Anda di halaman 1dari 10

BAB 9

EVALUASI KARYA SENI BUDAYA NUSANTARA

1. Langkah – langkah evaluasi karya seni budaya nusantara


Seni budaya perlu kita evaluasi untuk mengukur nilai seni yang tercipta lalu memberi kritik
membangun pada karya yang sedang diobservasi. Adapun langkah - langkah mengevaluasi karya
seni budaya sebagai berikut:
a. Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai.
b. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi.
c. Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
d. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi sudut pandang tertentu
yang melatarbelakanginya.
e. Carilah contoh gambar karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi, cobalah menulis kritik karya-
karya tersebut.
f. Gunakan langkah – langkah kritik secara bertahap mulai dari mendiskripsikan hingga menilai
atau mengevaluasi.

2. Mengkritik karya seni budaya nusantara


Setelah kita tahu cara mengevaluasi karya seni, maka sekarang kita mengkritik karya seni budaya
nusantara. Tapi apa itu kritik seni, jika belum tahu simak pemaparan berikut.
a.       Pengertian kritik seni
Kritik seni itu merupakan sebuah aktivitas yang berusaha memberikan tanggapan terhadap karya seni
untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Perlu diketahui bahwasanya hasil
kritikan yang disampaikan oleh seorang ritikus ternama dapat mempengaruhi kualitas sebuah karya
bahkan bisa berpengaruh pada harga jual karya tersebut.
b.       Kritikus seni
Kritikus seni budaya, saat melaksanakan kritik berlandaskan hal-hal berikut.
1)       Menguasai penerapan metode kritik yang tepat
2)       Menguasai media kritik (kebahasaan yang efektif dan komunikatif).
3)       Pengalaman yang cukup dalam materi kritik
4)       Keilmuan dan pengetahuan yang relevan
c.       Fungsi kritik
Fungsi utama kritik seni, yaitu sebagai langkah menjembatani antara presepsi dan apresiasi karya
seni rupa. Maksudnya menjembatani antara seniman, karya, dengan penikmat seni. Kritik seni juga
berusaha melakukan analisa, mengupas, dan mampu memudahkan seniman dan penikmat seni
berkomunikasi lewat karya seni.
3. Jenis - jenis kritik seni
a. Kritik jurnalistikTipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah. Tujuannya
memberikan informasi tentang berbagai peristiwa dalam dunia kesenian.
b. Kritik pedagogik diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan
kesenian. Tujuannya mengembangkan bakat dan potensi artistik estetik
c. Kritik ilmiah pengkajian nilai seni secara meluas, mendalam, dan sistematis baik dalam
menganalisis maupun kaji banding kesejarahan critical judgment
d. Kritik populer di tulis oleh sebagian besar penulis tidak menuntut keahlian kritis.
4. Pendekatan kritik seni
Pendekatan yang umum digunakan dalam kritik seni terdiri dari pendekatan formalistik,
instrumentalistik, dan ekspresivistik. Pendekatan dapat diartikan dasar pijakan kritikus dalam
menyusun kerangka berpikirnya atau caranya menyajikan kritik.
a. Formalistik. Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni memiliki kehidupanya sendiri,
lepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Kritik jenis ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni
yang dibahas. Kriteria yang digunakan adalah tatanan yang terpadu (integratif) antar unsur formal
atau unsur dasar pembangun karya seni (bunyi) dengan menghindari unsur estetis yang tidak relevan,
seperti deskripsi sosial, kesejarahan dan lain-lain. (Bangun, 2011: 56-57).
b. Instrumentalistik. Pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai sarana atau instrumen untuk
mengembangkan tujuan tertentu seperti moral, politik, atau psikologi. Pada pendekatan ini, karya
seni dianggap sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Karya seni bukan terletak pada bagaimana
penyajiannya tetapi apa dampak dari karya tersebut bagi kehidupan masyarakat. Di sini, nilai seni ini
terletak pada kegunaanya.
c. Ekspresivistik. Pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai rekaman perasaan yang
diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya seni ditempatkan sebagai sarana komunikasi. Kritikus yang
menggunakan pendekatan ini melakukan aktivitas kritik berdasakan pengalaman pencipta suatu
karya seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis dalam penyajian gagasan sebagai pendukung
emosi penciptanya.

5. Evaluasi kritik seni budaya


A. Evaluasi seni rupa
1) Pengertian kritik seni rupa
Kritik seni adalah kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan
suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai
aspek, terutama untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Kritik karya seni tidak hanya
meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan
sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian
yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap
kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (harga jual).
2)    Fungsi kritik seni rupa
Kritik karya seni rupa memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan maupun dunia seni
rupa. Fungsi kritik seni rupa yang paling utama adalah menjembatani apresiasi dan persepsi artistik dan
estetik karya seni rupa, antara perupa, karya dan juga penikmat seni. Komunikasi antara karya dengan
penikmat seni akan menimbulkan timbal balik antara keduanya. Bagi perupa, fungsi kritik seni adalah
untuk mendeteksi kelemahan, membangun kekurangan, serta mengupas kedalaman pada karya seninya.
Sedangkan bagi penikmat seni, fungsi kritik seni adalah untuk membantu memahami karya, serta
meningkatkan pengetahuan dan wawasan terhadap karya yang berkualitas.
3)    Cara menuliskan kritik seni rupa
Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam kritik seni, dapat dirumuskan tahapan-tahapan
kritik secara umum sebagai berikut:
Ø  Deskripsi adalah tahapan untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang
dilihat apa adanya, dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat
mendeskripsikan dengan baik, seorang pengkritik harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum
digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka pengkritik akan kesulitan untuk
mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.
Ø  Analisis form teateral adalah tahapan untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal
atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa
dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
Ø  Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol
yang dihadirkan dan masalah yang dihadirkan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut
pandang dan wawasan pekritiknya. Semakin luas wawasan seorang pekritik biasanya semakin banyak
pula penafsiran karya yang dikritisinya.
Ø  Evaluasi atau penilaian merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau
penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan
dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan
karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.
1)       Evaluasi Seni tari
1)       Pengertian kritik tari
Istilah kritik itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata krites (kata benda) yang bersumber
dari kata “Kriterion” yaitu kriteria, sehingga kata itu diartikan sebagai kriteria atau dasar penilaian.
Dengan demikian kita memberikan kritik itu harus memiliki dasar kriteria sebagai acuan. Kritik tari
diperlukan oleh koreografer sebagai bagian dari sebuah evaluasi untuk meningkatkan kualitas kreativitas
koreografinya, karena kritik adalah tanda penghargaan audiens terhadap proses kreatifnya. Tujuan utama
dari kritik adalah meningkatkan pengertian dan kenikmatan yang diberikan oleh karya seni, melalui
pengkajian (penelaahan) yang mendalam tentang sebab-sebab kenikmatan dirasakan oleh nikmat karya
seni. Seorang kritikus tari akan memberikan pandangan yang rinci disertai argumen cerdas dalam
mengevaluasi karya tari, memberikan pemahaman kepada masyarakat umum mengenai nilai-nilai estetis
yang ada pada sebuah karya. Dengan demikian kritik yang baik bersifat membangun, memberi evaluasi
sekaligus memberi motivasi. Pengertian kritik menurut beberapa tokoh antara lain :
 R. C. Kwant dalam bukunya “Mens en Kritiek” (Manusia dan Kritik) mengartikan, Kritik adalah
penilaian atas kenyataan yang dihadapi dalm sorotan norma atau kritik adalah penilaian atas nilai yang
intesubjektif (Sudarminto, 1884).
 William Henry Hudson dalam bukunya An Introduction to The Study of Literature menyebutkan “Kritik
dalam arti yang tajam adalah penghakiman”
Kritik tari sebuah disiplin kritik memiliki pengertian tidak jauh berbada dengan pengertian kritik pada
umumnya. Beberapa ahli telah mendeskripsikan pengertian kritik sebagai berikut :
 Edi Sedyawati, bahwa kritik menjadi bagian yang tumbuh secara beriringan untuk meningkatkan proses
kreatif. Artinya kritik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas karya tari (koreogafi). Edy
Sedyawati memahami kritik tari sebagai sebuah upaya yang mengarahkan disiplin kritik untuk
memberikan motivasi, rangsangan, dan sekaligus sebagai sarana meningkatkan mutu koreogrfi.
 Bagong Kussudiardjo, sebagai berikut Kritik tari adalah memberikan jalan untuk lebih lancer memajukan
serta meningkatkan nilai seninya, juga mengingatkan kesalahan yang dibuat oleh seorang penari, pencipta
tari, dan ahlil tari.
 S.D. Humardani memahami kritik sebagai sebuah penelitian mengenai bermacam-macam gejala dari
berbagai sudut terhadap kerya atau kekaryaan seni dalam kehidupan seni. Usaha sebuah kritik adalah
membuka jalan untuk memahami dan menentukan, atau mendudukan mana yang seharusnya terjadi
dalam penyajian sebuah kerya seni secara bertanggung jawab.
2)       Fungsi kritik tari
Fungsi kritik tari sangat penting dalam dunia pendidikan seni tari. Fungsi utama kritik adalah untuk
menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya tari, antara penari dan penikmat tari.
Komunikasi antara karya tari yang disajikan kepada penikmat tari akan membuahkan interaksi timbal-
balik antara keduanya. Bagi penari, kritik memiliki fungsi untuk mendeteksi kelemahan, mengupas
kedalaman, serta membangun kekurangan pada karya seninya. Sedangkan bagi apresiastor atau penikmat
tari, kritik tari akan membantu mereka untuk memahami karya, meningkatkan wawasan dan
pengetahuannya terhadap karya tari yang berkualitas. Secara umum fungsi kritik tari adalah sebagai
berikut.
1. Mengenalkan karya tari kepada masyarakat atau media informasi bagi publik
2. Media komunikasi antara seniman, kritikus dan pembaca.
3. Untuk evaluasi diri bagi pencipta karya seni.
4. Media peningkatan kualitas produk karya tari
Tujuan kritik Seorang kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang terbuka, artinya mempunyai kapasitas
menghargai kreativitas artistickyang sangat beragam. Mengapresiasikan dengan baik karya seni yang
eksis di berbagai tempat dan zaman. Beberapa tujuan dalam kritik tari antara lain sebagai berikut.
1. Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan.
2. Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang dipentaskan.
3. Memberikan bahan evaluasi dan masukan posistif terhadap karya seniman tari.
4. Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya.
5. Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya yang dibuat seniman.
6. Mendorong masyarakat (penikmat) untuk  mengapresiasi karya seni secara lebih baik
3)       Cara menuliskan kritik tari
Kritik tari adalah kegiatan memberikan apresiasi terhadap karya tari dengan cara menuliskan kembali
peristiwa pertunjukan seni tari yang sudah dilakukaan atau memberikan komentar terhadap
perkembangan peristiwa seni tari pada saat itu. Isi dalam kritik tari dapat berupa deksripsi kejadian
pertunjukan, komentar, dan penilaian dari subjek yang melakukan kritik.
Cara Menulis Kritik ada beberapa tahap antara lain :
 Tahap pertama adalah menuliskan/mendeskripsikan bagian dari tari yang paling mengesankan.
Bagaimana keistimewaan gerak tersebut dan bagaimana pula teman kalian melakukannya.
 Tahap kedua adalah menganalisis gerakannya dengan memberikan argumen yang jernih mengenai
keunggulan maupun kelemahan tari atas dasar konsep estetis (wiraga, wirama, wirasa) serta konsep etis
dari budaya penyangga tarinya.
 Tahap ketiga, adalah mengevaluasi tarinya, berarti mengemukakan sikap kalian pada tari tersebut.
Apabila menurut versi kalian ada yang perlu diperbaiki tunjukkan saranmu kepada temanmu bagian gerak
yang mana yang perlu diperbaiki.
Kritik secara verbal maupun tulisan biasanya ada unsur-unsur sebagai berikut:
1. Deskripsi dalam kritik tari adalah suatu penggambaran dengan kata-kata semua yang tersaji dalam karya
tari yang ditampilkan. Penjelasan dasarnya tentang hal-hal yang tampak secara visual yang dapat
membangun bayangan atau image bagi penikmat tari.
2. Analisis formal merupakan tahapan berikutnya setelah deskripsi. Analisis formal mencoba menjelaskan
objek yang dikritik dengan dukungan beberapa data yang tampak secara visual. Langkah analisis formal
dilakukan dengan cara menganalisis secara visual kualitas unsur-unsurnya, dan menganalisis bagian demi
bagian.
3. Intepretasi adalah menafsirkan hal-hal yang terdapat di balik suatu karya tari, manfsirkan makna, pesan,
atau nilai yang dikandungnya. Penafsiran dapat mengungkap hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan di
balik struktur/bentuk: psikologis, latar belakang sosial budaya, gagasan,abstraksi, kepercayaan,
pengalaman senimannya.
4. Penilaian dalam kritik tari berdasarkan atas deskripsi, analisis formal, dan intepretasi suatu karya tari
dengan data-data visual maupun penjelasan-penjelasan tambahan dari seniman. Dalam kritik seni, ukuran
penilaian dapat dilakukan secara general atau non general.
4)       Wujud Kritik Tari
Kritik dapat diperhatikan beradarkan dari wujud pengungkapannya, yaitu setidaknya ada dua antara lain
sebagai berikut.
·         Krtitik pra-predikatif, artinya kritik yang belum menemukan predikat yang kongkrit. Kritik pra-
predikatif tidak dapat dikenali secara jelas, tetapi dapat dirasakan kehadirannya melalui sikap seseorang
atau sekelompok orang. Kritik pra-predikatif merupakan sebuah sikap antara sadar dan tidak sadar
mereaksi sesuatu dengan tindakan tertentu, seperti berdecak, atau menggaruk-garuk kepala tanda tidak
setuju dengan pernyataan seseorang, dan berbagai bentuk lain. Pada intinya, kritik pra-predikatif
dilontarkan dalam bentuk tindakan untuk mereaksi sesuatu, tidak terkecuali anggukan kepala tanda
seseorang yang mengagumi penampilan seseorang.
·         Kritik predikatif, yaitu kritik yang telah terwujud dalam media ungkap tertentu, bisa dalam bentuk
wujud lisan (kritik verbal) dan kritik non-vebal, yaitu disampaikan melalui media tulis atau visual lainnya
dalam setruktur tertentu.
5)       Hasil Pengamatan Pertunjukan Tari

Tulisan hasil pengamatan pertunjukan tari diantaranya berisi data-data yang terdiri atas :
Ø  Judul / nama tarian
Ø  Penciptanya / koreografernya
Ø  Sinopsis
Ø  Jumlah penarinya
Ø  Rias dan kostum yang digunakan
Ø  Iringan yang digunakan ( internal/ eksternal )
Ø  Bentuk dan setting panggung
Ø  Tata pencahayaan
Ø  Lamanya pementasan
Ø  Properti yang digunakan
Ø  Keunikan-keunikan yang dijumpai selama pertunjukan

2)         Evaluasi seni musik


1)       Pengertian kritik seni music
Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki karya tersebut. Kritik
berasal berasal dari kata Yunani “Krinein” yang artinya memisahkan, merinci. Dalam melakukan kritik
musik ada obyek yang dikritik dan ada orang yang mengkritik, yang disebut kritikus. Obyek yang dikritik
dalam musik adalah karya musik yang sedang dicermati. Karya musik itu umumnya memiliki gagasan
(keindahan) bunyi atau pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya. berdasakan pengalaman pencipta
suatu karya seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis dalam penyajian gagasan sebagai pendukung
emosi penciptanya.
2)       Fungsi kritik seni music
Kritik menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat
yang sering mengalami hambatan dalam mengapresiasi karya seniman. Kritik musik itu dapat menambah
pemahaman bagi pencipta, pelaku atau penyaji musik dan bagi masyarakat musik itu sendiri. Secara
umum fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :
 Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
 Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
 Eevaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
 Pengembangan mutu karya musik.
3)       Tujan Kritik Musik
Menurut Sem C. Bangun tujuan kritik seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni ke
taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Artinya, dengan adanya koreksi yang bersifat evaluasi atas karya dan
penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni memiliki apresiasi terhadap karya musik. Dengan
demikian diharapkan akan ada inovasi dan peningkatan mutu karya musik di masa yang akan datang.
4)       Cara menuliskan kritik music
Setelah mengetahui beberapa konsep kritik seni seperti diutarakan di atas. Ada 4 hal pokok dalam
kegiatan penyajian yang sudah umum digunakan pada kritik seni yaitu: deskripsi, analisis, interpretasi,
dan evaluasi.
Ø  Pada bagian deskripsi, hal yang paling mendasar adalah penyajian fakta yang bersumber langsung dari
karya musik yang dianalisis. Penyajian fakta ini berupa pernyataan elemen dan warna bunyi yang
digunakan. Faktor-faktor pendukung penyajian juga termasuk bagian deskripsi. Pada tahap ini dinyatakan
secara lengkap bagaimana elemen atau unsur-unsur tersebut diperlakukan dalam penyajian musik.
Ø  Analisis adalah uraian berupa penjelasan hal-hal yang penting dari unsur nada, melodi, harmoni, ritme,
dan dinamika musik. Unsur-unsur tersebut dinyatakan pada bagian mana pentingnya dalam mendukung
penuangan atau penyajian gagasan. Inilah tahap menyatakan mutu suatu karya musik berdasarkan analisis
unsur-unsur penyajiannya. Pengetahuan teknis dan pengalaman musikal kritikus sangat diperlukan pada
tahap ini.
Ø  Interpretasi. Dalam interpretasi dinyatakan pula bagaimana tingkat ketercapaian nilai artisitik suatu
penyajian musik dengan gagasan serta maksud dari pertunjukan tersebut. Membandingkan dengan karya
sejenis dapat menjadi faktor pertimbangan dalam tahap Kesemuanya itu dijabarkan dalam interpretasi.
Tahap ini dapat dikatakan sebagai pendekatan induktif karena dimulai dari hal-hal yang ada dalam suatu
karya musik, bukan dari hukum-hukum yang bersifat umum (deduktif).
Ø  Evaluasi. Bagian akhir penyajian kritik adalah evaluasi. Inilah tahap yang cukup penting dalam kritik
musik karena kritikus akan menyatakan pendapatnya atas penyajian suatu musik. Pendapat yang
dimaksud bukan pendapat pribadi tanpa dasar. Dasar pernyataan dalam evaluasi adalah hasil dari
deskripsi dan analisis yang ditunjang interpretasi. Pernyataan yang pokok dalam tahap evaluasi adalah
kebaikan atau kegagalan suatu penyajian musik. Kebaikan atau kekurangan merupakan pertimbangan atas
gagasan dengan ketercapaian dalam penyajian musik. Pernyataan kebaikan, berupa kelebihan-kelebihan
yang ditemukan atau sebaliknya akan membangun pemahaman peningkatan penyajian karya musik.
Penyajian kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Penyajian secara tulisan disusun
seperti urutan penyaian di atas. Pada awal tulisan perlu kiranya ditambahkan bagian pendahuluan. Dengan
demikian penyajian kritik dalam bentuk tulisan meliputi Pendahuluan, Deskripsi, Analsis, Interpretasi,
Evaluasi. Bagian pendahuluan berisi tentang identitas musik yang akan dikritisi, seperti nama penulis atau
pencipta musiknya, judul karya, nama penyajinya dan lain-lain yang dianggap perlu untuk diketahui oleh
pembaca. Dalam hal musik vokal, lirik lagu termasuk bagian yang tidak terpisahkan dalam analisis kritik
musik. Lirik lagu karena berbasis bahasa maka dapat dianalsisis makna yang terkandung di dalamnya.
Makna lirik lagu mencakup makna denotatif dan konotatif.

d.        KRITIK SENI TEATER

1)       Pengertian kritik teater

Kritik dapat diartikan dengan ulasan, tulisan, tanggapan, penilaian, penghargaan, terhadap objek yang
dikritik, yakni; karya seni, karya Teater. Karya Teater sebagai Objek, sumber, bahan kritik, dapat
dilakukan melalui kegiatan apresiasi langsung dan tidak langsung. Apresiasi langsung, artinya menonton,
menyaksikan pergelaran Teater di gedung pertunjukan. Adapun, apresiasi karya teater bersifat tidak
langsung, dapat dilakukan dengan cara menonton, menyaksikan melalui pemutaran, siaran ulang karya
Teater dalam bentuk rekaman video dan jejaring sosial media (internet).
Kritik dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menanggapi sesuatu, yakni menilai,
menghargai, karya Teater. Kritik terhadap karya Teater merupakan proses dan produk kreatif dari
seseorang melalui kepekaan; seni dan intelektualnya. Kepekaan inilah, menjadi prasyarat untuk seseorang
menjadi Kritikus. Kritikus adalah orang yang melakukan kritik, ulasan dalam bentuk tulisan dengan
objektif, tidak memihak, bijaksana, dan bertanggujawab pada karya kritiknya.
Menurut pendapat H.B. Jassin, “untuk menjadi kritikus harus ada bakat seniman sedikit banyaknya, sebab
jiwa seniman hanya bisa dimengerti oleh orang yang juga mempunyai bakat seni. Syarat kedua ialah jiwa
besar. Kritikus yang besar ialah kritikus berjiwa besar dan sudah bisa melepaskan diri dari nafsu dengki,
iri hati, benci, dan ria dalam hubungan terhadap seseorang. Syarat ketiga ialah pengalaman. seorang
kritikus harus bicara atas pengalaman, supaya pendapatnya tidak dogmatis, tetap, tidak boleh diubah lagi,
tapi seperti kehidupan penuh dengan serba kemungkinan dan tidak pula segera menyalahkan ,
membenarkan tanpa lebih dahulu melihat soal dari segala sudut.”
Seorang kritikus Teater dalam melakukan kritiknya, tugasnya, ia bekerja dengan menggunakan
kepekaannya untuk mengetahui, menemukan, memaparkan, menjelaskan dan memahami karya Teater
dalam bentuk simbol dan makna, nilai yang ditawarkan Sang Kreator terhadap penonton.
Dalam melakukan kritik terhadap karya teater ada beberapa persyaratan sebagai unsur penting dalam
membangun komunikasi kritik. Persyaratan yang di maksud dalam kritik seni, khususnya karya Teater
meliputi: kreator Teater– karya Teater– Pembaca Kritik.
 Kreator Teater, seniman, pembuat, pencipta teater disebut dengan Sutradara (art director).
 Karya seni, adalah wujud,benda, bentuk karya seni yang mengandung nilai–nilai keindahan dan nilai
pesan, makna diciptakan kreator seni melalui medium diungkapkan dalam bentuk simbol.
 Pembaca, apresiator, penikmat seni merupakan peryaratan yang tidak boleh dilupakan dalam kegiatan
kritik. Kritik tanpa melibatkan unsur penonton adalah sia-sia. Karena seni hadir untuk dinikmati, dihayati
dan dihargai oleh masyarakatnya bukan untuk diri sendiri.
2)       Jenis kritik teater

Kritik dalam karya Teater tidak dapat lepas dari sifat subjektif seorang penulis kritik, sehingga tidak
mustahil kritik yang terjadi akan berkembang sikap menerima atau menolak. Kritik dalam karya seni
dapat dibedakan:
 Kritik konstruktif, artinya kritik dilakukan oleh kritikus teater berisi ulasan dan tanggapan tentang karya
Teater dengan kecenderung bersifat optimis dan positif tidak menjatuhkan seniman dan membingungkan
pembacanya.
 Kritik destruktif, artinya kritik dilakukan oleh kritikus teater berisi ulasan dan tanggapan tajam tentang
karya Teater dengan kecenderung bersifat pesimis dan negative, kadangkala melemahkan semangat
kreator seni.
Saini KM. mengatakan kritik teater dapat dibagi dalam dua jenis ”kritik akademis dan kritik jurnalistik”.
 Kritik akademis biasanya dilakukan oleh orang-orang akademisi perguruan tinggi bersifat ilmiah
akademik berupa hasil-hasil penelitian; skripsi, tesis, disertasi, dst. 
 Kritik jurnalistik yakni kritik mass media dilakukan oleh kritikus seni dan para jurnalis, sebagaimana kita
dapat temukan pada beberapa terbitan surat kabar, majalah, buletin dst.
3)       Fungsi kritik teater
Kritik hadir dan diterima di tengah-tengah masyarakat, karena kritik memberikan manfaat dan memiliki
fungsi bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, antara lain; kreator seni, karya seni dan
pembaca. Fungsi kritik dalam karya Teater dapat dikemukakan sebagai berikut.
 Fungsi sosial, artinya kritik yang ada dan dilakukan kritikus memberikan dampak pencitraan terhadap
kritikus sendiri, terbina, terpeliharanya budaya menulis dan sekaligus mendorong munculnya kritikus-
kritikus Teater.
 Fungsi apresiatif, artinya kritik dalam bentuk ulasan yang berbobot dan komunikatif menjadi media
pembelajaran masyarakat dalam mendorong peningkatan apresiasi Karya seni sebagai objek apresiasi
sekaligus subjek bagi pelakunya.
 Fungsi edukasi, artinya mengandung unsur pendidikan dan pembelajaran (dari tidak tahu menjadi tahu)
bagi pembaca, penonton maupun bagi para pelakunya teater dalam memaknai dan mewarnai kehidupan
ini agar hidup lebih optimis dan bergairah serta menempatkan manusia sebagai subjek di dalam mengejar
suatu martabat manusia dengan lingkungannya.
 Fungsi prestasi, artinya sebagai ajang aktualisasi diri, eksistensi diri, penghargaaan diri melalui aktifitas
dan kreativitas seni yang dikomunikasikan kepada penontonnya. Dengan kata lain bahwa fungsi prestasi
dalam seni, yakni suatu penghargaan yang diberikan kepada seniman, kreator seni, pelaku seni, siswa atas
kemampuannya berkreasi seni sebagai aktualisasi diri, pribadi siswa termasuk di dalamnya prestasi
lembaga dan sekolah.
4)       Cara menuliskan kritik teater
Menulis kritik merupakan bagian dari proses kreatif dalam membuat tulisan, ulasan terkait objek yang
dikritisi. Menulis kritik, kritik Teater merupakan hal terkait dengan kegiatan apresiasi. Apresiasi, dapat
dipahami sebagai proses menikmati, menghargai, menilai suatu tontonan karya seni. Apresiasi lebih
dalam dapat diartikan dengan melakukan kritik terhadap karya seni, karya Teater yang disajikan. Kritik
terhadap karya teater dapat dilakukan melalui pendekatan pengamatan, evaluasi kritis terhadap beberapa
aspek dan fungsi pertunjukan yang dihadirkan di atas pentas.dan unsur utama dalam seni pertunjukan
dilengkapi dengan analisis sumber bacaan naskah dan referensi yang akan dijadikan sumber rujukan
dalam menulis kritik.
Kegiatan menilai, mengkritik, mengulas, membahas, sangat erat kaitannya dengan kemampuan seseorang
dalam menelaah, menafsir, mengurai, menjelaskan dan menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang
nampak dari unsur penting di dalam karyanya. Menilai karya seni, seni Teater secara ideal, harus
memiliki pengetahun, pemahaman dan kepekaan seni yang tinggi. Hasil penilaian yang dilakukan harus
objektif, tidak memihak, tidak arogansi (gegabah), tidak menyinggung orang lain. Tetapi penilaian
sebagai bagian dari kritik, harus dibangun rasa tanggungjawab untuk memekarkan seni, mendorong
peningkatan kualitas seni dan mampu memperkaya pemahaman seni bagi kreator seni dan pembaca seni

Anda mungkin juga menyukai