I. KELARUTAN
Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu larutan jenuh
pada suatu suhu tertentu.Secara kuantitatif kelarutan didefinisikan sebagai konsentrasi
zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk
dispersi molekul homogen.
Istilah kelarutan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Istilah kelarutan (FI edisi III)
Istilah Bagian pelarut yang dibutuhkan untuk 1
bagian zat terlarut
Sangat mudah larut Kurang dari 1 bagian
Mudah larut 1 - 10 bagian
Larut 10 - 30 bagian
Agak sukar larut 30 - 100 bagian
Sukar larut 100 - 1.000 bagian
Sangat sukar larut 1.000 - 10.000 bagian
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000 bagian
Kecepatan Kelarutan
Kecepatan Kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Ukuran Partikel
Makin halus solute, makin kecil ukuran partikel; makin luas permukaan solute
yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.
2. Suhu
Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelarutan solute.
3. Pengadukan
Pengadukan mekanik akan menambah kecepatan kelarutan dibanding jika tidak
diaduk.
II. Titik Lebur
Suhu lebur zat adalah suhu pada saat zat tepat melebur seluruhnya yang
ditunjukkan pada saat fase padat tepat hilang (Dirjen POM, 1979).
Jarak lebur zat adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir peleburan zat. Suhu
awal dicatat pada saat zat mulai menciut atau membentuk tetesan pada dinding pipa
kapiler, sedangkan suhu akhir dicatat pada saat hilangnya fase padat (Dirjen POM,
1979).
Dengan mengetahui titik lebur suatu zat, maka kita dapat mengetahui kemurnian
suatu zat . untuk zat-zat murni, pada umumnya memiliki titik lebur yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ketika zat tersebut telah tercampur dengan zat lain. Dalam
menentukan titik lebur suatu zat, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi capet atau
lambatnya zat tersebut melebur adalah :
1. Ukuran kristal
Ukuran kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik lebur suatu zat.
Apabila semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka akan semakin
sulit terjadinya peleburan.
2. Banyaknya sampel
Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya
proses peleburan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang
digunakan maka semakin cepat proses peleburannya, begitu pula sebaliknya
jika semakin banyak sampel yang digunakan maka semakin lama proses
peleburannya.
3. Pengemasan dalam kapiler
Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau pemanas
yang bertahan. Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik
lebur.
Dalam bidang farmasi suatu senyawa obat murni dapat ditentukan kemurniaannya
dengan jalan penentuan titik leburnya. Selain itu, penentuan titik lebur dari suatu
bahan obat juga digunakan dalam pembuatan sediaan obat, terutama obat yang
diberikan melalui rektal, dan diperlukan dalam cara penyimpanan suatu sediaan obat
agar tidak mudah rusak pada suhu kamar tertentu.
Alat yang digunakan untuk menentukan titik labur suatu zat adalah melting point
apparatus. Prinsip kerja dari melting point apparatus adalah pertama menyalakan
melting point dengan memutar pemutar suhu 20°C permenit. Kedua, ketika suhu pada
thermometer mencapai suhu 60°Cdari titik lebur pada suatu senyawa murni yang telah
ditetapkan, maka pemutar suhunya harus diturunkan hingga mencapai 10°C permenit.
Ketiga, jika suhunya telah mencapai suhu titik lebur pada suatu senyawa murni yang
telah ditetapkan , maka pada pemutar suhu harus diputar kekiri hingga 1°C permenit.