3000
7500
14000
0
0
150
150
400
3
Mylanta
(Suspensi)
5
10
20
50
100
200
100
50
20
10
1,5
2
2
8,5
6,5
1,5
1,5
2
8
6,5
1500
2750
400
8250
6500
300
275
100
165
65
4
Pepsodent
(Pasta Gigi)
5
10
20
50
8000
4000
2000
800
27,5
3,4
36,5
45,5
15
23
29
41
850000
1140000
1310000
1730000
170000
114000
69500
34600
100 400 52 52 2080000 20800
5
Ichtiol
(Salep)
5
10
20
50
100
8000
4000
2000
800
400
9
11
8,5
13
22,5
9,5
9
10,5
13
22,5
370
400
380
520
900
74
40
19
10,4
9
6
Kelly
(Krim)
5
10
20
50
100
8000
4000
2000
800
400
63,5
64
31,5
27,5
38
13,5
16,5
21,5
41,5
35,5
2810
2890
1690
1130
2230
562
289
84
22
22

















IV.1.2 Golongan Jumat Pagi

No
Sampel
(Spindel)
Rate of
Shear
FK
Dealing Rate Shearing
Stress
Viskositas
I II
1




Emeron
(Suspensi)




5
10
20
50
100
2000
1000
500
200
100
14,6
21,1
17
39
76,9
14
20
27,5
58,3
26,5
215000
311000
307500
681500
115300
43800
31100
15315
13680
11530
2




Pepsodent
(Pasta Gigi)




5
10
20
50
100
8000
4000
2000
800
400
26,5
34
36,5
52,5
66,5
26,5
30,9
37,5
54
71
1100
1298
1480
2130
2750
220000
-
-
-
-
3

Geliga
(Semi padat)

5
10
8000
4000
2,5
4,5
5,5
3,5
100000
100000
32000
16000






20
50
100
2000
800
400
3,75
7,8
6,9
4,2
13,5
16
43000
426000
458000
2380
8520
4580
4





Ambroxol
(Suspensi)



5
10
20
50
100
80
40
20
5
4
-
38,5
19
44
9,5
-
74,5
14,5
36,5
11,5
-
2800
6200
16100
4200
-
2180
335
322
42

















5





Cefadroxil
(Suspensi)




5
10
20
50
100
800
400
200
80
40
1,5
1,6
1,4
1,4
1,3
-
-
-
-
-
2000
6400
5600
5000
52000
400
640
280
112
520





Klp Sampel Rate Dealing rate FK Shearing stress Viskositas
of
shea
r
I II I II I I
1 Marina
(Lotio)
5
10
20
50
100
21,5
28
23,5
32,5
49
16
21
32
3
48,5
800
400
200
80
40
86K
112K
94K
130K
196K
64K
84K
128K
197K
194K
17200
11200
47200
2600
1960
12.800
8400
6400
31200
1940
2 Pepsodent
(Pasta Gigi)
5
10
20
50
100
22
20
24
28
36,5
19,5
23
3,5
40
56,5
8K
4K
2K
800
400
880
800
960,8
192000
196000
2000
400
600
1400
3600
17600
80650
48000
3800
1460
15600
9200
7000
3600
22600
3 Acitral
(Suspensi)
5
10
20
50
100
0,5
1
1,5
2,9
9
0,5
1
1,5
3,5
9
80
40
20
8
4
2000
400
6000
1000
3600
280000
320000
400000
600000
7800000
40
30

20
30
40
40
30
28
36
4 Ichtiol
(Salep)
5
10
20
50
100
2
3
6,5
10
21,5
7
8
10
14
19,5
8000
4000
2000
800
40
80000
120000
260000
400000
860000
30000
56000
66000
96000
108000
10000
12000
13000
8060
86000
50000
32000
20000
112000
78000
5 Antis
(Gel)
5
10
20
50
100
20,5
21
37
42
54,5
19,5
23
33
48
54
400
200
100
40
70
41000
42000
72000
84000
109000
78000
920000
140000
180000
122000
8200
4200
3700
1080
1000
7800
5600
3300
1920
1080

IV.1.3 Golongan Sabtu Pagi

IV.1.4 Golongan Sabtu Siang
6 Antasida
Doem
(Suspensi)


5
10
20
50
100
0,5
1
1,5
4,5
9,5
0,5
1
1,5
3,5
10
800
400
200
80
40
2000
4000
6000
18K
38K
2000
4000
600
14K
48K
400
400
800
3K
360
400
400
300
280
400
Klp.
Sampel
(Spindel)
Kec.
(rpm
)
Fk
Rate of
Shear
Shering
Stress
Viskositas
rata-
rata
I II
1

2
1
Kloramfenikol
(Suspensi
Kering)

5
10
20
50
100
400
200
100
40
20
34
42
57
88
100
35,8
50
66,5
97,5
100
69,5 k
92 k
123,4 k
185,5 k
200 k
13,6 k
8,4 k
5,7 k
3,52 k
2 k
14,2 k
10 k
6,65 k
3,9 k
2 k
13,9 k
9,2 k
6,17 k
3,71 k
2 k
2
Laksadin
(Suspensi)
5 400 12,5 14,5 27 k 5 k 5,8 k 5,4 k
10 200 19,5 18,5 18,5 k 3,9 k 3,7 k 7,6 k
20 100 26 26 26 k 2,6 k 2,6 k 2,6 k
50 40 39 38,5 38,5 k 1.56 k 1.54 k 1,55 k
100 20 54,5 53 53 k 1,09 k 1,06 k 1,075 k
3
Pepsodent
(Pasta Gigi)
5 8 k 9 9,5 370 k 72 k 76 k 74 k
10 4 k 13 12,5 510 k 52 k 50 k 51 k
20 2 k 16,5 16,5 660 k 33 k 33 k 33 k
50 800 22 2,3 990 k 17,6 k 18,4 k 16 k
100 400 27,5 28,5 1120 k 11 k 11,4 k 11,2 k
4
Soffel (Lotio)
5 2 k 3,5 2 27,5 k 7 k 4 k 5,5 k
10 1 k 7,5 3,5 27,5 k 7,5 k 3,5 k 38 k
20 500 20,5 2,3 282,5 k 14,25 k 14 k 21,3 k
50 200 34 33,5 337,5 k 6,8 k 6,7 k 9,3 k
100 100 38 37,5 377,5 k 3,6 k 3,75 k 5,9 k
5 Salonpas 5 2 k 35 37 360 k 70 k 74 k 72 k

IV.2 Perhitungan
Viskositas= rate of share/shearing stress
IV.2.1 Golongan Selasa Siang
KELOMPOK 1
Viskositas:


KELOMPOK 2
Viskositas:


(Krim) 10 1 k 39 38 380 k 39 k 34 k 38 k
20 500 45 40,5 427,5 k 22,5 k 20,25 k 21,3 k
50 200 47 46,5 467,5 k 9,4 k 9,3 k 9,3 k



100 100 59 59 590 k 5,9 k 5,9 k 5,9 k
6 Balsem Lang 5 2 k 3 3 120k 24 k 24 k 24 k
(Semipadat) 10 4 k 1,5 3 90 k 6 k 12 k 9 k
20 2 k 8 7 300 k 16 k 14 k 15 k
50 800 5 5 200 k 4 k 4 k 4 k
100 400 7 6 260 k 2,8 k 2,4 k 2,6 k


KELOMPOK 3
Viskositas:

= 65
KELOMPOK 4
Viskositas:

= 170 K

= 69500


KELOMPOK 5
Viskositas:


KELOMPOK 6
Viskositas:


IV.2.2 Golongan Jumat Pagi
KELOMPOK 1





= 28.900



= 20.550



= 11.125



= 9.730



= 7.670


KELOMPOK 2



= 212.000



= 129.800



= 74.000



=42.600



= 27.500


KELOMPOK 3



= 22.125



= 16.000


= 7.950



= 8.520


= 4.580


KELOMPOK 5


= 1.200

1,6 x 400
= 640


= 280


=112


= 52



IV.2.3 Golongan Sabtu Pagi
Kelompok 1
a. Viskositas :


= 15000



= 9800



= 26.701



= 1950

Kelompok 2
a. Viskositas :



= 166000



= 86000



= 27500



= 37200



= 18600

Kelompok 3
a. Viskositas :



= 40


= 40


= 30


= 24


= 36
Kelompok 4
a. Viskositas :


= 36000


= 22000


= 34500


= 9600


= 8200
Kelompok 5
a. Viskositas :



= 8000


= 4900


= 3500


= 1800


= 1085
Kelompok 6
a. Viskositas:


= 400



= 400



= 300


= 320


= 390
IV.2.4 Golongan Sabtu Siang
Kelompok 1 :
a. Viskositas:


= 13,96


= 9,2


= 6,175


= 3,71


= 2000
Kelompok II
a. Viskositas:



= 5,4


= 3,8


= 2,6


= 1550


= 1075
Kelompok III
a. Viskositas:



= 74



= 51


= 28,5


= 1800



= 11,2
Kelompok IV
a. Viskositas:



= 16


= 5,5


= 70,625


= 1350


= 338

Kelompok V
a. Viskositas:




= 72


= 38,5


= 21,375


= 93,5


= 5,9
Kelompk VI
a. Viskositas:



= 6


= 9


= 15


= 1


= 650

IV.3 GRAFIK
IV.3.1 Golongan Selasa Siang





0
50000
100000
150000
200000
250000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Antis (gel)
0
1000
2000
3000
4000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Na CMC
0
5000
10000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Mylanta
0
1000000
2000000
3000000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Pepsodent
0
200000
400000
600000
800000
1000000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Ichtiol
0
2000000
4000000
6000000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Kelly
IV.3.2 Golongan Jumat Pagi
Kelompok 1 Kelompok 2

Kelompok 3 Kelompok 4

Kelompok 5







0
20
40
60
80
100
120
0 1000000 2000000 3000000
Pasta Gigi
0
20
40
60
80
100
120
0 400000 800000
Shampoo Clear
0
20
40
60
80
100
120
0 200000 400000 600000
Balsem
0
20
40
60
80
100
120
0 5000 10000 15000 20000 25000
Ambroxol Sirup
0
20
40
60
80
100
120
0 2000 4000 6000 8000
Cefadroxil Sirup

IV.3.3 Golongan Sabtu Pagi














0
10000
20000
30000
40000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Kelompok 6
0
50000
100000
150000
200000
250000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Kelompok 1
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Kelompok 2
0
1000
2000
3000
4000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Kelompok 3
0
200000
400000
600000
800000
1000000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Kelompok 4
0
50000
100000
150000
0 50 100 150
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

Rate of Shear
Kelompok 5

IV.3.4Golongan Sabtu Siang


0
50
100
150
200
5
1
0
2
0
5
0
1
0
0
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

(
K
)

Rate of Shear (rpm)
Aliran
Kloramfeni
kol
(Suspensi
Kering)
0
20
40
60
80
100
120
S
h
e
a
r
i
n
g


S
t
r
e
s
s

(
K
)

Rate of Shear (rpm)
Aliran Laxadin
(Suspensi)
0
200
400
600
800
1000
1200
5
1
0
2
0
5
0
1
1
2
0
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

(
K
)

Rate of Shear (rpm)
Aliran
Pepsodent
(Pasta
Gigi)
0
100
200
300
400
5 10 20 50 100
S
h
e
a
r
i
n
g

S
t
r
e
s
s

(
K
)

Rate of Shear (rpm)
Aliran Soffel
(Lotio)
0
100
200
300
400
500
600
700
5 10 20 50 590
R
a
t
e

o
f

S
h
e
a
r

(
r
p
m
)

Shaering Stress (K)
Aliran
Salonpas
(Krim)
0
50
100
150
200
250
300
350
5 10 20 50 260
R
a
t
e

o
f

S
h
e
a
r

(
r
p
m
)

Shearing Stress (K)
Aliran
Balsem Lang
(Semi Padat)
BAB V
PEMBAHASAN
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan dala fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka
semakin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di
dalam fluida terdebut. Viskositas erat hubungannya dengan peristiwa
Rheologi, karena viskositas menentukan kecepatan aliran suatu partikel (4).
Dengan mengetahui nilai viskositas dari masing-masing sampel dapat
diketahui bahwa Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi
pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan
antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Setiap
bertambahnya konsentrasi semakin bertambanhnya viskositas (kekentalan)
sehingga grafik yang ditunjukan adalah kenaikan dari setiap bertambahnya
konsentrasi (4)
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui viskositas dari suatu
cairan. Penentuan viskositas ini ditentukan menggunakan alat viskometer.
Viskometer yang digunakan adalah Viskometer Brookfield. Prinsip dari alat ini
yaitu rotasi dengan mengkombinasikan setting spindle dan kecepatan putar
spindle (4).
Pada viskometer ini dilengkapi dengan spindle yang memiliki bentuk
yang berbeda-beda, ada yang berukuran kecil,sedang dan besar. Selain
ukurannya yang berbeda-beda, jenis-jenis spindle memiliki fungsi yang
berbeda. Jika sediaan yang akan diuji mempunyai karakteristik aliran Newton
maka digunakan spindle dengan nomor yang rendah. Seperti spindle no 1, 2,
3, dst. Begitu pula sebaliknya. Semakin tinggi viskositas sampel yang diuji,
maka semakin tinggi nomor spindle yang digunakan. Misalnya untuk semi
padat, digunakan spindle nomor 7 (4).
Pada praktikum ini, digunakan sampel dari delapan jenis sediaan.
Yakni Suspensi, semi-padat, krim, pasta gigi, lotio, emulsi, salep dan gel.
Untuk sediaan Suspensi dari Golongan Selasa Siang yakni Mylanta dan Na
CMC, Jumat Pagi Cefadroxil, Sabtu Pagi Acitral Sirup dan Sabtu Siang
Kloramfenikol. Dari Hasil pengamatan, diperoleh Sampel Mylanta memiliki
tipe aliran plastis, Na CMC (Natrium Carboxyl Methyl Celulosa) bertipe aliran
pseudoplastis, Cefadroxil dilatan, Acitral Sirup plastis, dan Kloramfenikol
plastis. Bila dibandingkan dengan literatur, aliran suspensi bertipe plastis.
Maka dapat disimpulkan, ada dua sampel yang tidak sesuai dengan literatur
yakni sampel Cefadroxil dan Na CMC (Natrium Carboxyl Methyl Celulosa)
(4).
Untuk sediaan Semi-padat, sampel golongan Jumat Pagi dan Sabtu
Siang secara berturut-turut adalah Balsem dan Balsem Lang. Dari
pengamatan diperoleh hasil aliran Balsem dari golongan Selasa bertipe
Dilatan. Begitu juga dengan aliran pada sampel Balsem Lang, yakni bertipe
Dilatan. Bila dibandingkan dengan literatur, sediaan semi-padat bertipe aliran
dilatan. Kesimpulannya, semua Balsem yang diuji sesuai dengan litaratur
yakni bertipe aliran dilatan (4).
Untuk sediaan krim, sampel golongan Selasa Siang yakni Kelly dan
sampel golongan Sabtu Siang adalah Salonpas. Golongan Jumat Pagi dan
Sabtu Pagi tidak menggunakan sediaan krim. Dari hasil percobaan, diperoleh
keduanya memiliki aliran tipe Dilatan. Hal ini tidak sesuai dengan litaratur
yang menyatakan bahwa sediaan krim bertipe aliran pseodoplastik (4).
Untuk sediaan pasta gigi semua sampel dari golongan Selasa Siang,
Jumat Pagi, Sabtu Pagi hingga Sabtu Siang adalah Pepsodent. Dari hasil
pengamatan diperoleh semua aliran bertipe Plastis. Bila dibandingkan
dengan literatur, semua data sesuai karena aliran pasta dibandingkan
dengan literatur, semua data sesuai karena aliran pasta akni plastis (4).
Sampel untuk sediaan Lotio dari golongan Sabtu Pagi dan Sabtu
Siang secara berturut-turut Marina dan Soffel. Dari pengamatan, diperoleh
hasil sampel Marina beraliran plastis dan Soffel beraliran pseudoplastis. Bila
dibandingkan dengan literatur, sampel Soffel yang memenuhi syarat. Yakni
beraliran pseodoplastis (4).
Sampel Emulsi untuk golongan Sabtu Siang Laxadin. Untuk golongan
Jumat Pagi yakni Scoot Emulsion, tetapi tidak menghasilkan data yang valid
sedangkan golongan Selasa Siang dan Sabtu pagi tidak menggunakan
sampel sediaan emulsi. Dari hasil percobaan, diperoleh sampel Laxadin
beraliran plastis. Hal ini sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa
sediaan emulsi beraliran plastis (4).
Sediaan salep hanya digunakan oleh golongan Selasa Siang dan
Sabtu Pagi. Sampel keduanya adalah Ichtiol yang beraliran Dilatan. Hal ini
sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa sediaan ini beraliran dilatan
(4).
Sediaan Gel juga hanya digunakan oleh golongan Selasa Siang dan
Sabtu Pagi yakni sampel Antiseptik merek Detol. Dari hasil pengamatan,
diperoleh aliran sampel bertipe plastis. Bila dibandingkan dengan litaratur,
terjadi kesesuaian data dimana Gel beraliran Plastis (4).
Pada percobaan, rata-rata hasil pengamatan sampel tidak sesuai
dengan literatur hal ini disebabkan adanya faktor kesalahan yang terjadi saat
praktikum, yakni:
1. Spindle yang digunakan tidak sesuai dengan tipe aliran, sehingga
terjadi salah pembacaan pada data.
2. Terjadi kesalahan dalam penimbangan bobot sampel.


BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa tingkat viskositas
tertinggi ke terendah dimulai dari pasta, salep, krim, suspense dan larutan
CMC. Adapun tipe-tipe aliran dari masing-masing sampel yaitu:
1. Sampel pasta gigi termasuk tipe aliran dilatan
2. Sampel krim termasuk tipe aliran pseudoplastis
4. Sampel semi-padat termasuk tipe aliran dilatan
5. Sampel suspensi termasuk tipe aliran plastis
6. Sampel gel termasuk tipe aliran plastis
7. Sampel salep termasuk tipe aliran dilatan
8. Sampel lotio termasuk tipe aliran pseodoplastis
9. Sampel emulsi termasuk tipe aliran plastis

VI.2 Saran
Agar penjelasan mengenai praktikum tidak hanya dijelaskan secara
teknik melainkan juga dijelaskan mengenai teori dan segala hal yang
berkaitan dengan percobaan yang dilakukan






DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel, Howard C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press
2. Depkes. 1978. Formularium Nasional Edisi II. Jakarta: Delapratasa
3. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
4. Martin, A., et.all. 1993. Farmasi Fisika Edisi III Bagian II. Jakarta:
Universitas Indonesia Press
5. Tim asisten. 2008. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika Fakultas
FarmasiMakassar: Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai