Anda di halaman 1dari 2

Nama : Veransa Yulita

Kelas : X MIPA 7

B. Kritik Seni Rupa

1. Pengertian Kritik Seni Rupa Kritik adalah tanggapan evaluatif untuk menilai dan
mengoreksi suatu gagasan yang dapat terjadi di segala bidang kehidupan manusia.
Kritik seni rupa adalah analisis dan penilaian atas kelebihan dan kekurangan pada
karya seni rupa. Kritik dalam seni tidak diartikan sebagai kecaman yang menyudutkan
hasil karya atau penciptanya. Kritik seni pada dasamya merupakan kegiatan
menanggapi karya seni yang fokusnya untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan yang
terdapat pada suatu karya seni. 2. Jenis Kritik

Jenis kritik karya seni berdasarkan pendekatannya seperti yang disampaikan oleh
Feldman terdiri atas kritik-kritik berikut ini. a. Kritik Populer (Popular
Criticism) Kritik populer adalah kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi
masyarakat umum. Tanggapan dalam kritik ini biasanya bersifat pengenalan karya
secara umum. Kritikusnya

juga bisa siapa saja, tidak harus seseorang yang ahli di bidang seni.

b. Kritik Jurnalis (Journalistic Criticism)

Kritik jurnalis adalah kritik seni yang disampaikan secara terbuka kepada publik
melalui media massa, khususnya surat kabar. Kritik ini mirip dengan kritik populer,
tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Karena sifatnya terbuka dan lewat publikasi
media massa, kritik jurnalis dapat dengan cepat memengaruhi persepsi masyarakat
terhadap kualitas sebuah karya seni.

c. Kritik Keilmuan (Scholarly Criticism)

Kritik keilmuan merupakan kritik yang sifatnya akademis. Kritik jenis ini
memerlukan wawasan, pengetahuan, kemampuan, dan kepekaan yang tinggi saat
mengapresiasi sebuah karya seni. Kritik keilmuan umumnya disampaikan oleh kritikus
yang sudah teruji kepakarannya, baik dalam bidang seni rupa atau seni pada umumnya.

d. Kritik Pendidikan (Pedagogical Criticism) Kritik pendidikan merupakan kritik


yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan artistik dan estetika para pelajar seni.

BENTUK BENTUK KRITIK

a. Kritik Intrumentalistik

Berdasarkan pendekatan instrumentalistik, sebuah karya seni cenderung dikritis


berdasarkan kemampuannya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik,
atau psikologi.

b. Pendekatan Formalistik

Kritik seni formalis mengasumsikan bahwa kehidupan seni memiliki dunia sendiri.
Artinya, terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami. Clive Bell,
tokoh kritikus formalis, mempertentangkan metode kritisme formalis dengan teori
seni imitasi yang menekankan perftingnya hubungan seni dengan pengalaman manusia di
luar seni. Menurut pendapatnya, "art is to be art, must be independent and self
suficient".

c. Kritik Ekspresivisme

Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia.
Benedetto Croce mendefinisikan seni sebagai ekspresi dan impresi.

4. Fungsi Kritik Karya Seni Rupa

Fungsi kritik karya seni rupa yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi
dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta, karya, dan
penikmat seni.

5. Menulis Kritik Seni Rupa

Berikut ini beberapa hal penting dalam mengkaji atau menilai karya seni. a. Nilai
bentuk berkaitan dengan hal indrawi atau nilai artistiknya, misalnya garis, bentuk,
ruang, tekstur, wama, dan nada gelap-terang. b. Nilai isi yang sifatnya nonfisik
karena berada dalam wujud karya, misalnya komposisi,

gagasan, pesan, perlambangan (simbol), tema, gaya, kemampuan teknik, dan bakat
perupa dalam mengolah nilai-nilai bentuk. Bentuk paparan kritik seni rupa, umumnya
mengetengahkan cara kritikus untuk menyodorkan kritik secara deskriptif, analisis
formal, interpretatif (penafsiran), dan evaluasi (penilaian).

Anda mungkin juga menyukai