Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

“DENSITOMETRI”
BLOK 7 PRAKTIKUM 5

DISUSUN OLEH
NAMA : Edo Aditya Nugroho
NIM/KELOMPOK : 20210350099/Kelompok C-6
TGL PRAKTIKUM : 17 Oktober 2022
ASISTEN : apt.Aji Winata. M.Sc

KONTROL LAPORAN KOMPONEN MAKSIMUM NILAI


Cover 2
PENGUMPULAN Tujuan 3
Dasar Teori 10
Alat & Bahan 5
PENGAMBILAN Cara Kerja 5
Data 10
Pembahasan 40
PENYERAHAN Kesimpulan 10
Daftar Pustaka 10
Lampiran 5
Total 100

PRODI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengidentifikasi senyawa secara kimia secara kualitatif dan kuantitatif dengan
menggunakan KLT-Densitometri
B. DASAR TEORI
Definisi Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas tergolong "kromatografi planar." KLT adalah
yang metode kromatografi paling sederhana yang banyak digunakan. Peralatan dan bahan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pemisahan dan analisis sampel dengan metode KLT cukup sederhana
yaitu sebuah bejana tertutup (chamber) yang berisi pelarut dan lempeng KLT. Dengan optimasi metode
dan menggunakan instrumen komersial yang tersedia, pemisahan yang efisien dan kuantifikasi yang
akurat dapat dicapai. Kromatografi planar juga dapat digunakan untuk pemisahan skala preparatif yaitu
dengan menggunakan lempeng, peralatan, dan teknik khusus.
KLT adalah suatu metode pemisahan fisikokimia dimana fase diam terdiri dari butir-butir pada
penyangga pelat gelas logam atau lapisan yang cocok (Stahl, 1985). KLT banyak digunakan di
laboratorium untuk analisis maupun kontrol kualitas. Keuntungan sistem KLT adalah mudah dilakukan,
tersedianya reagen yang sensitif dan selektif yang tidak dipengaruhi oleh fase gerak. Peralatan yang
diperlukan sedikit, murah, sederhana, waktu analisis cepat, dan daya pisah cukup baik (Sudjadi, 1988).
KLT dapat digunakan untuk hasil kuantitatif, kualitatif atau preparatif (Gritter, dkk., 1991).
Campuran yang akan dipisahkan dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, lebih baik jika digunakan pelarut
yang sama dengan fase gerak atau yang kepolarannya sama dan ditotolkan berupa bercak pada lapisan.
Lempeng KLT kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang telah dijenuhi dengan fase gerak dan dielusi.
Pada KLT, pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan adsorpsi atau partisi solut antara fase diam dengan
fase gerak yang terjadi secara kompetitif. Senyawa yang terikat kuat pada fase diam akan terelusi paling
lama dan mempunyai nilai Rf(Retardation factor) yang kecil, sedangkan senyawa yang tidak terikat kuat
pada fase diam yang akan dielusi lebih dahulu dan mempunyai nilai oleh senyawa dibagi dengan jarak
yang ditempuh oleh garis depan fase pengembang (Stahl, 1985).
4. Cara kerja KLT
Pelaksanaan analisis dengan KLT diawali dengan menotolkan alikuot kecil sampel pada salah satu ujung
fase diam (lempeng KLT), untuk membentuk zona awal. Kemudian sampel dikeringkan. Ujung fase diam
yang terdapat zona awal dicelupkan ke dalam fase gerak (pelarut tunggal ataupun campuran dua sampai
empat pelarut murni) di dalam chamber. Jika fase diam dan fase gerak dipilih dengan benar, campuran
komponen-komponen sampel bermigrasi dengan kecepatan berbeda selama pergerakan fase gerak melalui
fase diam. Hal ini disebut dengan pengembangan kromatogram. Ketika fase gerak telah bergerak sampai
jarak yang diinginkan, fase diam diambil, fase gerak yang terjebak dalam lempeng dikeringkan, dan zona
yang dihasilkan dideteksi secara langsung (visual) atau di bawah sinar ultraviolet (UV) baik dengan atau
tanpa penambahan pereaksi penampak noda yang cocok (Wulandari, 2011).
Perbedaan migrasi merupakan hasil dari perbedaan tingkat afinitas masing-masing komponen dalam fase
diam dan fase gerak. Berbagai mekanisme pemisahan terlibat dalam penentuan kecepatan migrasi.
Kecepatan migrasi komponen sampel tergantung pada sifat fisika kimia dari fase diam, fase gerak dan
komponen sampel. Retensi dan selektivitas kromatografi juga ditentukan oleh interaksi antara fase diam,
fase gerak dan komponen sampel yang berupa ikatan hidrogen, pasangan elektron donor atau pasangan
elektron-akseptor, ikatan ion-ion, ikatan ion-dipol, dan ikatan van der Waals (Wulandari, 2011).
Penetapan kadar suatu senyawa dengan mengukur kerapatan bercak dari senyawa yang yang telah
dipisahkan dapat dilakukan menggunakan KLTdensitometri.
5. Densitometri
Densitometri adalah metode analisis instrumental yang berdasarkan interaksi radiasi elektromagnetik
dengan analit berupa bercak pada KLT. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan nota KLT yang
ditentukan adalah absorpsi, transmisi, pantulan (refleksi) pendar fluor atau pemadaman pendar fluor dari
radiasi semula. Penentuan kualitatif analit KLT-Densitometri dilakukan dengan cara membandingkan
nilai Rf analit dan standar. Noda analit yang memiliki Rf sama denga standar diidentifikasi kemurnian
analit dengan caramembandingkan spektrum densitometri analit dan standar. Penentuan kuantitatif analit
dilakukan dengan cara membandingkan luas area noda analit dengan luas area noda standar pada fase
diam yang diketahui konsentrasinya atau menghitung densitas noda analit dan-membandingkannya
dengan densitas noda standart. Densitometri lebih dititikberatkan untuk analisis kuantitatif analit-analit
dengan kadar yang sangat kecil yang perlu dilakukan pemisahan terlebih dahulu dengan KLT.
Densitometri adalah alat pelacak kuantitatif yang sangat terkenal. Alat ini dilengkapi dengan
spektrofotometer yang panjang gelombangnya dapat diatur dari 200-700 nm. Alat tersebut dinamakan
TLC Scanner. Teknik penggunaannya didasarkan pada pengukuran sinar yang diteruskan, diserap dan
dipantulkan atau yang dipendarkan. Sinar yang dipantulkan mengalami hambatan oleh pendukung
lempeng dan keseragaman fase diamnya. Sinar yang dipantulkan dengan arah yang sudah pasti menuju
bercak, maka arah pantulannya sehingga dapat dipantau jumlah sinar yang diserap. Sinar ini sangat
sensitif, maka untuk setiap senyawa dapat dicari dengan serapan maksimalnya. Susunan optic
densitometer ini tidak banyak berbeda dengan spektrofotometer tetapi pada densitometer digunakan alat
khusus yaitu reflection photomultiflier, sebagai pengganti photomultiflier pada spektrofotometer yang
dapat memperbesar tenaga beda potensial listrik sehingga mampu menggerakkan integrator.
Densitometri merupakan metode penetapan kadar suatu senyawa pada lempeng kromatografi
menggunakan instrumen TLC-scanner. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur serapan analit
(cahaya yang diukur dapat berupa cahaya yang dipantulkan atau yang diteruskan), pemadaman
fluoresensi untuk lapisan yang mengandung bahan berfluoresensi analit atau hasil reaksi analit (Gandjar
dkk., 2007).Penetapan kadar dengan menggunakan kombinasi KLT dan Densitometer(KLT Densitometri)
cukup ekonomis karena menggunakan fase gerak yang sedikit, waktu yang relative singkat dan dapat
dilakukan penetapan kadar beberapa sampel secara simultan. Apabila dibandingkan dengan KCKT maka
metode KLT tidak ada batasan fase gerak yang harus digunakan, sampel yang berupa suspensi atau keruh
dapat langsung ditetapkan kadarnya, lebih cepat dan ekonomis serta memungkinkan penetapan kadar
secara simultan (Yuangsoi dkk., 2008).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat
• Chamber
• Alat pemanas
• Spektrofotodensitometer CAMAG TLC-Scaner 4
• Oven
• Plat KLT silica GF 254
• Penotol Camag Linomat 5
• Lampu UV
Bahan
• Larutan sampel Ekstrak Daun Jambu biji (Psidium guajava L)
• Larutan sampel jamu kapsul daun jambu biji
• Larutan baku Kuersetin
• Fase gerak:
Kloroform: Etil asetat: asam format (5:4:1)
Kloroform: Aseton: Asam Format (10:2:1)
Butanolsam asetar: Air (4:1:5, Fase atas)
• Fase diam: silika gel 60 F254
D. CARA KERJA
1. Preparasi baku kuersetin, sampel ekstrak daun jambu biji dan sampel jamu daun jambu biji
2. Pembuatan fase gerak
3. Plat dipotong dengan panjang 8 cm x 10 cm
4. Plat diaktivasi
5. Chamber dijenuhkan dengan fase gerak.
6. Larutan sampel, larutan baku ditotolkan pada plat dengan penotol linomat dengan jarak tiap 1 cm tiap
penotolan.
7. Plat yang sudah ditotolkan dielusikan dalam chamber dengan jarak pengembangan 8 cm.
8. Plat diangkat dan dikeringkan pada oven dengan suhu 80oC selama 15 menit.
9. Plat discanning dengan CAMAG TLC-SCANNER pada λ = 366 nm.
10.Ditentukan serapan masing-masing komponen pada panjang gelombang tertentu dengan
spektrodensitometer.
11. Analisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan membandingkan luas area sampel dengan luas area
Standar kuersetin
E. DATA PENGAMATAN
50 ppm

peak Start Start Max Max Max% End End area Area%
position height position height position position
1 0,00Rf 1,3AU 0,02Rf 27,1AU 11,06% 0,05Rf 6,7AU 608,3AU 10,81%
2 0,05Rf 7,1AU 0,06Rf 30,9 12,63 0,06 11,8 518,9 9,22
3 0,08Rf 12,2AU 0,14Rf 52,1 21,27 0,15 20,6 2094,8 37,23
4 0,16Rf 21,3AU 0,16Rf 29,1 11,88 0,18 16,2 448,4 7,97
5 0,18Rf 16,7AU 0,20Rf 41,5 16,97 0,22 34,3 1078,1 19,6
6 0,22Rf 34,7AU 0,22Rf 37,5 15,32 0,24 23,1 475,9 8,46
7 0,24Rf 23,6AU 0,25Rf 26,6 10,86 0,27 0,4 401,7 7,14

75ppm

peak Start Start Max Max Max% End End position area Area%
position height position height position
1 0,35 11,0 0,43 112,7 100,00 0,47 0,2 4345,1 100,00

100ppm

peak Start Start Max Max Max% End End position area Area%
position height position height position
1 0,07 1,8 0,10 12,4 4,08 0,10 7,1 181,5 1,78
2 0,18 7,2 0,19 24,4 8,04 0,21 8,9 388,3 3,81
3 0,27 6,5 0,29 21,3 7,02 0,31 12,3 384,2 3,76
4 0,33 13,8 0,35 36,3 11,95 0,36 31,6 646,6 6,34
5 0,36 31,9 0,43 209,3 68,91 0,46 1,8 8604,3 84,32

Ekstrak

peak Start Start Max Max Max% End End height area Area%
position height position height position
1 0,1 291,6 0,02 246,2 23,58 0,06 11,0 5707,3 20,31
2 0,11 0,4 0,14 41,6 3,98 0,16 0,0 823,5 2,93
3 0,28 1,8 0,30 19,0 1,82 0,33 0,1 353,2 1,26
4 0,33 0,1 0,35 10,9 1,04 0,37 2,4 201,1 0,72
5 0,37 2,5 0,42 70,6 6,76 0,44 0,1 1810,7 6,44
6 0,46 0,1 0,51 60,8 5,82 0,54 35,8 1883,5 6,70
7 0,54 36,1 0,56 49,6 4,75 0,58 14,5 1087,6 3,87
8 0,58 15,0 0,60 66,5 6,37 0,62 0,9 1138,0 4,05
9 0,62 1,5 0,68 222,3 21,29 0,70 76,6 8615,4 30,66
10 0,70 76,6 0,72 125,3 12,00 0,74 81,7 3275,3 11,65
11 0,74 82,5 0,76 131,2 12,57 0,68 0,1 3297,2 11,41

F. PEMBAHASAN
Densitometri adalah metode analisis instrumental yang didasarkan pada interaksi radiasi
elektromagnetik dengan analik berupa bercak pada KLT. Penentuan kualitatif analik KLT-Densitometri
dilakukan dengan menbandingkan nilai Rf analit dengan standar. Penentuan kuantitatif analit dilakukan
dengan cara membandingkan luas area noda analit dengan luas area noda standar pada fase diam yang
diketahui kosentrasinya atau menghitung densitas noda analit dan membandingkannya dengan densitas
noda standart. Alat ini dilengkapi dengan spektofotometer yang Panjang gelombangnya 200-700 nm. Alat
tersebut dinamakan TLC Scanner. Penetapan kadar dengan menggunakan kombinasi KLT dan
Densitometer (KLTDensitometer) cukup ekonomis karena menggunakan fase gerak yang sedikit, waktu
yang relative singkat dan dapat dilakukan penetapan kadar sampel secara simultan
Pada praktikum ini yang dilakukan pertama adalah pembuatan fase gerak yaitu Kloroform: Etil
asetat: asam format (5:4:1), Kloroform: Aseton: Asam Format (10:2:1), Butanol: Aasam asetar: Air
(4:1:5, Fase atas).selanjutnya penjenuhan fase gerak potong plat KLT dengan Panjang 8 cm x 10 cm dan
di beri jarak 1 cm. setelah chamber dann fase gerak jenuh Larutan sampel, larutan baku ditotolkan pada
plat dengan penotol linomat dengan jarak tiap 1 cm tiap penotolan Plat yang sudah ditotolkan dielusikan
dalam chamber dengan jarak pengembangan 8 cm.Plat diangkat dan dikeringkan pada oven dengan suhu
80oC selama 15 menit. Plat discanning dengan CAMAG TLC-SCANNER pada λ = 366 nm. Ditentukan
serapan masing-masing komponen pada panjang gelombang tertentu dengan spektrodensitometer.
Analisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan membandingkan luas area sampel dengan luas area
Standar kuersetin
G. KESIMPULAN
1. Larutan yang paling baik untuk fase gerak adalah Kloroform: Aseton: Asam Format (10:2:1)
2. Sampel ekstrak jambu biji lebih tinggi kandungan kuersetinya disbanding dengan jamu ekstrak
jambu biji
F.LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai