Kelas : XI MIPA 2
No : 12
Kritikus Seni
Kritikus merupakan orang yang melakukan kritik terhadap karya seni dan
budaya orang lain atau dirinya sendiri.
Fungsi Kritik
Fungsi utama dari kritik seni adalah menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni
rupa antara seniman, karya, dan penikmat seni.
Kritik dengan gaya bahasa tulisan maupun lisan berusaha melakukan analisa,
mengupas, dan diharapkan bisa memudahkan seniman dan penikmat seni
berkomunikasi lewat karya seni.
Ada 4 jenis kritik seni dimana setiap tipe nya mempunyai ciri khusus masing-
masing.
1. Kritik Jurnalistik
Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan
secara terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa
dalam dunia kesenian.
Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran,
pementasan, konser, atau jenis pertunjukan lain.
2. Kritik Pendagogik
Tipe kritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian.
3. Kritik Ilmiah
Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas,
mendalam, dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding
kesejarahan critical judgment.
Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap
dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang
sebenarnya.
4. Kritik Populer
Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik
populer adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus
yang tidak ahli, terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.
Pendekatan kritik seni rupa dibagi menjadi 3, berdasarkan titik tolak atau landasan
yang digunakan.
1. Pendekatan Formalistik
2. Pendekatan Ekspresivisme
Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia.
Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya
membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.
3. Pendekatan Instrumentalistis
Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan
mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam
kesenian.
Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni
terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.
Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistik tidak terletak pada
kemampuan seniman untuk mengelola material seni atau pun pada masalah internal
karya seni.