1. Kritik Jurnalistik
Jenis kritik jurnalis ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau
disampaikan secara terbuka. Tujuan kritik jurnalistik adalah memberikan informasi tentang
berbagai peristiwa dalam dunia kesehatan .
Isi kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang sebuah pameran,
pementasan, konser dan berbagai jenis pertunjukan lainnya.
2. Kritik Pendagogik
Jenis kritik pendagogik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian. Tujuan kritik ini
yaitu mengembangkan bakat dan potensi artistik estetik peserta didik agar memiliki
kemampuan mengenali nakat dan potensinya.
3. Kritik Ilmiah
Kritik ilmiah atau kritik akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas,
mendalam dan sistematis baikdalam menganalisis ataupun mengkaji banding kesejarahan
critical judgment .
Penilaian kritik ilmiah ini tidak bersifat mutlak namun bersifat terbuka dan siap dikoreksi
oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.
4. Kritik Populer
Kritik populer merupakan suatu gejala umum yang kebanyakan dihasilkan oleh para
kritikus yang tidak ahliterutama dari aspek profesionalisme kritisme seni.
1. Pendekatan Formalistik
Kritik seni formalistik mengansumsikan bahwa kehidupan seni memiliki dunia sendiri,
artinya terlepas dari kenyataan kehidupan keseharian yang dialami.
Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni yaitu significant form atau
kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetis bagi pengamat seni.
2. Pendekatan Ekspresivisme
Teori seni ekspresif yakni menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia .
Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya
membangkitkan emosi secara efektif, intensif dan penuh gairah.
3. Pendekatan Instrumentalistis
Teori seni instrumentalistis yakni menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan
mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam
kesenian.
Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada
manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat. Para kritikus instrumentalis berpendapat
bahwa kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan seniman untuk mengelola material
seni maupun masalah internal karya seni.
1. Deskripsi
Deskripsi yaitu tahapan kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala
sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil
kesimpulan. Agar bisa mendeskripsikan dengan baik, seorang pemberi kritik harus
mengetahui istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan,
maka pemberi kritik akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang
dilihatnya .
2. Analisis formal
Analisis formal yaitu tahapan kritik karya seni untuk menelusuri suatu karya seni
berdasarkan struktur formal atau unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus
harus memahami unsur seni rupa dan prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah
karya seni.
3. Interpretasi
Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna suatu karya seni mencakup tema yang digarap,
simbol yang dihadirkan dan masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini bersifat sangat
terbuka, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pemberi kritiknya. Semakin luas
wawasan seorang pemberi kritik biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya.