Anda di halaman 1dari 3

Materi BAB 2:

Menganalisis Karya Seni Rupa merupakan salah satu tahapan dalam apresiasi atau kritik
karya seni.

Apa sih kritik karya seni rupa dan apa kegunaan dari kritik terhadap suatu karya seni rupa.
Disini, saya dan teman-teman sekelompok saya akan berusaha menjelaskan secara detail
mengenai Kritik Karya Seni Rupa berdasarkan hasil riset kami.

A. Pengertian kritik karya seni rupa

Kritik seni adalah kegiatan menanggapi sebuah karya seni untuk menunjukkan
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada suatu karya seni. Kekurangan dan
kelebihan ini dapat menyangkut berbagai aspek. Apabila berkenaan dengan karya
seni rupa, maka biasanya akan berkenaan dengan aspek bahan yang menunjukkan
kualitas dari sebuah karya seninya.Tak jarang, adanya kritik karya seni ini dapat
meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah seni rupa,
sehingga nantinya dapat digunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil dari sebuah karya seni rupa.

Dan ternyata memberikan kritik pada sebuah karya seni rupa itu membutuhkan wawasan
atau pemahaman akan seluk-beluk dari karya seni rupa tersebut, baik berupa lisan maupun
tulisan. Maka dari itu, dalam penyampaian kritik terhadap seni rupa dibutuhkannya beberapa
kemampuan agar sebuah kritik pada karya seni rupa tersebut tidak terkesan asal diberikan
begitu saja.

Dan berikut adalah kemampuan yang harus kita miliki dalam upaya penyampaian kritik
terhadap suatu karya seni rupa.

B. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang kritikus

1). Kemampuan absortif, yakni kemampuan mengamati.


2). Kemampuan retentif, yakni kemampuan mengingat dan mereproduksi.
3). Kemampuan reasoning, yakni kemampuan menganalisis dan
mempertimbangkan.
4). Kemampuan creative, yakni kemampuan berimajinasi, menafsirkan, dan
mengemukakan gagasan.

Dan seperti yang kita sama-sama ketahui, bentuk penyampaian kritik terhadap seni rupa itu
hanya terdapat 2 cara. Berikut adalah penjelasannya:

C. Bentuk penyampaian kritik karya seni rupa

1). Secara lisan, yakni berupa kritik yang disampaikan secara lisan. Contohnya
dengan kegiatan diskusi atau seminar seni.
2). Secara tertulis, yakni berupa kritik yang disampaikan dalam bentuk tulisan.
Contohnya melalui media massa, majalah, sosial media, dan lainnya.
D. Jenis-jenis kritik karya seni rupa

Berdasarkan fungsinya berupa:


1). Kritik Jurnalistik
Jenis kritik karya seni rupa yang pertama adalah Kritik Jurnalistik, yakni kritik seni
yang mana hasil penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik. Biasanya
melalui media massa, khususnya koran.

2). Kritik Populer


Kritik populer ini bersifat umum sehingga lebih fokus pada pengenalan atau publikasi
dari sebuah karya seni. Gaya bahasa yang digunakan pun lebih mudah dipahami
oleh orang awam karena memakai istilah-istilah sederhana.

3). Kritik Kependidikan (Pedagogik)


Kritik kependidikan alias pedagogik ini merupakan kegiatan kritik yang memang
bertujuan untuk meningkatkan kepekaan artistik dan estetika sebagai proses belajar
seni.

4). Kritik Keilmuan (Ilmiah)


Jenis kritik yang bersifat akademis sehingga membutuhkan wawasan, pengetahuan,
kemampuan, dan kepekaan tinggi untuk menilai sebuah karya seni. Biasanya
disampaikan oleh kritikus yang memang telah ahli pada bidang seni dan harus
mengikuti metodologi kritik secara akademis.

Berdasarkan titik tolaknya berupa:


1). Kritik Ekspresivistik
Melalui pendekatan ekspresivistik yang diterapkan dalam kritik karya seni rupa ini,
sang kritikus cenderung menilai dan menanggapi kualitas atas gagasan dan
perasaan yang hendak dikomunikasikan oleh seniman melalui karya seni buatannya.

2). Kritik Formalistik


Melalui pendekatan formalistik ini, kajian kritik seni akan ditujukan pada karya seni
sebagai konfigurasi aspek-aspek formal. Singkatnya, berkaitan dengan unsur-unsur
pembentukannya. Misalnya pada sebuah karya seni rupa lukisan, sasaran kritik akan
lebih cenderung pada unsur-unsur visual, yakni warna, garis, tekstur, dan lainnya.

3). Kritik Instrumentalistik


Melalui pendekatan instrumentalistik, nantinya sebuah karya seni rupa akan dikritisi
berdasarkan kemampuannya dalam mencapai tujuan, moral, religius, politik, hingga
psikologi.

E. Tahapan dalam kritik karya seni rupa

1). Deskripsi
Tahapan pertama adalah deskripsi yang berupa menemukan, mencatat, dan
mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat secara apa adanya.

2). Analisis Formal


Tahapan kedua adalah analisis formal berupa menelusuri sebuah karya seni rupa
berdasarkan pada struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya.

3). Interpretasi
Tahap ketiga adalah interpretasi berupa penafsiran makna yang ada pada sebuah
karya seni rupa. Meliputi tema yang ditonjolkan, simbol yang dihadirkan,
masalah-masalah lain.

4). Evaluasi atau Penilaian


Tahapan terakhir adalah evaluasi alias penilaian yang berupa menentukan kualitas
dari suatu karya seni apabila dibandingkan dengan karya seni lain yang sejenis.
Nah, dalam tahapan ini biasanya menggunakan langkah-langkah berupa:
● Mengaitkan sebanyak-banyaknya karya seni yang hendak dinilai dengan
karya seni yang sejenis.
● Menetapkan tujuan atau fungsi dari karya seni yang hendak diteliti.
● Menentukan sejauh mana karya seni tersebut “menyimpang” dari yang telah
ada sebelumnya.
● Menelaah karya seni dari segi kebutuhan khusus dan sudut pandang yang
melatarbelakanginya.

F. Fungsi dan Tujuan Kritik Karya Seni Rupa

1). Menjembatani persepsi dan apresiasi artistik serta estetika dalam karya seni
rupa. Biasanya, antara pencipta seni dengan penikmat seni.
2). Bagi pencipta seni, kritik ini dapat menjadi umpan-balik guna merefleksikan
komunikasi-ekspresifnya.
3). Menciptakan sudut pandang akan interpretasi dari karya seni rupa.
4). Memudahkan masyarakat umum memahami apa isi dari karya seni rupa tersebut.
5). Sebagai bentuk apresiasi terhadap karya seni rupa.
6). Sebagai aktivitas evaluasi pada pernyataan nilai baik-buruk dengan konteks
karya seni rupa.
7). Memperoleh kepuasan dalam memperbincangkan karya seni rupa.

Kritikus seni adalah seseorang yang melakukan kritik terhadap sebuah karya seni miliki
orang lain atau miliknya sendiri (self-critic). Berikut adalah tokoh-tokoh kritikus yang berada
dari Indonesia:

G. Tokoh Kritikus Seni di Indonesia

1). Popo Iskandar


Popo Iskandar adalah salah satu kritikus seni yang terkenal di Indonesia yang juga
menjadi seorang pelukis dan berulang kali melakukan pameran di luar negeri.
Kekuatan gaya melukisnya condong pada ekspresi figuratif, sehingga sering
dijadikan sebagai panutan bagi para pelukis muda. Popo kerap melukis kucing dan
itulah yang membuatnya mendapatkan julukan sebagai “Pelukis Kucing”.

2). Sudarmaji

Anda mungkin juga menyukai